Anda di halaman 1dari 11

Lampiran

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PONOROGO


Nomor : RSUA/0101/PER/III.6.AU/I/II/2015
Tanggal : 26 Rabiul Akhir 1436 H / 16 Februari 2015 M
Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo tentang Panduan
Case Manager di Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian asuhan kepada pasien diberikan oleh berbagai profesi. Untuk mewujudkan
asuhan pasien yang berkesinambungan (seamless) di perlukan proses pelayanan yang
berkelanjutan dan koordinasi diantara para dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain
yang berada di berbagai unit pelayanan.
Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pelayanan kesehatan maka informasi
tentang pelayanan pasien dan respon terhadap pelayanan dikomunikasikan antara tenaga
medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya selama bekerja dalam shift dan
antara shift.
Rumah Sakit mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur berupa manajemen
pelayanan pasien yaitu suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan,
fasilitas, koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi
pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi
dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan
biaya efektif.

Melihat latar belakang diatas diperlukan individu yang dapat mengkoordinasikan seluruh
pelayanan pasien sehingga diperlukan adanya manajer pelayanan pasien (Case
Manager).

1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Menjaga kontinuitas pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 1


Tujuan Khusus
1. Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo
2. Terjalinnya komunikasi antar pemberi layanan yang terlibat
3. Mencegah kejadian cidera pada pasien.
4. Menjaga kendali mutu dan biaya

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 2


BAB II
PENGERTIAN

Manajer Pelayanan Pasien (MPP) atau Case Manager adalah professional di rumah sakit
yang melaksanakan manajemen pelayanan pasien.
Manajemen Pelayanan Pasien adalah suatu proses kolaboratif mengenai asesmen,
perencanaan, fasilitas, koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan
pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif,
melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome)
yang bermutu dengan biaya efektif. (Sumber : CSMA – Case Management Society of
America, 2010).
Manajemen Pelayanan Pasien adalah suatu model klinis untuk manajemen stratejik mutu
dan biaya pelayanan, dibuat untuk memfasilitasi hasil pasien yang diharapkan dalam lama
perawatan yang layak/patut dan dengan manajemen sumber daya yang sesuai. (Cesta,
2009)
A. Kualifikasi
1. Perawat
2. Sebagai kepala ruang
B. Pelatihan
1. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP)/Patient Centered Care (PCC).
2. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG's.
3. Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk kontinuitas
pelayanan.
4. Pelatihan Manajemen Risiko.
5. Pelatihan untuk meningkatkan soft skill (pengetahuan aspek psikososial,
hubungan interpersonal, komunikasi, dan sebagainya).

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 3


BAB III
RUANG LINGKUP

A. PELAYANAN FOKUS PADA PASIEN (PATIENT CENTERED CARE)


Manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada pasien (PFP).
Inti konsep PFP terdiri dari 4 elemen :
1. Martabat dan Respek.
a. Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan menghargai
pandangan dan pilihan pasien serta keluarga.
b. Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan
keluarga dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian
pelayanan kesehatan
2. Berbagi informasi.
a. Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi
secara lengkap dengan pasien dan keluarga
b. Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat
3. Partisipasi.
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan
dan pengambilan keputusan serta pilihan mereka
4. Kolaborasi / kerjasama.
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan. Pemberi
pelayanan kesehatan bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam
pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program.

B. HUBUNGAN PROFESIONAL
Para MPP harus mempunyai hubungan kerja profesional dengan para dokter dan
staf klinis. Mereka juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan (billing),
pelayanan bantuan finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan
kerohanian.

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 4


C. HUBUNGAN DENGAN PASIEN
Penting bagi para MPP untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga. MPP
perlu memelihara rasa saling percaya yang menunjukkan kepada pasien bahwa
mereka terlibat untuk manfaat dan kepentingan pasien. Untuk itu MPP perlu
memperhatikan secara aktif kebutuhan dan keinginan pasien.

D. KELOMPOK PASIEN
MPP sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien-pasien dalam
kelompok : anak-anak, usia lanjut, dan yang dengan penyakit kronis.
Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, MPP dapat menangani 25 –
50 pasien, tergantung kondisi kerumitan, sistem pelayanan klinis, budaya kerja
rumah sakit.

