Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
( PT K )
Oleh :
DARMAWITA, S.Pd
DINAS PENDIDIKAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
PTK
Mengesahkan
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah S.W. T atas limpahan rahmat,
hidayah dan kurniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul ”
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN IBL (= Inquiry-Based Learning ) pada kelas XI IPA2 SMA NEGERI 1
SUNGAI Penyelesaian PTK ini dapat terlaksana karena bantuan banyak pihak. Untuk itu penelit
1. Bapak Drs. Bulkarnaini Nur, M.Si sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Sungai Tarab yang telah
3. Rekan-rekan guru Ekonomi SMAN 1 Sungai Tarab, Bapak/Ibu Majelis Guru dan Tata Usaha
6. Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tidak retak, Untuk itu
kritikan dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan tugas PTK ini.
7. Semoga PTK ini ini dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Sumatera Barat dan Indonesia umumnya.
Penulis
DARMAWITA, S.Pd
Darmawita. 2019. Dalam upaya meningkatkan Hasil Belajar Kimia siswa/i kelas XI IPA 2
SMAN I Sungai Tarab.
Dengan melalui model pembelajaran dengan pendekatan
IBL (= Inquiry-Based Learning) SMA Negeri 1 Sungai Tarab.
Penelitian Tindakan Kelas Guru SMAN 1 Sungai Tarab.
Pembelajaran kimia belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam berpartsipasi aktf dalam
pembelajaran sehingga peran seluruh siswa belum maksimal. Hal ini berakibat pada rendahnya
hasil belajar siswa dan ketuntasan belum tercapai, karena siswa cenderung pasif dan kurang aktf
dalam pembelajaran. Menanggapi masalah tersebut maka diterapkan metode pembelajaran
Penelitan ini ditempuh dengan dua siklus. Penelitan ini adalah penelitan tndaka kelas
dengan menggunakan analisis komparatf, yaitu membandingkan dan memaparkan data hasil
belajar siswa setap siklusnya. Hasil penelitan menujukkan kondisi awal nilai rata-rata klasikal
66,05 (pra siklus), setelah diterapkan metodel IBL didapatkan peningkatan rata-rata nilai klasikal
hasil belajar siswa 81,3 (siklus I) dan 85 (siklus II). Kondisi awal pesentase ketuntasan klasikal 50%
(pra siklus), setelah diterapkan metode LBL ( 75% (siklus I) dan 95% (sikus II). Berdasarkan hasil
penelitan didapatkan kesimpulan bahwa metode pembelajaran IBL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI I IPA2 SMA Negeri 1 Sungai Tarab Tahun pelajaran 2018/2019.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah S.W. T atas limpahan rahmat,
hidayah dan kurniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul ” UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN IBL (= Inquiry-Based Learning ) pada kelas XI IPA2 SMA NEGERI 1 SUNGAI
TARAB.
Penulis sadar bahwa skripsi ini dalam pelaksanaan penelitian dan penyusun skripsi
ini dapat selesai berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Bulkarnaini Nur, M.Si sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Sungai Tarab yang telah
3. Bapak Jul dan Ibuk Dewi yang telah memberikan pengarahan dalam pelaksanaan
4. Rekan-rekan guru kimia SMAN 1 Sungai Tarab, Bapak/Ibu Majelis Guru dan Tata Usaha
7. Semua pihak yang telah membantu dann memberikan, masukkan bagi penyusun
P.T.K ini.
8. Semoga skripsi ini bermamfaat bagi para pembaca dan perkembangan dunia Pendidikan
Indonesia.
Penelit mendoakan semoga Allah SWT memberkahi mereka semua, Amiin Ya Rabbal
menjadi amal shaleh dan mendapakan balasan yang setimpal disisi Allah S.W.T.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tidak retak, Untuk itu kritikan
dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
Penulis
DARMAWITA, S.Pd
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMAN I Sungai
Tarab, ternyata hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA2 SMA N I Sungai Tarab masih
rendah yaitu nilai rata-rata untuk materi larutan asam dan basa adalah 56,74 dengan
ketuntasan klasikal 37,21% dan rata-rata nilai untuk materi termokimia adalah 61,16
dengan ketuntasan klasikal 25,58%. Hal ini disebabkan karena pembelajaran didominasi
dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Dengan menggunakan model
pembelajaran dengan pendekatan IBL siswa diberi tugas untuk membuat pertanyaan yang
disertai dengan jawaban,melakukan penyelidikan dan akhirnya menemukan sendiri
konsep-konsep materi yang dibahas.Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya
hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA2 SMAN I Sungai Tarab. tahun ajaran 2018/2019.
Apakah penerapan model pembelajaran dengan pendekatan IBL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
kimia siswa dengan menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan IBL. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
(1) . bagi I siswa hasil belajar siswa kelas XI IPA2 SMAN 1 Sungai Tarab, dalam
mata pelajaran kimia meningkat dan pemahaman siswa terhadap konsep
kimia meningkat.
(2). Bagi guru dapat menambah informasi tentang penelitian tindakan kelas yang
Cocok untuk mata pelajaran kimia dan adanya adanya inovasi model
Pembelajaran kimia oleh guru menitik beratkan pada pendekatan IBL.
(3).Bagi sekolah sebagai masukan kepada sekolah tempat penelitian, perlunya
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMA N
I Sungai Tarab.tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus.Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 SMAN I sungai Tarab.
.Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.Data hasil
belajar kognitif diperoleh dari nilai tes diakhir siklus, data hasil belajar
afektif diperoleh dari hasil angket siswa, sedangkan data hasil belajar
psikomotorik diperoleh dari hasil observasi. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa.
Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat hasil belajar siswa yaitu secara
klasikal,85% siswa mencapai ketuntasan belajar minimal 65%.
Dari hasil penelitian,rata-rata hasil belajar kognitif pada siklus I
meningkat dari 47.61dengan ketuntasanklasikal 27.91% menjadi77.42
dengan ketuntasan klasikal83.72%. Pada siklusII mencapa i86.89 dengan
ketuntasan klasikal100%. Pada siklus III mencapai 89.77 dengan ketuntasan
klasikal 100%. Rata-rata hasil
belajar afektif siklus I, dan II berturut-turut adalah 72.31; dan 77
Sedangkan rata-rata hasil belajar psikomotorik pada siklus I,dan II berturut-
turut adalah 72.09; dan 76.31. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan
model pembelajaran dengan pendekatan IBL.
Disarankan agar dalam penerapan model pembelajaran dengan
pendekatan IBL hendaknya guru harus bisa memotivasi siswa agar aktif
dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun di laboratorium,
kreativitas guru perlu ditingkatkan untuk menjadikan model pembelajaran
dengan pendekatan IBL lebih menarik.
