Latar Belakang
Rumusan Masalah :
Manfaat :
Metodologi :
4. Melakukan pengambilan data debit-debit air kususnya pada jam puncak atau
saat hujan
Drainase
Drainase Konvensional
Demikian juga di areal wisata dan olahraga, semua saluran drainase didesain
sedemikian rupa sehingga air mengalir secepatnya ke sungai terdekat. tanpa
diupayakan agar air mempunyai waktu cukup untuk meresap ke dalam tanah.
Eco-Drainase
Menurut Dr. Ing. Ir. Agus Maryono dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
pengelolaan drainase secara terpadu berwawasan lingkungan merupakan rangkaian
usaha dari sumber (hulu) sampai muara (hilir) untuk membuang/mengalirkan hujan
kelebihan melalui saluran drainase dan atau sungai ke badan air (pantai/laut, danau,
situ, waduk, dan bozem) dengan waktu seoptimal mungkin sehingga tidak
menyebabkan terjadinya masalah kesehatan dan banjir di dataran banjir yang dilalui
oleh saluran dan atau sungai tersebut (akibat kenaikan debit puncak dan pemendekan
waktu mencapai debit puncak).
Berbeda dengan prinsip lama, yaitu mengalirkan limpasan air hujan ke badan
air penerima secepatnya, drainase berwawasan lingkungan bekerja dengan berupaya
memperlambat aliran limpasan air hujan. Prinsipnya, air hujan yang jatuh ditahan dulu
agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan, baik buatan
maupun alamiah seperti kolam tandon, sumur-sumur resapan, biopori, dan lain-lain.
Hal ini dilakukan mengingat semakin minimnya persediaan air tanah dan tingginya
tingkat pengambilan air. Pengembangan prasarana dan sarana drainase berwawasan
lingkungan ditujukan untuk mengelola limpasan permukaan dengan cara
mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan sesuai dengan kaidah konservasi
dan keseimbangan lingkungan. Konsep inilah yang ingin mengubah paradigma lama
dalam pembangunan drainase khususnya di perkotaan. Pelestarian prasarana dan
sarana drainase mandiri berbasis masyarakat sangat bergantung pada kemauan dan
kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan memelihara
prasarana dan sarana yang ada. Secara umum aspek yang perlu diperhatikan dalam
pelestarian adalah pengelolaan prasarana dan sarana serta penyuluhan dan pedoman
pemeliharaan yang mengedepankan partisipasi masyarakat.
• Pola detensi (menampung air sementara), yaitu menampung dan menahan air
limpasan permukaan sementara untuk kemudian mengalirkannya ke badan
air misalnya dengan membuat kolam penampungan sementara untuk
menjaga keseimbangan tata air.
Air
Air merupakan sumber daya dan faktor terpenting dalam kehidupan, dimana
setiap makluk memerlukan air sebagai pemenuhan hidupnya. Air juga berpengaruh
terhadap kinerja sektor pertanian, industry, domestic dan lain sebagainya.
Meskipun peran dan keberadaannya sangat strategis, namun pengelolaan air masih jauh
dari yang diharapkan, sehingga air yang semestinya merupakan sahabat petani,pelaku
industry, dan masyarakat dengan kuantitas yang tinggi dan pengelolaannya yang
kurang baik akan berubah menjadi penyebab bencana bagi petani.
Indikatornya, di musim kemarau, ladang dan sawah sering kali kekeringan dan
sebaliknya dimusim penghujan, lading dan sawah banyak yang terendam air. Secara
kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering adalah persoalan
ketidak sesuaian distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu (temporal)
dan tempat (spatial).
Teknologi Rain Warter Harvesting
Jumlah air di bumi sangat banyak, namun jumlah air bersih yang tersedia belum
dapat memenuhi permintaan sehingga banyak orang menderita kekurangan air.
Menurut Chiras (2009) menyebutkan bahwa kekurangan air dipicu naiknya permintaan
seiring peningkatan populasi, tidak meratanya distribusi air, meningkatnya polusi air
dan pemakaian air yang tidak efisien. Beberapa penelitian mengindetifikasi bahwa
pada aras rumah tangga kekurangan air diperburuk kebocoran air akibat
kerusakan home appliances yang tidak segera diperbaiki, pemakaian home
appliances yang boros air, perilaku buruk dalam pemakaian air, dan minimnya
pemanfaatan air hujan sebagai sumber air alternatif. Pemakaian air yang tidak
terkontrol akan mengancam keberlanjutan air, sehingga perlu dilakukan konservasi air.
Salah satu metode konservasi air dalam rumah tangga adalah memanen air hujan, yaitu
mengumpulkan, menampung dan menyimpan air hujan.
