Anda di halaman 1dari 49

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini berisi uraian tentang strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah
Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2015. Penyusunan strategi dan arah kebijakan ini
selaras dengan misi, sasaran dan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana telah di
jelaskan dalam bab sebelumnya. Untuk mengetahui permasalahan pembangunan
daerah kabupaten akan dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan analisis
SWOT, yaitu analisis yang mencermati kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity) dan tantangan atau ancaman (threat) secara bersama-sama.

SWOT sendiri merupakan analisis mengenai hal-hal pokok yang ada di


lingkungan yang diasumsikan berpengaruh terhadap apa yang terjadi dan yang akan
terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Lingkungan itu sendiri mencakup dua lingkungan
pokok, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Faktor lingkungan internal
adalah semua faktor yang dalam waktu singkat bisa diadakan perubahan atau
dikelola (manageable, controllable) diKabupaten Banyuwangi,yang termasuk di dalam
lingkungan internal mencakup kekuatan dan kelemahan. Sedangkan lingkungan
eksternal merupakan faktor-faktor yang dalam waktu singkat tidak dapat dikelola dan
dikendalikan, yang meliputi peluang dan ancaman.

Melalui analisis SWOT itu, dapat dirumuskan empat strategi utama,


sebagaimana terlihat dari bagan di bawah ini. Pertama, adalah strategi S – O, yaitu
strategi menggunakan kekuatan untuk meraih peluang. Kedua, adalah strategi W –
O, yaitu strategi menekan kelemahan untuk meraih peluang.Ketiga, adalah strategi S
– T, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasitantangan. Keempat,
strategi W – T, yaitu strategi menekan kelemahan untuk mengatasi tantangan.
Melalui analisis demikian, strategi yang dibuat diharapkan bisa lebih maksimal di
dalam mendayagunakan apa yang ada untuk kepentingan masa depan, karena
didasarkan pada kondisi lingkungan yang riil. Hal ini disebabkan oleh adanya

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 106


kombinasi untuk memaksimalkan potensi dan meminimalisasi kelemahan. Dengan
demikian, strategi itu juga mencakup upaya mengatasi berbagai masalah dan

memperbaiki serta meningkatkan potensi yang ada. Konsekuensinya, model analisis


demikian akan membawa manfaat yang lebih baik di dalam perumusan strategi
pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi.

Bagan 6.1: Model Analisis SWOT

Faktor Kekuatan Kelemahan


Internal
Faktor 1 2 3 4 5 DST 1 2 3 4 5 DST
Eksternal

2
Peluang
3 S–O W–O

DST

2
Tantangan
3 S–T W–T

DST

KETERANGAN:
S – O : Menggunakan kekuatan (S=strenght) untuk meraih peluang (O=opportunity)
W – O : Menekan kelemahan (W=weakness) untuk meraih peluang
S – T : Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan (T=threat)
W – T : Menekan kelemahan untuk mengatasitantangan
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 107
6.1. Lingkungan Strategis

Terdapat dua lingkungan strategis yang ada di Kabupaten Banyuwangi, yaitu


lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

6.1.1. Lingkungan Internal

Di dalam lingkungan internal terdapat dua faktor penting yang berpengaruh,


yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan kekuatan dan faktor-faktor yang berkaitan
dengan kelemahan.

Pertama, faktor kekuatan. Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi yang


berfungsi sebagai kekuatan:

1. Kabupaten Banyuwangi merupakan produsen produk-produk primer yang


dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya beras dan perikanan.
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu lumbung beras di Provinsi Jawa
Timur. Tahun 2006 produksi padi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 656.997,43
ton. Produksi ini meningkat menjadi 724.603,69 ton pada tahun 2008.
Kabupaten Banyuwangi juga memiliki varietas lokal, yaitu Genjah Arum,
meskipun saat ini tergolong langka. Varietas ini memiliki keunikan serta
kelebihan dibanding jenis padi lainnya. Realitas bahwa Kabupaten Banyuwangi
merupakan salah satu lumbung beras di Jawa Timur tidak lepas dari potensi
yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwang. Luasnya lahan persawahan yang
mencapai 66.983 ha atau 11,58% dari total luas daratan Banyuwangi. Di
samping itu, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki potensi sumber air 12,043
m3/detikdan juga sistem irigasi yang relatif memadai. Selain itu, Kabupaten
Banyuwangi selama ini juga dikenal sebagai salah satu produsen ikan,
khususnya ikan laut. Hal ini tidak lepas dari garis pantai memanjang yang
dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi, yaitu sebesar 175.8 Km.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 108


2. Potensi Alam

Selain sektor pertanian, Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi alam lainnya,


yaitu di bidang Pariwisata seperti Ijen, Plengkung, dan Sukomade, bidang
kelautan dan perikanan, serta di didang pertambangan. Potensi alam ini pada
kenyataannya belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan
masyarakat Kabupaten Banyuwangi. Selain potensi pariwisata, Kabupaten
Banyuwangi juga memiliki potensi alam lainnya, seperti potensi di bidang
pertambangan.

3. Jumlah Penduduk yang Cukup Besar

Jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi pada 2009 adalah 1.583.918.


Secara ekonomi, ini merupakan salah satu potensi untuk menggerakkan
berbagai kekuatan ekonomi, sekaligus berfungsi sebagai pasar dari produk-
produk yang dihasilkan oleh Kabupaten Banyuwangi sendiri.

4. Posisi Strategis di Perbatasan Jalur Bali dan Jawa Timur

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten paling ujung timur dari Provinsi


Jawa Timur dan menjadi perbatasan dengan Provinsi Bali. Meskipun
dipisahkan oleh laut, posisi demikian menguntungkan Kabupaten Banyuwangi
ketika dikaitkan dengan berbagai kegiatan, termasuk kegiatan ekonomi, yang
menggunakan transportasi darat dan laut.

5. Banyaknya Tokoh yang Berpengaruh

Di Kabupaten Banyuwangi terdapat tokoh-tokoh masyarakat yang


berpengaruh. Pengaruh itu bahkan tidak hanya untuk komunitasnya sendiri,
melainkan juga untuk komunitas lainnya. Realitas ini merupakan potensi yang
cukup besar ketika dikaitkan dengan pembangunan di daerah. Manakala
terdapat sinergi yang baik antara pemerintah, masyarakat dan tokoh-tokoh
masyarakat itu, proses pembangunan akan lebih mudah dilakukan.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 109


6. Heterogenitas Budaya Masyarakat

Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tergolong heterogen. Di dalamnya


terdapat tiga katagori besar masyarakat, yaitu masyarakat Osing, Madura dan
Jawa. Di samping tiga kelompok itu, terdapat kelompok-kelompok lain, seperti
Mandar dan Bali.

7. Dukungan Politik Mayoritas

Pasangan Kepala Daerah terpilih pada 2010 memperoleh dukungan yang


cukup signifikan, baik dari para pemilih maupun kekuatan politik di DPRD
Kabupaten Banyuwangi. Pasangan H. Abdullah Azwar Anas—Yusuf
Widyatmoko memperoleh suara terbanyak di dalam Pemilihan Kepala Daerah
Kabupaten Banyuwangi pada 10 Juli 2010. Sementara itu, pasangan ini
didukung oleh partai-partai yang memiliki kursi signifikan di DPRD, di
antaranya adalah dukungan dari PDIP, PKB, PKNU, Golkar dan PKS. Dukungan
ini akan memungkinkan adanya relasi yang lebih baik antara eksekutif dan
legislatif guna membangun pemerintahan daerah yang lebih stabil dan efektif.

8. Kekuatan Birokrasi

Keputusan-keputusan politik, berupa kebijakan-kebijakan publik, yang dibuat


oleh pemerintah tidak akan bermakna secara berarti tanpa diimplementasikan.
Untuk itu, birokrasi memiliki peranan yang sangat penting. Kabupaten
Banyuwangi memiliki potensi birokrasi yang memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan kebijakan—kebijakan yang dibuat.

Kedua, faktor kelemahan. Di samping memiliki kekuatan, Kabupaten


Banyuwangi juga memiliki kelemahan-kelemahan.

1. Nilai Tambah Produk-Produk Pertanian Rendah

Kabupaten Banyuwangi memiliki kelemahan berkaitan dengan


pemanfaatan pasca panen. Misalnya beras, masih belum dimanfaatkan
menjadi bahan-bahan olahan. Hal serupa juga pada sektor perikanan.
Hasil ikan tangkapan para nelayan itu masih belum dikelola secara
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 110
maksimal, yang memungkinkan adanya nilai tambah (value added) dari
produk-produk itu.

2. Kualitas SDM yang Masih Rendah

Kalau dilihat dari IPM, Kabupaten Banyuwangi masih tergolong rendah.


Hal ini terlihat dari indeks IPM Kabupaten Banyuwangi yang mang
masih berada di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur. Pada tahun
2009, IPM Jawa Timur sudah mencapaai 70,88, sementara itu pada
tahun yang samaIPM di Kabupaten Banyuwangi baru mencapai 68,24.
Dilihat dari angka partisipasi kasar SMU/SMK/MA, Kabupaten
Banyuwangi berada jauh di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur. Pada
tahun 2009 di Kabupaten Banyuwangi baru mencapai 57,65 sementara
untuk Provinsi Jawa Timur sudah mencapai 70,98.

3. Pembangunan yang Masih Belum Merata

Tingkat pembangunan di Banyuwangi tidak merata. Terdapat disparitas


antar daerah, khususnya antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Di
tingkat kecamatan, pembangunan juga masih belum merata. Ada
kecamatan-kecamatan tertentu yang memiliki dinamika perkembangan
ekonomi lebih baik, seperti di Kecamatan Banyuwangi dan Kecamatan
Genteng, sementara itu ada kecamatan-kecamatan lain yang
perkembangan ekonominya masih lamban.

4. Masih Tingginya Angka Kemiskinan dan Angka Pengangguran

Angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi memang mengalami


penurunan. Tetapijumlah penduduk yang termasuk katagori sangat
miskin dan miskin masih cukup besar.Pada tahun 2008, Rumah Tangga
miskin di Kabupaten Banyuwangi sejumlah 129.324 KK. Rinciannya
adalah, hampir miskin mencapai 56.714 KK, miskin 48.163 KK dan
sangat miskin 24.447 KK. Secara keseluruhan, penduduk miskin di
Kabupaten Banyuwangi mencapai 318.133 jiwa. Selain itu, tingkat

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 111


pengangguran di Kabupaten Banyuwangi tergolong tinggi juga. Pada
tahun 2009, tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,05% dari total
penduduk usia kerja di Kabupaten Banyuwangi.