DAFTARISI
Halaman
HALAMANJUDUL........................................................................................i
PERSETUJUANPEMBIMBING ..................................................................ii
HALAMANPENGESAHAN........................................................................iii
PERNYATAAN...........................................................................................iv
KATAPENGANTAR ...................................................................................v
SARI............................................................................................................vi
DAFTARISI...............................................................................................viii
DAFTARTABEL.......................................................................................... x
DAFTARGAMBAR ....................................................................................ix
DAFTARLAMPIRAN................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .............................................................................1
B. IdentifikasiMasalah.....................................................................3
C. Permasalahan ...............................................................................4
D. CaraPemecahanMasalah ............................................................ 4
E. TujuanPenelitian .........................................................................5
F. ManfaatHasilPenelitian..............................................................5
A. TinjauanTentangBelajardanHasilBelajar................................ 7
1.PengertianBelajar...................................................................7
2.Prinsip-PrinsipBelajar............................................................ 8
3.Hasil Belajar............................................................................9
Belajar......................................................................................11
IBL..............................................................................................11
C. Tinjauan Tentang Sistem Koloid ............................................. 17
D. Dukungan Konseptual...................................................................26
A.Lokasi Penelitian...........................................................................29
B.Subyek Penelitian..........................................................................29
G.Analisis Data.................................................................................39
2.Observasi Awal........................................................................43
2.SiklusI.....................................................................................44
3.SiklusII....................................................................................50
4.SiklusIII...................................................................................55
B. Pembahasan..................................................................................60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................66
B. Saran.............................................................................................67
DAFTARPUSTAKA .......................................................................................68
LAMPIRAN......................................................................................................70
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. JenisdanTingkatanInkuiri ..............................................................13
………………………………...18
Basa .................................
..................18
...........................................................................18
4. Perbandingansifatsolhidrofildansolhidrofob................................23
5. HasilanalisisValiditassoalujicoba.................................................41
6. HasilanalisisIndeksKesukaransoalujicoba...................................42
7. HasilanalisisDayaPembedasoalujicoba........................................42
8. HasilanalisisReliabilitassoalujicoba .............................................43
9.
KriteriaSoal.......................................................................................43
10.RingkasanHasilBelajarKognitifSiswa............................................59
11.RingkasanHasilBelajarAfekitifSiswa.............................................59
12.RingkasanHasilBelajarPsikomotorikSiswa....................................60
DAFTARGAMBAR
Gambar Halaman
1. SpiralPenelitianTindakanKelas......................................................... 30
2. HistogramNilaiRata-rataHasilBelajarKognitifSiswaSiklusI.........46
3. HistogramKetuntasanBelajarKlasikalsiklusI...................................47
4. HasilBelajarAfektifSiswaSiklusI......................................................47
5. HasilBelajarPsikomotorikSiswaSiklusI.............................................48
6. HistogramKeaktifanSiswaSiklusI.....................................................47
7. HistogramNilaiRata-ratahasilbelajarkognitifsiswasiklusII...........51
8. HistogramKetuntasanBelajarKlasikalsiklusII..................................51
9. HasilBelajarAfektifSiswaSiklusII.....................................................52
10.HasilBelajarPsikomotorikSiswaSiklusII...........................................53
11.HistogramKeaktifanSiswaSiklusII....................................................53
12.HistogramNilaiRata-ratahasilbelajarKognitifSiswaSiklusIII.......55
13.HistogramKetuntasanBelajarKlasikalIII...........................................56
14.HasilBelajarAfektifSiswaSiklusII.....................................................57
15.HasilBelajarPsikomotorikSiswaSiklusII............................................58
16.HistogramKeaktifanSiswaSiklusI.....................................................58
DAFTARLAMPIRAN
Lampiran Halaman
12. PerhitunganDayaPembedaButirSoalSiklusI....................................97
13.PerhitunganReliabilitasButirSoalSiklusI..........................................98
14.RekapitulasihasilAnalisisSoalUjiCobaSiklusI................................99
15.RekapitulasihasilAnalisisSoalUjiCobaSiklusII ............................100
16.RekapitulasihasilAnalisisSoalUjiCobaSiklusIII...........................101
17.RencanaPembelajaran1......................................................................102
18.LembarKerjaSiswa(PerbedaanLarutan,KoloiddanSuspensi)........105
19.RencanaPembelajaran2......................................................................107
20.RencanaPembelajaran3......................................................................110
21.LembarKerjaSiswa(SifatKoloid)......................................................113
22.RencanaPembelajaran4......................................................................115
23.RencanaPembelajaran5......................................................................117
xii
28.PenilaianAfektifSiklusIII..................................................................127
29.PedomanPenskoranPenilaianAfektif ................................................129
30.Kisi-kisiPenilaianPsikomotorikSiswa...............................................130
31.DataNilaiKognitifSiswa....................................................................131
32.DataNilaiAfektifSiswa......................................................................132
33.DataNilaiPsikomotorikSiswa............................................................133
34.DataHasilObservasiPelaksanaanTindakanGuru .............................134
35.DataHasilObservasiKeaktifanSiswa................................................135
36.DataHasilAngketRefleksiSiswa.......................................................136
37.FotoKegiatanPembelajaran................................................................137
38.SuratIjinPenelitian .............................................................................138
23
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
Rendahnya hasil belajar
siswa disebabkan oleh :
1. Kondisi siswa
a. Semangat belajar siswa kurang
b. Pemahaman konsep dan daya serap siswa masih rendah
c. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran kimia sulit
d. Hasil belajar kimia masih di bawah tuntutan kurikulum, yaitu rata-
rata hasil ulangan harian untuk materi Larutan Asam dan Basa adalah
56,74 dengan ketuntasan klasikal 37,21% sedangkan untuk materi
Stoikiometri adalah 61,16 dengan ketuntasan klasikal 28,58%
e. Potensi siswa belum dimanfaatkan secara optimal.
2. Kondisi Guru
a. Cara mengajar masih dilakukan secara konvensional
b. Kurang mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tersedia
3. Kondisi Proses Pembelajaran
a. Pembelajaran didominasi dengan metode ceramah
b.Penerapan metode yang mengaktifkan siswa masih kurang sehingga pembelajaran
dua arah belum terjadi
c. Siswa bersikap pasif, kurang antusias
C. Permasalahan
Berdasarkan observasi didapatkan bahwa hasil belajar kimia pada kelas XI IPA2
SMA N 1 Sungai Tarab tahun 2018//2019 masih rendah. Apakah penerapan model
pembelajaran dengan pendekatan IBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
E. Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa
kelas XI I IPA2 melalui model pembelajaran dengan pendekatan IBL.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah siswa mampu mencapai tujuan
pembelajaran dengan mendapat nilai minimal 76 dan sekurang-kurangnya 85% dari
jumlah siswa mampu mencapai batas minimal tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
26
1. Pengertian Belajar
A.Dibimbingpenuh
dalamtahappendek. Kesimpulan
Kesimpulansudah
ditetapkanlebihdulu.
B.Dibimbingpenuh
dalam
memformulasikan
dan mendefinisikan Kesimpulan
masalah
S C.Diberibeberapa
pertolongandalam
memformulasikanda
n Dibantudalam
I mendefinisikan penyelidikan
masalah pemecahan
masalah.
T Kesimpulantidak
D.Tidakdiberi
ditetapkan
pertolongandalam
sebelumnya
memformulasika
n
U masalahdan
mendefinisika
n masalah
A
E. Dibimbingpenuh
dalam
S memformulasikan Kesimpulan
masalahdan
mendefinisika
n
I masalah
F. Diberibeberapa Tidakdiberi
pertolongandalam pertolongan
memformulasika dalam
n masalahdan penyelidika
mendefinisikan n
masalah pemecahan
masalah
31
G.Tidakdiberipertol
onganpada Kesimpulan
tahapapapun
Dalam penelitian ini, tingkatan inkuiri yang dipilih adalah tipe C, yaitu siswa
diberi beberapa pertolongan dalam memformulasikan dan mendefinisikan masalah
kemudian dibantu dalam penyelidikan pemecahan masalah. Kesimpulan tidak
ditetapkan sebelumnya,kemudian baru pada tahap selanjutnya kesimpulan diambil.
