Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 3 No. 4 (2018)


ISSN 2302-2043

Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan yang


Disempurnakan dalam Teks Negosiasi Siswa SMA
Negeri 3 Palu

Muammar Reza Qhadafi


muammarreza09@gmail.com
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako, Sulawesi Tengah

Abstrak - Masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana bentuk-bentuk kesalahan ejaan dalam Teks
Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan ejaan pada
Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Jenis data
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tertulis yang bersumber dari Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri
3 Palu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes, dokumentasi, pengamatan, dan
pencatatan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesalahan-kesalahan ejaan dalam penulisan Teks Negosiasi
Siswa SMA Negeri 3 Palu, yang meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, penggunaan huruf miring,
penggunaan kata, penggunaan kata depan, penggunaan singkatan, dan penggunaan tanda baca yaitu
penggunaan titik dan penggunaan tanda tanya. Kesalahan ini disebabkan oleh faktor kurangnya pemahaman
siswa tentang penggunaan ejaan yang baik dan benar yang mendasari pokok permasalahan dalam penelitian
ini. Dalam hal ini, siswa harus dibekali tatacara menulis sebuah karangan menurut kaidah-kaidah dalam ejaan
yang disempurnakan.

Kata Kunci: Kesalahan Ejaan, Teks Negosiasi

I. PENDAHULUAN Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


(PUEBI).
1.1 Latar Belakang Penggunaan bahasa pada tugas siswa
Penggunaan bahasa yang benar menurut biasanya terdapat kesalahan karena dalam
kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) proses penulisan tersebut tidak berpedoman
merupakan salah satu faktor yang sangat pada kaidah bahasa yang benar. Bahasa yang
penting dalam hal tulis-menulis. Pemilihan biasa digunakan dalam penulisan tugas siswa
kata berhubungan erat dengan kaidah terkadang tidak menggunakan bahasa baku
sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan dan ejaan yang tepat. Kesalahan penulisan
sosial, dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah siswa dapat ditinjau dari beberapa kesalahan
ini sangat mendukung sehingga tulisan ejaan, seperti (1) pemakaian huruf, (2)
menjadi lebih berstruktur dan bernilai, serta penulisan kata misalnya penggunaan
lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh preposisi, (3) penulisan unsur serapan, dan
orang lain. Namun, pada kenyataannya, masih (4) pemakaian tanda baca seperti; koma (,),
banyak kesalahan pada penggunaan ejaan. titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!), dan
Ejaan sering disebut ortografi. Ejaan yang lain-lain.
digunakan dalam bahasa Indonesia saat ini Dari permasalahan inilah peneliti
dikenal dengan sebutan ejaan yang mengangkat judul “Analisis Kesalahan
disempurnakan (EYD) sebelumnya ada ejaan Penerapan EYD dalam Teks Negosiasi Siswa
Ch. A. Van Ophuijsen (1901), ejaan Suwandi SMA Negeri 3 Palu”. Wacana dalam tugas teks
(1947), dan ejaan 1966. Ejaan yang negosiasi yang dibuat oleh siswa menjadi
disempurnakan ini berlaku sejak tahun 1972 objek penelitian dalam penyusunan tugas
dan kini mengalami penyempurnaan yang akhir ini.
telah dilakukan oleh Badan Pengembangan 1.2 Rumusan Masalah
dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana
tersebut menghasilkan naskah yang pada bentuk kesalahan penggunaan EYD pada teks
tahun 2015 telah ditetapkan menjadi Pera- negosiasi siswa di SMA Negeri 3 Palu?.
turan Kementerian Pendidikan dan 1.3 Tujuan Penelitian
Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Berdasarkan rumusan di atas, tujuan
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk Penelitian yang sama juga terdapat pada
kesalahan penggunaan EYD pada teks penelitian Kamboto (2016) yang berjudul
negosiasi siswa di SMA Negeri 3 Palu. “Analisis Kesalahan penggunaan Tanda Baca
1.4 Manfaat Penelitian dalam Paragraf Koran Mercusuar” Program
Berdasarkan judul, penelitian ini diharapkan Studi Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan
mampu memberikan manfaat sebagai berikut. dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.
1. Teoretis memiliki kesamaan, yaitu mendeskripsikan
Secara teoretis manfaat penelitian ini dapat kesalahan ejaan yang fokus pada penggunaan
memperkaya teori-teori yang berkaitan tanda baca. Perbedaanya adalah objek yang
dengan penulisan yang benar dengan diteliti adalah paragraf pada koran Mescusuar.
memperhatikan ejaan sesuai dengan EYD Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu
yang berlaku. karena koran Mercusuar merupakan mitra
2. Praktis utama pemerintah dan masyarakat yang ada
Hasil penelitian ini dapat digunakan di Sulawesi Tengah dan karena penggunaan
seabagai bahan referensi untuk penelitian tanda baca dalam sebuah penulisan sering
selanjutnya dengan objek penelitian yang kali dianggap sepele oleh masyarakat
berbeda dan sebagai masukan para guru dan pengguna bahasa yang ada di Sulawesi
siswa agar lebih teliti dan cermat dalam Tengah, seperti penggunaan tanda baca titik
proses belajar mengajar menulis dengan (.) dan tanda baca koma (,) dalam suatu
memperhatikan ejaan sesuai dengan kaidah penulisan gelar, singkatan dan jabatan
EYD. Bagi peneliti sebagai landasan untuk seseorang, dan lain-lain.
dijadikan tuntunan dalam kegiatan menulis
sesuai dengan ejaan dengan berpedoman 2.2 Kajian Pustaka
pada EYD. 2.2.1 Analisis Kesalahan
Mengenai pengertian ‘analisis’ ada beberapa
ahli memberikan batasan, antara lain Hastuti
II. KAJIAN PUSTAKA (2003: 19) yang mengatakan bahwa analisis
merupakan suatu penyelidikan yang bertujuan
2.1 Penelitian yang Relevan menemukan inti permasalahan, kemudian
Beberapa penelitian yang relevan dengan dikupas dari berbagai segi, dikritik,
penelitian ini adalah sebagai berikut. dikomentari, lalu disimpulkan. Menurut Kamus
Penelitian Febriyani (2015) tentang “Analisis Besar Bahasa Indonesia Dendy Sugiono dkk.
Kesalahan Berbahasa pada Karangan Narasi (2008: 58) analisis adalah penyelidikan
Siswa SMP Negeri 18 Mamboro Kecamatan terhadap peristiwa (karangan, perbuatan, dan
Palu Utara” Program Studi Bahasa Indonesia, sebagainya) untuk mengetahui keadaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, sebenarnya (sebab-musabab, duduk
Universitas Tadulako. Memiliki kesamaan, perkaranya, dan sebagainya). Dari pendapat
yaitu mendeskripsikan kesalahan berbahasa tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis
(Ejaan). Yang membedakan adalah objek yang adalah suatu penyelidikan (pemeriksaan)
diteliti, yaitu karangan narasi siswa SMP terhadap suatu objek untuk mengetahui
Negeri 18 Mamboro Kecamatan Palu Utara. (menentukan) permasalahan atau unsur-unsur
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yang sesuai dengan tujuan, kemudian
adalah bagaimana bentuk-bentuk kesalahan dikupas, diberi ulasan, dan disimpulkan agar
berbahasa yang terdapat dalam tulisan dapat dimengerti bagaimana duduk
karangan narasi siswa. permasalahannya.
Penelitian Febriyani adalah penelitian yang Selanjutnya Hastuti (2003: 17) menjelaskan
sangat relevan dengan penelitian yang bahwa kesalahan merupakan melawankan
dilakukan oleh peneliti dengan judul “Analisis kata ‘salah’ dengan ‘betul’, maksudnya kata
Kesalahan Penerapan EYD Dalam Teks ‘salah’ berarti tidak betul, tidak menurut
Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu” Karena aturan yang telah ditetapkan. Kesalahan itu
memiliki kesamaan rumusan masalah, yaitu dapat disebabkan oleh
bagaimana bentuk-bentuk kesalahan ketidaktahuan/kekhilafan jika dihubungkan
berbahasa. Adapun yang membedakan adalah dengan pemakaian kata. Kamus Besar Bahasa
pokok penelitian yang diteliti berupa tulisan Indonesia (2005) dijelaskan kesalahan adalah
karangan narasi siswa SMP Negeri 18 kekeliruan atau kealpaan. Jadi, dapat
Mamboro Kecamatan Palu Utara. disimpulkan bahwa kesalahan adalah
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

penyimpangan terhadap kaidah (norma) atau 196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum


