Bab ini berisi uraian tentang strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah
Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2015. Penyusunan strategi dan arah kebijakan ini
selaras dengan misi, sasaran dan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana telah di
jelaskan dalam bab sebelumnya. Untuk mengetahui permasalahan pembangunan
daerah kabupaten akan dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan analisis
SWOT, yaitu analisis yang mencermati kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity) dan tantangan atau ancaman (threat) secara bersama-sama.
2
Peluang
3 S–O W–O
DST
2
Tantangan
3 S–T W–T
DST
KETERANGAN:
S – O : Menggunakan kekuatan (S=strenght) untuk meraih peluang (O=opportunity)
W – O : Menekan kelemahan (W=weakness) untuk meraih peluang
S – T : Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan (T=threat)
W – T : Menekan kelemahan untuk mengatasitantangan
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 107
6.1. Lingkungan Strategis
8. Kekuatan Birokrasi
1. Arus Manusia, Barang, dan Arus Modal antara Bali dan Provinsi Jawa
Timur
3. Arus Investasi
Kedua,faktor tantangan.
Hama tanaman masih menjadi salah satu ancaman serius bagi usaha
para petani.Misalnyahama wereng telah menghancurkan harapan para
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 115
petani untuk menikmati hasil dari lahan-lahan yang mereka garap.
Setiap saat terdapat potensi ancaman hama yang menyerang tanaman
para petani.
Faktor
Internal
Faktor Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Eksternal
1. Meningkatkan Daya Saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berbasis
Kelompok dan Kluster;
2. Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan yang bermoral dan berakhlak;
3. Meningkatkan Akses dan Kualitas Kesehatan;
4. Mengembangkan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial;
5. Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran;
6. Mengembangkan Infrastruktur dan Tata Ruang;
7. Meningkatkan Kesadaran Hukum
Sebagaimana terlihat dari visi misi Bupatidan Wakil Bupatipada bab sebelumnya,
tujuan utama dari pembangunan di Kabupaten Banyuwangi adalah untuk
meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Tidak
hanya sejahtera, melainkan juga mandiri dan berakhlak. Semua itu dilakukan melalui
dua pilar pokok yaitu peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia.
Namun demikian, strategi yang diharapkan dalam RPJM ini adalah strategi yang
digunakan untuk menjawab tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
visi dan misi pemerintah kabupaten Banyuwangi. Strategi tersebut diperoleh dari hasil
analisis SWOT diatas dengan menyesuaikan tujuan dan sasaran RPJMD yang telah
dibahas pada babsebelumnya. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah
dapat dilihat dalam matrik berikut.
5. Renumerasi meliputi :
Pengembangan sistem renumerasi;
Pengembangan penggajian berbasis
kinerja; Peningkatan pembinaan
pegawai.
1. Peningkatan koordinasi di dalam
pemberian penyuluhan hukum
4. Meningkatnya
Meningkatan Kesadaran dengan berbagai instansi terkait dan
kesadaran dan
Hukum organisasi-organisasi masyarakat;
penegakan hukum
2. Pelaksanaan sosialisasi dan
internalisasi nilai-nilai Pancasila dan
MISI II : Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
1. Menurunnya angka Meningkatkan Akses dan 1. Meningkatkan perluasan dan
buta aksara; Kualitas Pendidikan pemerataan pendidikan menengah;
yang bermoral dan 2. Meningkatkan Pendidikan Anak Usia
berakhlak Dini (PAUD);
3. Menyelenggarakan pendidikan non
formal yang bermutu untuk
2. Meningkatnya angka masyarakat yang tidak mempunyai
partisipasi kesempatan mengikuti pendidikan
pendidikan; formal;
4. Menurunkan kesenjangan partisipasi
pendidikan antar kelompok
Meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas,
masyarakat yang selama ini kurang
merata dan terjangkaubagi seluruh masyarakat
3. Meningkatnya terjangkau oleh layanan pendidikan;
kesadaran 5. Mengembangkan kurikulum yang
masyarakat akan disesuaikan dengan perkembangan
pentingnya iptek serta perkembangan global,
pendidikan regional, nasional dan lokal;
6. Mengembangkan jiwa
kewirausahaan di lembaga-lembaga
pendidikan, baik formal maupun
non-formal;
MISI III : Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis
kearifan lokal
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 1. Meningkatnya daya Melakukan revitalisasi
berkualitasdan merata dalam upaya saing daerah dan sektor pertanian
mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat kemandirian ekonomi
berbasis pertanian
5. Meningkatnya sarana
dan prasarana 1. Penyediaan sarana dan
pendidikan dan prasaranapendidikan dan kesehatan
kesehatan dalam dalam jumlah dan kualitas yang
jumlah dan kualitas memadai
yang memadai
6. Tersusun dan 1. Penataan ulang tata ruang atau
tertatanya RTRW Rencana Tata Ruang dan
Kabupaten Wilayah(RTRW) Kabupaten
Banyuwangi secara Banyuwangi;
terpadu dan 2. Penegakan implementasi tata ruang
komprehensif atau RTRW yang telah dibuat dan
ditetapkan.