5. Masih Lemahnya Infrastruktur

Infrastruktur di Kabupaten Banyuwangi khususnya infrastruktur fisik,


masih tergolong jelek dan belum memadai. Jalan-jalan poros desa,
yang menghubungkan desa yang satu dengan desa yang lain, dan
antara pedesaan dengan perkotaan, belum tergolong baik. Selain itu,
infrastruktur pokok lainnya, seperti DAM dan saluran irigasi juga perlu
perbaikan-perbaikan. Padahalinfrastruktur tersebut sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan sektor-sektor
terkait lainnya.

6. Masih Rendahnya Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi tergolong


rendah. Rata-rata setiap tahun masih sekitar 6%. Hal ini membuat
pemerintah Kabupaten Banyuwangi masih belum bisa maksimal di
dalam membiayai program-program pembangunan yang direncanakan.
Selain itu, realitas demikian juga menunjukkan bahwa di dalam
masalah sumber keuangan, Kabupaten Banyuwangi masih sangat
tergantung pada pemerintah pusat, baik melalui DAU maupun DAK.

7. Meningkatnya Dekadensi Moral

Dalam dekade belakangan, kecenderungan munculnya dekadensi moral


cenderung meningkat di Kabupaten Banyuwangi, seperti adanya
penyalahgunaan Narkoba dan obat terlarang, perilaku seks di luar nikah
dan pornografi di kalangan remaja.

8. Rendahnya Kesadaran dan Kepatuhan Hukum

Angka kriminalitas seperti pencurian cenderung meningkat di


Kabupaten Banyuwangi, misalnya pencurian sapi dan barang-barang
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 112
lainnya. Di samping itu, tingkat pelanggaran hukum semakin
meningkat, misalnya pelanggaran lalu lintas di jalan raya.

9. Cenderung Ditinggalkannya Budaya Lokal

Kabupaten Banyuwangi memiliki budaya lokal yang khas, mulai seni


musik, seni suara, dan menari. Tetapi, budaya demikian mulai tidak lagi
mempunyai daya tarik bagi kalangan muda. Sebagaimana di daerah-
daerah lain, kalangan muda di Banyuwangi lebih menyukai budaya
modern, bahkan budaya asing.

6.1.2. Lingkungan Eksternal

Di dalam lingkungan eksternal terdapat dua faktor penting yang juga


berpengaruh, yaitu faktor-faktor yang berkaitan kesempatan dan faktor-faktor
ancaman atau tantangan.

Pertama, faktor peluang.

1. Arus Manusia, Barang, dan Arus Modal antara Bali dan Provinsi Jawa
Timur

Sebagai daerah perbatasan antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi


Bali, menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah transit bagi
penduduk yang hendak berkunjung ke Bali atau sebaliknya, melalui
jalan darat dan laut. Selain itu, arus modal dan barang yang melibatkan
dua provinsi ini juga bisa melalui Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten
Banyuwangi memiliki potensi untuk memanfaatkan kesempatan ini
untuk kepentingan masyarakat dan Kabupaten Banyuwangi. Dengan
demikian, arus manusia, barang dan modal itu tidak hanya melewati
Banyuwangi, melainkan seharusnya memberi imbas positif dalam
menggerakkan perekonomian di Kabupaten Banyuwangi.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 113


2. Sumber Keuangan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi

Kabupaten Banyuwangi memperoleh dana perimbangan yang cukup


besar dari pemerintah pusat, baik berupa DAU maupun DAK. Selain itu,
Kabupaten Banyuwangi juga memperoleh sumber-sumber pembiayaan
dari berbagai instansi di pemerintah pusat maupun provinsi yang
berkaitan dengan program-program yang mereka lakukan di daerah.

3. Arus Investasi

Iklim investasi di Indonesia membaik di dalam tahun-tahun


belakangan. Iklim demikian telah membuat banyak investor, baik
domestik maupun asing, mulai melirik kembali untuk menanamkam
modalnya di Indonesia. Ketertarikan ini tidak lepas dari realitas bahwa
berinvestasi di Indonesia termasuk menguntungkan. Karena itu, dalam
tahun-tahun belakangan, arus invesatsi itu semakin meningkat.

4. Kesempatan Mengirim Tenaga Kerja ke Luar Negeri

Kesempatan untuk mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar


negeri masih terbuka lebar, termasuk dari Kabupaten Banyuwangi.
Tenaga Kerja dari Banyuwangi sudah terkirim ke sejumlah negara,
seperti di Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan negara-negara lain di
Timur Tengah. Kabupaten Banyuwangi memiliki kesempatan untuk
mengirim tenaga-tenaga kerja yang memiliki keterampilan sehingga
memiliki nilai lebih kalau dibandingkan dengan tenaga kerja dari daerah
atau negara lain. Sayangnya, sebagian besar tenaga kerja dari
Banyuwangi yang pergi ke luar negeri, merupakan para tenaga kerja
yang tidak dibekali oleh keterampilan dan kemampuan yang memadai.

5. Meluasnya Ekonomi Pasar

Ekonomi pasar telah menjadi bagian penting bagi perekonomian


Indonesia, termasuk di dalamnya Kabupaten Banguwangi. Di antara ciri
dari ekonomi pasar adalah adanya keterbukaan bagi semua pelaku

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 114


pasar untuk terlibat di dalamnya. Hal ini merupakan potensi dari
Kabupaten Banyuwangi untuk menyiapkan dan mendukung para pelaku
ekonomi untuk memasuki ekonomi pasar tersebut, sehingga
keberadaannya membawa manfaat untuk Kabupaten Banyuwangi.

Kedua,faktor tantangan.

1. Penetrasi Kekuatan Ekonomi Pasar Global

Kegiatan-kegiatan ekonomi yang bertumpu pada kekuatan ekonomi


global semakin menguat dan menjadi bagian dari kegiatan . Hal ini,
misalnya, terlihat dari masuknya bisnis ritel sampai ke berbagai daerah.
Kekuatan besar ini telah berpengaruh terhadap hidup matinya bisnis
ritel tradisional. Manakala kekuatan ekonomi pasar global itu tidak diatur
secara baik, dan tidak ada kesiapan SDM serta infrastrukrur pendukung
yang memadai, kehadiran kekuatan pasar global itu akan menjadi
ancaman yang serius bagi pelaku ekonomi di Kabupaten Banhyuwangi.

2. Perubahan Iklim yang Tidak Menentu

Pemanasan global telah berpengaruh terhadap perubahan iklim yang


tidak menentu.Hal ini terlihat kuat pada tahun 2010. Kita tidak
mengetahui secara pasti mana bulan-bulan yang termasuk katagori
musim hujan dan mana bulan-bulan yang termasuk katagori musim
kemarau. Kecenderungan demikian mengganggu pola tanam yang
dilakukan oleh petani. Para nelayan juga terganggu karena pola iklim
yang tidak menentu itu juga berpengaruh terhadap naik turunnya
ombak di laut. Konsekuensinya para petani dan nelayan itu mengalami
kerugian akibat iklim yang tidak menentu tersebut.

3. Hama Penyakit Tanaman

Hama tanaman masih menjadi salah satu ancaman serius bagi usaha
para petani.Misalnyahama wereng telah menghancurkan harapan para
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 115
petani untuk menikmati hasil dari lahan-lahan yang mereka garap.
Setiap saat terdapat potensi ancaman hama yang menyerang tanaman
para petani.

4. Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam

Tingkat kerusakan lingkungan di Kabupaten Banyuwangi termasuk


cukup tinggi. Kerusakan itu terlihat dari semakin tidak suburnya lahan-
lahan yang ditanami para petani. Hal ini tidak lepas dari pola tanam
yang tidak bagus dan penggunaan pupuk serta obat-obatan kimia yang
berlebihan. Konsekuensinya, produktivitas lahan di Kabupaten
Banyuwangi mengalami penurunan setiap tahun. Ketika hal ini
dibiarkan, bisa berpengaruh terharap kesejahteraan para petani. Selain
itu Kabupaten Banyuwangi termasuk bagian dari jalur yang rawan
bencana alam, khususnya di bagian selatan.

5. Persaingan Ekonomi Antar Daerah

Persaingan ekonomi antar daerah semakin tinggi setelah


diimplementasikannya kebijakan otonomi daerah. Kabupaten
Banyuwangi contohnya, harus bersaing dengan daerah-daerah lainnya
untuk memeproleh alokasi dana dari pemerintah pusat. Juga harus
bersaing di dalam menarik para investor.

6.2. Analisis Strategi

Bedasarkankan analisis SWOT di atas bisa diketahui bahwa Kabupaten


Banyuwangi memiliki potensi dan kesempatan yang cukup besar yang bisa
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi, kekuatan dan
kesempatan besar itu belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena Kabupaten
Banyuwangi juga memiliki kelemahan-kelemahan, berikut ancaman lingkungan
eksternal yang sulit dikelola dan dikendalikan.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 116


Untuk mengatasi hal itu, perlu disusun strategi pembangunan daerah
Kabupaten Banyuwangi berdasarkan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
ancaman sebagaimana dijabarkan di atas. Strategi itu mencakup empat strategi
utama.Pertama adalah strategi S – O, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk
meraih peluang. Kedua adalah strategi W – O, yaitu strategi menekan kelemahan
untuk meraih peluang. Ketiga adalah strategi S – T, yaitu strategi menggunakan
kekuatan untuk mengatasitantangan.Keempat,strategi W – T, yaitu strategi menekan
kelemahan untuk mengatasi tantangan. Secara lebih lengkap hal itu terlihat di dalam
bagan 6.2.