aturan yang telah ditentukan. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah”
mahasiswa ada bermacam-macam. Bahasa hingga sampai pada tahun 2015, EYD kembali
Indonesia mempunyai karakteristik sendiri dan disempurnakan oleh Badan Pengembangan
dalam perkembangannya ada beberapa dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
komponen yang belum dibakukan, yaitu Pendidikan dan Kebudayaan, lalu menghasil-
komponen lafal. Sementara itu, yang telah kan naskah yang telah ditetapkan menjadi
dibakukan pertama ialah komponen ortografi Peraturan Kementerian Pendidikan dan
(ilmu ejaan), tata bahasa (morfologi dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang
sintaksis), kemudian leksikon (Hastuti, 2003: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
84). Dari beberapa macam kesalahan (PUEBI).
berbahasa tersebut, penelitian ini Ejaan yang disempurnakan ini terdiri atas
menganalisis kesalahan ortografi (ilmu ejaan) empat bab, yaitu (1) pemakaian huruf, (2)
dengan memperhatikan ejaan yang sesuai penulisan kata, (3) pemakaian tanda baca,
dengan ejaan yang disempurnakan. dan (4) penulisan unsur serapan (PUEBI,
2015: 1)
1) Pemakaian Huruf
2.2.2 Hakikat Ejaan Pemakaian huruf dalam ejaan yang
a. Ejaan disempurnakan dalam bahasa Indonesia terdiri
Kaidah ejaan dalam tata tulis sangat atas pemakaian huruf abjad, huruf vokal,
penting. Kesalahan ejaan dapat menimbulkan huruf konsonan, huruf diftong, gabungan
kesalahan tanggapan pembaca terhadap huruf, konsonan huruf kapital, dan huruf
gagasan yang dikemukakan oleh penulis miring. Pemakaian huruf tersebut disesuaikan
Gantamitreka, (2016:179). Menurut pendapat dengan fungsinya.
lain Gantamitreka, (2016:9), ejaan adalah Pemakaian huruf abjad dalam bahasa
kaidah-kaidah cara penggambaran bunyi- Indonesia terdiri atas 26 huruf, yaitu dari
bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam huruf A-Z. Sementara itu, pemakaian huruf
bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan yang melambangkan vokal dalam ejaan
tanda baca. bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yaitu
Menurut Setyawati, (2010:156), secara a, e, i, o, dan u. Pemakaian huruf vocal dalam
teknis ejaan adalah aturan tulis- menulis ejaan bahasa Indonesia dapat diungkapkan
dalam suatu bahasa yang berhubungan dari awal, tengah, dan akhir kata, misalnya
dengan penulisan huruf, penulisan kata, pada kata api, padi, lusa, enak, petak, sore,
penulisan unsur serapan, dan penggunaan simpan, murni, kota, radio, ulang, ibu, dan
tanda baca. sebagainya.
Kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan Huruf yang melambangkan konsonan dalam
bahwa ejaan adalah aturan tulis-menulis ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf.
dalam menggambarkan suatu bahasa yang Pemakaian huruf konsonan dalam ejaan
berhubungan dengan penulisan huruf, bahasa Indonesia juga digunakan pada awal,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan tengah, dan akhir kata, seperti pada kata
penggunaan tanda baca. Ejaan yang bahasa, kaca, tiga, balig, dan lain-lain.
digunakan dalam bahasa Indonesia saat ini Huruf diftong dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan sebutan ejaan yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
disempurnakan (EYD) Sebelumnya ada ejaan Pemakaian huruf diftong digunakan di awal,
Ch. A. Van Ophuijsen (1901), ejaan Suwandi tengah, dan akhir kata, contoh pada kata
(1947), dan ejaan (1966). EYD ditetapkan syaitan, pandai, aula, saudara, harimau,
pada tanggal 12 Oktober 1972, setelah boikot, amboi, dan sebagainya.
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Dalam bahasa Indonesia terdapat empat
Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972, gabungan huruf yang melambangkan
Panitia pengembangan bahasa Indonesia konsonan dalam bahasa Indonesia, yaitu kh,
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, ng, ny, dan sy. Pemakaian gabungan
menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan konsonan tersebut dapat dipakai pada awal,
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” tengah, maupun akhir kata, seperti pada kata
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang khusus, akhir, ngilu, bangun, senang, nyata,
lebih luas. Menteri Pendidikan dan hanyut, syarat, isyarat, dan sebagainya.
Kebudayaan dengan surat keputusan NO.
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Penggunaan Huruf Kapital Selamat datang, Yang Mulia.


a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf Selamat pagi, Dokter
pertama awal kalimat. Semoga bahagia, Sultan
Misalnya: Terima kasih, Kiai.
“Apa maksudnya?” g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf
“Kita harus bekerja keras.” pertama unsur nama jabatan dan pangkat
“Dia membaca buku.” yang diikuti nama orang akan dipakai
“Pekerjaan itu akan selesai dalam sebagai pengganti nama orang tertentu,
waktu satu jam.” nama instansi, dan nama tempat.
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf Misalnya:
pertama unsur nama orang, termasuk Wakil Presiden Adam Malik
julukan. Perdana Mentri Nehru
Misalnya: Professor Supomo
Amir Hamzah Laksamana Muda Udara Husain Sastra
Dewi Sartika Negara
Halim Perdanakusumah Proklamator Republik Indonesia
Wage Rudolf Supratman (Sukarno Hatta)
Jendral Kancil h) Huruf kapital dipakai sebagai huruf
c) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
dalam petikan langsung. bahasa.
Misalnya: Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” “bangsa Indonesia”
Orang itu menasehati anaknya, “suku Dani”
“Berhati-hatilah, Nak!” “bahasa Bali”
“Mereka berhasil meraih mendali i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf
emas,” katanya. pertama nama tahun, bulan, hari, dan
“Besok pagi,” kata dia, “Mereka akan hari besar.
berangkat” Misalnya:
d) Huruf pertama dipakai sebagai huruf “tahun Hijriah”
pertama setiap kata nama agama, kitab “tarikh Masehi”
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan “bulan Agustus”
kata ganti untuk Tuhan. “bulan Maulid”
Misalnya: “hari Jumat”
Islam Alquran “hari Galungan”
Kristen Alkitab “hari Lebaran”
Hindu Weda “hari Natal”
Allah Tuhan j) Huruf kapital dipakai sebagai huruf
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
pertama unsur nama gelar kehormatan, Misalnya:
keturunan, keagamaan, atau akademik Konferensi Asia Afrika
yang diikuti nama orang, termasuk gelar Perang Dunia II
akademik yang mengikuti nama orang. Proklamasi
Misalnya: Kemerdekaan Indonesia
“Sultan Hasanuddin” k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf
“Mahaputra Yamin” pertama nama geografi.
“Imam Hambali” “Doktor Misalnya:
Muhammad Hatta” Jakarta Asia
“Raden Ajeng Kartini” “ Tenggara
Agung Permana, Sarjana Hukum” Pulau Miangas Amerika
“Irwansyah, Megister Humaniora” Serikat
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf Daratan Tinggi Dieng
pertama unsur nama gelar kehormatan, Danau Toba
keturunan, keagamaan, profesi, serta Jalan Sulawesi
nama jabatan dan kepangkatan yang Gunung Semeru
dipakai sebagai sapaan. Gang Kelinci Kecematan
Misalnya: Cicadas
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

l) Huruf kapital dipakai sebagai huruf Surat Saudara telah kami terima
pertama semua kata (termasuk semua dengan baik.
unsur ulang bentuk sempurna) dalam Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?
nama negara, lembaga, badan, Bu, saya sudah melaporkan hal ini
organisasi, atau dokumen, kecuali kata kepada Bapak.
tugas, seperti kata di, ke, dari, dan, yang,
dan bentuk. Penggunaan Huruf Kecil
Misalnya: Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi
Republik Indonesia yang tidak menggunakan huruf besar.
Majelis Permusyawaratan Rakyat Huruf Miring
Republik Indonesia a) Huruf miring dipakai untuk menuliskan
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat judul buku, nama majalah, atau nama
Indonesia surat kabar yang dikutip dalam tulisan,
Peraturan Republik Indonesia Nomor termasuk dalam daftar pustaka.
16 Tahun 2010 Tentang penggunaaan Misalnya:
bahasa Indonesia dalam pidato Saya sudah membaca buku Salah Asuhan
presiden dan/atau wakil presiden serta karangan Abdoel Moeeis.
pejabat lainnya. Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan
m) Huruf kapital dipakai sebagai huruf semangat kebangsaan.
pertama setiap kata (termasuk unsur kata Berita itu sudah muncul dalam surat kabar
ulang sempurna) di dalam judul buku, Cakrawala.
karangan, artikel, dan makalah serta Pusat bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa
nama majalah dan surat kabar, kecuali Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat
kata tugas, seperti di, ke, dan, yang, dan (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia
untuk, yang terletak pada posisi awal. Pustaka Utama.
Misalnya: b) Huruf miring cetakan dipakai untuk
Saya telah membaca buku dari Ave menegaskan atau menghususkan huruf,
Maria ke Jalan Lain Ke Roma. bagian kata, atau kelompok kata.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Misalnya:
Bahasa dan Sastra. Huruf pertama kata abad adalah a
Dia agen surat kabar Sinar Dia bukan menipu tapi ditipu
Pembangunan Bab ini tidak membicarakan penulisan
Ia menyajikan majalah “Penerapan huruf kapital.
Asas-Asas Hukum Perdata”. Buatlah kalimat dengan berlepas tangan
n) Huruf kapital dipakai sebagai huruf c) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
pertama unsur singkatan nama, gelar, menuliskan kata nama ilmiah atau
pangkat, atau sapaan. ungkapan asing kecuali yang telah
Misalnya: disesuaikan ejaannya.
S.H sarjana hukum Misalnya:
S.K.M sarjana kesehatan masyarakat Nama ilmiah maggis adalah Garcinia
S.S sarjana sastra mangostana
M.A master of arts Politik divide et impera pernah menjelajah
M.Hum megister humaniora dinegara ini
M.SI master sains Weltanschauung antara lain
Pdt pendeta diterjemahkan menjadi pandangan dunia.
o) Huruf kapital dipakai sebagai huruf 2) Penulisan Kata
pertama kata penunjuk hubungan Penulisan kata merupakan proses atau
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, cara menulis sebuah karya yang
adik, dan paman, serta kata atau mempertimbangkan unsur-unsur bahasa yang
ungkapan lain yang dipakai dalam dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan
penyapaan atau pengacuan. dan pikiran yang dapat digunakan dalam
Misalnya: berbahasa sesuai dengan ejaan yang
“Kapan Bapak berangkat?” tanya disempurnakan (EYD).
Hasan. Hal-hal yang dijelaskan dalam penulisan
Dendi bertanya, “Itu apa Bu”. kata menyangkut petunjuk bagaimana
“Silahkan duduk Dik!” kata orang itu. menuliskan kata dasar, kata turunan, bentuk
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