6. Menurunkan kesen-jangan antar wilayah 1. Meningkatnya jumlah Pembangunan poros-poros desa, untuk
khususnya dalam hal ketersediaan sarana dan jalan poros desa mengurangi kesenjangan antara
prasarana fisik pedesaan dan perkotaan
MISI V : Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat,
pembangunan berkelanjutan, berkeadilan dan berwawasan lingkungan
1. Menurunnya tingkat Mengentaskan 1. Pemetaan kemiskinan dan
pengangguran; kemiskinan dan pengangguran;
pengangguran 2. Penyusunan rencana strategis
pengentasan kemiskinan;
3. Penyusunan rencana strategis
2. Menurunnya angka mengatasi pengangguran;
kemiskinan; 4. Peningkatan koordinasi antar SKPD
Meningkatkan kesejahteraan melalui optimalisasi
untuk mengatasi kemiskinan melalui
sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan
Tim Kordinasi Penangulangan
masyarakat, pembangunan berkelanjutan dan
Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi
berwawasan lingkungan
(TKPK)
3. Meningkatnya Mengarusutamaan
program-program gender dan perlindungan
pembangunan yang anak
berbasis pada
pengarusutamaan
gender a. Masuknya isu gender di dalam
berbagai kebijakan pemerintah;
b. Masuknya isu gender di dalam
pendidikan sekolah;
c. Peningkatan kualitas perempuan di
dalam pendidikan dan keterampilan;
d. Pengawasan dan penindakan
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 140
terhadap kejahatan kekerasan
domestik dan perdagangan manusia
dan TKW ilegal;
e. Peningkatan program-program
Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
pembangunan terhadap
perlindungan anak;
f. Pengawasan dan penindakan
terhadap kejahatan kekerasan
terhadap anak dan perdagangan
anak;
g. Pegembangan pusat rehabilitasi dan
keterampilan terhadap anak-anak
putus sekolah;
h. Pengembangan pembinaan kepada
anak korban kekerasan, anak
jalanan dan perdagangananak;
i. Pengembangan pusat kegiatan seni
dan keterampilan bagi anak jalanan
dan putus sekolah;
j. Pemberian peran dalam
pengembangan hak dan suara anak;
k. Peningkatan jiwa kepemimpinan bagi
anak dalam ikut serta memberikan
akses pembangunan yang lebih maju
dan efisien di kalangan anak-anak;
l. Pengembangan kreatifitas anak
melalui forum anak.
4. Meningkatnya Mengembangkan 1. Peningkatan program jaminan
jaminan dan program perlindungan perlindungan dan jaminan sosial
perlindungan sosial dan jaminan sosial masyarakat;
masyarakat; 2. Penyederhanaan prosedur pemberian
jaminan sosial;
3. Pengembangan pusat rehabilitasi dan
keterampilan bagi orang-orang yang
3. Sumber Daya Manusia meliputi : Masih terbatasnya jumlah 6. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada
dan jenis tenaga kesehatan tenaga medis;Masih relatif balita;
rendahnya tingkat kompetensi tenaga kesehatan;Medis 7. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga
dan para medis; Tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan;
kesehatan. 8. Meningkatnya peserta KB aktif;
4. Manajemen kesehatan dan informasi kesehatanmeliputi : 9. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan
Belum optimalnya sistem pencatatan dan pelaporan yang aman, bermutu dan bermanfaat serta
kesehatan;Fungsi manajemen kesehatan belum terjangkau oleh masyarakat;
optimal;Informasi kesehatan belum bisa diakses secara 10. Tersedianya berbagai kebijakan, pedoman dan
mudah oleh masyarakat. akses Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
5. Ketersediaan, keterjangakauan dan pemerataan daerah di seluruh institusi pelayanan
farmasimeliputi : Keterbatasan jumlah dan jenis kesehatan;
perbekalan kesehatan dan farmasi;Masih rendahnya 11. Tersedianya tenaga kesehatan yang cukup,
keamanan penggunaan obat/farmasi di masyarakat. berkualitas dan profesional;
6. Pemberdayaan masyarakatmeliputi : Belum dikelolanya 12. Terbangunnya jalinan, komitmen dan peran
UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) secara serta masyarakatdan organisasi-organisasi
optimal;Belum dilibatkannya secara optimal organisasi kemasyarakatan dalam proses kesehatan;
kemasyarakatan/profesiterhadap penanganan masalah 13. Melibatkan pesantren di dalam pelayanan
kesehatan; Masih rendahnya tingkat pencapaian PHBS kesehatan, seperti terlibat dalam Posyandu,
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Polindes, dan Pos-siaga serta Poskestren.
Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan
merata dalam upaya
mewujudkan kemadirian
ekonomi masyarakat 1. Proses budidaya pertanianmeliputi : Terdapat 1. Proses budidaya pertanian melalui :
kecenderungan menurunnya sumbangan sektor pertanian Pemanfaatan lahan pertanian dan laut
(termasuk perkebunan, peternakan dan perikanan) kepada seoptimal mungkin;Pengembangan produk-
PDRB;Para petani mengalami kesulitan di dalam produk unggulan sektor pertanian di masing-
mengakses permodalan, teknologi dan masing desa (one village one
pasar;Meningkatnya gangguan iklim dan hama product);Pengembangan pupuk dan obatan-
penyakit;Para petani mengalami kesulitan di dalam obatan organik;Pengembangan teknologi on-
memperoleh
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI bibit unggul, pupuk dan obatan-obatan;Masih 146 farm;Mempermudah akses permodalan bagi
lemahnya manejemen pengairan dalam pertanian; petani;Mengembangkan pola pergiliran
Lemahnya pengelolaan sumber daya pesisir. tanaman; Menggalakan budidaya perairan
Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan
2. Pasca Panen meliputi : Belum terintegrasinya produksi dan pantai; Pemberdayaan petani.
pertanian dengan produk-produk lain, seperti produk
olahan dan jasa;Harga produksi gabah mengalami 2. Pasca Panen melalui : Pengembangan
penurunan pada masa panen, hasil tangkapan, hasil teknologi off-farm; Pengembangan
perkebunan, hasil pertenakan;Minimnya peralatan pasca agroindustri; Pengembangan usaha
panen, pengering gabah, dan pengolah hasil; Lemahnya agribisnis pedesaan; Peningkatan ketahanan
jaringan produksi pasca panen seperti tidak ekonomi rumah tangga petani.
adanyapenyimpanan hasil produksi, sehingga hasil 3. Infrastruktur melalui : Perbaikan dan
produksi langsung dijual kepada tengkulak sertarendahnya mengembangkan DAM dan saluran irigasi;
Nilai Tukar Petani (NTP); Perbaikan dan mengembangkan jalan poros
3. Infrastruktur meliputi : Belum memadai ketersediaan desa; Membangun akses pasar
sarana pertanian, seperti DAM dan saluran irigasi;Belum 4. Sumber Daya Manusia melalui : Membangun
memadainya jalan, sarana dan prasarana transportasi; image pertanian di kalangan anak
Belum tersedianya pasar hasil-hasil pertanian; muda;Mengalakan penyuluhan pertanian;
4. Sumber Daya Manusia meliputi : Terjadinya penurunan Peningkatan pengetahuan dan
minat kaum anak-anak muda untuk menjadi petani. Pada profesionalisme petani.
tahun 2007 jumlah penduduk yang menekuni sektor 5. Kelembagaan melalui : Membangun sistem
pertanian mencapai 26,45%. Angka ini mengalami agribisnis; Membangun visi bersama antara
penurunan menjadi 25,45% pada tahun 2008;Rendahnya birokrasi, organisasi pertanian, kelompok
keterampilan petani dalam mengadopsi dan melaksanakan tani; Penataan organisasi penyuluh
teknologi baru pertanian;Pengetahuan tentang pertanian pertanian;Rekruitmen dan pelatihan tenaga
masih bersifat tradisional dan turun temurun. penyuluh;Menumbuhkan kepekaan dan
5. Kelembagaan meliputi : Kurangnya tenaga penyuluh kreatifitas penelitian dan pengembangan
pertanian, baik dalam kuantitas maupun pertanian.
kualitas;Lemahnya peran serta kelompok tani dan nelayan 6. Teknik bertani melalui : Pengurangan
serta gabungan kelompok tani dan nelayan;Rendahnya pemakaian pupuk anorganik di masyarakat;
peran organisasi petani dan nelayan;Rendahnya peran Peningkatan pemakaian pupuk organik di
lembaga perekonomian perdesaan;Rendahnya peran masyarakat; Pengurangan pemakaian
litbang dalam pembangunan pertanian; Belum padunya pestisida kimia di masyarakat;Pemanfaatan
antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian; sumber daya air yang bertanggungjawab;
Rendahnya luas kepemilikan lahan petani;Kurang Peningkatan pemahaman masyarakat
optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian. terhadap sistem pertanian berbasis