Model pembelajaran IBL dapat dilakukan dengan cara guru membagi tugas untuk
membuat pertanyaan yang disertai dengan jawabannya,kemudian guru juga memberi
tugas untuk meneliti suatu masalah kekelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.Dalam
kegiatan ini guru menyediakan petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan sebagian
perencanaannya dibuat oleh guru. Kemudian mereka mempelajari,meneliti dan
membahas tugasnya didalam kelompok.Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok
didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil
laporan kerja kelompok dilaporkan dalam diskusi kelas. Dari diskusi kelas inilah
kesimpulan akan dirumuskan sebagai konsep materi yang sedang dibahas.
I. LARUTAN PENYANGGA
Kompentensi Dasar
1. Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh
makhluk hidup.
Indikator
Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
Tujuan pembelajaran
- Siswa dapat menjelaskan larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
- Siswa dapat menjelaskan komponen-komponen larutan penyangga asam dan basa.
- Siswa dapat menjelaskan cara kerja larutan penyangga.
MATERI
Larutan penyangga disebut juga larutan buffer yaitu larutan yang dapat mempertahankan pH
larutan walaupun ditambahkan sedikit asam, sedikit basa atau pengenceran.
Contoh : perbandingan air suling dengan larutan penyangga (air laut).
Penambahan asam pada air suling menyebabkan perubahan pH secara drastis sedangkan
penambahan asam pada air laut menyebabkan perubahan pH yang kecil ( nyaris tidak berubah)
demikian pula dengan penambahan basa.
Untuk membuktikan pernyataan di atas, lakukan kegiatan berikut.
I. Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat larutan penyangga dan bukan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa
atau pengenceran.
V. Pertanyaan
1. Diantara larutan yang diuji, manakah yang bersifat buffer?
…………………………………………………………………………………….
2.Simpulkan pengertian buffer berdasarkan pengamatan!
……………………………………………………………………………………
Latihan 7.1.1
Periksalah apakah campuran berikut termasuk penyangga atau tidak. Jika ya, tuliskan komponen
penyangganya!
a. 100 mL CH3COOH 0,1 M + 100 mL Ba(CH3COO)2 0,1 M
b. 100 mL CH3COOH 0,1 M + 100 mL KOH 0,1 M
c. 200 mL CH3COOH 0,1 M + 100 mL KOH 0,1 M
d. 100 mL CH3COOH 0,1 M + 200 mL KOH 0,1 M
Indikator
Menghitung pH larutan penyangga.
Tujuan pembelajaran
- Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga asam.
- Siswa dapat menghitung pOH larutan penyangga basa.
MATERI
pH larutan penyangga tergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah serta perbandingan
konsentrasi asam dengan basa konjugasi atau konsentrasi basa dengan asam konjugasi dalam
larutan tersebut.
a. Larutan penyangga asam
pH larutan penyangga asam dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
[asam]
[H+] = Ka
[basakonjugasi ]
a
V
[H+] = Ka ( V = volume larutan)
g
V
a
[H+] = Ka
g
pH = - log [H+]
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi
Contoh soal
1. Hitung pH larutan penyangga yang dibuat dari campuran 100 mL larutan
CH3COOH 0,1 M dengan 200 mL larutan CH3COONa. ( Ka CH3COOH = 10-5)
Jawab :
CH3COOH = 100 mL 0,1 mol L-1
= 10 mmol
CH3COONa = 200 mL 0,1 mol L-1
= 20 mmol
CH3COO- = 20 mmol (basa konjugasi)
[H+] = Ka mol asam/mol basa konjugasi
10mol
= 10-5
20 mol
= 5 10-6
pH = - log 5 10-6
= 6 – log 5
2. Hitung pH dari campuran 100 mL larutan CH 3COOH 0,1 M dengan 20 mL larutan NaOH 0,1 M
(Ka CH3COOH = 1 x 10-5).
Jawab :
Jumlah mol CH3COOH = V M
= 100 mL 0,1 M = 10 mmol
Mol NaOH = 20 mL x 0,1 M = 2 mmol
molCH 3 COOHsisa
[H+] = Ka
molCH 3 COONa
8mmol
= 10-5
2mmol
= 4 10-5
pH = - log [H+]
= - log 4 10-5
= 5 – log 4
= 5 – 2 log 2
3. Berapa gram kristal NaOH yang harus dimasukkan ke dalam 100 mL larutan asam formiat
(HCOOH) 0,1 M untuk membuat larutan penyangga yang mempunyai pH = 4 – 2 log 2? (Ka
HCOOH = 10-4)
Jawab :
HCOOH = 100 ml x 0,1 M = 10 mmol
pH larutan = 4 – 2 log 2
= 4 - log 22
= 4 – log 4 [H+] = 4 10-4
Untuk membuat sistem penyangga, maka di dalam larutan diharapkan terdapat HCOOH dan
HCOO-. Oleh karena itu HCOOH yang ada harus bersisa dan NaOH yang ditambahkan harus habis
bereaksi.
HCOOH + NaOH HCOONa + H2O
Awal : 10 mmol a mmol
Reaksi : a mmol a mmol a mmol
Akhir : 10-a mmol - a mmol
Jadi setelah reaksi terdapat HCOOH = 10 – a mmol dan HCOONa a mmol.
[H+] = Ka mol asam/mol basa konjugasi
10 a
4 x 10-4 = 10-4
a
4a = 10 – a
5a = 10
a = 2 mmol
Jadi massa NaOH yang harus ditambahkan = 2 mmol 40 mg/mmol
= 80 mg
= 0,08 g
Latihan 7.1.2
Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan :
1. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,2 M
2. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan Ca(CH3COO)2 0,1 M
3. 50 mL larutan CH3COOH 0,3 M dengan 50 mL larutan NaOH 0,1 M
4. 50 mL larutan CH3COOH 0,3 M dengan 50 mL larutan Ca(OH)2 0,1 M
Ka CH3COOH = 10-5
5. Berapa mL larutan CH 3COOH 0,1 M harus ditambahkan ke dalam 200 mL larutan CH 3COONa
0,1 M untuk membuat larutan dengan pH = 5? (Ka CH3COOH = 10-5)
6. Ke dalam 2 L larutan HCOOH 0,1 M ( Ka HCOOH = 2 10-4) ditambahkan padatan NaOH
sehingga pH larutan menjadi 5. Tentukan massa NaOH yang ditambahkan!
b. Larutan penyangga basa
pOH larutan penyangga basa dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
[basa]
[OH-] = Kb
[asamkonjugasi ]
b
V
[OH-] = Kb (V = volume larutan)
g
V
b
[OH-] = Kb
g
pOH = - log [OH-]
Contoh soal :
Hitunglah pH larutan yang dibuat dari campuran 100 mL larutan NH 4OH 0,1 M dengan 50 mL
larutan HCl 0,1 M (Kb NH4OH = 10-5)
Jawab :
NH4OH = 100 mL 0,1 M
= 10 mmol
HCl = 50 mL 0,1 M
= 5 mmol
Latihan 7.1.3
1. Tentukan pH larutan penyangga dari campuran :
a. 50 mL larutan NH3 0,1 M dengan 50 mL larutan NH4Cl 0,2 M
b. 50 mL larutan NH3 0,2 M dengan 50 mL larutan HCl 0,15 M
c. 50 mL larutan NH3 0,3 M dengan 50 mL larutan H2SO4 0,1 M
d. 50 mL (NH4)2SO4 0,2 M dengan 50 mL NaOH 0,1 M
Kb NH3 = 10-5
2. Tentukan pH larutan apabila 400 mL larutan NH 3 0,5 M dicampur dengan 100 mL larutan NH 4Cl
0,5 M!(Kb NH3 = 10-5).