ulang, gabungan kata, kata ganti –ku ditulis terpisah, (2) gabungan kata
(punyaku), kau- (kauambil), -mu (milikmu), termasuk istilah khusus yang
dan –nya (miliknya) kata depan di, ke, dan menimbulkan kesalahan pengertian, dapat
dari, kata si dan sang partikel, singkatan dan ditulis dengan tanda penghubung untuk
akronim, angka dan lambang bilangan. menegaskan pertalian diantara unsur
a) Kata dasar atau morfem bebas ialah kata yang bersangkutan, dan (3) gabungan
yang belum memiliki imbuhan yang ditulis kata yang ditulis serangkai, seperti
sebagai satu kesatuan, misalnya Ibu acapkali, adakalanya, beasiswa, saripati,
percaya bahwa engkau tahu. olahraga, dan lain-lain.
b) Kata turunan ialah kata yang sudah e) Kata ganti –ku, kau-, -mu, dan –nya
memiliki imbuhan, dibagi dalam beberapa ditulis serangkai dengan kata yang
bentuk penulisan, yaitu (1) imbuhan mengikutinya atau ditulis serangkai
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan kata yang mendahuluinya.
serangkai dengan kata dasarnya, (2) jika Misalnya, -ku (punyaku), kau- (kauambil),
bentuk dasar berupa gabungan kata, -mu (milikmu), dan –nya (miliknya)
awalan, atau akhiran ditulis serangkai f) Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah
dengan kata yang berlangsung mengikuti dari kata yang mengikutinya kecuali di
dan mendahuluinya, (3) jika gabungan dalam gabungan kata yang sudah lazim
kata mendapat awalan dan akhiran dianggap sebagi satu kata seperti kepada
sekaligus, maka unsur gabungan itu dan daripada.
ditulis serangkai, (4) jika salah satu unsur g) Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata
gabungan kata hanya dipakai dalam yang mengikutinya, misalnya si Ayah dan
kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis sang Surya.
serangkai. h) Partikel terdiri atas lima partikel, yaitu
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran serta partikel –lah, -kah, -tah ditulis serangkai
gabungan awalan dan akhiran) ditulis dengan kata yang mendahuluinya, dan
serangkai dengan bentuk dasarnya. partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’
Misalnya: maupun ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian
berjalan berkelanjutan kalimat yang mendahului atau
mempermudah gemetar mengikutinya.
lukisan kemauan 1. Partikel –lah -kah, dan –tah ditulis
serangkai denagan kata yang
mendahuluinya.
Bentuk terikat ditulis serangkai dengan Misalnya:
kata yang mengikutinya. Bacalah buku itu baik-baik!
Misalnya: Apakah yang tersirat dalam surat
adibusana itu?
infrastruktur Siapakah garangan dia?
proaktif Apatah gunanya bersedih hati?
aerodinamika 2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata
inkonvensional yang mendahuluinya.
urnawirawan Misalnya:
antarkota Apa pun permasalahannya, dia
kontraindikasi dapat mengatasinya dengan
semiprofessional bijaksana.
antibiotik Jika hendak tengah malam pun,
mancanegara sudah ada kesadaran.
swadaya Jangan dua kali, satu kali pun
c) Bentuk ulang ialah bentuk pengulangan engkau belum pernah berkunjung
kata yang ditulis secara lengkap dengan kerumahku.
menggunakan tanda hubung, misalnya 3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’,
kata hati-hati, anak-anak, mata-mata, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
dan lain-lain. yang mengikutinya.
d) Gabungan kata terdiri atas (1) gabungan Misalnya:
kata yang lazim disebut kata majemuk, Mereka masuk ke ruangan satu per
termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya satu
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Harga kain itu Rp 50.000,00 per e) Singkatan yang terdiri dari dua huruf
helai Karyawan mendapatkan yang lazim dipakai dalam surat-
kenaikan gaji per 1 Januari menyurat masing-masing diikuti oleh
3) Singkatan dan Akronim tanda titik.
Singkatan Misalnya:
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan a.n. atas nama
yang terdiri atas satu huruf atau lebih. d.a dengan alamat
a) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, s.d. sampai dengan
jabatan, atau pengkat, diikuti dengan f) Lambang kimia singkatan suatu
tanda titik pada sitiap unsur singkatan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
itu. uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya: Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution Cu kuprum
H. Hamid Haji Hamid cm sentimeter
Suman Hs. Suman Hasibuan kVA kilovolt-ampere
M.SI Master Sains l liter
S.Kom Sarjana Komunikasi kg kilogram
b) Singkatan yang umum yang terdiri atas Rp rupiah
tiga huruf yang diikuti dengan tanda Akronim
titik Akronim adalah singkatan yang berupa
Misalnya: gabungan huruf awal, gabungan suku kata
Hlm. Halaman ataupun gabungan huruf dan suku kata dari
Dll. Dan lain-lain deretan kata yang diperlakukan sebagai kata,
Dsb. Dan sebagainya misalnya ABRI, Akabri, Pemilu, dan lain
Dts. Dan seterusnya sebagainya.
c) Singkatan yang terdiri atas huruf awal a) Akronim nama diri yang terdiri atas huruf
setiap kata nama atau lembaga awal setiap kata ditulis dengan huruf
pemerintah dan ketatanegaraan, kapital tanpa tanda titik.
lembaga pendidikan, badan atau Misalnya:
organisasi, serta nama dokumen resmi BIG Badan Informasi Geospasial
ditulis dengan huruf kapital tanpa BIN Badan Intelejen Negara
tanda titik. LAN Lembaga Administrasi Negara
Misalnya: b) Akronim bukan nama diri yang terdiri atas
NKRI Negara Kesatuan huruf awal setiap kata ditulis dengan
Republik Indonesia huruf kapital tanpa tanda titik
UI Universitas Misalnya:
Indonesia Bulog Badan Urusan Logistik
PBB Perserikatan Kowani Kongres Wanita Indonesia
bangsa-bangsa Kalteng Kalimantan Tengah
PGRI Persatuan Guru c) Akronim bukan nama diri yang berupa
Republik Indonesia gabungan huruf awal dan suku kata atau
d) Singkatan yang terdiri atas huruf awal gabungan suku kata ditulis dengan huruf
setiap kata yang bukan nama diri kecil.
ditulis dengan huruf kapital tanpa Misalnya:
tanda titik. iptek ilmu pengetahuan dan
Misalnya: teknologi
PT perseroan terbatas pemilu pemilihan umum
MAN madrasah aliah puskesmas pusat kesehatan
negeri masyarakat
SD sekolah dasar rapim rapat pimpinan
KTP kartu tanda 4) Angka dan Lambang
penduduk Angka Arab atau angka Romawi lazim
SIM surat izin dipakai sebagai lambang bilangan atau
mengemudi nomor.
NIP nomor induk Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
pegawai
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, Perusahaan itu baru saja mendapat
VIII, IX, X, L (50), C pinjaman 550 miliar rupiah.
(100), D (500), M Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat
(1.000), _V(5.000), itu memerlukan biaya 10 triliun rupiah.
_M(1.000.000) e) Angka dipakai untuk menyatakan (a)
a) Bilangan dalam teks yang dapat ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu
dinyatakan dengan satu atau dua kata serta (b) nilai uang.
ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai Misalnya:
secara berurutan seperti dalam perincian.
0,5 sentimeter
Misalnya: Mereka menonton drama 5 kilogram
4 hektare
itu sampai tiga kali.
10 liter
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu 2 tahun 6 bulan 5 hari
juta buku. 1 jam 20 menit
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 Rp5.000,00
orang setuju, 15 orang tidak setuju, US$3,50
dan 5 orang abstain. £5,10
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan ¥100
umum terdiri atas 50 bus, 100 f) Angka dipakai untuk menomori alamat,
minibus, dan 250 sedan. seperti jalan, rumah, apartemen, atau
b) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan kamar.
huruf. Misalnya:
Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15 atau Jalan
Lima puluh siswa teladan mendapat Tanah Abang I/15
beasiswa dari pemerintah daerah. Jalan Wijaya No. 14
Tiga pemenang sayembara itu Hotel Mahameru, Kamar 169
diundang ke Jakarta. Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
Catatan:
g) Angka dipakai untuk menomori bagian
Penulisan berikut dihindari. karangan atau ayat kitab suci.
50 siswa teladan mendapat beasiswa Misalnya:
dari peme-rintah daerah. Bab X, Pasal 5, halaman 252
3 pemenang sayembara itu Surah Yasin: 9
diundang ke Jakarta. Markus 16: 15—16
c) Apabila bilangan pada awal kalimat tidak h) Penulisan bilangan dengan huruf
dapat dinyatakan dengan satu atau dua dilakukan sebagai berikut.
kata, susunan kalimatnya diubah. Bilangan Utuh
Misalnya:
Misalnya:
dua belas (12)
Panitia mengundang 250 orang tiga puluh (30)
peserta. lima ribu (5.000)
Di lemari itu tersimpan 25 naskah Bilangan Pecahan
kuno. Misalnya:
Catatan: setengah atau seperdua (½)
Penulisan berikut dihindari. seperenam belas (⅟16)
250 orang peserta diundang panitia. tiga perempat (¾)
25 naskah kuno tersimpan di dua persepuluh (²∕₁₀)
lemari itu. tiga dua-pertiga (3⅔)
d) Angka yang menunjukkan bilangan besar satu persen (1%)
dapat ditulis sebagian dengan huruf satu permil (1‰)
supaya lebih mudah dibaca. i) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan
Misalnya: dengan cara berikut.
Dia mendapatkan bantuan 250 juta Misalnya:
rupiah untuk mengembangkan abad XX
usahanya. abad ke-20
abad kedua puluh
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Perang Dunia II petik tunggal, tanda garis miring, dan tanda


