Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Kelompok 7A
Ayu Fauziah 240210130040
Fitri Indrianti 240210130041
Novi Dwiansyah 240210130044
Adia Putra Perdana 240210130052
Minanda F Primara 240210130056
Suhu pasteurisasi yang terlalu tinggi dan waktu pemanasan yang terlalu
lama dapat mengakibatkan nutrisi dan vitamin yang terkandung dalam minuman
sari kacang hijau menjadi berkurang. Di sisi lain, jika suhu pemanasan terlalu
rendah atau waktu pemanasan yang terlalu singkat, dikhawatirkan jumlah mikroba
yang terdapat dalam minuman sari kacang hijau masih cukup tinggi karena
minuman sari kacang hijau mengandung gula yang cukup untuk menumbuhkan
mikroba, sehingga jika minuman sari apel tidak dipasteurisasi dan dikemas
dengan baik maka sangat mudah terkontaminasi oleh mikroba (Lee, 2006).
III. METODE
3.1 Alat
1. Panci
2. Gelas ukur
3. Spatula pengaduk
4. Kain saring
5. Blender
6. Kompor
7. Jar/botol
3.2 Bahan
1. Kacang Hijau 200 gram
2. Air dingin untuk perendaman 400 ml
3. Air panas untuk pemanasan 1600 ml
4. CMC 600 ppm
5. Gula 100-200 gram
6. Garam secukupnya
3.3 Prosedur
1. Kacang hijau dilakukan penyortiran
2. Pencucian kacang hijau dengan air mengalir
3. Perendaman kacang hijau dalam air selama 17 jam
4. Pelecetan atau pengelupasan kulit dari kacang hijau
5. Penggilingan atau pengecilan ukuran biji kacang hijau
6. Pemanasan bubur kacang hijau selama 15 menit
7. Penyaringan bubur kacang hijau dengan kain saring
8. Penambahan CMC pada filtrat.
9. Pasteurisasi filtrate selama 15 menit dan penambahan gula serta garam
Kacang Hijau
Penyortiran
Pelecetan/Pengelupasan kulit
Pemanasan
Penyaringan Ampas
CMC Filtrat
Pengemasan
Keterangan :
Skala Hedonik
1 = Sangat tidak suka
2 = Tidak suka
3 = Agak suka
4 = Suka
5 = Sangat suka
5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam proses pemasakan digunakan panci dengan kualitas
tinggi yang berbahan inert agar tidak terjadi gosong.
2. Sebaiknya dilakukan uji mikrobiologis terhadap sari kacang hijau yang
dibuat agar diketahui mutu mikrobiologisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Kacang Hijau. Terdapat pada: Statistics
Indonesia,http://www.bps.go.id/sector/agri/pangan/foods_crops_statistics/s
econdary_food_crops.html, (Diakses pada tanggal 10 Desember 2015).
Buckle, K.A., R.A. Edwards., G.H Fleet., M, Wootton. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah H. Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1995. SNI Sari Kedelai. (terdapat
pada: sisni.bsn.go.id (diakses pada tanggal 10 Desember 2015)).
Kay, D.E. 1997. Crop and Product Digest No-3 Food Legumes. Tropical Product
Institute, London.
Mahani, Tania. 2012. Teknologi Pangan Susu Kacang Hijau. (terdapat pada:
http://www.scribd.com/doc/246515289/Teknologi-Pengolahan-Pangan-
Susu-Kacang Hijau (diakses pada tanggal 10 Desember 2015)).
Robinson, D. ; Singh, D. N., 2001. Alternative protein sources for laying hens.
RIRDC publication 00/144. Rural Industries Research and Development
Corporation, Kingston ACT, Australia.
Rukmana, R. 1997. Ubi jalar – Budidaya dan pasca panen. Kanisius, Yogyakarta.
Winarno, F.G, Wida Winaryo A., dan Weni Widjajanto. 2003. Flora Usus dan
Yoghurt. Cetakan satu. M-BRIO Press, Bogor.