6. Teknik bertani lingkungan.
meliputi : Tingginya pemakaian pupuk anorganik di 7. Lingkungan melalui : Pengurangan
masyarakat;Rendahnya pemakaian pupuk organik di pencemaran dan kerusakan lingkungan,
masyarakat;Tingginya pemakaian pestisida kimia di seperti pencemaran air, tanah dan
masyarakat;Pemanfaatan sumber daya air yang tidak udara;Pemerataan konsentrasi penduduk di
bertanggungjawab; Lemahnyapemahaman masyarakat setiap daerah; Pengurangan penggunaan
terhadap sistem pertanian berbasis lingkungan. bahan-bahan kimia yang memicu
7. Lingkungan peningkatan perubahan iklim global;
meliputi : Semakin meningkatnya pencemaran dan Peningkatan unsur hara pada lahan
kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air, tanah dan pertanian;Pengurangan eksploitasi
udara;Konsentrasi penduduk yang tidak merata; sumberdaya alam; Pengurangan kerusakan
Perubahan iklim global; Penurunan unsur hara pada lahan lingkungan akibat penambangan liar.
pertanian;Eksploitasi sumberdaya alam cenderung 8. Manajemen Pengelolaan melalui :
berlebihan; Kerusakan lingkungan akibat penambangan Peningkatan peran kelembagaan dan posisi
liar. tawar petani dan nelayan; Peningkatan
pelibatan kelembagaan pedesaan dalam
8. Manajemen proses pembuatan dan implementasi
Pengelolaan meliputi : Lemahnya kelembagaan dan posisi kebijakan; Penataan lembaga penyuluh
tawar petani dan nelayan;Kurangnya pertanian; Pengelolaan limbah pertanian dan
partisipasikelembagaan pedesaan dalam pembuatan dan nelayan;Pengelolaan pertanian yang
implementasi kebijakan;Pengelolaan pertanian yang tidak berwawasan lingkungan; Pengelolaan
berwawasan lingkungan;Pengelolaan sumberdaya lahan sumberdaya pertambangan.
(pertambangan) yang belum ramah lingkungan. 9. Sumberdaya Manusia melalui : Penambahan
9. Pemberdayaan jumlah tenaga tenaga penyuluh pertanian;
masyarakat meliputi : Belum dilibatkannya secara Peningkatan kompetensi tenaga penyuluh
maksimal masyarakat dalam sistem pertanian berbasis pertanian; Peningkatan profesionalisme
lingkungan;Belum dilibatkannya secara maksimal tenaga penyuluh pertanian.
organisasi-organisasi kemasyarakatan serta Lembaga 10. Pemberdayaan Masyarakat melalui :
Swadaya Masyarakat, seperti NU dan Muhammadiyah Dilibatkannya secara maksimal masyarakat
dalam sistem pertanian berbasis lingkungan. dalam sistem pertanian berbasis
1. Petani masih menjual produk primer; 1. Meningkatkan industri olahan dan kreatif
2. Belum berkembangnya industri olahan dan kreatif berbasis pertanian;
berbasis pertanian 2. Meningkatnya nilai tambah produk olahan;
3. Meningkatnya lapangan kerja;
4. Meningkatnya produktivitas kerja
1. Belum berkembangnya iklim usaha dan dunia usaha; 1. Meningkatnya jumlah investasi;
2. Birokrasi perijinan terlalu panjang dan berbelit-belit; 2. Meningkatnya variasi sektoral dalam
3. Jaminan kepastian hukum dan keamanan; investasi;
4. Rendahnya promosi investasi; 3. Pemerataan investasi di setiap wilayah.
5. Rendahnya sarana dan prasarana pedukung investasi;
9. Rendahnya daya tarik investor di Kabupaten Banyuwangi.
1. Meningkatnya pemanfaatan potensi
1. Belum optimalnya pemanfaatan potensi alam untuk
1. Masih banyaknyawilayah yang terisolir dan jauh dari pusat 1. Terbukanya daerah yang terisolir;
informasi; 2. Meningkatnya sarana informasi dan alat
2. Meningkatkan 2. Belum tersedianya sarana informasi dan transportasi; transportasi;
ketersediaan infrastruktur 3. Rendahnya alat transportasi; 3. Meningkatnya penggunaan informasi dan alat
publik 4. Rendahnya pengunaan teknologi informasi transportasi.
1. Infrastruktur meliputi : Adanya disparitas antar wilayah, 1. Adanya peningkatan jumlah jalan poros desa;
khususnya antara wilayah perkotaan dan 2. Adanya peningkatan kuantitas dan kualitas
pedesaan;Kualitas infrastrukturfisik, seperti jalan, jalan dan sarana serta prasarana yang