Perang Dunia Ke-2 penyingkat atau apostrof. Berikut ini akan
Perang Dunia Kedua diuraikan sedikit mengenai pemakaian tanda
i) Penulisan angka yang mendapat akhiran - baca.
an dilakukan dengan cara berikut. Tanda titik (.)
Misalnya: Dipakai untuk: (1) akhir kalimat yang
lima lembar uang 1.000-an bukan pertanyaan atau seruan, (2) di
(lima lembar uang seribuan) belakang angka atau huruf dalam satu bagan,
tahun 1950-an (tahun seribu iktisar, atau daftar, (3) memisahkan angka,
sembilan ra- tus lima puluhan) jam, menit, dan menunjukan waktu, (4) di
uang 5.000-an (uang lima antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
ribuan) berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru,
j) Penulisan bilangan dengan angka dan dan tempat terbit dalam daftar pustaka, (5)
huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan memisahkan bilangan ribuan atau
perundang-undangan, akta, dan kuitansi. kelipatannya, dan tanda titik tidak dipakai
Misalnya: pada akhir judul yang merupakan karangan
Setiap orang yang menyebarkan atau atau kepala ilustrasi, tabel, alamat pengirim
mengedar-kan rupiah tiruan, dan tanggal surat, maupun alamat penerima
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 surat.
ayat (2), dipidana dengan pidana a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
kurungan paling lama 1 (satu) tahun bukan pertanyaan atau seruan.
dan pidana denda paling banyak Misalnya:
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta Ayahku tinggal di solo.
rupiah). Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang datang.
Telah diterima uang sebanyak b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau
Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan huruf dalam suatu bagan iktisar, atau
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk daftar.
pembayaran satu unit televisi. Misalnya:
Penulisan bilangan yang dilambangkan III. depertemen dalam negeri.
dengan angka dan diikuti huruf A. Direktorat Jendral Pembangunan
dilakukan seperti berikut. Masyarakat Desa.
Misalnya: B. Direktorat Jendral Agraria.
1. …..
Saya lampirkan tanda terima uang
2.
sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan
ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
jangka jam, menit, dan detik yang
Bukti pembelian barang seharga menunjukan waktu atau jangka waktu.
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke Misalnya:
atas harus dilampirkan pada laporan Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35
pertanggungjawaban. menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit,
k) Bilangan yang digunakan sebagai unsur 20 detik)
nama geografi ditulis dengan huruf. 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit,
Misalnya: 20 detik)
Kelapadua 00.20.30 jam (20 menit, 30
Kotonanampek detik)
Rajaampat 00.00.30 jam (30 detik)
Simpanglima d) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di
Tigaraksa antara nama penulis, tahun, judul tulisan,
5) Pemakaian Tanda Baca (yang berakhir dengan tanda tanya atau
Hal-hal yang diuraikan dalam pemakaian tanda seru,) dan tempat terbit.
tanda baca atau pungtuasi ini adalah petunjuk Misalnya:
bagaimana penggunaan tanda titik, koma, titik Pusat Bahasa, Depertemen Pendidikan
koma, titik dua, tanda hubung, tanda pisah, Nasional. 2008. Peta Bahasa Indonesia
tanda elips, tanda tanya, tanda seru, tanda Di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
kurung, tanda kurung siku, tanda petik, tanda Jakarta.
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Moeliono, Anton M. 1989. Kembara aduh, atau hai, dan kata yang dipakai
Bahasa. Jakarta: Gramedia. sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan Misalnya:
bilangan ribuan atau kelipatannya yang O, begitu?
menunjukan jumlah. Wah, bukan main!
Misalnya: Hati-hati, ya, jalannya licin.
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 Nak, kapan selesai kuliahmu?
pulau. Siapa namamu, Dik?
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 Dia baik sekali, Bu.
orang. f) Tanda koma dipakai untuk
Anggaran lembaga itu mencapai Rp memisahkan petikan langsung bagian
225.000.000.000,00. lain dalam kalimat.
Tanda koma (,) Misalnya:
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur Kata nenek saya, “Kita harus
dalam suatu perincian atau pembilangan. berbagi dalam hidup ini.”
Misalnya: “Kita harus berbagi dalam hidup
Telepon seluler, komputer, atau internet ini”, kata nenek saya, “Karena
bukan barang asing lagi. manusia adalah mahluk sosial”
Buku, majalah, dan jurnal termasuk g) Tanda koma dipakai di antara (a) nama
sumber perpustakaan. dan alamat, (b) bagian-bagian alamat,
Satu, dua, … tiga! (c) tempat dan tanggal, (d) nama
b) Tanda koma dipakai sebelum kata tempat dan wilayah atau negeri yang
penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan ditulis berurutan.
sedangkan, dalam kalimat majemuk Misalnya:
(setara). Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis
Misalnya: III/18, Kelurahan Kayumanis,
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang Kecematan Mataram, Jakarta
saya belum cukup. 13130.
Ini bukan milik saya, melainkan milik Dekan Fakultas Kedokteran,
ayah saya. Universitas Indonesia, Jalan
Dia membaca cerita pendek, sedangkan Selemba Raya 6, Jakarta.
adiknya melukis panorama. Tokyo, Jepang
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan h) Tanda koma dipakai untuk memisahkan
anak kalimat yang mendahului induk bagian nama yang dibalik susunannya
kalimatnya. dalam daftar pustaka.
Misalnya: Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang. Gunawan, Ilham. 1984. Kamus
Karena baik hati, dia mempunyai banyak Politik Internasional. Jakarta:
teman Restu Agung
Agar memilih wawasan yang luas, kita Halim, Amran (ed). 1996. Politik
harus banyak membaca buku. Bahasa Nasional. Jilid 1.
d) Tanda koma dipakai di belakang kata atau Jakarta: Pusat Bahasa
ungkapan penghubung antar kalimat, i) Tanda koma dipakai di antara bagian-
seperti oleh karena itu, jadi, dengan bagian catatan kaki atau catatan akhir.
demikian, sehubungan dengan itu, dan Misalnya:
meskipun demikian. Sultan Takdir Alisyahbana, Tata
Misalnya: Bahasa Baru Bahasa Indonesia,
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh Jilid 2 (Jakarta: Pustaka
karena itu, dia memperoleh beasiswa Rakyat,1950), hlm 25.
belajar di luar negeri. W.J.S Poerwardarminta, Bahasa
Anak itu memang rajin membaca sejak Indonesia Untuk Karang
kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi Mengarang (Jogjakarta: UP
bintang pelajar. Indonesia, 1967), Hlm. 4.
e) Tanda koma dipakai sebelum dan/atau j) Tanda koma dipakai di antara nama
sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya untuk
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

membedakannya dari singkatan nama (4) Bersedia ditempatkan di seluruh


diri, keluarga, atau marga. wilayah Negara Kesatuan
Misalnya: Republik Indonesia.
Ny. Khadijah,M.A. c) Tanda titik koma dipakai untuk
Bambang Irawan, M.Hum. memisahkan bagian-bagian
Siti Amina, S.H, M.H pemerincian dalam kalimat yang sudah
k) Tanda koma dipakai sebelum angka menggunakan tanda koma.
desimal atau di antara rupiah dan sen Misalnya:
yang dinyatakan dengan angka. Ibu membeli buku, pensil, dan
Misalnya: tinta; baju, celana, dan kaus;
12,5 m pisang, apel, dan jeruk.
27,3 kg Agenda rapat ini meliputi;
Rp500,50 1. Pemilihan ketua, sekretaris dan
RP750,00 bendahara;
l) Tanda koma dipakai untuk mengapit 2. Penyusunan anggaran dasar,
keterangan tambahan atau keterangan anggaran rumah tangga, dan
aposisi. program kerja; dan
Misalnya: 3. Pendataan anggota,
Di daerah kami, misalnya, masih dokumentasi, dan aset
banyak bahan tambang yang organisasi.
belum diolah. Tanda titik dua (:)
Soekarno, presiden 1 RI, a) Tanda titik dua dipakai pada akhir
merupakan salah seorang suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pendiri gerakan nonblok. pemerincian atau penjelasan.
m) Tanda koma dipakai di belakang Misalnya:
keterangan yang terdapat pada awal Mereka memerlukan perabot
kalimat untuk menghindari salah rumah tangga: kursi, meja, dan
baca/salah pengertian. lemari
Misalnya: Hanya ada dua bagi para
Dalam pengembangan bahasa, pejuang kemerdekaan: hidup
kita dapat memanfaatkan atau mati
bahasa daerah. b) Tanda titik dua tidak dipakai jika
Atas perhatian saudara, kami perincian atau penjelasan itu
ucapkan terima kasih merupakan pelengkap yang mengakhiri
Tanda titik koma (;) pernyataan.
a) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai Misalnya:
pengganti kata hubung untuk Kita memerlukan: kursi, meja,
memisahkan kalimat setara yang lain dan lemari
di dalam kalimat majemuk. Tahap penelitian yang harus
Misalnya: dilakukan meliputi:
Hari sudah malam; anak-anak a. Persiapan, c.
masih membaca buku, Pengumpulan data,
Ayah menyelesaikan pekerjaan; b. Pengelolaan data, dan
Ibu menulis mkalah; Adik d. Pelaporan.
membaca cerita pendek.
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata
b) Tanda titik koma dipakai pada akhir atau ungkapan yang memerlukan
pencarian yang berupa klausa. pemerian.
Misalnya: Misalnya:
Syarat penerimaan pegawai di a. Ketua : Ahmad Wijaya
lembaga ini adalah Sekretaris : Siti Aryani
(1) Berkewarganegaraan Indonesia Bendahara :Aulia Arimbi
(2) Berijazah sarjana S-1 b. Narasumber :Prof. Dr. Rahmat
(3) Berbadan sehat; dan Efendi
Pemandu : Abdul Gani,
M.Hum.
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Pencatat : Sri Astuti 23⁄ (dua-puluh-tiga perdua-


25
Amalia, S.pd. puluh-lima)
d) Tanda titik dua dipakai dalam naskah Mesin hitung-tangan
drama sesudah kata yang menunjukan e) Tanda hubung dipakai untuk merangkai
pelaku pada percakapan. Misalnya:
Misalnya: Se- dengan kata berikutnya
Ibu : “Bawa koper ini, Nak!” yang dimulai dengan huruf
Amir : “ Baik, Bu.” kapital (se-Indonesia, se-Jawa
Ibu : “Jangan lupa, letakkan Barat)
baik-baik!” Ke-dengan angka (peringatan
e) Tanda titik dua dipakai di antara (a) ke-21)
jilid atau nomor dan halaman, (b) Angka dengan kata –an (tahun
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) 1950-an)
judul dan anak judul suatu karangan, Kata atau imbuhan dengan
serta (d) nama kota dan penerbit singkatan yang berupa huruf
dalam daftar pustaka. kapital (hari-H, sinar-X, ber-
Misalnya: KTP, di-SK-kan);
Horizon, XLIII, No. 8/2008:8 Kata dengan kata ganti Tuhan
Surah Albaqarah: 2-5 (ciptaan-nya, atas rahmat-mu);
Matius 2:1-3 Huruf dan angka (D-3, S-1, S-2;
Dari Pemburu ke Terapeutik: dan
Antologi cerpen Nusantara. Kata ganti –ku, -mu, dan-nya
Pedoman Umum Pembentukan dengan singkatan yang berupa
Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa. huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya,
Tanda hubung (-) STNK-ku)
a) Tanda hubung dipakai untuk menandai f) Tanda hubung dipakai untuk merangkai
bagian kata yang terpenggal oleh unsur bahasa Indonesia dengan unsur
pergantian baris. bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya: Misalnya:
Disamping cara lama diterapkan di-soan-i (dalam bahasa Jawa,
ca- ‘didatangi’)
ra baru. ber-priban (bahasa Batak,
Nelayan pesisir itu ‘bersaudara sepupu’)
membudidayakan rum- di-beck-up
Put laut. me-recall
b) Tanda hubung dipakai untuk pen-tackle-an
menyambung unsur kata ulang. g) tanda hubung digunakan untuk
Misalnya: menandai bentuk terikat yang menjadi
Anak-anak objek bahasan.
Berulang-ulang Misalnya:
Kemerah-merahan Kata pasca- berasal dari bahasa
c) Tanda hubung dipakai untuk sanksekerta
menyambung tanggal, bulan, dan Akhiran –isasi pada kata
tahun yang dinyatakan dengan angka betonisasi sebaiknya diubah
atau menyambung huruf dalam angka. menjadi pembetonan.
Misalnya: Tanda pisah (-)
11-11-2013 a) Tanda pisah dapat dipakai untuk
p-a-n-i-t-i-a membatasi penyisipan kata atau
d) Tanda hubung dapat dipakai untuk kalimat yang memberi penjelasan di
memperjelas hubungan bagian kata luar bangun kalimat.
atau ungkapan. Misalnya:
Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu-saya
ber-evolusi yakin akan tercapai-
meng-ukur diperjuangkan oleh bangsa itu
dua-puluh-lima ribuan (25 x sendiri.
1,000)
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