3. Berapa gram (NH4)2SO4 harus ditambahkan ke dalam 500 mL larutan NH 3 0,02 M untuk
mendapatkan larutan penyangga dengan pH = 8? (Kb NH3 = 10-5)
Indikator
Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau
dengan pengenceran.
Tujuan pembelajaran
- Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam
- Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit basa.
- Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dengan pengenceran.
MATERI
Contoh soal
100 mL NH3 0,1 M dicampur dengan 50 mL (NH 4)2SO4 0,1 M dengan Kb NH3 = 2.10-5. Hitunglah
:
a. pH larutan tersebut.
b. pH larutan setelah ditambahkan 20 ml HCl 0,1 M
c. pH larutan jika ditambahkan 20 mL KOH 0,1 M
d. pH larutan jika ditambah dengan 100 mL air.
Jawab :
a. NH3 dan (NH4)2SO4 adalah pasangan basa dan asam konjugasi, jadi campuran
termasuk buffer basa.
Mol NH3 = 100 mL 0,1 M = 10 mmol
Mol (NH4)2SO4 = 50 mL 0,1 M = 5 mmol
Mol NH4+ = 2 5 mmol (asam konjugasi).
= 10 mmol.
[OH-] = Kb x mol basa / mol asam konjugasi
= 2.10-5 10 mmol / 10 mmol
= 2 10-5
pOH = - log 2 10-5
= 5 – log 2
pH = 14 - ( 5 – log 2)
= 9 + log 2
b. HCl yang ditambahkan akan bereaksi dengan NH3 (komponen basa).
Mol HCl yang ditambahkan = 20 mL 0,1 M = 2 mmol.
Jadi NH3 berkurang sedangkan NH4+ bertambah.
Susunan campuran setelah penambahan HCl adalah :
NH3(aq) + H+(aq) NH4+(aq)
Awal : 10 mmol 2 mmol 10 mmol
Reaksi : 2 mmol 2 mmol 2 mmol
Akhir 8 mmol - 12 mmol
Campuran tetap bersifat buffer karena mengandung NH3 dan NH4+.
[OH-] = Kb mol basa / mol asam konjugasi
= 2.10-5 8 / 12
= 4/3 10-5
pOH = - log 4/3 10-5
= 5 – log 4 / 3
= 5 – 0,125
= 4,875
pH = 14 – 4,875 = 9,125
c. KOH yang ditambahkan akan bereaksi dengan asam konjugasi NH 4+(komponen asam
konjugasi).
Mol KOH yang ditambahkan = 20 mL x 0,1 M = 2 mmol.
Jadi mol NH4+ berkurang 2 mmol dan mol NH3 bertambah 2 mmol.
Susunan campuran setelah penambahan KOH adalah :
NH4+(aq) + OH-(aq) NH3(aq) + H2O(l)
Awal : 10 mmol 2 mmol 10 mmol
Reaksi : 2 mmol 2 mmol 2 mmol
Akhir : 8 mmol - 12 mmol
Campuran tetap bersifat buffer karena mengandung NH3 dan NH4+.
[OH-] = Kb x mol basa / mol asam konjugasi
= 2.10-5 12 / 8
= 3 10-5
pOH = - log 3 10-5
= 5 – log 3
pH = 14 – (5 – log 3)
= 9 + log 3
= 9,477
d. Penambahan 100 mL air tidak merubah mol basa lemah dan asam konjugasi hanya merubah
volume larutan menjadi 250 mL, maka pH larutan tetap.
Latihan 7.1.4
1. Dalam 1 liter larutan terdapat 0,4 mol CH3COOH dan 0,2 mol CH3COOK.Ka CH3COOH = 10-5
a. Tentukan pH larutan.
b. Berapakah pH larutan setelah ditambahkan 1 mL larutan HCl 1 M?
c. Jika ke dalam larutan ditambahkan 1 mL KOH 1 M, tentukan pH larutan.
2. Terdapat 1 L larutan penyangga yang dibentuk oleh NH3 0,1 M dengan NH4Cl 0,1 M
Tentukan :
a. pH larutan penyangga tersebut.
b. pH larutan penyangga jika diencerkan dengan 9 liter air.
Indikator
Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Tujuan pembelajaran
- Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh
- Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dan kehidupan sehari-hari.
MATERI
TUGAS
1. Hitung pH larutan yang terjadi dari campuran 200 mL larutan NH 3 0,1 M dan 100 mL HCl
0,1 M.(Kb NH3 = 10-5)
2. Larutan NH4OH 0,1 M yang volumenya 400 mL ditambahkan ke dalam 200 mL H 2SO4
ternyata diperoleh larutan penyangga dengan pH = 9 + 2log2,(Kb = 10 -5). Hitunglah
molaritas asam sulfat tersebut!
3. Berapa mL larutan KOH 0,2 M harus ditambahkan ke dalam 100 mL CH 3COOH 0,2 M agar
diperoleh larutan dengan harga pH = 5 (Ka CH3COOH = 10-5).
4. Hitung pH campuran antara 100 mL NaOH 0,15 M dengan 200 mL HNO 2 0,1 M.
( Ka HNO2 = 5 x 10-4).
5. Berapa gram kristal NH4Cl yang harus dimasukkan ke dalam 100 mL larutan NH 3 0,05 M
agar didapat larutan penyangga dengan pH 9(Kb NH3 = 10-5), Ar N = 14, H = 1, Cl =
35,5).
6. Suatu campuran penyangga terbentuk dari 500 mL larutan HCOOH 1 M dan 500 mL
larutan HCOONa 1 M, ditambah 100 mL larutan yang pHnya = 1.Hitung pH sebelum dan
sesudah ditambahkan.
(Ka HCOOH = 2 x 10-4).
RANGKUMAN
1. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan harga pH agar tidak berubah.
2. Larutan penyangga terdiri dari campuran :
a. Asam lemah dengan basa konjugasinya
Contoh : CH3COOH dan CH3COO-
b. Basa lemah dengan asam konjugasinya
Contoh : NH3 dan NH4+
3. Sifat larutan penyangga adalah :
a. harga pH tidak terlalu berubah jika ke dalam larutan ditambahkan sedikit asam atau basa.
b. pH tidak berubah jika larutan diencerkan
4. Larutan penyangga yang terdiri dari :
a. Asam lemah dan basa konjugasinya
[H+] = Ka . mol asam lemah
mol basa konjugasi
b. Basa lemah dengan asam konjugasinya
[OH-] = Kb . mol basa lemah
mol asam konjugasi
EVALUASI
Pilihan Ganda
1. Campuran berikut yang dapat membentuk larutan penyangga adalah….
a. 100 mL NaOH 0,1 M + 100 mL HCl 0,1 M
b. 100 mL NaOH 0,1 M + 100 mL NaCN 0,1 M
c. 100 mL NaCN 0,1 M + 100 mL HCN 0,1 M
d. 100 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL H2SO4 0,1 M
e. 100 mL K2SO4 0,1 M + 50 mL H2SO4 0,1 M
2. Diketahui pasangan larutan :
1.NaI dan HI
2.HCOOH dan HCOONa
3.NH3 dan NH4Cl
4.HCl dan MgCl2
Pasangan yang merupakan bufer adalah….