Bagan 6.2: Strategi Pembangunan Daerah Berdasar SWOT

Faktor
Internal
Faktor Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Eksternal

Strategi S-O Strategi W-O


1. Melakukan Revitalisasi Sektor 1. Meningkatkan Daya Saing
Pertanian; Koperasi, Usaha Mikro,
2. Meningkatkan Kapasitas Kecil dan Menengah
Birokrasi dan Kualitas Berbasis Kelompok dan
Pelayanan Publik; Kluster;
3. Meningkatkan Investasi; 2. Meningkatkan Akses dan
4. Membangun Tata Kelola Kualitas Pendidikan yang
Pemerintahan Yang Baik dan bermoral dan berakhlak;
efektif (good Governance); 3. Meningkatkan Akses
Peluang (O) 5. Mengembangkan Pariwisata Pelayanandan Kualitas
Berbasis Kearifan Lokal; Kesehatan;
6. Mengarusutamaan Gender 4. Mengembangkan
dan Perlindungan Anak Infrastruktur dan tata
ruang;
5. Mengembangkan
Program Perlindungan
dan Jaminan Sosial;
6. Mengentaskan
Kemiskinan dan
Pengangguran;
7. Meningkatkan kesadaran
hukum.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 117


Strategi S-T Strategi W-T

1. Memberdayakan Kelompok 1. Mengembangkan Industri


Masyarakat; Olahan dan Kreatif
2. Mengembangkkan Jejaring Berbasis Pertanian;
antar daerah, pemerintah 2. Menyusun regulasi
Provinsi dan pusat, serta penguatan ekonomi
kekuatan-kekuatan kerakyatan daerah;
Tantangan (T)
ekonomi; 3. Meningkatkan Akses
Transportasi dan
Informasi
4. Pengendalian lingkungan,
Rehabilitasi Lahan dan
Hutan;
5. Melestarikan dan
Mengembangkan Budaya
Lokal
KETERANGAN:
S – O : Menggunakan kekuatan (S=strenght) untuk meraih peluang (O=opportunity)
W – O : Menekan kelemahan (W=weakness) untuk meraih peluang
S – T : Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan (T=threat)
W – T : Menekan kelemahan untuk mengatasitantangan.
Sebagaimana terlihat di dalam bagan 6.2, terdapat empat kelompok strategi
pembangunan daerah Banyuwangi berdasarkan analisis SWOT. Masing-masing
kelompok berisikan strategi-strategi.

Pertama adalah strategi S – O, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk


meraih peluang. Di dalam strategi yang pertama ini mencakup:

1. Melakukan Revitalisasi Sektor Pertanian;


2. Meningkatkan Kapasitas Birokrasi dan Kualitas Pelayanan Publik;
3. Meningkatkan Investasi;
4. Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan efektif (good
Governance);

5. Mengembangkan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal;


6. Mengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 118


Kedua adalah strategi W – O, yaitu strategi menekan kelemahan untuk meraih
peluang. Di dalam strategi yang kedua ini mencakup:

1. Meningkatkan Daya Saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berbasis
Kelompok dan Kluster;
2. Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan yang bermoral dan berakhlak;
3. Meningkatkan Akses dan Kualitas Kesehatan;
4. Mengembangkan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial;
5. Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran;
6. Mengembangkan Infrastruktur dan Tata Ruang;
7. Meningkatkan Kesadaran Hukum

Ketiga adalah strategi S – T, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk


menghadapi atau menaklukkan tantangan atau ancaman. Di dalam strategi ini
mencakup:

1. Memberdayakan Kelompok Masyarakat;


2. Mengembangkkan Jejaring antar daerah pemerintah Provinsi dan pusat, serta
kekuatan-kekuatan ekonomi;

Keempat, strategi W – T, yaitu strategi menekan kelemahan untuk menghadapi


tantangan. Di dalam strategi ini mencakup:

1. Mengembangkan Industri Olahan dan Kreatif Berbasis Pertanian;


2. Regulasi Penguatan Ekonomi Kerakyatan Daerah;
3. Meningkatkan Akses Transportasi dan Informasi;
4. Pengendalian Lingkungan, Rehabilitasi Lahan dan Hutan;
5. Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal;

Keempat strategi utama itu dimaksudkan untuk mencapai adanya masyarakat


Banyuwangi yang mandiri, sejahtera dan adil. Di dalam mewujudkan masyarakat
demikian, peran Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi pada dasarnya berkaitan
dengan tiga hal pokok, yaitu memberikan pelayanan (to serve), melakukan
pengaturan (to regulate) dan memberdayakan (empowering).

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 119


Dari keseluruhan strategi diatas, dapat digabung menjadi 20 (dua puluh)
strategi sebagai konsepsi dasar pembangunan daerah sebagaimana gambar dibawah
ini:

Gambar 6.1 : Konsepsi Dasar Pembangunan Daerah

Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi diatas, dibagi ke dalam tiga


tahapan pokok. Pertama adalah tahap konsolidasi, baik konsolidasi internal
maupun konsolidasi eksternal. Konsolidasi internal berkaitan dengan upaya untuk
mengkonsolidasikan pola pikir dan peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah
daerah, penguatan kapasitas kelembagaan, perbaikan kebijakan dan regulasi,
konsolidasi program, dan adanya komitmen banyak pihak (stakeholders) untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sedangkan
konsolidasi eksternal dilakukan terhadap kekuatan-kekuatan yang ada di luar
pemerintahan, baik kekuatan masyarakat sipil maupun pasar. Tahap Kedua adalah
tahap peningkatan kesejahteraan. Tahap ini dilakukan melalui penerapan tiga
strategi pokok di dalam pembangunan, yaitu pro growth, pro job, pro poor, dan
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 120
pro environtment. Melalui empat strategi pokok ini, adanya pertumbuhan sekaligus
pemerataan pembangunan akan lebih mudah diraih. Tahap Ketiga adalah adanya
peningkatan kemandirian masyarakat Banyuwangi dalam berbagai dimensi, mulai
dari segi ekonomi sampai budaya. Tahap yang terakhir ini memungkinkan terbukanya
pintu lebih lebar bagi terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang sejahtera dan adil.

Gambar 6.2: Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Daerah

6.3 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

Sebagaimana terlihat dari visi misi Bupatidan Wakil Bupatipada bab sebelumnya,
tujuan utama dari pembangunan di Kabupaten Banyuwangi adalah untuk
meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Tidak
hanya sejahtera, melainkan juga mandiri dan berakhlak. Semua itu dilakukan melalui
dua pilar pokok yaitu peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 121


Untuk mencapai kesejahteraan semacam itu, digunakan empat strategi
pembangunan secara umum yaitu strategi pro growth, pro job dan pro poor, pro
environtment.

1. Pro growth berarti pembangunan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan.


Strategi pertumbuhan tetap digunakan dengan tujuan untuk memperbesar produk
domestik. Namun demikian strategi pertumbuhan dilaksanakan secara bersamaan
dengan strategi pemerataan pembangunan melalui strategi jalur ganda (dual track
strategi). Strategi pertumbuhan dapat dilihat dari meningkatnya PDRB dan
pendapatan per kapita penduduk, namun di sisi lain terjadi ketimpangan antar
wilayah dan antar penduduk. Ketimpangan ini terjadi karena gagalnya asumsi
trickle down effect sebagai mekanisme pemerataan dalam strategi pertumbuhan
ekonomi. Strategi pro growth dilaksanakan dengan tidak mengabaikan aspek
keadilan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat baik dalam bidang soial ekonomi
dan politik sehingga dicapai kesejahteraan yang berkeadilan.

Upaya yang dilakukan melalui sejumlah instrumen yaitu peningkatan investasi,


penciptaan iklim usaha yang kondusif, pembangunan infrastruktur, dan
pemberdayaan koperasi dan UMKM.

2. Pro job berarti pembangunan diarahkan untuk mendorong terbukanya peluang


kerja bagi angkatan kerja, khususnya tenaga terdidik (bagi lulusan sekolah
setingkat SLTA dan Perguruan Tinggi) dan tenaga terlatih. Strategi yang dilakukan
meliputi tiga langkah : 1) Perluasan kesempatan kerja berarti mendorong
berkembangnya sektor riil di Kabupaten Banyuwangi terutama sektor pertanian,
perdagangan dan jasa, industri berbasis pertanian dan pariwisata; 2) Peningkatan
kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang dapat dilakukan melalui
pendidikan, pelatihan, standarisasi dan sertifikasi; 3) Menjaga iklim
ketenagakerjaan melalui penataan hubungan industrial dan perlindungan tenaga
kerja.

3. Pro poor berarti pembangunan yang memiliki dimensi keberpihakan kepada


kelompok-kelompok masyarakat yang tidak beruntung atau termarjinalkan.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 122


Strategi yang dilakukan meliputi tiga klaster sesuai dengan tingkat kemiskinannya,
yaitu : 1) Mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin, yang diarahkan pada
rumah tangga sangat miskin, miskin, dan hampir miskin; 2) Meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup kelompok masyarakat melalui usaha dan bekerja
bersama untuk mencapai keberdayaan dan kemandiriannya; 3) Membuka akses
permodalan bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

4. Pro environtment,diarahkan pada pengelolaan sumber daya alam yang


mengikuti prisip pengelolaan yang lestari terhadap lingkungan, sehingga tidak
mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah, air, dan udara yang pada gilirannya
mengalami degradasi yang berakibat pada timbulnya bencana.

Namun demikian, strategi yang diharapkan dalam RPJM ini adalah strategi yang
digunakan untuk menjawab tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
visi dan misi pemerintah kabupaten Banyuwangi. Strategi tersebut diperoleh dari hasil
analisis SWOT diatas dengan menyesuaikan tujuan dan sasaran RPJMD yang telah
dibahas pada babsebelumnya. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah
dapat dilihat dalam matrik berikut.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 123


Tabel 6.1. Matrik Strategi dan Arah Kebijakan Daerah
Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
MISI I : Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)

Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik


dan bersih melalui harmonisasi kebijakan yang
komprehensif dan berkeadilan

1. Terwujudnya tata Membangun Tata Kelola 1. Peningkatan kerjasama dan


kelola pemerintahan Pemerintahan yang Baik komunikasi dengan berbagai
yang baik dan bersih , bersih dan efektif (good kekuatan politik, khususnya antara
Governance) eksekutif dan legislatif, di dalam
memecahkan berbagai permasalahan
strategis yang ada di dalam
masyarakat

2. Menciptakan iklim yang kondusif


dengan membangun pola komunikasi
yang intens antara dengan birokrasi.
3. Membangun komunikasi dengan
kekuatan-kekuatan yang ada di dalam
masyarakat agar keputusan-
keputusan yang dibuat itu
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 124
memperoleh dukungan dan dapat
diimplemtasikan di tengah-tengah
4. Melibatkan masyarakat dalam
pembangunan baik pada proses
Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
pasar yang berdampak langsung pada
masyarakat kecil.
2. Meningkatnya kualitas Meningkatkan Kapasitas 1. Rekruitmen meliputi :
SDM aparatur Birokrasi dan Kualitas Mengembangkan sistem
pemerintah daerah Pelayanan Publik pengangkatan, penempatan dan
yang ditandai oleh pemberhentian sesuai dengan
meningkatnya etos kompetensi, prestasi, dan
kerja dan budaya pengabdiannya (reward and
kerja pegawai punishment), dengan menggunakan
pendekatan merit
system;Pengembangan sistem
rekruitmen berbasis analisis
kebutuhan;Pengembangan sistem
rekruitmen berbasis merit system.