Keberhasilan itu-kita Mari kita dukung gerakan Cinta


sependapat-dapat dicapai jika Bahasa Indonesia!.
kita mau berusaha keras. Bayarlah pajak tepat pada
b) Tanda pisah dapat dipakai juga untuk waktunya!
menegaskan adanya keterangan Masa! Dia bersikap seperti itu?
aposisi atau keterangan yang lain. Merdeka!
Misalnya: Tanda elipsis (…)
Soekarno-Hatta-proklamator a) Tanda elipsis dipakai untuk
kemerdekaan RI- diabadikan menunjukan bahwa dalam suatu
menjadi nama bandar udara kalimat atau kutipan ada bagian
internasional. yang hilang.
Rangkaian temuan ini-evolusi, Misalnya:
teori kenisbian, dan pembelahan Penyebab kemerosotan … akan
atom-telah mengubah konsepsi diteliti lebih lanjut.
kita tentang alam semesta. Dalam Undang-Undang Dasar
Gerakan pengutamaan bahasa 1945 disebutkan bahwa bahasa
Indonesia-amanat sumpah Negara iyalah …
pemuda-harus terus …, lain lubuk lain ikannya.
digelorakan. b) Tanda elipsis dipakai untuk menulis
c) Tanda pisah dipakai di antara dua ujaran yang tidak selesai dalam
bilangan, tanggal, atau tempat yang dialog.
berarti ’sampai dengan’ atau ‘sampai Misalnya:
ke’. “Menurut saya … seperti …
Misalnya: bagaimna, Bu?”
Tahun 2010-2013. “Jadi, simpulannya … oh, sudah
Tanggal 5-10 April 2013. saatnya istirahat.”
Jakarta-Bandung.
Tanda Tanya(?) Tanda petik (“…”)
a) Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat a) Tanda petik dipakai untuk mengapit
Tanya. petikan langsung yang berasal dari
Misalnya: pembicaraan, naskah, atau bahan
Kapan hari pendidikan tertulis lain.
diperingati? Misalnya:
Siapa pencipta lagu “Indonesia “Merdeka itu mati!” seru bung
Raya”? Tomo dalam pidatonya.
b) Tanda Tanya dipakai di dalam tanda “Kerjakan tugas ini sekarang!”
kurung untuk menyatakan bagian perintah atasannya. “Besok
kalimat yang disangsikan atau yang akan dibahasa dalam rapat.”
kurang dapat dibuktikan b) Tanda petik dipakai untuk mengapit
kebenarannya. judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
Misalnya: naskah, atau bab buku yang dipakai
Monument Nasional mulai dalam kalimat.
dibangun pada tahun 1961 (?) Misalnya:
Di Indonesia terdapat 740 (?) Sajak “Pahlawanku” terdapat
bahasa daerah. pada halaman 125 buku itu.
Marilah kita menyanyikan lagu
Tanda seru (!) “Maju tak gentar”
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri Film “Ainun dan
ungkapan atau pernyataan berupa seruan Habibie”merupakan kisah nyata
atau perintah yang menggambarkan yang diangkat dari sebuah
kesungguhan, ketidak percayaan, atau emosi novel.
yang kuat. c) Tanda titik dipakai untuk mengapit
Misalnya: istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
Alangkah indahnya taman laut kata yang mempunyai arti khusus.
di Bunaken! Misalnya:
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

“Tetikus” komputer ini sudah d) Tanda kurung dipakai untuk mengapit


tidak berfungsi. huruf atau angka yang digunakan
Dilarang memberikan “amplop” sebagai penanda perincian.
‘pada petugas. Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a)
Tanda petik tunggal (‘…’) bahan baku, (b) biaya produksi,
a) Tanda petik tunggal dipakai untuk dan (c) tenaga kerja.
mengapit petikan yang terdapat dalam Dia harus melengkapi berkas
petikan lain. lamarannya dengan
Misalnya: melampirkan
Tanya dia, “Kau dengar bunyi (1) Akta kelahiran,
‘kring-kring’ tadi?” (2) Ijazah terakhir, dan
“Kita bangga karena lagu (3) Surat keterangan kesehatan.
‘Indonesia Raya’ berkumandang
di area olimpiade itu,” kata Tanda kurung siku ([…])
ketua koni. a) Tanda kurung siku dipakai untuk
mengapit huruf, kata, atau kelompok
b) Tanda petik tunggal dipakai untuk kata sebagai koreksi tambahan atas
mengapit makna, terjemahan, atau kesalahan atau kekurangan di dalam
penjelasan kata atau ungkapan. naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya: Misalnya:
Tergugat ‘yang Sang sapurba men[d]engar
tergugat’ bunyi gemerisik
Retina ‘dinding Penggunaan bahasa dalam
mata sebelah kanan’ karya ilmiah harus sesuai
Tadulako ‘panglima’ [dengan] kaidah bahasa
Indonesia.
Tanda kurung ((…)) Ulang tahun [proklamasi
a) Tanda kurung dipakai untuk mengapit kemerdekaan] Republik
tambahan keterangan atau penjelasan. Indonesia dirayakan secara
Misalnya: khitmat.
Dia memperpanjang surat izin b) Tanda kurung siku dipakai untuk
mengemudi (SIM). mengapit keterangan dalam kalimat
Warga baru itu belum memiliki penjelas yang terdapat dalam kurung.
KTP (Kartu Tanda Penduduk). Misalnya:
b) Tanda kurung dipakai untuk mengapit Persamaan kedua proses itu
keterangan atau penjelasan yang (perbedaannya dibicarakan di
bukan bagian utama kalimat. dalam Bab II [lihat halaman 35-
Misalnya: 38]) perlu dibentangkan di sini.
Sajak Ranggono yang berjudul
“ubud” (nama tempat yang Tanda garis miring (/)
terkenal di Bali) ditulis pada a) Tanda garis miring dipakai dalam
tahun 1962. nomor surat, nomor pada alamat surat,
Keterangan itu (lihat table 10) dan penandaan masa satu tahun yang
menunjukan arus terbagi dalam dua tahun takwim’
perkembangan baru pasar luar Misalnya:
negeri. Nomor: 7/PK/II/2013
c) Tanda kurung dipakai untuk mengapit Jalan Keramat III/10
huruf atau kata yang keberadaannya di tahun ajaran 2012/2013
dalam teks dapat dimunculkan atau b) Tanda garis miring dipakai sebagai
dihilangkan. pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya: Misalnya:
Dia berangkat ke kantor selalu Mahasiswa/mahasiswi
naik (bus) transjakarta. ‘mahasiswa dan mahasiswi’
Pesepak bola kenamaan itu Dikirimkan lewat darat/laut ‘
berasal dari (kota) padang. dikirimkan lewat darat atau lewat
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

laut’. b. Fungsi Ejaan


Buku dan/atau majalah Azwardi (2008: 15) menyatakan fungsi
‘buku dan majalah atau buku dan ejaan adalah sebagai landasan pembakuan
majalah’ tata bahasa, landasan pembakuan kosakata
Harganya Rp 1.500,00/lembar dan peristilahan, dan juga sebagai alat
‘harganya Rp 1.500,00/lembar penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain
c) Tanda garis miring dipakai untuk ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, secara
mengapit huruf, kata, atau kelompok, praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
kata sebagai koreksi atau pengurangan pembaca dalam memahami dan mencerna
atas kesalahan atau kelebihan di dalam informasi yang disampaikan secara tertulis.
naskah asli yang ditulis orang lain.
1. Teks Negosiasi
Misalnya: Teks Negosiasi adalah bentuk interaksi
Buku pengantar ling/g/uistik sosial yang bertujuan untuk mencapai
karya Verhaar dicetak beberapa kesepakatan diantara pihak-pihak yang
kali mempunyai kepentingan yang berbeda.
Asmara/n/dana merupakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
salah satu lambang macapat Republik Indonesia, menerbitkan buku
budaya Jawa. “Bahasa Indonesia kurikulum 2013 edisi revisi
Dia sedang menyelesaikan 2016” menjelaskan negosiasi merupakan
/h/utangnya di bank. proses tawar-menawar melalui perundingan
untuk mencapai kesepakatan bersama antara
Tanda penyingkatan atau apostrof (‘) satu pihak dengan pihak lain.
Tanda penyingkatan dipakai untuk Kedua pihak yang melakukan negosiasi
menunjukan penghilangan bagian kata mempunyai hak terhadap hasil yang akan
atau bagian angka tahun dalam disepakati. Hasil akhir negosiasi harus
konteks tertentu. mempunyai persetujuan dari semua pihak
Misalnya: sehingga semua pihak menerima hasil akhir
Dia’kan kusurati. (‘kan = akan) dengan kesepakatan bersama.
Mereka sudah datang,’kan? Adapun ciri-ciri teks negosiasi yang
(‘kan = bukan) membedakan dengan teks lainnya adalah
Malam’lah tiba (‘lah = telah) menghasilkan kesepakatan (yang saling
5-2-’13 (’13 = 2013) menguntungkan), mengarah pada tujuan
praktis, memprioritaskan kepentingan
6) Penulisan Unsur Serapan bersama, merupakan sarana untuk mencari
Dalam perkembangannya, bahasa penyelesaian.
Indonesia menyerap unsur dari berbagai Kaidah kebahasaan yang biasanya
bahasa lain, baik dari bahasa daerah digunakan dalam teks negosiasi di antaranya
maupun dari bahasa asing seperti menggunakan bahasa yang santun, terdapat
Sansakerta, Arab, Portugis, Belanda, atau ungkapan persuasif (bahasa untuk
Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya membujuk), berisi pasangan tuturan,
unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia, kesepakatan yang dihasilkan tidak merugikan
seperti reshuffle, shuttle clock. Unsur-unsur dua belah pihak, bersifat memerintah dan
ini dipakai dalam konteks bahasa memenuhi perintah, tidak berargumen dalam
Indonesia, tetapi pengucapan masih satu waktu, didasari argumen yang kuat
mengikuti cara asing. Kedua, unsur disertai fakta, minta alasan dari pihak mitra
pinjaman yang pengucapan dan negosiasi (mengapa ya/tidak), Jangan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah menyela argumen.
bahasa Indonesia, seperti crystal (kristal), Terdapat tujuh unsur yang menyusun
central (sentral), check (cek), effeck (efek). negosiasi sehingga menjadi satu kesatuan
Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks yang utuh, berikut adalah struktur kompleks
bahasa Indonesia dengan mengubah ejaan teks negosiasi (1) orientasi: kalimat pembuka,
seperlunya saja sehingga bentuk biasanya ucapan salam, fungsinya untuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan memulai negosiasi, (2) permintaan: suatu hal
dengan bentuk aslinya berupa barang atau jasa yang ingin dibeli oleh
pembeli, (3) pemenuhan: kesanggupan hal
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