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 3 dan 4
c. 2 dan 3
3. Untuk membentuk larutan penyangga dengan pH = 9, maka 100 mL larutan HCl 0,1 M
harus dicampur dengan larutan NH4OH 0,2 M sebanyak ….(Kb NH4OH = 10-5)
a. 100 mL d. 250 mL
b. 150 mL e. 300 mL
c. 200 mL
4. Bila larutan CH3COOH dan CH3COONa dengan konsentrasi yang sama dicampur untuk
membentuk larutan penyangga pH = 6 – log 5, maka perbandingan volum yang harus
dicampurkan adalah….
(Ka CH3COOH 10-5)
a. 1 : 1 d. 2 : 1
b. 1 : 2 e. 2 : 3
c. 1 : 3
5. Sejumlah NaOH 1 M diperlukan untuk membuat 150 mL larutan penyangga dengan
CH3COOH 1 M agar diperoleh pH 5 – log 2, maka volume NaOH tersebut adalah….
a. 25 mL d. 75 mL
b. 50 mL e. 100 mL
c. 37,5 mL
6. Untuk mengubah 100 mL larutan HCl dengan pH = 2 menjadi larutan dengan pH = 9
diperlukan NH4OH 0,01 M sebanyak….(Kb NH4OH = 10-5)
a. 10 mL d. 150 mL
b. 50 mL e. 200 mL
c. 100 mL
7. Ini merupakan hasil percobaan dari beberapa larutan yang ditetesi dengan larutan asam
basa:
Lar. Perubahan pH pada
pH awal penambahan
Asam Basa
1 5 2 6
2 6 4 8
3 8 7,8 8,3
4 8,5 6 11
5 9 5 10,5
Yang merupakan larutan penyangga adalah….
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
8. Larutan berikut pHnya relatif tetap bila diencerkan atau ditambah sedikit asam atau
basa….
a. 100 mL NaOH 0,1 M + 100 mL HCl 0,1 M
b. 100 mL NaOH 0,1 M + 100 mL NaCN 0,1 M
c. 100 mL NaCN 0,1 m + 100 mL HCN 0,1 M
d. 100 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL H2SO4 0,1 M
e. 100 mL K2SO4 0,1 M + 50 mL H2SO4 0,1 M
9. Untuk membentuk larutan penyangga dengan pH = 5, maka 100 mL HCN 0,2 M harus
dicampur dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyak….(Ka HCN = 10 -5)
a. 100 mL d. 250 mL
b. 150 mL e. 300 mL
c. 200 mL
10. Perbandingan volume NaOH 1 M dan CH 3COOH 1 M yang diperlukan untuk membentuk
larutan penyangga dengan pH = 5( Ka = 10-5) adalah….
a. 1 : 1 d. 2 : 1
b. 1 : 2 e. 2 : 3
c. 1 : 3
11. Untuk mengubah 110 mL larutan CH3COOH 0,1 M yang pHnya 3 agar menjadi 6 diperlukan
larutan NaOH 0,1 M sebanyak….
a. 10 mL d. 210 mL
b. 55 mL e. 1100 mL
c. 100 mL
12. Sistem larutan penyangga yang bekerja untuk mempertahankan harga pH cairan
protoplasma sel adalah….
a. HPO42-/PO43- d. H2CO3/HCO3-
b. H2PO4 / HPO4
- 2-
e. CH3COOH/CH3COO-
-
c. HCO3 /CO3 2-
13. Bila suatu sebab darah kemasukan suatu senyawa yang bersifat asam maka ion H + dari zat
tersebut akan bereaksi dengan….
a. H2O d. H2CO3
b. OH- e. CO32-
c. HCO3 _
14. Larutan penyangga dengan pH 5 dapat dibentuk dari larutan CH 3COOH 0,1 M (Ka = 10-
5
)dengan NaOH 0,1 M dengan volume masing-masing….
a. 100 mL dan 10 mL d. 50 mL dan 100 mL
b. 100 mL dan 50 mL e. 25 mL dan 75 mL
c. 100 mL dan 100 mL
15. Campuran kristal garam berikut yang berperan sebagai larutan penyangga adalah….
a. NaHPO4 dan Na2HPO4 d. NaHSO4 dan Na2HSO4
b. NaCl dan NH4Cl e. KNO3 dan NaNO3
c. (NH4)2SO4 dan Na2SO4
16. Harga pH campuran dari 200 mL larutan NH3 0,4 M dengan 200 mL larutan HCl 0,2 M (Kb
NH3 = 10-5) adalah….
a. 5 d. 11
b. 9 e. 12
c. 10
17. Sejumlah garam NaA dimasukkan ke dalam 500 mL larutan asam HA 0,2 M (Ka = 5 10-
4
) menghasilkan larutan yang mempunyai pH = 3.Banyaknya mol garam NaA yang dimasukkan
ke dalam larutan tersebut adalah….
a. 0,025 d. 0,2
b. 0,05 e. 0,25
c. 0,10
18. Ke dalam 100 mL larutan asam benzoat 0,1 M dilarutkan 72 gram C 6H5COOM padat hingga
membentuk larutan penyangga dengan pH = 6. Jika volume larutan dianggap tetap dan Ka
asam benzoat = 5 10-5, maka Mr M adalah….
a. 12 d. 39
b. 23 e. 144
c. 24
19. Satu liter larutan yang mengandung 0,1 mol kalium asetat dan 0,05 mol asam asetat (Ka =
2 10-5) ditambah dengan air hingga volumenya menjadi 2 liter, maka harga pH larutan
tersebut adalah….
a. Berubah dari 5 menjadi 2 d. Tetap berharga 5
b. Berubah dari 5 menjadi 8 e. Tetap berharga 9
c. Berubah dari 9 menjadi 5
20. Larutan NaOH 0,1 M dicampur dengan CH 3COOH 0,1 M dengan perbandingan volume 1:3,
Ka CH3COOH = 10-5, maka pH campuran yang didapat adalah….
jika
a.5 – log 5 d. 6 – log 5
b.5 – log 2 e. 6
c.5
21. Untuk membentuk larutan penyangga dengan pH = 9, maka 100 mL HCl 0,1 M harus
dicampur dengan larutan NH4OH 0,2 M sebanyak….(Kb NH4OH : 10-5)
a. 100 mL d. 250 mL
b. 150 mL e. 300 mL
c. 200 mL
22. Untuk menghasilkan larutan penyangga dengan pH = 5, maka dicampurkan asam
propionat 0,2 M (Ka = 2. 10-5) dan natrium propionat 0,1 M dengan perbandingan volume….
a. 1 : 1 d. 1 : 4
b. 1 : 2 e. 4 : 1
c. 2 : 1
23. Sistem larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan CH 3COOH
0,1 M dengan larutan….
a. 80 mL NaOH 0,1 M d. 120 mL NaOH 0,1 M
b. 100 mL NaOH 0,1 M e. 50 mL HCl 0,1 M
c. 120 mL HCl 0,1 M
24. Natrium asetat padat (Mr = 72) yang harus dicampur ke dalam 100 mL asam asetat 1 M
agar membentuk larutan dengan pH = 6 adalah …. (Ka = 10-5 )
a. 144 g d. 3,6 g
b. 72 g e. 0,72 g
c. 7,2 g
25. pH larutan yang mengandung 6 gram CH3COOH (Mr = 60) dan 0,1 mol CH3COONa ( Ka =
10-5) adalah….
a. 1 d. 9
b. 5 e. 12
c. 7
D. Dukungan Konseptual
Kurikulum yang berlaku saat ini sangat menuntut adanya aktivitas siswa yang
lebih dominan dibanding dengan intervensi guru. Untuk lebih meningkatkan hasil
belajar siswa, guru perlu memilih secara tepat model pembelajaran yang menuntut
aktivitas yang tinggi dari para siswa
Para digma pendidikan pada tataran nasional difokuskan pada empat pilar
pendidikan yang dikembangkan UNESCO yaitu: lerning to do, yaitu pengembangan
pembelajaran yang akan memberdayakan siswa agar mau dan mampu berbuat untuk
memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan
lingkungan;learningtoknow yaitu pengembangan pembelajaran yang memungkinkan
siswa membangun pemahaman dan pengetahuannya; learning to be yaitu
pengembangan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
membangun kepercayaan diri sekaligus membangun jati diri dan
kepribadiannya;learningtolivetogether yaitu pengembangan pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap keragaman
dan kemajemukan kehidupan.