2. Sumber Daya Manusia meliputi :


Meningkatkan kapasitas aparatur
pemerintahan daerah melalui
program training dan retraining,
serta peningkatan jenjang
3. Menguatnya kapasitas pendidikan pegawai yang
kelembagaan melalui disesuaikan dengan kebutuhan unit
regulasi yang kerja masing-masing;Meningkatkan
komprehensif dan jenjang keahlian, spesialisasi dan
berkeadilan kepakaran.
3. Pengembangan Karir dan Promosi
meliputi : Pengembangan sistem
karir dan promosi berdasarkan
kompetensi;Mengembangkan sistem
pengembangan karir berdasarkan

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 125


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
kemampuan linier(spesialisasi) dan
kemampuan umum (general)
sebagai basis pengembangan karir
dan promosi.

4. Budaya Organisasi meliputi :


Membangun disiplin dan etos
kerja;Mengembangkan budaya
melayani;Mengembangkan budaya
organisasi;Penataan organisasi
pemerintahan di daerah sesuai
dengan kebutuhan dengan
berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang
ada;Melakukan koordinasi,
penyelarasan sistem dan unit-unit
kerja supaya bekerja sesuai dengan
tupoksinya.

5. Renumerasi meliputi :
Pengembangan sistem renumerasi;
Pengembangan penggajian berbasis
kinerja; Peningkatan pembinaan
pegawai.
1. Peningkatan koordinasi di dalam
pemberian penyuluhan hukum
4. Meningkatnya
Meningkatan Kesadaran dengan berbagai instansi terkait dan
kesadaran dan
Hukum organisasi-organisasi masyarakat;
penegakan hukum
2. Pelaksanaan sosialisasi dan
internalisasi nilai-nilai Pancasila dan

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 126


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
peraturan perundang-undangan
secara terpadu;
3. Penegakan hukum (law enforcement)
dengan tegas dan tanpa pandang
bulu

MISI II : Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
1. Menurunnya angka Meningkatkan Akses dan 1. Meningkatkan perluasan dan
buta aksara; Kualitas Pendidikan pemerataan pendidikan menengah;
yang bermoral dan 2. Meningkatkan Pendidikan Anak Usia
berakhlak Dini (PAUD);
3. Menyelenggarakan pendidikan non
formal yang bermutu untuk
2. Meningkatnya angka masyarakat yang tidak mempunyai
partisipasi kesempatan mengikuti pendidikan
pendidikan; formal;
4. Menurunkan kesenjangan partisipasi
pendidikan antar kelompok
Meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas,
masyarakat yang selama ini kurang
merata dan terjangkaubagi seluruh masyarakat
3. Meningkatnya terjangkau oleh layanan pendidikan;
kesadaran 5. Mengembangkan kurikulum yang
masyarakat akan disesuaikan dengan perkembangan
pentingnya iptek serta perkembangan global,
pendidikan regional, nasional dan lokal;
6. Mengembangkan jiwa
kewirausahaan di lembaga-lembaga
pendidikan, baik formal maupun
non-formal;

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 127


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
7. Menyediakan pendidikan dan tenaga
kependidikan serta menyedikan
prasarana dan sarana pendidikan
dalam jumlah dan kualitas yang
memadai;

8. Menyelenggarakan trainning dan


retrainning serta meningkatkan
jenjang pendidikan bagi tenaga
kependidikan dan pendidik;
9. Meningkatakan kesejahteraan dan
perlindungan hukum bagi pendidik;
10. Mengembangan sistem evaluasi
pendidikan
11. Meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan
pendidikan
12. Menata sistem pembiayaan
pendidikan yang berprinsip adil,
transparan dan akuntabel;
13. Memberikan insentif kepada guru
ngaji;
14. Meningkatkan partisipasi pemuda
dalam pembangunan dan
menumbuhkan budaya olah raga.
15. Meningkatnya muatan pendidikan
berbasis moral dan keagamaan di
dalam pendidikan sekolah,
khususnya di dalam bentuk contoh-
contoh kongkrit (uswatun hasanah);

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 128


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
16. Adanya integrasi pendidikan berbasis
umum dan keagamaan.
4. Meningkatnya usia Meningkatan Akses 1. Peningkatan upaya kesehatan
harapan hidup; Pelayanan dan Kualitas melalui:Peningkatan kesehatan ibu
5. Menurunnya angka Kesehatan dan anak;Peningkatan status gizi bagi
kematian bayi; balita;Pengendalian penyakit menular
termasuk HIV/AIDS dan tidak
6. Menurunnya jumlah menular;Peningkatan sarana dan
kematian maternal; prasarana kesehatan; Peningkatan
7. Menurunnya angka pelayanan primer, sekunder dan
kematian ibu danupaya pelayanan kesehatan
melahirkan; rujukan;Pengawasan penyehatan
8. Menurunnya anak makanan dan minuman;Peningkatan
balita di bawah garis cakupan dan kualitas
merah; imunisasi;Peningkatan pengetahuan
ibu;Peningkatan Pengetahuan remaja
9. Menurunnya dan Ibu;Peningkatan akses dan mutu
prevalensi gizi kurang pelayanan KB
pada balita;
10. Meningkatnya 2. Peningkatan Pembiayaan Kesehatan
cakupan persalinan melalui : Peningkatan program-
oleh tenaga program pembiayaan kesehatan yang
kesehatan; berpihak pada keluarga miskin &
hampir miskin yg tidak mampu
membiayai pengobatan. Jamkesmas
dan jamkesda bagi keluarga
miskin;Pembiayaan program
11. Meningkatnya peserta kesehatan inovasi lokal (JPKMB,
KB aktif; Puskesmas berhati MP3, puskesmas
PLUS, Harga PAS, Gemmass,

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 129


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
dll);Peningkatan anggaran kesehatan
secara proporsional (sesuai UU 36
tahun 2009 ttg
kesehatan);Peningkatan keterlibatan
sektorswasta dan masyarakat dalam
pembiayaan kesehatan
Pemenuhan ketersediaan,
keterjangakauan dan pemerataan farmasi
melalui peningkatan jumlah dan jenis
12. Tersedianya obat dan
perbekalan kesehatan dan farmasi;
perbekalan kesehatan
peningkatan ketersediaan obat jenerik;
yang aman, bermutu
peningkatan pengawasan keamanan
dan bermanfaat serta
penggunaan obat/farmasi di masyarakat;
terjangkau oleh
peningkatan ketersediaan,
masyarakat;
keterjangkauan dan pemerataan obat;
peningkatan pemakaian obatan-obatan
tradisional
13. Tersedianya berbagai
Penyempurnaan manajemen kesehatan
kebijakan, pedoman
dan informasi kesehatan melalui
dan akses Sistem
peningkatan pengelolaan manajemen
Informasi Kesehatan
kesehatan; Pengembangan Sistem
(SIK) daerah di
Informasi Kesehatan (SIK); Penelitian
seluruh institusi
dan pengembangan kesehatan
pelayanan kesehatan;
14. Tersedianya tenaga
kesehatan yang
cukup, berkualitas
Peningkatan sumber daya kesehatan
dan profesional;
melalui pemerataan penyebaran tenaga
medis dan para medis di daerah-daerah;
Peningkatan jumlah dan jenis tenaga
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 130 kesehatan; Peningkatan kompetensi dan
Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
profesionalisme tenaga kesehatan;
Peningkatan persebaran tenaga
kesehatan

Pemberdayaan masyarakat dalam


kesehatan melalui peningkatan Upaya
15. Terberdayakannya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
masyarakat melalui
(UKBM), seperti Posyandu, Polindes,
keterlibatan di dalam
Desa Siaga, Pos UKK (Upaya Kesehatan
pelayanan kesehatan,
Kerja), Toga (taman obat keluarga);
seperti terlibat dalam
Peningkatan peran serta organisasi-
Posyandu, Polindes,
organisasi masyarakat, seperti pesantren
dan Pos-siaga serta
dan LSM dalam upaya perbaikan
Poskestren
kesehatan masyarakat; Peningkatan
perilaku hidup sehat dan bersih

MISI III : Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis
kearifan lokal
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 1. Meningkatnya daya Melakukan revitalisasi
berkualitasdan merata dalam upaya saing daerah dan sektor pertanian
mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat kemandirian ekonomi
berbasis pertanian

1. Proses budidaya pertanian melalui :


pemanfaatan lahan pertanian dan
laut seoptimal
mungkin;Pengembangan produk-
produk unggulan sektor pertanian di
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 131
masing-masing desa (one village one
product);Mengembangkan pupuk
Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
dan obatan-obatan
organik;Mengembangkan teknologi
on-farm;Mempermudah akses
permodalan bagi
petani;Mengembangkan pola
pergiliran tanaman;Menggalakkan
budidaya perairan dan
pantai;Pemberdayaan petani.
2. Pasca Panen melalui :
Pengembangan teknologi off-farm;
Pengembangan agroindustri;
Pengembangan usaha agribisnis
pedesaan; Peningkatan ketahanan
ekonomi rumah tangga petani.
3. Infrastruktur melalui : Perbaikan
dan mengembangkan DAM dan
saluran irigasi;Perbaikan dan
pengembangan jalan poros desa;
JITUT, JIDES;Membangun akses
pasar
4. Sumber Daya Manusia melalui :
Membangun image pertanian di
kalangan anak muda;Menggalakan
penyuluhan pertanian; Peningkatan
pengetahuan dan profesionalisme
petani.
5. Kelembagaan melalui :Membangun
sistem agribisnis;Membangun visi
bersama antar birokrasi, organisasi
pertanian, kelompok tani;Penataan

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 132


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
organisasi penyuluh
pertanian;Rekruitmen dan pelatihan
tenaga penyuluh;Menumbuhkan
kepekaan dan kreatifitas penelitian
dan pengembangan pertanian.
6. Teknik Bertanimelalui : Pengurangan
pemakaian pupuk anorganik di
masyarakat; Peningkatan pemakaian
pupuk organik di masyarakat;
Pengurangan pemakaian pestisida
kimia di masyarakat;Pemanfaatan
sumber daya air yang
bertanggungjawab; Peningkatan
pemahaman masyarakat terhadap
sistem pertanian berbasis
lingkungan.
7. Lingkungan melalui : Pengurangan
pencemaran dan kerusakan
lingkungan, seperti pencemaran air,
tanah dan udara;Pemerataan
konsentrasi penduduk di setiap
daerah; Pengurangan penggunaan
bahan-bahan kimia yang memicu
peningkatan perubahan iklim
global;Peningkatan unsur hara pada
lahan pertanian;Pengurangan
eksploitasi sumberdaya
alam;Pengurangan kerusakan
lingkungan akibat penambangan liar.
8. Manajemen Pengelolaanmelalui