berupa barang atau jasa dari penjual yang peniliti telah mempunyai hubungan keakraban
diminta oleh pembeli, (4) penawaran: dengan siswa sehingga penilitian
puncaknya negosiasi yang terjadi, kedua pihak dimungkinkan dapat berlangsung optimal.
saling tawar menawar, (5) persetujuan:
kesepakatan antara kedua belah pihak 3.4 Instrumen Penilitian
terhadap negosiasi yang telah dilakukan, (6) Instrumen pengumpulan data ini adalah
pembelian: keputusan konsumen jadi menggunakan human instrument yaitu peneliti
menyetujui negosiasi itu atau tidak, (7) sendiri. Peneliti sebagai pelaksana
penutup: kalimat penutup, biasanya ucapan mengumpulkan data, menganalisis, dan
salam atau terimakasih. sekaligus membuat kesimpulan. Pengetahuan
Adapun tujuan dilakukan negosiasi dalam peneliti tentang ejaan menjadi alat penting
hal bisnis, beberapa di antaranya untuk dalam penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti
mencapai kesepakatan yang memiliki menentukan kriteria-kriteria kesalahan ejaan
kesamaan persepsi, saling pengertian dan dalam tugas teks negosiasi siswa SMA Negeri
persetujuan, mencapai penyelesaian atau 3 Palu kelas MIA7. Dengan menggunakan
jalan keluar dari masalah yang dihadapi kriteria tersebut, peneliti menganalisis ejaan
secara bersama, mencapai kondisi saling pada tugas teks negosiasi siswa SMA Negeri 3
menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan Palu kelas MIA7 untuk menentukan terdapat
(win-win solution). Manfaat negosiasi yaitu atau tidaknya kesalahan ejaan. Kesalahan
untuk menciptakan jalinan kerja sama antara ejaan tersebut adalah sebagai berikut.
institusi, badan usaha, maupun perorangan 1. Kesalahan penggunaan huruf kapital.
dalam melakukan suatu usaha dan kegiatan 2. Kesalahan penulisan imbuhan di-, ke- dan
bersama atas dasar saling pengertian. kata depan di, ke, dan dari.
3. Kesalahan penulisan unsur serapan.
4. Kesalahan penggunaan tanda baca, meliputi
III. METODE PENELITIAN tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik
dua (:), tanda titik koma (;), tanda hubung
3.1 Jenis Penelitian (-), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda
Penelitian ini dilakukan dengan kurung ((…)), tanda petik (“…”), tanda
menggunakan pendekatan kualitatif yang petik tunggal (‘…’), dan tanda garis miring
termasuk dalam penelitian kebahasaan. (/).
Boydan dan Taylor (lewat Moleong, 2006: 4)
mengatakan bahwa pendekatan kualitatif 3.5 Teknik Pengumpulan Data
merupakan prosedur penelitian yang Teknik pengumpulan data dalam penelitian
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata ini menggunakan teknik baca. Teknik baca
tertulis atau lisan dari orang-orang dan yang dilakukan adalah membaca secara
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan berulang dan cermat tugas Siswa SMA Negeri
kualitatif dipilih karena masalah yang diteliti 3 Palu yang telah dipilih. Pembacaan
berupa data yang lebih tepatnya dijelaskan disesuaikan dengan tujuan penelitian,
dengan menggunakan kata-kata. sedangkan yang tidak berhubungan dengan
penelitian ini diabaikan. Teknik selanjutnya
3.2 Tempat dan Waktu Penilitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Penilitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 3 teknik catat. Teknik catat ini digunakan untuk
Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu. mengungkapkan suatu permasalahan yang
Dengan waktu dua bulan penilitian agar data terdapat dalam suatu bacaan atau wacana
yang dihasilkan dapat akurat. Adapun objek (Sudaryanto, 1999: 41).
dan subjek penilitian ini adalah ejaan dalam Setelah dianalisis dan dideskripsikan,
tugas siswa kelas X MIA7 SMA Negeri 3 Palu selanjutnya kesalahan yang telah ditemukan
Tahun ajaran 2017/2018. tersebut dibetulkan. Pembetulan kesalahan
Alasan dipilihnya tugas teks negosiasi Siswa dalam penelitian ini bersifat parsial. Artinya,
SMA Negeri 3 Palu kelas X MIA7 adalah pembetulan hanya pada bagian yang
dengan mempertimbangkan bahwa penelitian berkaitan dengan penelitian, yaitu berupa
serupa belum pernah dilakukan. Selain itu, ejaan tertentu yang dibatasi pada kesalahan
peneliti ingin melihat kemampuan menulis pemakaian huruf kapital, kesalahan penulisan
siswa dengan memperhatikan ketepatan imbuhan di-, ke-, dan kata depan di, ke, dari,
ejaan. Kelas X MIA7 dipilih dengan alasan, dan kesalahan penggunaan tanda baca.
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

3.6 Teknik Analisis Data Data 2 “Betul Rumah ini akan dijual?” kata
Analisis data merupakan upaya peneliti pembeli. “Iya betul Rumah ini akan dijual”
menagani langsung masalah yang terkandung jawab Penjual. pada data (2) juga terdapat
dalam data (Sudaryanto, 2001: 3-6). penulisan huruf kapital yang berada di tengah
Penanganan itu tampak dari adanya tindakan kalimat yaitu pada kata “Rumah”. Seharusnya
mengamati, membedah, atau mengurangi, pada kata tersebut huruf pertamanya
dan menguraikan masalah yang bersangkutan menggunakan huruf kecil karena berada di
dengan cara khas tertentu. Cara-cara khas tengah kalimat seharusnya ditulis seperti
tertentu yang ditempuh peneliti untuk paparan berikut ini. “Betul rumah ini akan
memahami problematika suatu kebahasaan dijual?” kata pembeli. “Iya betul rumah ini
yang diangkat sebagai objek penelitian ini akan dijual” jawab Penjual. Ditulis sesuai
disebut metode analisis data (Sudaryanto, penulisan kaidah-kaidah ejaan yang
2001: 57). disempurnakan.
Dalam tahap ini, untuk memperoleh Data 3 “ayah, setelah lulus nanti saya mau
deskripsi bentuk kesalahan ejaan digunakan sekolah di SMA” kata refan. pada data (3)
metode padan dan agih (distribusional). terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital
Metode padan digunakan untuk menganalisis pada awal kalimat “ayah” pada kata tersebut
sekaligus menafsirkan peristiwa-peristiwa tidak menggunakan huruf kapital pada awal
berbahasa yang berkaitan dengan faktor kalimat, seharusnya kata tersebut harus
penentuan penggunaan bahasa yang alat menggunakan huruf kapital karena kata
penentunya berupa bahasa tulis. tersebut berada diawal kalimat yang harus
mengikuti peraturan-peraturan penulisan yang
baik dan benar. Berikut penggunaan huruf
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN kapital yang tepat “ayah, setelah lulus nanti
saya mau sekolah di SMA” kata refan.
4.1 Hasil Penelitian Data 4 Di uFuk timur, Matahari belum
Berdasarkan rumusan masalah yang tampak. udara pada hari itu terasa dingin.
diangkat, diperoleh hasil penelitian yakni Pada data (4) terdapat beberapa kesalahan
bentuk kesalahan ejaan pada karangan penggunaan huruf kapital pada kalimat “Di
deskripsi siswa SMA Negeri 3 Palu kelas X uFuk timur, Matahari belum tampak. udara
MIA7, yakni 1) kesalahan penggunaan huruf pada hari itu terasa dingin” pada kata “uFuk”
kapital, 2) kesalahan penggunaan huruf seharusnya tidak menggunakan huruf kapital
miring, 3) kesalahan penggunaan kata, 4) di tengah kata. Kata “Matahari” juga memiliki
kesalahan penggunaan kata depan, 5) kekeliruan yang sama karena pada kata
kesalahan penggunaan singkatan, 6) tersebut seharusnya setelah tanda koma tidak
kesalahan penggunaan tanda baca. Keenam perlu menggunakan huruf kapital. Kata
hasil penelitian yang diperoleh dipaparkan “udara” juga mempunyai kesalahan yang
dalam uraian data berikut ini. sama dalam penulisan huruf, seharusnya
setelah tanda titik harus menggunakan huruf
4.1.1 Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital kapital. Berikut penggunaan huruf kapital
Paparan data berikut menunjukan bentuk yang tepat “Di ufuk timur, matahari belum
kesalahan ejaan pada karangan teks negosiasi tampak. Udara pada hari itu terasa dingin”.
siswa, yakni kesalahan penggunaan huruf Data 5 “bisalah pak kurangi Rp. 400.000,00
kapital. Berikut uraiannya. doang” kata pembeli. “aduh maaf bu soalnya
Data 1 “TeriMa kasih” kata pelayan. “Sama- itu keluaran Terbaru nanti saya rugi bu” jawab
sama” balas pembeli. Pada kalimat diatas penjual. Pada data (5), juga banyak terjadi
terdapat kata “TeriMa” yang menggunakan kesalahan penggunaan huruf kapital di awal
huruf kapital di tengah kata yang melanggar kalimat maupun di tengah kalimat. Pada kata
kaidah penulisan ejaan yang disempurnakan, “bisalah dan aduh” seharusnya menggunakan
seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf huruf kapital di awal kalimat atau setelah
kecil karena berada di tengah kalimat, tanda titik. Pada kata “pak dan bu”
“Terima” ditulis sesuai dengan kaidah seharusnya juga menggunakan huruf kapital
penulisan yang baik dan benar. Penggunaan sebab huruf kapital juga digunakan pada kata
huruf kapital yang tepat adalah sebagai penunjuk hubungan kekerabatan. Selain itu
berikut. “Terima kasih” kata pelayan. “Sama- kata “Terbaru” juga menyalahi penggunaan
sama” balas pembeli. ejaan yang disempurnakan seharusnya tidak
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