Keempat pilar pendidikan diatas dapat dijabarkan dalam pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan adalah dengan pendekatan “siswa berusaha menemukan sendiri” atau
dapat diistilahkan dengan inkuiri. Proses pembelajaran seperti ini menyiratkan suatu
kondisi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centeredlearning) (Nurhadi
dalam Koestantionah:2003).
Paradigma pendidikan yang dikembangkan oleh UNESCO dapat diaplikasikan
dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran dengan
pendekatan IBL, dimana siswa diberi tugas untuk mencari pengetahuannya sendiri
sehingga dalam diri siswa akan tumbuh pemahaman dan pengetahuan yang dibangun
oleh diri mereka sendiri. Dengan pengetahuan tersebut dapat menjadikan tumbuhnya
kepercayaan diri pada siswa dan dapat merekaa plikasikan dalam kehidupan sehari-
hari sehingga dapat membantu dalam menjaga dan melestarikan kelangsungan hidup
umat manusia beserta lingkungannya.
Menurut Suyitno (2005:6) keterlibatan siswa untuk turut belajar aktif melalui
merupakan salah satu indicator keefektifan belajar.Siswa tidak hanya menerima materi
pengajaran yang diberikan oleh guru melainkan siswa berusaha menggali dan
mengembangkannya sendiri. Dengan demikian hasil pengajaran tidak hanya
menghasilkan pengetahuan tetapi juga meningkatkan ketrampilan berpikir. Hal ini
dikuatkan oleh Eggen dan Kau chack dalam Suyitno (2005:9) yang menulis bahwa
Effective learning occurs when studentare active lyin organizing and finding
relationship in the information by inquiry.Theen counter rather than being pass
iverecipient of teacher-delivered bodies of knowledge. The activity results notonly
increased learning and retention of content butalsoin improved thinking skills.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan IBL pernah dilakukan oleh Amin
Suyitno, Siti Kotijah, dan Umiyati. Penelitian-penelitian tersebut menghasilkan
peningkatan hasil belajar siswa.Dari sini tampak bahwa untuk lebih meningkatkan hasil
belajar siswa maka model pembelajaran dengan pendekatan IBL layak diterapkan
dikelas XI IPA1SMANegeri 1 Sungai Tarab..
46
29
BAB III
METODEPENELITIAN
B.Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri I Sungai
Tarab yang terdiri dari 26 siswa( 19 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki).
C.Fokus Penelitian
Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia
lan
Reflectiv
e
Action/
observatio
n
Revised
Plan
47
Reflectiv
e
Action/
observatio
n
Revised
Plan
Reflectiv
e
Action/
observatio
n
2. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus.Alokasi waktu tiap siklus adalah 4 x 45 menit. Siklus I membahas tentang
Larutan asam dan basa, penggunaannya dalam industri, siklus II membahas pH
larutan asam dan basa membahas tentang Larutan Buffer. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap yaitu: perencanaan,pelaksanaan tindakan, pengamatan,dan refleksi.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
48
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembelajaran inkuiri, seperti identifikasi masalah, pembuatan rencana
pembelajaran,pembuatan lembar kerja siswa,pembuatan lembar pengamatan siswa dan
guru,pembuatan angket,penyediaan alat yang akan digunakan untuk percobaan.
b. PelaksanaanTindakan
d. Refleksi
Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan. Dengan
data observasi,guru dapat merefleksi diri apakah dengan pendekatan IBLtelah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya perbaikan
terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan,yang akan digunakan untuk
memperbaiki kinerja guru pada siklus selanjutnya.
Perencanaan
a.Permasalahan diidentifikasi melalui pengambilan data hasil ulangan dan hasil ujian
pertenggahan semester II (dan hasil wawancara guru dengan siswa didalam kelas.)
Pelaksanaan
Pengamatan
a.Guru memeriksa tugas siswa untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam belajar
mandiri.
b.Guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tugas dalam kelompoknya.
c.Guru mengamati kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil percobaan.
d.Menganalisis data hasil tes siklus 1 serta hasil observasi.
Refleksi
Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, jadi tes akhir siklus dilakukan sebanyak
tiga kali. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda (multiplechoice) dengan lima
pilihan jawaban, yang berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan setelah berlangsungnya proses tindakan. Hasil
tes ini juga berfungsi sebagai indikator kerja dan standar kesesuaian antara silabus,
rencana pembelajaran dan materi yang disampaikan.
3. Penyebaran angket
Angket merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden)(Arikunto2002:28).Angket yang digunakan dalam penelitian
ini ada dua jenis, yaitu angket untuk mengukur afektif siswa dan angket
refleksi.Angket yang disebar berupa angket tertutup. Penyebaran angket dilakukan
setiap akhir siklus.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data bersumber pada benda yang
tertulis. Peneliti secara langsung dapat mengambil bahan dokumentasi yang sudah ada
dan memperoleh data yang dibutuhkan. Dokumentasi ini diperlukan untuk
mendapatkan data berupa daftar nama siswa,dan daftar nilai.
1. Validitas
Validitas adalah ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga
betul betul menilai apa yang seharusnya dinilai(Sudjana,1989:12).Validitas butir soal
dicari dengan korelasi point iserial dengan rumus:
52
Mp −Mt p
rpbis = (SuharsimiArikunto,1998:270)
St q
keterangan:
rpbis =Koefisien validitas tiap item
Mp =Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt =Rata-rata skor total
P =Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q =Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
St =Standar deviasi skor total
Hasil perhitungan dengan korelasi point biserial dapat dikonsultasikan dengan hargat
hitung, apabila hargat hitung > ttabel maka butir soal valid
2. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal bertujuan untuk dapat membedakan soal- soal
kategori mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran suatu butir soal dinyatakan
dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran. Indeks kesukaran ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
JB A+JBB
IK=
JSA +JSB
Keterangan:
IK =Indeks Kesukaran
JBA =Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas atau kelompok
yang mempunyai kemampuan lebih tinggi
JBB =Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah atau kelompok
yang mempunyai kemampuan lebih rendah
JSA = Jumlah siswa pada kelompok atas atau kelompok yang mempunyai
Kemampuan lebih tinggi
JSB = Jumlah siswa pada kelompok bawah bawah atau kelompok yang
mempunyai kemampuan lebih rendah
Data yang diperoleh, diklasifikasikan indeks kesukarannya dengan pedoman
sebagai berikut:
IK=
0:terlalusukar
0,00<IK≤0,30:sukar
0,30<IK≤0,70:sedang
0,70<IK≤1,00:mudah
IK=1,00:telalu mudah(Suherman1990:213)
3. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk
membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang
bodoh.Daya pembeda dari setiap soal ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
38
JB A−JBB
DP=
JSA
Keterangan:
DP =Daya Pembeda
JBA =Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas atau kelompok
yang mempunyai kemampuan lebih tinggi
JBB =Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah atau kelompok
yang mempunyai kemampuan lebih rendah
JSA =Banyaknya siswa pada kelompok atas
0,00<DP≤0,20 :jelek
0,20<DP≤0,40 :cukup
0,40<DP≤0,70 :baik
4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat evaluasi dalam menilai apa
yang dinilainya(Sudjana,1989:16).