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 133


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
:Peningkatan peran kelembagaan
dan posisi tawar petani dan nelayan;
Peningkatan pelibatan kelembagaan
pedesaan dalam proses pembuatan
dan implementasi
kebijakan;Penataan lembaga
penyuluh pertanian;Pengelolaan
limbah pertanian dan
nelayan;Pengelolaan pertanian yang
berwawasan lingkungan;Pengelolaan
sumberdaya pertambangan.
9. Sumberdaya Manusia melalui :
Penambahan jumlah tenaga
penyuluh pertanian; Peningkatan
kompetensi tenaga penyuluh
pertanian; Peningkatan
profesionalisme tenaga penyuluh
pertanian.
10. Pemberdayaan Masyarakat melalui :
Dilibatkannya secara maksimal
masyarakat dalam sistem pertanian
berbasis lingkungan;Dilibatkannya
secara maksimal organisai-organisasi
kemasyarakatan serta Lembaga
Swadaya Masyarakat, seperti NU dan
Muhammadiyah dalam sistem
pertanian berbasis lingkungan.
2. Meningkatnya Mengembangkan industri 1. Penumbuhkembangan industri olahan
industri olahan dan olahan dan kreatif dan kreatif berbasis pertanian;
kreatif berbasis berbasis pertanian 2. Peningkatan nilai tambah produk

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 134


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
pertanian olahan, terbukanya tenaga kerja dan
peningkatan produktivitas kerja.
3. Termanfaatkannya PengendalianLingkungan, 1. Pengelolaan pertanian berwawasan
fungsi ekologi, Rehabilitasi lahan dan lingkungan;
ekonomi dan sosial hutan 2. Pengurangan tingkat pencemaran dan
hutan (pertanian kerusakan lingkungan, seperti
dalam arti luas) pencemaran air, tanah dan udara;
3. Peningkatan peran kelembagaan dan
posisi tawar petani dan nelayan;
4. Peningkatan upaya perlindungan lahan
pertanian produktif;
5. Peningkatan upaya perlindungan
hutan, baik hutan produksi maupun
hutan lindung;
6. Pelaksanaan rehabilitasi hutan.

4. Meningkatnya Meningkatkan investasi 1. Pembangunan iklim usaha dan dunia


investasi di daerah usaha yang kondusif bagi datangnya
baik PMA maupun investor dan berkembangnya dunia
PMDN usaha..
2. Peminimalisiran ekonomi biaya tinggi
antara lain dengan penyederhanaan
prosedur perijinan, penciptaan
kepastian hukum yang menjamin
kepastian usaha;
3. Pengembangan pelayanan satu atap di
dalam perijinan dan pengelolaan
investasi;

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 135


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
4. Penyempurnaan kelembagaan yang
menangani investasi agar berdaya
saing efisien, transparan dan non
diskriminatif;
5. Penyediaan dan pengoptimalisasian
ICT (Information Communication and
Technology)
1. Pengembangan dan
pembangunanpusat-pusat wisata
unggulan
5. Meningkatnya
pemanfaatan potensi 2. Peningkatan mutu layanan dan
pariwisata seperti diversifikasi produk wisata melalui
Mengembangkan
penyediaan sarana dan prasarana
pariwisata berbasis
wisata yang memiliki keunggulan
Kawah Ijen, Pantai kearifan lokal
strategis
Plengkung, Sukamade
3. Peningkatan kerjasama antar daerah
dan lainnya
dan pengusaha wisata dalam bidang
promosi wisatadan industri wisata di
tingkat provinsi dan nasional
1. Koperasi melalui : Peningkatan
profesionalisme pengelola
Koperasi;Melakukan pendampingan
Meningkatkan daya saing
6. Meningkatnya terhadap kegiatan
koperasi, usaha mikro,
profesionalisme Koperasi;Membangun image positif
kecil dan menengah
pengelolaan Koperasi Koperasi di mata
berbasis kelompok dan
dan UMKM masyarakat;Memfasilitasi kebutuhan
kluster
modal bagi Koperasi dan UMKM.
2. UMKM melalui : Pengembangan bisnis
UMKM dengan pendekatan kluster;

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 136


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Peningkatan skala produksi UMKM;
Pengembangan dan penerapan
teknologi tepat guna bagi UMKM;
Pengembangan microfinace di tingkat
komunitas UMKM; Pengembangan dan
mempermudah proses dan prosedur
permodalan; Pengembangan jejaring
dengan stakeholders dari hulu ke hilir;
Pengembangan pengunaan teknologi
komunikasi dan informasi bagi UMKM.
3. Sumber Daya Manusia melalui :
Membangun kompentensi (inovasi,
kreatifitas dan kewirausahaan)
pengelola Koperasi dan pengusaha
UMKM;Membangun jejaring antar
pelaku dari hulu ke hilir;
2. Meningkatkanpembangunanekonomiterintegrasi 7. Meningkatnya jejaring Mengembangkan jejaring 1. Peningkatan jejaring antar
antar daerah, propinsi antar daerah, daerah;
dan pusat serta pemerintah provinsi dan 2. Peningkatan intergasi antar
jejaring pelaku pusat serta kekuatan- daerah, propinsi dan pusat;
ekonomi kekuatan ekonomi 3. Peningkatan jejaring antar pelaku
ekonomi
8. Tersusunnya regulasi Menyusun regulasi 1. Membuat regulasi tentang kompetisi
yang berhubungan penguatan ekonomi kegiatan ekonomi di daerah;
dengan kompetisi kerakyatan daerah 2. Membuat regulasi tentang
kegiatan ekonomi perlindungn terhadap kegiatan
didaerah ekonomi kerakyatan daerah;
3. Membuat regulasi untuk penguatan
ekonomi kerakyatan;

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 137


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
4. Menjadikan ekonomi kerakyatan
daerah lebih efektif dan efisien.

MISI IV : Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur publik


Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
1. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur publik 1. Meningkatnya sarana Meningkatkan akses 1. Pembangunan jalan akses daerah
informasi dan alat transportasi dan terisolir;
transportasi informasi 2. Peningkatan sarana informasi dan
alat trasportasi;
3. Peningkatan penggunaan informasi
dan alat transportasi.
2. Meningkatnya kualitas Mengembangkan Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan
dan kuantitas jalan infrastruktur dan tata dan sarana serta prasarana yang
dan sarana serta ruang menghubungkan daerah-daerah tujuan
prasarana yang wisata, pendidikan, kesehatan,
menghubungkan danpengembanganekonomi
daerah-daerah tujuan
wisata
1. Pengembangan infrastruktur strategis
(Bandara Blimbingsari, Waduk
3. Meningkatnya sarana Bajulmati, Jalan Lintas Selatan,
dan prasarana Pengembangan kawasan Pelabuhan,
penunjang pertanian Kawasan industri Wongsorejo.
2. Perbaikan dan pengembangan DAM
dan saluran irigasi

4. Meningkatnya 1. Peningkatan kuantitas dan kualitas


kuantitas dan kualitas pembangunan infrastruktur fisik,
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 138
Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
jalan dan sarana serta seperti jalan, bendungan, dan
prasarana yang jembatan;
menghubungkan 2. Pembangunan poros-poros desa,
pusat-pusat kegiatan untuk mengurangi kesenjangan
ekonomi antara pedesaan dan perkotaan.

5. Meningkatnya sarana
dan prasarana 1. Penyediaan sarana dan
pendidikan dan prasaranapendidikan dan kesehatan
kesehatan dalam dalam jumlah dan kualitas yang
jumlah dan kualitas memadai
yang memadai
6. Tersusun dan 1. Penataan ulang tata ruang atau
tertatanya RTRW Rencana Tata Ruang dan
Kabupaten Wilayah(RTRW) Kabupaten
Banyuwangi secara Banyuwangi;
terpadu dan 2. Penegakan implementasi tata ruang
komprehensif atau RTRW yang telah dibuat dan
ditetapkan.
6. Menurunkan kesen-jangan antar wilayah 1. Meningkatnya jumlah Pembangunan poros-poros desa, untuk
khususnya dalam hal ketersediaan sarana dan jalan poros desa mengurangi kesenjangan antara
prasarana fisik pedesaan dan perkotaan

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 139


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

MISI V : Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat,
pembangunan berkelanjutan, berkeadilan dan berwawasan lingkungan
1. Menurunnya tingkat Mengentaskan 1. Pemetaan kemiskinan dan
pengangguran; kemiskinan dan pengangguran;
pengangguran 2. Penyusunan rencana strategis
pengentasan kemiskinan;
3. Penyusunan rencana strategis
2. Menurunnya angka mengatasi pengangguran;
kemiskinan; 4. Peningkatan koordinasi antar SKPD
Meningkatkan kesejahteraan melalui optimalisasi
untuk mengatasi kemiskinan melalui
sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan
Tim Kordinasi Penangulangan
masyarakat, pembangunan berkelanjutan dan
Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi
berwawasan lingkungan
(TKPK)

3. Meningkatnya Mengarusutamaan
program-program gender dan perlindungan
pembangunan yang anak
berbasis pada
pengarusutamaan
gender a. Masuknya isu gender di dalam
berbagai kebijakan pemerintah;
b. Masuknya isu gender di dalam
pendidikan sekolah;
c. Peningkatan kualitas perempuan di
dalam pendidikan dan keterampilan;
d. Pengawasan dan penindakan
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 140
terhadap kejahatan kekerasan
domestik dan perdagangan manusia
dan TKW ilegal;
e. Peningkatan program-program
Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
pembangunan terhadap
perlindungan anak;
f. Pengawasan dan penindakan
terhadap kejahatan kekerasan
terhadap anak dan perdagangan
anak;
g. Pegembangan pusat rehabilitasi dan
keterampilan terhadap anak-anak
putus sekolah;
h. Pengembangan pembinaan kepada
anak korban kekerasan, anak
jalanan dan perdagangananak;
i. Pengembangan pusat kegiatan seni
dan keterampilan bagi anak jalanan
dan putus sekolah;
j. Pemberian peran dalam
pengembangan hak dan suara anak;
k. Peningkatan jiwa kepemimpinan bagi
anak dalam ikut serta memberikan
akses pembangunan yang lebih maju
dan efisien di kalangan anak-anak;
l. Pengembangan kreatifitas anak
melalui forum anak.
4. Meningkatnya Mengembangkan 1. Peningkatan program jaminan
jaminan dan program perlindungan perlindungan dan jaminan sosial
perlindungan sosial dan jaminan sosial masyarakat;
masyarakat; 2. Penyederhanaan prosedur pemberian
jaminan sosial;
3. Pengembangan pusat rehabilitasi dan
keterampilan bagi orang-orang yang

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 141


Visi: Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
tidak beruntung secara sosial
ekonomi.