ada huruf kapital di tengah kalimat, tempat, jadi penulisan tersebut harus dipisah.
seharusnya pada kata tersebut harus Berikut penggunaan kata depan yang tepat
menggunakan huruf kecil. Berikut penggunaan “Ya bagus bunganya pak, bisa ditanam di
huruf kapital yang tepat “Bisalah Pak kurangi rumah sendiri maupun untuk souvenir” kata
Rp. 400.000,00 doang” kata pembeli. “Aduh Farel.
maaf Bu soalnya itu keluaran terbaru nanti Data 10 “Disini tersedia berbagai macam
saya rugi Bu” jawab penjual. merek laptop Pak” kata penjual. Pada data
(10) juga memiliki kesalahan penggunaan
4.1.2 Kesalahan Penggunaan Huruf Miring kata depan yang sama, pada kata “disini”
Data 6 “Begini Mas, Saya ingin beli leptop seharusnya dipisah karena menunjukkan
Dell Inspiron, apakah di sini ada?”. Kesalahan keterangan tempat jadi. Berikut penggunaan
Penggunaan huruf miring pada data (6) belum kata depan yang tepat “Di sini tersedia
tepat karena pada kata “Dell Inspiron” berbagai macam merek laptop Pak” kata
mengandung ungkapan asing seharusnya penjual.
pada kata tersebut harus ditulis menggunakan Data 11 “Ini uangnya Mbak, di hitung dulu
huruf miring “Dell Inspiron”. yah” kata pembeli. Kesalahan penggunaan
Data 7 “Di sini ada merk apa saja?” kata kata depan pada data (11) terdapat kata “di”
pembeli. “Banyak. Ada Asus, Acer, Thosiba, pada kalimat tersebut yang merupakan
dan lain-lain” jawab pelayan. Kesalahan huruf imbuhan, bukan menunjukan keterangan
miring juga terdapat pada data (7) pada kata tempat atau waktu, maka kata tersebut harus
“Asus, Acer, dan Thosiba” pada kata tersebut disambung dari kata yang mengikutinya.
harus menggunakan huruf miring karena Berikut penggunaan kata yang tepat “Ini
mengandung ungkapan asing maka kata uangnya Mbak, dihitung dulu yah” kata
tersebut ditulis menggunakan huruf miring. pembeli.
Berikut penggunaan huruf miring yang tepat“ Data 12 Beberapa kali ia membujuk Ayah
Tanjung Karang “Asus, Acer, Thosiba”. dan Ibunya agar dapat bersekolah disekolah
Data 8 “Ada merk HP apa saja?” Tanya swasta itu. Kesalahan penggunaan kata depan
pembeli. “Disini ada Smartfren, ZTE, Huawei, pada data (12) terdapat kata “disekolah” pada
dan masih banyak lagi” jawab pelayan. kata tersebut harus dipisah karena kata
Kesalahan penggunaan huruf miring juga tersebut menunjukan keterangan tempat jadi,
terjadi pada data (8) pada kata “Smartfren, kata tersebut harus dipisah dari kata yang
ZTE, Huawei” pada penulisan kata tersebut mengikutinya. Berikut penggunaan kata depan
tidak benar karena tidak menggunakan huruf yang tepat “Beberapa kali ia membujuk Ayah
miring pada kata ungkapan yang mengandung dan Ibunya agar dapat bersekolah di sekolah
bahasa asing seharusnya di tulis dengan swasta itu.”
menggunakan huruf miring. Berikut Data 13 Si Abang tidak terima kalau barang
penggunaan huruf miring yang tepat dagangannya di beri harga segitu. Kesalahan
“Smartfren, ZTE, Huawei”. penggunaan kata depan pada kata “di beri”
pada data (13) harus disambung karena kata
4.1.3 Kesalahan Kata Depan “di” di sini adalah imbuhan bukan menunjukan
Kata depan dapat ditandai dengan kata keterangan tempat atau waktu. Berikut
penggunaan kata seperti di, ke, dan dari, yang penggunaan kata depan yang tepat “Si Abang
harus ditulis terpisah dengan kata yang tidak terima kalau barang dagangannya diberi
mengikutinya. Tetapi dalam penelitian harga segitu.”
karangan deskripsi siswa di SMA Negeri 3 Palu
masih banyak yang memiliki kesalahan dalam 4.1.4 Kesalahan Penggunaan Singkatan
penulisan kata depan. Data 14 Dijual laptop gaming 8 jt no minus,
Data 9 “Ya bagus bunganya pak, bisa di lancarjaya. Pada data (14) penggunaan
tanam dirumah sendiri maupun untuk singkatan “jt” tersebut tidak benar karena
souvenir” kata Farel. Kesalahan penulisan kata kata tersebut mengandung banyak arti maka,
depan pada data (9) terdapat pada kata “di kata tersebut harus ditulis secara keseluruhan
tanam” yang seharusnya disambung dan kata “juta” berikut penggunaan singkatan yang
“dirumah” yang seharusnya dipisah, karena tepat “Dijual laptop gaming 8 jt no minus,
“di” pada kata “tanam” bukanlah kata depan, lancarjaya”.
sedangkan “di” pada kata “rumah” merupakan Data 15 Sma 3 Palu. Kesalahan penggunaan
kata depan yang menunjukan keterangan singkatan terdapat pada data (15) pada kata
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

“Sma” penggunaan singkatan pada kata tanda titik pada data (20) terdapat pada kata
tersebut tidak benar, sebab huruf awal setiap “Bu” yang tidak menggunakan tanda titik di
kata seharusnya ditulis dengan huruf kapital akhir kalimat. Berikut penggunaan titik yang
tanpa tanda titik. Brikut penggunaan tepat “Itu laptop keluaran terbaru bu,
singkatan yang tepat “SMA 3 Palu”. harganya 5 juta Bu.”
Data 16 “Saya cari hp keluaran terbaru” Data 21 “Itu ada penjual buah mangga
kata pembeli. Kesalahan penggunaan Lang” kesalahan penggunaan tanda titik pada
singkatan pada data (16) terdapat pada kata data (21) pada kata “Lang” yang tidak
“hp” tidak benar, seharusnya huruf awal menggunakan tanda titik di akhir kalimat.
setiap kata ditulis dengan huruf kapital atau Seharunya pada kata tersebut harus
harus ditulis secara keselururuhan “Hand menggunakan tanda titik di akhir kalimat.
phone” karena tidak memiliki arti dalam Berikut penggunaan tanda titik yang benar
penggunaan singkatan maupun dalam “Itu ada penjual buah mangga Lang.”
penggunaan ejaan yang disempurnakan. Data 22 “15 ribu lah Mas…” kesalahan
Berikut penulisan yang tepat “Saya cari hand penggunaan tanda titik juga terdapat pada
phone keluaran terbaru” kata pembeli. akhir kalimat pada data (22) pada kata
Data 17 Pada suatu hari ada seorang Ibu yg “Mas….” Yang menggunakan tanda titik
hendak membeli lemari es. kesalahan berlebihan dan tidak sesuai dengan kaidah
penggunaan kata depan pada data (17) ejaan yang disempurnakan dalam penggunaan
terdapat kata “yg” seharusnya kata tersebut tanda titik. Berikut penggunaan tanda titik
harus ditulis secara keseluruhan “yang” yang tepat “15 ribu lah Mas.”
karena tidak memiliki arti dalam penggunaan 2. Tanda Tanya (?)
singkatan maupun dalam penggunaan ejaan Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat
yang disempurnakan. Berikut penggunaan Tanya.
singkatan yang tepat “Pada suatu hari ada Data 23 “Bagaimana kalau 1 setengah bulan
seorang Ibu yang hendak membeli lemari es.” Bu.” Kesalahan penggunaan tanda tanya pada
data (23) terdapat kata “Bu” yang seharusnya
4.1.5 Kesalahan Tanda Baca ditulis menggunakan tanda tanya. Berikut
Penggunaan tanda baca ini sering terjadi penggunaan tanda tanya yang tepat
kesalahan disetiap penulisan karangan pada “Bagaimana kalau 1 setengah bulan Bu?”.
siswa karena kurangnya pemahaman pada Data 24 “Saya ambil 2 miliar yah Pak”
pemakaian tanda baca dan biasa juga kesalahan penggunaan tanda tanya juga
disebabkan oleh terjadinya kelalaian seorang terdapat pada data (24) terdapat kata “Pak”
penulis atau pengarang dalam menggunakan pada kata tersebut yang seharusnya
tanda baca pada akhir kalimat atau paragraf. menggunakan tanda tanya. Berikut
Kesalahan tanda baca pada karangan teks penggunaan tanda tanya yang tepat “Saya
negosiasi siswa SMA Negeri 3 Palu sebagai ambil 2 miliar yah Pak?”.
berikut. Data 25 “Aduh, jadi bagaimana yah”
1. Penggunaan tanda titik Kesalahan penggunaan tanda tanya terdapat
Data 18 “Selamat sore, Adek.” “Sore…” pada data (25) terdapat pada kata “yah” yang
kesalahan penggunaan tanda titik pada data seharunya ditulis menggunakan tanda tanya.
(18) terdapat penggunaan tanda titik Berikut penggunaan tanda tanya yang tepat
berlebihan di akhir kalimat yang tidak sesuai “Aduh, jadi bagaimana yah?”.
dengan kaidah ejaan yang disempurnakan Data 26 “Tidak bisa kurang Bu harganya”
dalam penggunaan tanda titik. Berikut Kesalahan penggunaan tanda tanya pada data
penggunaan tanda titik yang tepat “Selamat (26) terdapat kata “haganya” yang tidak
sore, Adek.” “Sore.” menggunakan tanda tanya, seharusnya pada
Data 19 “Yang merk exsport di sebelah sini kata tersebut harus menggunakan tanda
Dek….” Kesalahan penggunaan tanda titik tanya untuk mengungkapkan kata tanya.
pada data (19) terdapat penggunaan tanda Berikut penggunaan tanda tanya yang tepat
titik yang berlebihan yang menyalahi aturan “Tidak bisa kurang Bu harganya?”.
ejaan yang disempurnakan, Berikut
penggunaan tanda titik yang tepat “Yang merk 4.2 Pembahasan
exsport di sebelah sini Dek.” Kesalahan penggunaan ejaan pada teks
Data 20 “Itu laptop keluaran terbaru Bu, negosiasi siswa kelas X MIA 7 SMA Negeri 3
harganya 5 juta Bu” kesalahan penggunaan Palu masih banyak mengalami kesalahan
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