Reliabilitas ditentukan dengan rumus K-R21 sebagai berikut:
38
⎞⎛ M(k−M)⎞
⎛k ⎟⎜1− ⎟ (Arikunto,1998:185)
r11=⎜
⎝k−1⎠⎝ kVt ⎠
39
Keterangan:
0,2<r11≤0,4=rendah
0,6<r11≤0,8=cukup
0,8<r11≤1,0=tinggi (Arikunto,1998:260)
G. Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil
belajar sebelum tindakan dengan hasil belajar setelah tindakan. Data dihitung dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.Merekapitulasi hasil belajar sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes akhir
siklusI,siklusII, dan siklus III.
2.Menghitung nilai rata rata dan ketuntasan belajar klasikal hasil belajar siswa sebelum
dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklusI,
siklusII,dan siklus III untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar.
Keterangan:
Σn1
P= x100%
Σn
Keterangan:
Hasil belajar kognitif siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
42
berikut:
∑jawabanbenar
Nilai=
∑seluruhsoal
x100 (DepartemenPendidikanNasional,2003:13)
sebagaiberikut:
∑ skor
Nilai=
peroleha
n x100
∑skormaksimal
H. Indikator kerja
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan
hasil belajar siswa yaitu secara klasikal, 85% siswa mencapai ketuntasan belajar
minimal 65(Mulyasa,2004:99).
41
BAB IV
A.Hasil Penelitian
S K J N
i R u o
I Valid 23 1,2,3,4,5,6,7,9,11,12,13,
14,15,16,17,18,19,20,21,22,
23,24,25
TidakValid 2 8,10
II Valid 23 2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,
14,15,17,19,20,21,25,26,27,
28,29,30
TidakValid 7 1,5,16,18,22,23,24
III Valid 16 1,2,4,6,7,8,9,10,11,13,14,
15,16,17,19,20
3,5,12,18
TidakValid 4
b. Tingkat Kesukaran
c. Daya Pembeda
Dari hasil analisis diperoleh soal dengan kriteria daya pembeda sangat
jelek, jelek,cukup,dan baik.Hasil analisis daya pembeda disajikan pada
tabel7.
Tabel7.Hasil analisis Daya Pembeda soal ujicoba
d. Reliabilitas
Sikluske- Kriteria
I Cukup
II Cukup
Dari hasil analisis soal uji coba yang didasarkan pada validitas,tingkat
kesukaran,daya pembeda, dan reliabilitas maka diperoleh dua kriteria soal
yaitu soal dibuang dan soal dipakai seperti yang disajikan pada tabel 9 dan
lampiran16,17, 18.
2. Observasi Awal
3. Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
90
Nilairata-rata hasilbelajarkimia
80 77.43
50 47,61 PreTes
SiklusI
30
20
Gambar2.Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa SiklusI
Dari gambar 2 terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
Kognitif dari preteske siklus I.Rata-rata naik dari 47.61 menjadi 77.43.
90 83.7
Ketuntasan belajarklasikal(%)
80 2
70
60
50
40 Pre Tes
27.91
Siklus I
20
10
0
Pada gambar 4.
120
100
100
80
rata-rata
72.31
60
ketuntasanbelajar
klasikal(%)
40
20
siklu
sI
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar afektif untuk
siklus
60
40
20
0 siklus
I
Keterangan:
120 1.Keseriusan siswa
10 93. 10 dalam mengikuti
100 76. 0 02 0 pelajaran
Keaktifansiswa(%)
d. Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas
kemudian diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada tindakan siklus I
di dapatkan hasil sebagai berikut:
1).guru lebih meningkatkan minat siswa yaitu dengan memotivasi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dengan cara lebih membuka wawasan siswa untuk melihat
fenomena alam yang ada dan mengaitkan dengan materi yang diajarkan.
2). Teknik bertanya yang dimiliki guru perlu ditingkatkan
3). Pengelolaan waktu harus lebih baik
4).Pengelolaan kelas harus lebih baik
4. Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dapat diidentifikasi masalah- masalah
yang dapat menghambat naiknya hasil belajar siswa sehingga dapat diambil langkah
perbaikan pada siklus II ini. Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I.
a.Perencanaan
1).Merancang scenario pembelajaran dengan pendekatan IBL meliputi rencana
pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa.
2).Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran baik dari segi
kognitif,afektif,maupun psikomotorik
3).Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
4).Menyiapkan lembaran ket refleksi siswa.
b.Pelaksanaan
1). Secara mandiri, siswa diminta membuat pertanyaan yang disertai jawaban
mengenai pokok materi yang dipelajari. Ini merupakan prinsip inkuiri.
2). Guru memeriksa tugas siswa.
3).Guru mengadakan pre-test untuk mengetahui kesiapan siswa dalam proses
pembelajaran.
4). Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok yang tiap kelompok
beranggotakan enam siswa.
5). Guru membagi Lembar Kerja Siswa.
6).Guru membimbing siswa melakukan percobaan untuk memecahkan masalah yang
diberikan dan mencatat hasil pengamatan dalam LKS.
7).Setelah selesai wakil dari kelompok masing-masing mempresentasikan hasil
percobaan untuk didiskusikan dan ditarik kesimpulan.
8).Pada pertemuan berikutnya, dengan menggunakan metode tanya jawab guru
membahas materi berikutnya.
9).Pada akhir siklus guru memberikan soal tes siklus II, lembaran ket refleksi dan
lembar afektif siswa.
c. Pengamatan
1).Guru memeriksa tugas siswa untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam
belajar mandiri
2).Guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tugas dalam kelompoknya.
3).Guru mengamati kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil percobaan.
4).Menganalisa data hasil tes siklus II serta hasil observasi.
Data hasil belajar kognitif siswa sesuai dengan lampiran 31 dan
disajikan pada gambar 7 dan 8.
100
86.89
90 77
.4
80 3
Nilairata-ratahasilbelajarkimia
7
0
60 Pr
47,61 e
50
Tes
Sik
40
lus
I
Sik
lusI
I
Gambar 7.
Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus
Dari gambar 7 terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar kognitif dari
pretes, siklus I maupun siklus II.Rata-rata naik dari 47.61 menjadi 77.43 pada siklus I
kemudian naik lagi menjadi 86.89 pada siklus II.
120
10
Ketuntasanbelajarklasikal(%)
100 0
83.7
80 2
60 PreT
es
40 Siklu
27.9 s I
1 Siklu
sII
20
120
100 100
100
80 72.31 77
60
rata-rata
Gambar 9. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II
Dari gambar 9 dapat dilihat adanya peningkatan rata-rata hasil belajar afektif yaitu dari
72.31 pada siklus I naik menjadi 77 pada siklus II.
Data hasil belajar psikomotorik siswa siklus II sesuai dengan lampiran33
dan disajikan pada gambar 10.