5. Meningkatnya Memberdayakan 1. Pengembangan kesadaran dalam


peranan kelompok- kelompok masyarakat masyarakat akan pentingya
kelompok dalam kebersamaan;
masyarakat di dalam 2. Pembentukan kelompok-kelompok
berbagai kegiatan dalam masyarakat untuk mencapai
pembangunan tujuan bersama, seperti kelompok
petani, pengrajin dan kelompok-
kelompok lain;
3. Pemberdayaan terhadap kelompok-
kelompok yang sudah ada di dalam
masyarakat.
6. Meningkatnya upaya Melestarikan dan 1. Penumbuhan minat masyarakat
pelestarian dan mengembangkan budaya terhadap budaya lokal;
pengembangan lokal 2. Penguatan terhadap kelompok dan
budaya lokal komunitas pelestari budaya lokal;
3. Pengadaan pelatihan, festival budaya
dan kesenian lokal;
4. Penetapan kurikulum lokal (budaya,
seni) dalam pendidikan;
5. Pengembangan ruang apresiasi
terhadap budaya lokal.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 142


Tabel 6.2. Matrik Permasalahan Sasaran dan Sasaran Kebijakan

Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

1. Meningkatnya hubungan yang harmonis


antara eksekutif dan legislatif;
1. Pemerintahanmeliputi : Adanya hubungan yang kurang 2. Meningkatnya komunikasi antara bupati,
harmonis antara eksekutif dan legislatif;Adanya hubungan wakil bupati dan birokrasi dalam
yang kurang harmonis antara kepala daerah dengan menjalankan program;
birokrasi;Lemahnya koordinasi antara SKPD-SKPD dalam 3. Meningkatnya dukungan masyarakat
mengimplementasikan program-program pembangunan; terhadap pemerintah Kabupaten
Sering terjadi mutasi dalam kurun waktu singkat (kurang Banyuwangi;
dari satu tahun ada mutasi pegawai antar SKPD). 4. Meningkatnya hubungan dan koordinasi
Meningkatkan tata kelola
2. Dukungan Masyarakat meliputi : Dukungan masyarakat antara pemerintah daerah dengan kekuatan
pemerintahan yang baik dan
terhadap pemerintahan lemah;kurang adanya koordinasi masyarakat dalam proses pembangunan;
bersih melalui harmonisasi
antara pemerintah dengan kekuatan-kekuatan masyarakat 5. Meningkatnya hubungan dan dukungan
kebijakan yang komprehensif
dalam membuat dan mengimplementasikan kebijakan- pelaku pasar serta kekuatan pasar dalam
dan berkeadilan
kebijakan publik;Lemahnya upaya pemerintah dalam menopang kegiatan ekonomi yang dilakukan
membangun komunikasi dengan kekuatan-kekuatan yang pemerintah.
ada dalam masyarakat.
3. Dukungan pasarmeliputi : Lemahnya dukungan kekuatan
pasar di dalam menopang kegiatan ekonomi yang
dilakukan pemerintah;Lemahnya upaya pemerintah di
dalam membangun komunikasi dengan para pelaku
ekonomi.

1. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi


pegawai;
1. Rekruitmen meliputi : Proses rekruitmen masih belum
2. Meningkatnya etos kerja dan budaya kerja
didasarkan pada analisis kebutuhan;Proses rekruitmen
masih belum sepenuhnya didasakan pada merit system.
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 143
Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

2. Sumber Daya Manusia meliputi : Masih lemahnya kualitas pegawai;


sumber daya birokrasi;Masih kurangnya tenaga spesialis, 3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas
ahli, kepakaran untuk kebutuhan pelayanan dasar. pelayanan publik;
3. Pengembangan Karir dan Promosi meliputi: 4. Meningkatnya kepuasan kualitas pelayanan
Pengembangan karir dan penempatan pegawai tidak publik;
sepenuhnya mempertimbangkan kompetensi pokok yang 5. Meningkatnya kapasitas organisasi SKPD;
dimiliki oleh pegawai; Promosi pegawai tidak didasarkan 6. Meningkatnya visi bersama (integeritas)
pada aspek linearitas dan kompetensi, dan masih kalangan birokrat.
didasarkan pada pertimbangan suka atau tidak suka.
4. Budaya Organisasi meliputi : Belum berkembangnya
orientasi budaya memberi pelayanan, dan masih kuatnya
budaya dilayani;Belum kuatnya budaya organisasi di
kalangan birokrat.
5. Renumerasi meliputi : Proses penggajian tidakdidasarkan
pada kinerja (performance). Konsekuensinya, pegawai
yang memiliki beban kerja (load) yang berlebihan diberi
gaji yang sama dengan pegawai yang memiliki beban kerja
sedikit;Lemahnya pembinaan pegawai;Menguatnya
kapasitas kelembagaan melalui regulasi yang
komprehensif dan berkeadilan.

1. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat;


1. Rendahnya tingkat kesadaran hukum dari masyarakat; 2. Meningkatnya sosialisasi dan internalisasi nilai-
2. Rendahnya sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai Pancasila nilai Pancasila dan peraturan perundang-
dan peraturan perundang-undangan; undangan;
3. Meningkatnya angka kejahatan; 3. Berkurangnya angka kejahatan dan
4. Meningkatnya pelanggaran lalu lintas. pelanggaran hukum.

1. Turunnya angka buta aksara;


2. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan;
1. Masih tingginya angka buta aksara;
3. Meningkatnya jumlah kelulusan anak didik;
2. Belum maksimalnya pendidikan anak usia dini;
3. Belum meratanya akses pendidikan dasar, menengah dan
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 144
Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

tinggi bagi masyarakat; 4. Meningkatnya akses pendidikan dasar,


4. Rendahnya daya bayar masyarakat terhadap pendidikan; menengah dan tinggi bagi masyarakat;
5. Rendahnya keahlian dan keterampilan; 5. Meningkatnya keahlian dan keterampilan;
6. Infrastruktur pendidikan belum memadai; 6. Meningkatnya infrastruktur pendidikan;
7. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya 7. Mingkatnya kesadaran masyarakat akan
pendidikan; pentingnya pendidikan;
Meningkatkan pelayanan 8. Rendahnya profesionalisme guru, penyelengara lembaga 8. Meningkatnyaprofesionalisme guru dan
publik yang berkualitas, pendidikan; penyelenggara lembaga pendidikan;
merata dan terjangkaubagi 9. Sistem evaluasi yang masih belum memadai; 9. Meningkatnya sistem evaluasi
seluruh masyarakat 10.Menurunnya kesadaran moral peserta didik; penyelenggaraan pendidikan;
11.Lemahnya ketauladanan dari pendidik dan masyarakat; 10. Meningkatnya kesadaran moral peserta didik;
12.Meningkatnya kejahatan yang bersumber pada dekadensi 11. Menurunnya angka kejahatan bersumber pada
moral, seperti kejahatan seksual dan narkoba; dekadensi moral;
13.Meningkatnya gaya hidup bebas di kalangan anak muda; 12. Meningkatnya gaya hidup anak muda
14.Derasnya arus informasi negatif. bersumber moral dan agama;
13. Meningkatnya selektifitas informasi;
14. Meningkatnya ketauladanan pendidik dan
1. Upaya Kesehatan meliputi : Masih tingginya angka tokoh-tokoh masyarakat.
kematian ibu dan bayi; Masih tingginya angka kesakitan,
penyakit menular termasuk HIV/AIDS maupun tidak
menular; Kualitas dan kelengkapan sarana dan prasarana
kesehatan yang masih belum memenuhi standar; Usia
harapan hidup yang masih rendah;Akses dan kualitas
pelayanan kesehatan masih terbatas; Masih adanya
persalinan yang memakai jasa dukun bayi; Masih adanya
bayi dan balita dengan status gizi kurang. 1. Meningkatnya usia harapan hidup;
2. PembiayaanKesehatanmeliputi: Masyarakat belum mampu 2. Menurunnya angka kematian bayi;
memenuhi pembiayaan pelayanan kesehatan, karena 3. Menurunnya jumlah kematian maternal;
masih rendahnya tingkat pendapatan 4. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan;
masyarakat;Anggaran untuk pembiayaan kesehatan dari 5. Menurunnya anak balita di bawah garis
pemerintah masih terbatas. merah;

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 145


Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

3. Sumber Daya Manusia meliputi : Masih terbatasnya jumlah 6. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada
dan jenis tenaga kesehatan tenaga medis;Masih relatif balita;
rendahnya tingkat kompetensi tenaga kesehatan;Medis 7. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga
dan para medis; Tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan;
kesehatan. 8. Meningkatnya peserta KB aktif;
4. Manajemen kesehatan dan informasi kesehatanmeliputi : 9. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan
Belum optimalnya sistem pencatatan dan pelaporan yang aman, bermutu dan bermanfaat serta
kesehatan;Fungsi manajemen kesehatan belum terjangkau oleh masyarakat;
optimal;Informasi kesehatan belum bisa diakses secara 10. Tersedianya berbagai kebijakan, pedoman dan
mudah oleh masyarakat. akses Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
5. Ketersediaan, keterjangakauan dan pemerataan daerah di seluruh institusi pelayanan
farmasimeliputi : Keterbatasan jumlah dan jenis kesehatan;
perbekalan kesehatan dan farmasi;Masih rendahnya 11. Tersedianya tenaga kesehatan yang cukup,
keamanan penggunaan obat/farmasi di masyarakat. berkualitas dan profesional;
6. Pemberdayaan masyarakatmeliputi : Belum dikelolanya 12. Terbangunnya jalinan, komitmen dan peran
UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) secara serta masyarakatdan organisasi-organisasi
optimal;Belum dilibatkannya secara optimal organisasi kemasyarakatan dalam proses kesehatan;
kemasyarakatan/profesiterhadap penanganan masalah 13. Melibatkan pesantren di dalam pelayanan
kesehatan; Masih rendahnya tingkat pencapaian PHBS kesehatan, seperti terlibat dalam Posyandu,
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Polindes, dan Pos-siaga serta Poskestren.

Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan
merata dalam upaya
mewujudkan kemadirian
ekonomi masyarakat 1. Proses budidaya pertanianmeliputi : Terdapat 1. Proses budidaya pertanian melalui :
kecenderungan menurunnya sumbangan sektor pertanian Pemanfaatan lahan pertanian dan laut
(termasuk perkebunan, peternakan dan perikanan) kepada seoptimal mungkin;Pengembangan produk-
PDRB;Para petani mengalami kesulitan di dalam produk unggulan sektor pertanian di masing-
mengakses permodalan, teknologi dan masing desa (one village one
pasar;Meningkatnya gangguan iklim dan hama product);Pengembangan pupuk dan obatan-
penyakit;Para petani mengalami kesulitan di dalam obatan organik;Pengembangan teknologi on-
memperoleh
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI bibit unggul, pupuk dan obatan-obatan;Masih 146 farm;Mempermudah akses permodalan bagi
lemahnya manejemen pengairan dalam pertanian; petani;Mengembangkan pola pergiliran
Lemahnya pengelolaan sumber daya pesisir. tanaman; Menggalakan budidaya perairan
Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

2. Pasca Panen meliputi : Belum terintegrasinya produksi dan pantai; Pemberdayaan petani.
pertanian dengan produk-produk lain, seperti produk
olahan dan jasa;Harga produksi gabah mengalami 2. Pasca Panen melalui : Pengembangan
penurunan pada masa panen, hasil tangkapan, hasil teknologi off-farm; Pengembangan
perkebunan, hasil pertenakan;Minimnya peralatan pasca agroindustri; Pengembangan usaha
panen, pengering gabah, dan pengolah hasil; Lemahnya agribisnis pedesaan; Peningkatan ketahanan
jaringan produksi pasca panen seperti tidak ekonomi rumah tangga petani.
adanyapenyimpanan hasil produksi, sehingga hasil 3. Infrastruktur melalui : Perbaikan dan
produksi langsung dijual kepada tengkulak sertarendahnya mengembangkan DAM dan saluran irigasi;
Nilai Tukar Petani (NTP); Perbaikan dan mengembangkan jalan poros
3. Infrastruktur meliputi : Belum memadai ketersediaan desa; Membangun akses pasar
sarana pertanian, seperti DAM dan saluran irigasi;Belum 4. Sumber Daya Manusia melalui : Membangun
memadainya jalan, sarana dan prasarana transportasi; image pertanian di kalangan anak
Belum tersedianya pasar hasil-hasil pertanian; muda;Mengalakan penyuluhan pertanian;
4. Sumber Daya Manusia meliputi : Terjadinya penurunan Peningkatan pengetahuan dan
minat kaum anak-anak muda untuk menjadi petani. Pada profesionalisme petani.
tahun 2007 jumlah penduduk yang menekuni sektor 5. Kelembagaan melalui : Membangun sistem
pertanian mencapai 26,45%. Angka ini mengalami agribisnis; Membangun visi bersama antara
penurunan menjadi 25,45% pada tahun 2008;Rendahnya birokrasi, organisasi pertanian, kelompok
keterampilan petani dalam mengadopsi dan melaksanakan tani; Penataan organisasi penyuluh
teknologi baru pertanian;Pengetahuan tentang pertanian pertanian;Rekruitmen dan pelatihan tenaga
masih bersifat tradisional dan turun temurun. penyuluh;Menumbuhkan kepekaan dan
5. Kelembagaan meliputi : Kurangnya tenaga penyuluh kreatifitas penelitian dan pengembangan
pertanian, baik dalam kuantitas maupun pertanian.
kualitas;Lemahnya peran serta kelompok tani dan nelayan 6. Teknik bertani melalui : Pengurangan
serta gabungan kelompok tani dan nelayan;Rendahnya pemakaian pupuk anorganik di masyarakat;
peran organisasi petani dan nelayan;Rendahnya peran Peningkatan pemakaian pupuk organik di
lembaga perekonomian perdesaan;Rendahnya peran masyarakat; Pengurangan pemakaian
litbang dalam pembangunan pertanian; Belum padunya pestisida kimia di masyarakat;Pemanfaatan
antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian; sumber daya air yang bertanggungjawab;
Rendahnya luas kepemilikan lahan petani;Kurang Peningkatan pemahaman masyarakat

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 147


Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian. terhadap sistem pertanian berbasis
6. Teknik bertani lingkungan.
meliputi : Tingginya pemakaian pupuk anorganik di 7. Lingkungan melalui : Pengurangan
masyarakat;Rendahnya pemakaian pupuk organik di pencemaran dan kerusakan lingkungan,
masyarakat;Tingginya pemakaian pestisida kimia di seperti pencemaran air, tanah dan
masyarakat;Pemanfaatan sumber daya air yang tidak udara;Pemerataan konsentrasi penduduk di
bertanggungjawab; Lemahnyapemahaman masyarakat setiap daerah; Pengurangan penggunaan
terhadap sistem pertanian berbasis lingkungan. bahan-bahan kimia yang memicu
7. Lingkungan peningkatan perubahan iklim global;
meliputi : Semakin meningkatnya pencemaran dan Peningkatan unsur hara pada lahan
kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air, tanah dan pertanian;Pengurangan eksploitasi
udara;Konsentrasi penduduk yang tidak merata; sumberdaya alam; Pengurangan kerusakan
Perubahan iklim global; Penurunan unsur hara pada lahan lingkungan akibat penambangan liar.
pertanian;Eksploitasi sumberdaya alam cenderung 8. Manajemen Pengelolaan melalui :
berlebihan; Kerusakan lingkungan akibat penambangan Peningkatan peran kelembagaan dan posisi
liar. tawar petani dan nelayan; Peningkatan
pelibatan kelembagaan pedesaan dalam
8. Manajemen proses pembuatan dan implementasi
Pengelolaan meliputi : Lemahnya kelembagaan dan posisi kebijakan; Penataan lembaga penyuluh
tawar petani dan nelayan;Kurangnya pertanian; Pengelolaan limbah pertanian dan
partisipasikelembagaan pedesaan dalam pembuatan dan nelayan;Pengelolaan pertanian yang
implementasi kebijakan;Pengelolaan pertanian yang tidak berwawasan lingkungan; Pengelolaan
berwawasan lingkungan;Pengelolaan sumberdaya lahan sumberdaya pertambangan.
(pertambangan) yang belum ramah lingkungan. 9. Sumberdaya Manusia melalui : Penambahan
9. Pemberdayaan jumlah tenaga tenaga penyuluh pertanian;
masyarakat meliputi : Belum dilibatkannya secara Peningkatan kompetensi tenaga penyuluh
maksimal masyarakat dalam sistem pertanian berbasis pertanian; Peningkatan profesionalisme
lingkungan;Belum dilibatkannya secara maksimal tenaga penyuluh pertanian.
organisasi-organisasi kemasyarakatan serta Lembaga 10. Pemberdayaan Masyarakat melalui :
Swadaya Masyarakat, seperti NU dan Muhammadiyah Dilibatkannya secara maksimal masyarakat
dalam sistem pertanian berbasis lingkungan. dalam sistem pertanian berbasis

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 148


Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

lingkungan;Dilibatkannya secara maksimal


organisasi-organisasi kemasyarakatan serta
Lembaga Swadaya Masyarakat, seperti NU
dan Muhammadiyah dalam sistem pertanian
berbasis lingkungan.

1. Petani masih menjual produk primer; 1. Meningkatkan industri olahan dan kreatif
2. Belum berkembangnya industri olahan dan kreatif berbasis pertanian;
berbasis pertanian 2. Meningkatnya nilai tambah produk olahan;
3. Meningkatnya lapangan kerja;
4. Meningkatnya produktivitas kerja

1. Lahan meliputi : Produktivitas dan penggunaan lahan 1. Menurunnya laju deforestasi;


belum maksimal;Tingginya konversi (alih fungsi) lahan; 2. Menurunnya lahan kritis;
Masih luasnya lahan kritis; Masih terjadinya degradasi 3. Menurunnya luas lahan terlantar;
lahan;Tidak dipergunakannya secara maksimal lahan 4. Menurunnya degradasi lahan;
terlantar;Kurang upaya perlindungan lahan pertanian 5. Peningkatan produktivitas dan penggunaan
produktif;Masih meluasnya kemiringan lahan. lahan;
2. Hutan meliputi : Luas kawasan hutan semakin 6. Peningkatan luas lahan berhutan;
berkurang;Laju degradasi dan deforestasi hutan semakin 7. Pemanfaatan fungsi ekologi, ekonomi dan
tinggi;Pemanfaatan fungsi ekologi, ekonomi dan sosial sosial hutan;
hutan belum optimal;Media pengatur tata air daerah 8. Tersedianya tenaga penyuluh lahan dan
aliran sungai kurang berfungsi;Kurang upaya kehutanan yang cukup, berkualitas dan
perlindungan hutan, baik hutan produksi maupun hutan profesional;
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 lindung.
– Bab VI 149 9. Terbangunnya jalinan, komitmen dan peran
3. Rehabilitasi meliputi : Rehabilitasi hutan belum serta masyarakatdan organisasi-organisasi
maksimal; Penghijauan lahan belum maksimal;Belum kemasyarakatan dalam proses rehabilitasi
maksimalnya pembangunan sipil teknis dalam konteks lahan dan hutan;
Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

4. Manajemen Pengelolaan meliputi : Manajemen


pengelolaan lahan belum maksimal, baik lahan produktif,
lahan kritis, maupun lahan terlantar;Manajemen
pengelolaan hutan belum maksimal, baik hutan produksi
maupun hutan lindung;Manajemen pengelolaan cagar
alam, suaka margasatwa, taman nasional, dan taman
wisata alam belum maksimal; Penelitian dan
pengembangan lahan dan kehutanan belum maksimal;
Pengawasan hutan belum maksimal.
5. Sumberdaya Manusia meliputi : Masih terbatasnya
tenaga penyuluh, baik penyuluh lahan maupun
kehutanan;Masih relatif rendahnya tingkat kompetensi
tenaga penyuluh, baik penyuluh lahan maupun
kehutanan; Masih terbatasnya polisi hutan.
Pemberdayaan Masyarakat meliputi : Belum
dilibatkannya secara maksimal masyarakat dalam
rehabilitasi lahan dan hutan, seperti kelompok tani,
masyarakat pinggir hutan;Belum dilibatkannya
secara maksimal organisasi-organisasi
kemasyarakatan serta Lembaga Swadaya
Masyarakat, seperti NU dan Muhammadiyah dalam
rehabilitasi lahan dan hutan.