dalam penulisan teks negosiasi, ini disebabkan ada?” penggunaan huruf miring ini, tidak
karena kurangnya pemahaman siswa dalam hanya digunakan pada kata yang mengandung
penggunaan ejaan bahasa Indonesia, karena ungkapan asing saja tetapi, akan digunakan
kurangnya pemahaman tersebut dapat juga pada ungkapan daerah atau penegasan
mengakibatkan terjadinya kesalahan suatu kata dalam suatu kalimat.
penggunaan huruf, penulisan kata dan 3. Kesalahan kata depan, kesalahan ini
penggunaan tanda baca dalam penulisan teks masih sering terjadi yaitu pada kalimat
negosiasi. terdapat pada kata “di tanam” yang
Berdasarkan hasil penelitian. Dalam analisis seharusnya disambung dan kata “dirumah”
kesalahan ejaan pada teks negosiasi siswa yang seharusnya dipisah, karena “di” pada
kelas X MIA 7 SMA Negeri 3 Palu masih kata “tanam” bukanlah kata depan melainkan
banyak mengalami kesalahan dalam menulis imbuhan, sedangkan “di” pada kata “rumah”
sebuah karangan khususnya pada karangan merupakan kata depan yang menunjukkan
teks negosiasi. Adapun jenis-jenis kesalahan keterangan tempat, jadi penulisan tersebut
yang dilakukan oleh siswa yaitu meliputi: harus dipisah. Berikut penggunaan kata depan
1. kesalahan penggunaan huruf kapital. Masih yang tepat “Ya bagus bunganya pak, bisa
banyak yang melakukan kesalahan terhadap ditanam di rumah sendiri maupun untuk
penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai souvenir” kata Farel.
dengan kaidah penulisaan ejaan bahasa 5. Kesalahan penggunaan singkatan,
Indonesia. Kesalahan siswa pada penulisan kesalahan ini masih sering terjadi, terutama
huruf kapital yaitu menggunakan huruf kapital pada teks negosiasi siswa kelas X MIA 7 SMA
di tengah kalimat “TeriMa kasih”, dalam Negeri 3 Palu, yaitu pada kalimat “Dijual
kalimat tersebut terdapat kata “TeriMa” yang laptop gaming 8 jt no minus, lancar jaya”
menggunakan huruf kapital di tengah kata pada kalimat tersebut terdapat kata “jt” pada
semestinya harus menggunakan huruf kecil kata tersebut penyingkatannya tidak benar
karena berda di tengah kalimat “Terima” yang karena mengandung banyak arti maka, kata
di tulis sesuai kaidah ejaan yang tersebut harus ditulis secara keseluruhan
disempurnakan. Semestinya ditulis dengang “Dijual laptop gaming 8 juta no minus, lancar
kalimat “Terima kasih”, kesalahan jaya”.
penggunaan huruf kapital selanjutnya yaitu 6. Kesalahan penggunaan tanda baca yang
penggunaan huruf kapital yang menggunakan meliputi kesalahan penggunaan tanda titik
huruf kapital pada tengah paragraf atau dalam penulisan teks negosiasi siswa kelas X
tengah kalimat “Betul Rumah ini akan dijual?” MIA 7 SMA Negeri 3 Palu, masih memiliki
kata pembeli. “Iya betul Rumah ini akan kesalahan penggunaan tanda titik. Terdapat
dijual” pada kalimat tersebut menggunakan pada kalimat “Selamat sore, Adek.” “Sore…”
huruf kapital pada tengah kalimat yaitu pada pada kalimat tersebut memiliki kesalahan
kata “Rumah” pada kata tersebut seharusnya penggunaan tanda titik secara berlebihan
tidak menggunakan huruf kapital karena yang tidak terdapat dalam penggunaan tanda
berada di tengah kalimat atau berada di ejaan yang disempurnakan pada penggunaan
tengah paragraf “Rumah” ditulis sesuai tersebut melanggar kaidah penggunaan tanda
kaidah penulisan penggunaan huruf kapital titik. Seharusnya pada akhir kalimat hanya
yang tepat, “Betul rumah ini akan dijual?” menggunakan satu tanda titik. Maka, dapat
kata pembeli. “Iya betul rumah ini akan ditulis “Selamat sore, Adek.” “Sore.”
dijual”. Kesalahan penggunaan tanda titik juga terjadi
2. Penggunaan huruf miring, kesalahan pada kalimat “Itu laptop keluaran terbaru bu,
penggunaan huruf miring ini, masih banyak harganya 5 juta Bu” pada kalimat tersebut
siswa yang masih keliru dalam penulisannya terdapat kata “Bu”, pada kata tersebut tidak
karena sebagian siswa yang masih belum menggunakan titik di akhir kalimat
mengerti tentang penggunaan huruf miring, seharusnya, pada kata tersebut harus
kesalahan penggunaan huruf miring pada teks menggunakan tanda titik di akhir kalimat “Itu
negosiasi terdapat pada kalimat “Begini Mas, laptop keluaran terbaru bu, harganya 5 juta
Saya ingin beli leptop Dell Inspiron, apakah di Bu.”
sini ada?” pada kata tersebut mengandung Kesalahan penggunaan tanda Tanya juga
ungkapan asing jadi, pada kata tersebut harus masih ada dalam penulisan teks negosiasi
menggunakan huruf miring “Begini Mas, Saya siswa, kesalahan tersebut terjadi karena
ingin beli leptop Dell Inspiron, apakah di sini kurangnya pengetahuan siswa dalam
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No. 4 (2018)
ISSN 2302-2043

penggunaan tanda tanya. Dalam penulisan dalam menulis karangan dengan deskripsi
teks negosiasi siswa kelas X MIA 7 SMA Negeri dengan mengikuti aturan-aturan ejaan bahasa
3 Palu, sebagian siswa masih bingung Indonesia yang baik dan benar.
menggunakan tanda tanya seperti pada
kalimat, “Bagaimana kalau 1 setengah bulan
Bu.” Pada kalimat tersebut terdapat kata “Bu” DAFTAR PUSTAKA
yang seharusnya kata tersebut ditulis
menggunakan tanda tanya untuk [1] Azwardi. 2008. Menulis ilmiah: Materi Kuliah
Bahasa Indonesia Umum untuk Mahasiswa. Banda
mengungkapkan kata tanya sehingga tidak
Aceh: Unsyiah.
melanggar kaidah penulisan ejaan yang [2] Badudu, J.S. 1995. Inilah Bahasa Indonesia yang
disempurnakan. Kalimat itu seharusnya ditulis Benar IV. Jakarta: PT Gramedia
“Bagaimana kalau 1 setengah bulan Bu?” Pustaka.
[3] Badudu , J.S. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
V. KESIMPULAN DAN SARAN [4] Cristian. 2014. Skripsi sebagai Karya
Ilmiah.(http://id.m.wiki-
5.1 Kesimpulan pedia.org/wiki/karya_ilmiah). Diunduh pada
tanggal 8 juli 2017.
Berdasarkan penelitian yang telah dibahas,
[5] Depdiknas. 2003. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
pada hasil penelitian, mengenai bentuk- Indonesia. Jakarta: Kemendikbid.
bentuk kesalahan ejaan pada Teks Negosiasi [6] Depdiknas. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Siswa SMA Negeri 3 Palu, dapat disimpulkan Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Bandung: Yrana Widya.
bahwa, kesalahan ejaan pada karangan
[7] Gantametrika dkk. (2016). Kesalahan Berbahasa
deskripsi siswa kelas X masih banyak Penggunaan EYD. Solo:Genta Smart Publisher.
mengalami kesalahan dalam menulis sebuah [8] Hastuti PH, S. 2003. Sekitar Analisis Kesalahan
teks khususnya pada teks negosiasi. Adapun Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama
Widya.
jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh
[9] Kemendikbud. 2016. Buku Bahasa Indonesia untuk
siswa yaitu (1) kesalahan penggunaan huruf SMA Sederajat. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
kapital, (2) penggunaan huruf miring, (3) Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
kesalahan kata depan, (4) kesalahan [10] Mustakim. 1994. Membina Kemampuan
Berbahasa: Panduan ke arah Kemahiran
penggunaan singkatan, dan (5) kesalahan
Berbahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
penggunaan tanda baca yang meliputi: [11] Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian
kesalahan penggunaan tanda titik, dan Kualitatif. Bandung: Rosda.
kesalahan penggunaan tanda tanya. Kelima [12] Parera, JD. 1996. Leksikio Istilah Pembelajaran
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
kesalahan tersebut merupakan kesalahan
[13] Sudaryanto. 1999, 2001. Metodologi dan Aneka
yang dilakukan oleh siswa dalam penulisan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
karangan deskripsi, ini disebabkan karena University Press.
kurangnya pemahaman siswa dalam [14] Sugiono Dendy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa(Cetakan Pertama Edisi IV).
penggunaan ejaan yang baik dan benar.
Jakarta: PT Gramedia.
Sehingga melanggar aturan-aturan penulisan [15] Setyawati Nanik. (2010). Analisis Kesalahan
ejaan yang disempurnakan karena kurangnya Bahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta:
pengetahuan siswa terhadap penggunaan Yuma Pustaka
ejaan ini mengakibatkan terjadinya kesalahan-
kesalahan pada penulisan teks negosiasi yang
ditulis oleh siswa kelas X MIA 7 SMA Negeri 3
Palu.

5.2 Saran
Analisis kesalahan ejaan pada teks negosiasi
siswa kelas X MIA 7 SMA Negeri 3 Palu masih
banyak melakukan kesalahan dalam penulisan
teks negosiasi. Maka hal ini, dapat dijadikan
sebagai tolak ukur bagi guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
pemahanan siswa tentang kaidah-kaidah
penulisan ejaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam penulisan teks negosiasi.
Agar semakin meningkat pengetahuan siswa

Anda mungkin juga menyukai