120
97.67 100
100
80 72.09 76.31
60
rata-rata
Gambar10.Hasil Belajar Psikomotorik Siswa SiklusII
a).masih ada beberapa siswa yang belum serius dalam mengikuti pelajaran
(11.63%)
b).semua siswa telah aktif dalam percobaan
c).masih ada beberapa siswayang belum aktif bertanya(18.61%)
d).masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam menjawab pertanyaan(18.61%)
e).semua siswa telah siap dalam mengikuti pembelajaran
f).semua siswa telah serius dalam mengerjakan tes Pengamatan
terhadap guru menghasilkan:
a. guru telah meningkatkan minat dan motivasi siswa selama proses
pembelajaran dengan mengaitkan materi yang dibahas dengan kehidupan
sehari-hari.
b. guru sudah meningkatkan teknik bertanya
c. guru dalam mengelola waktu perlu ditingkatkan
d. guru dalam mengelola kelas telahbaik
d.Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di
kelas kemudian diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada tindakan
siklus II didapatkan hasil bahwa guru perlu meningkatkan dalam hal pengelolaan
waktu.
5. SiklusIII
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dapat diidentifikasi masalah- masalah
yang dapat menghambat naiknya hasil belajar siswa sehingga dapat diambil langkah
perbaikan pada siklus III ini. Siklus III merupakan kelanjutan dari siklus II.
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
Nilairata-ratahasilbelajarkimia
90 8
80
76
70 7.
60 .8 P
50 4 r
9
3 e
40 8
T
30 9
e
20 .
s
7
10
7
S
0
i
k
l
u
s
I
S
i
k
l
u
s
I
I
S
i
k
l
u
s
I
I
I
Gambar 12.Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siklus III
Dari gambar 12 terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
kognitif dari pretes,siklus I, siklus II maupun siklus III.Rata-rata naik dari
47.61 menjadi 77.43 pada siklus I kemudian naik menjadi 86.89 pada siklus
II dan pada siklus III rata-ratanya naik menjadi 89.77.
120
KetuntasanBelajarKlasikal (%)
100 100
83.7 100
80 2
Pre
60 Tes
Siklus
40 I
Siklus
27.9 II
1 Siklus
III
20
Data hasil belajar afektif siswa sesuai dengan lampiran 32 dan disajikan
pada gambar 14
120
60
40
20
0
siklusI siklusII siklusIII
rata-rata persentaseketuntatasanbelajarklasikal(%)
Gambar 14. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus III
Dari gambar 14 dapat dilihat kenaikan rata-rata hasil belajar afektif
siswa, yaitu72.31 pada siklus I,77 pada siklus II dan 80.39 pada siklus III.
Data hasil belajar psikomotorik siswa sesuai dengan lampiran 33 dan
disajikan pada gambar 15.
120
97.67 100 100
100
76.31 78.78
80 72.09
60
rata-rata
Gambar 15. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus III
Sesuai dengan lampiran 35, pengamatan terhadap keaktifan siswa dapat
disajikan dengan gambar.16.
Keterangan:
105 1.Keseriusan siswa
10 100 dalam mengikuti
100 0 pelajaran
Keaktifansiswa(%) 93. 100 2.Keaktifan siswa
95 02 88. dalam
37 86. percobaan
90 05 3.Keaktifan siswa
dalam
85 mengajukan
pertanyaan
80 4.Keaktifan siswa
dalam
75 menjawab
pertanyaan
5.Persiapan siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
1 2 3 4 5 6 6.Keserisan siswa
Aspek yang dalam
diama ti mengejakan tes
Gambar16.Histogram Keaktifan Siswa pada Siklus
III Dari gambar 16 dapat dilihat bahwa:
a. masih ada beberapa siswa yang belum serius dalam mengikuti pelajaran(6.98%)
b. semua siswa telah aktif dalam percobaan
c. masih ada beberapa siswayang belum aktif bertanya(11.63%)
d. masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam menjawab pertanyaan(13.95%)
e. semua siswa telah siap dalam mengikuti pembelajaran
f. semua siswa telah serius dalam mengerjakan tes
Pengamatan terhadap guru menghasilkan bahwa guru telah melakukan pengelolaan waktu
dengan baik.
d. Refleksi
B. Pembahasan
Penilaian afektif siswa diperoleh dengan melakukan penyebaran angket pada tiap akhir
siklus. Dari hasil angket tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan
belajar afektif siswa. Penilaian afektif siswa diukur dari beberapa aspek,meliputi aspek
kesadaran diri, kecakapan berfikir rasional, kecakapan social dan kecakapan akademik
siswa.Berdasarkan tabel 11 dapat dikletahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
afektif siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata afektif
siswa,yaitu dari 72.31 pada siklus I, meningkat menjadi 77 pada siklus II, dan 80.39
pada siklus III. Sedangkan ketuntasan klasikal untuk siklus I,siklus II, maupun siklus
III mencapai 100%. Sehingga secara klasik alhasil belajar afektif siswa pada siklus I,
siklus II,dan siklus III sudah tuntas.
c. Hasil Belajar Psikomotorik
2.KegiatanGuru
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru terlebih dahulu
menjelaskan hal-hal yang harus dikerjakan oleh siswa, yaitu siswa diberi tugas untuk
mencari informasi tentang materi yang akan dibahas baik melalui buku, internet,
maupun literature lain. Dari informasi yang mereka dapatkan kemudian siswa disuruh
membuat pertanyaan yang disertai dengan jawabannya. Kegiatan selanjutnya adalah
siswa melakukan percobaan untuk membuktikan informasi yang mereka peroleh.
Berdasarkan percobaan tersebut kemudian ditarik kesimpulan tentang materi yang
dibahas dengan bimbingan guru. Untuk lebih memotivasi siswa,guru memberikan
penghargaan atas hasil yang telah dicapai oleh siswa. Penghargaan tersebut diberikan
kepada siswa yang mau mempresentasikan hasil penemuannya di depan kelas. Hal
tersebut sesuai dengan peranan guru dalam menciptakan kondisi yang mendukung
yaitu motivator, fasilitator dan rewarder (Gulo,2005:86-87).
Dari hasil observasi kegiatan guru pada siklus I, siklus II, maupun siklus III
terjadi peningkatan nilai rata-rata, yaitu untuk siklus I nilai rata-ratanya mencapai 3
,untuk siklus II mencapai 3.29, dan untuk siklus III mencapai 3.41. Hasil observasi
ketiga siklus tersebut menunjukkan kriteria baik. Pada siklus I guru mengalami
beberapa kekurangan diantaranya adalah guru kurang memberi motivasi siswa saat
pembelajaran berlangsung, guru kurang membawa siswa untuk mengaitkan materi
dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, teknik bertanya yang dimiliki guru
belum maksimal, pengelolaan kelas dan pengelolaan waktu kurang optimal.
Berdasarkan kekurangan pada siklus I kemudian dilakukan perbaikan pada siklusII.
Dari siklus II didapatkan hasil bahwa guru sudah memotiva siswa saat pembelajaran
berlangsung yaitu dengan cara mengaitkan materi dengan peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari, teknik bertanya dan pengelolaan kelas sudah baik namun masih ada
kekurangan dalam hal pengelolaan waktu.Kekurangan dari siklus II ini kemudian
diperbaiki pada siklus III dan didapatkan hasil bahwa guru sudah dapat melakukan
pengelolaan waktu dengan baik
BABV 66
PENUTUP
A. Simpulan
Gulo,W.2005.Strategi BelajarMengajar.Jakarta:PT.Grasindo.
Nur’aini, Dewi Nur dan Sabar Cahyono.-.Simpati Kimia Semester 2 Kelas XI.
Surakarta:CV.Grahadi.
Sudjana,Nana.1989.Penilaian HasilProsesBelajarMengajar.Bandung:PT.
Remaja Rosda Karya