Ada tiga komponen dasar yang harus ada dalam sistem pemanenan air hujan
yaitu: 1) catchment, yaitu penangkap air hujan berupa permukaan atap; 2) delivery
system, yaitu sistem penyaluran air hujan dari atap ke tempat penampungan melalui
talang; dan 3) storage reservoir, yaitu tempat penyimpan air hujan berupa tong, bak
atau kolam. Selain ketiga komponen dasar tersebut, dapat dilengkapi dengan
komponen pendukung seperti pompa air untuk memompa air dari bak atau kolam
penampung. (Worm, Janette & van Hattum, Tim 2006; Chao-Hsien Liaw & Yao-Lung
Tsai 2004).
Embung
Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian
( small farmreservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim
hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi
suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi ( high added
value crops) di musim kemarau atau disaat curah hujan makin jarang. Embung
merupakan salah satu teknik pemanenan air ( water harvesting) yang sangat sesuai di
segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi sebagai
tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai
sumber air irigasi pada musim kemarau. Sementara pada ekosistem tadah hujan atau
lahan kering dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat
digunakan untuk menahan kelebihan air dan menjadi sumber air irigasi pada musim
kemarau. Secara operasional sebenarnya embung berfungsi untuk mendistribusikan
dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman atau pun
ternak di musim kemarau dan penghujan.
Tujuan
Pembuatan embung untuk pertanian bertujuan antara lain untuk :
1.Menampung air hujan dan aliran permukaan ( run off) pada wilayah sekitarnya serta
sumberair lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil
dan sebagainya.
2.Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman
palawija,hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan.
1.Tertampungnya air hujan dan aliran permukaan ( run off) pada wilayah sekitarnya
sertasumber air lainnya yang memungkinkan.
Persyaratan Lokasi
Tekstur tanah :
- Agar fungsinya sebagai penampung air dapat terpenuhi, embung sebaiknya dibuat
pada lahandengan tanah liat berlempung.
- Pada tanah berpasir yang porous (mudah meresapkan air) tidak dianjurkan pembuatan
embung karena air cepat hilang. Kalau terpaksa, dianjurkan memakai alas plastik
atau ditembok sekeliling embung.
Kemiringan Lahan
- Pada lahan yang datar akan sulit untuk mengisi air limpasan ke dalam embung
- Pada lahan yang terlalu miring (> 30%), embung akan cepat penuh dengan endapan
tanah karena erosi.
Lokasi
- Penempatan embung sebaiknya dekat dengan saluran air yang ada disekitarnya,
supaya pada saat hujan, air di permukaan tanah mudah dialirkan kedalam embung.
- Lebih baik lagi kalau dibuat di dekat areal tanaman yang akan diairi
Ukuran Embung
Bentuk Embung
Bentuk embung sebaiknya dibuat bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar,
hal tersebut dimaksudkan agar diperoleh Wiling yang paling pendek, sehingga resapan
air melalui tanggul lebih sedikit.
Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang
dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan
ini kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan merupakan lubang untuk
memasukkan air ke dalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk
menaikkan air tanah ke permukaan. Dengan demikian, konstruksi dan kedalamannya
berbeda. Sumur resapan digali dengan kedalaman di atas muka air tanah, sedangkan
sumur air minum digali lebih dalam lagi atau di bawah muka air tanah.
Sumur resapan dapat dikatakan sebagai suatu rekayasa teknik konservasi air,
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur
galian dengan kedalaman tertentu. Fungsi utama dari sumur resapan ini adalah sebagai
tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah.
Biopori
Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dan
didalamnya terbentuk lubang-lubang kecil yang terbentuk karena aktivitas organisme.
Lubang-lubang itu akan terisi udara dan menjadi tempat serapan air di dalam tanah
yang bisa memperlancar jalur air yang meresap. Dalam proses alami, biopori adalah
tempat lewatan aktivitas fauna di tanah seperti akar yang akan membentuk lubang di
dalam tanah. biopori adalah merupakan salah satu dari cara-cara lain yang juga efektif
dalam mengurangi pembuangan sampah. Fauna di dalam tanah akan mencari makanan
dan merubah sampah organik yang dibuang ke dalam lubang itu menjadi kompos.
http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-731-drainase-berwawasan
lingkungan.html#ixzz5xojanBMg
https://id.wikipedia.org/wiki/Biopori
https://www.academia.edu/33937012/DRAINASE_KONVENSIONAL_DAN_DRAI
NASE_RAMAH_LINGKUNGAN
http://www.sanitasi.net/ecodrain.html
http://journals.itb.ac.id/index.php/jts/article/view/4526