1. Belum berkembangnya iklim usaha dan dunia usaha; 1. Meningkatnya jumlah investasi;
2. Birokrasi perijinan terlalu panjang dan berbelit-belit; 2. Meningkatnya variasi sektoral dalam
3. Jaminan kepastian hukum dan keamanan; investasi;
4. Rendahnya promosi investasi; 3. Pemerataan investasi di setiap wilayah.
5. Rendahnya sarana dan prasarana pedukung investasi;
9. Rendahnya daya tarik investor di Kabupaten Banyuwangi.
1. Meningkatnya pemanfaatan potensi
1. Belum optimalnya pemanfaatan potensi alam untuk

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 150


Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

pengembangan pariwisata; pariwisata seperti Kawah Ijen, Pantai


2. Belum terkaitnya pengembangan sektor pariwisata Plengkung, Sukamade dan lainnya;
dengan sektor-sektor lainnya, seperti sektor pertanian, 2. Meningkatnya koordinasi antar sektor yang
usaha kecil menengah, dan budaya; terkait pariwisata, seperti sektor pertanian,
3. Belum optimalnya infrastruktur penunjang pariwisata usaha kecil menengah, industri kreatif, seni
seperti jalan, rest area; dan budaya dalam menopang sektor
4. Belum termanfaatkannya potensi Kabupaten Banyuwangi pariwisata;
sebagai tempat transit wisatawan yang berkunjung ke 3. Peningkatan sarana dan prasarana
Bali melalui jalan darat dan laut; infrastruktur pariwisata.
5. Belum terbangunnya ikon pariwisata dan brand image;
6. Program pariwisata belum terintegrasi secara
multisektor;
7. Belum adanya peta wisata (terutama di hotel-hotel dan
undangan-undangan resmi);
8. Kurangnya promosi;
9. Kurangnya optimalisasi kerjasama antara Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah Kabupaten lain
(seperti Bali) maupun dengan pihak swasta.
1. Koperasi meliputi : Koperasi belum dikelola secara 4. Koperasi melalui : Peningkatan profesionalisme
profesional sebagai unit bisnis yang sekaligus berfungsi pengelola koperasi;Melakukan pendampingan
sosial;Masih sangat kecilnya peranan koperasi dalam terhadap kegiatan koperasi;Membangun image
kegiatan ekonomi masyarakat; Adanya pandangan positif koperasi di mata
negatif masyarakat terhadap Koperasi; masyarakat;Memfasilitasi kebutuhan modal bagi
2. UMKM meliputi : Bisnis dalam UMKM sangat beragam koperasi dan UMKM.
dan berskala mikro;Tidak efisien; Tidak kompetitif; 5. UMKM melalui : Pengembangan bisnis UMKM
Kesulitan akses permodalan; Akses pasar lemah; dengan pendekatan kluster; Peningkatan skala
Teknologi dan informasi kurang dan masih sederhana; produksi UMKM; Pengembangan dan penerapan
3. Sumber Daya Manusia meliputi : Kompetensi (inovasi, teknologi tepat guna bagi UMKM;
kreatifitas dan kewirausahaan) pengelola koperasidan Pengembangan microfinance di tingkat
pengusaha UMKM masih rendah; Masih lemahnya komunitas UMKM; Pengembangan dan
kerjasama dan networking antar pelaku koperasidan mempermudah proses dan prosedur

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 151


Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

UMKM permodalan; Pengembangan jejaring dengan


stakeholders dari hulu ke hilir; Pengembangan
penggunaan teknologi komunikasi dan informasi
bagi UMKM.
6. Sumber Daya Manusia melalui : Membangun
kompetensi (inovasi, kreatifitas dan
kewirausahaan) pengelola Koperasi dan
pengusaha UMKM;Membangun jejaring antar
pelaku dari hulu ke hilir;
1. Belum maksimalnya jaringan antar daerah; 1. Meningkatnya jejaring antar daerah;
2. Minimnya intregrasi antar daerah, baik propinsi maupun 2. Meningkatnya integrasi antar daerah, propinsi
pusat; dan pusat;
3. Rendahnya jejaring pelaku ekonomi 3. Meningkatnya jejaring pelaku ekonomi
1. Belum adanya regulasi yang berpihak pada ekonomi 1. Adanya regulasi yang berhubungan dengan
3. Meningkatkan kerakyatan daerah; kompetisi kegiatan ekonomi di daerah;
pembangunan ekonomi 2. Kuatnya pengaruh ekomoni global; 2. Adanya regulasi yang berhubungan dengan
terintegrasi 3. Persaingan pasar yang tidak seimbang. perlindungan terhadap kegiatan ekonomi
kerakyatan;
3. Terminimalisasinya pengaruh negatif kekuatan
ekonomi global;
4. Menguatnya daya saing ekonomi kerakyatan
daerah.

1. Masih banyaknyawilayah yang terisolir dan jauh dari pusat 1. Terbukanya daerah yang terisolir;
informasi; 2. Meningkatnya sarana informasi dan alat
2. Meningkatkan 2. Belum tersedianya sarana informasi dan transportasi; transportasi;
ketersediaan infrastruktur 3. Rendahnya alat transportasi; 3. Meningkatnya penggunaan informasi dan alat
publik 4. Rendahnya pengunaan teknologi informasi transportasi.
1. Infrastruktur meliputi : Adanya disparitas antar wilayah, 1. Adanya peningkatan jumlah jalan poros desa;
khususnya antara wilayah perkotaan dan 2. Adanya peningkatan kuantitas dan kualitas
pedesaan;Kualitas infrastrukturfisik, seperti jalan, jalan dan sarana serta prasarana yang

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 152


Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

bendungan, dan irigasi yang tidak memadai; menghubungkan pusat-pusat kegiatan


2. Tata Ruang meliputi : Adanya tidak konsistensi antara ekonomi;
perencanaan dan implementasi pembangunan dengan tata 3. Adanya peningkatan kualitas dan kuantitas
ruang daerah;Tata ruang belum menjadi rujukan di dalam jalan dan sarana serta prasarana yang
pengembangan wilayah; menghubungkan daerah-daerah tujuan wisata
3. Sumber Daya Manusia meliputi : Kualitas perencana
infrastruktur dan tata ruang yang masih belum memadai;
Kualitas pelaksana dan penjaga infrastruktur dan tata
ruang yang belum memadai.
Meningkatkan kesejahteraan 1. Penurunan angka kemiskinan;
1. Masih tingginya angka kemiskinan;
melalui optimalisasi 2. Pengurangan jumlah pengangguran;
2. Masih tingginya angka Pengangguran;
sumberdaya daerah berbasis 3. Mendorong terciptanya lapangan kerja baru
3. Belumterkoordinasikannya program-program kemiskinan
pemberdayaan masyarakat, diberbagai sektor.
pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan 1. Permasalahan gender meliputi : Masih adanya 1. Meningkatnya jumlah dan peran perempuan
kesenjangan peran laki-laki dan perempuan di sektor di sektor publik;
publik;Belum adanya pengarusutamaan gender dalam 2. Meningkatnya program-program
program-program pembangunan;Masih kuatnya budaya pembangunan yang berbasis pada
patriarki di dalam masyarakat;Meningkatnya kekerasan pengarusutamaan gender;
domestik yang menimpa perempuan; Meningkatnya 3. Berkurangnya budaya patriarkhi;
angka perdagangan manusia dan TKI ilegal. 4. Menurunnya kekerasan domestik terhadap
2. Permasalahan Anak meliputi : Rendahnya kesadaran perempuan dan anak;
perlindungan anak;Masih adanya perdagangan 5. Menurunnya perdagangan manusia yang
anak;Meningkatnya kekerasan terhadap anak;Masih melibatkan perempuan dan anak;
tingginya anak usia sekolah yang tidak lagi mengenyam 6. Menurunnya jumlah drop-out anak-anak usia
pendidikan;Masih tingginya nilai kenakalan pada remaja sekolah;
dan anak – anak;Meningkatnya korban anak-anak 7. Menurunnya jumlah angka anak jalanan dan
terlantar dan anak jalanan.Masih minimnya anak terlantar;
pendampingan anak yang harus diberikan 8. Meningkatkanya program-program PUHA
pelatihan;Pemahaman pelatihan kepemimpinan bagi anak. (Pengarusutamaan Hak Anak) kepedulian
pada anak dan kewajiban anak dalam rangka

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 153


Tujuan Permasalahan SasaranKebijakan

menfasilitasi KLA ( Kota Layak Anak).

1. Meningkatnya jaminan dan perlindungan sosial


1. Masih rendahnya jaminan dan perlindungan sosial
masyarakat;
masyarakat;
2. Meningkatnya pemahaman arti pentingnya
2. Belum mengertinya masyarakat akan arti pentingnya
jaminan dan perlindungan sosial bagi
jaminan sosial;
masyarakat;
3. Belum mengertinya masyarakat tentang proses dan
3. Meningkatnya kesadaran proses dan prosedur
prosedur jaminan perlindungan dan jaminan masyarakat;
jaminan dan perlindungan s0sial masyarakat;
4. Masih adanya anak-anak dan orang-orang terlantar,
4. Berkurangnya orang gila di jalan,
seperti gelandangan, orang gila, pengemis, dan
gelandangan, pengemis dan pengamen
pengamen jalanan.
jalanan.
1. Meningkatnya anggota masyarakat yang cenderung 1. Meningkatnya kesdaran berkelompok untuk
bercorak individualistik; mencapai tujuan bersama di dalam dalam
2. Belum menguatnya budaya berkelompok untuk mencapai masyarakat;
tujuan bersama di dalam masyarakat; 2. Meningkatnya peranan kelompok-kelompok
3. Belum berdayanya kelompok-kelompok yang ada di dalam masyarakat di dalam berbagai kegiatan
dalam masyarakat. pembangunan.
1. Terpinggirkannya budaya lokal; 1. Meningkatnya minat masyarakat terhadap
2. Minat terhadap budaya lokal yang rendah; budaya lokal;
3. Persaingan budaya asing yang kuat; 2. Semakin berkembangnya kegiatan-kegiatan
4. Minimnya ruang apresiasi terhadap budaya lokal. budaya lokal.

RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015 – Bab VI 154

Anda mungkin juga menyukai