E. PERAN DAN FUNGSI MANAJER PELAYANAN PASIEN


1. Fungsi Pokok :
a. Asesmen utilitas. Mampu mengakses semua informasi dan data untuk
mengevaluasi manfaat/utilisasi, untuk kebutuhan manajemen pelayanan
pasien. (Semua informasi dan data akurat, lengkap yang mudah diakses
tentang kebutuhan klinis, finansial, serta sosial pasien)
b. Perencanaan. Dengan asesmen yang lengkap, disusun perencanaan untuk
pelaksanaan manajemen pelayanan pasien. Perencanaan tsb mencerminkan
kelayakan/kepatutan dan efektivitas-biaya dari pengobatan medis dan klinis
serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan.
c. Fasilitasi. Tugas ini mencakup interaksi antara MPP dan para anggota tim
pemberi pelayanan kesehatan, perwakilan pembayar, serta pasien/keluarga
yang mencari/menginginkan pembebasan dari hambatan namun dapat
mempengaruhi kinerja/hasil, serta menjaga kontinuitas pelayanan.
d. Advokasi. Mewakili kepentingan pasien adalah inti dari peran MPP. MPP
diharapkan melakukan advokasi untuk opsi pengobatan yang dapat diterima
setelah berkonsultasi dengan DPJP, termasuk rencana pemulangan yang
aman. Advokasi perlu mempertimbangkan sistem nilai pasien, kemampuan

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 5


finansial termasuk atas jaminan pembiayaan, pilihan, serta kebutuhan
pelayanan kesehatannya.
2. Melakukan asessmen yang lengkap terhadap pasien dan keluarga pada saat
admisi.
3. Mempromosikan utilisasi sumber- sumber klinis agar efektif dan efisien.
4. Memastikan bahwa pemeriksaan-pemeriksaan pasien adalah tepat dan cepat
serta dilakukan dalam kerangka waktu yang sudah ditetapkan.
5. Memberikan informasi klinis kepada para pembayar, memandang length of stay.
6. Memberikan advokasi kepada pasien, meningkatkan budaya kolaboratif untuk
memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga untuk membuat keputusan-
keputusan medis.
7. Menawarkan bentuk-bentuk asuhan alternatif kepada pasien sesuai
kebutuhannya, baik karena pasien sudah mau dipulangkan atau membutuhkan
asuhan jangka panjang yang rentan terhadap peraturan keuangan RS.
8. Bekerja dengan para administrator RS dan para dokter, memberikan advokasi
atas nama pasien untuk menentukan pelaksanaan layanan terbaik bagi pasien
sambil mengkomunikasikan kepada pasien sarana bermutu yang tersedia.
9. Berkomunikasi dengan dokter-dokter secara berkala selama hospitalisasi dan
mengembangkan suatu hubungan kerja yang efektif. Membantu para dokter untuk
menjaga biaya, kasus, dan hasil pasien yang diharapkan.
10. Melakukan koordinasi dan integrasi pelayanan sosial/ fungsi case management ke
dalam asuhan pasien, proses discharge planning di rumah.
11. Mengkoordinasikan pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga dan
orang lain, yang penting untuk memampukan mereka menghadapi dampak
penyakit dan untuk memperoleh manfaat maksimum dari pelayanan kesehatan.
12. Melakukan telaah utilisasi (utilization review), melalui tugas evaluasi clinical
pathway. Telaah utilisasi adalah mekanisme kendali biaya, dan ketepatan,
kebutuhan dan mutu pelayanan kesehatan yang dimonitor oleh para pembayar
dan provider.
13. Melaksanakan telaah atas utilisasi pelayanan secara tepat sejak admisi sampai
discarge. Mengevaluasi kepuasan pasien dan mutu layanan yang diberikan.

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 6


14. Membantu pasien dan keluarga mengembangkan suatu discharge planning,
termasuk koordinasi dengan pelayanan medis di komunitas dan bila perlu admisi
fasilitas pelayanan kesehatan asuhan pasca rawat inap, pelayanan rehabilitasi,
atau fasilitas perawatan terapi.

F. TANGGUNG JAWAB
MPP bertanggung-jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis

G. DIAGRAM KOORDINASI – INTEGRASI – KONTINUITAS PELAYANAN

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 7


Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 8
BAB IV
TATA LAKSANA

1. Penetapan dan Pengangkatan MPP oleh Direktur.


2. Meiakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien,
berdasarkan pasien yang meliputi:
a. Risiko tinggi.
b. Biayatinggi.
c. Potensi complain tinggi
d. Kasus dengan penyakit kronis.
e. Kasus komplek/rumit.
f. Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek.
3. Setelah pasien ditentukan sebagai klien MPP, maka dilakukan asesmen utilitas
dengan mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis,
maupun sistem pembayaran yang dimiliki pasien.
4. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan
DPJP serta para anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan
kelayakan/kepatutan dan efektivitas-biaya dari pengobatan medis dan klinis serta
kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan.
5. Meiakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara MPP dan DPJP serta para
anggota tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi,
perwakilan pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi
antara pasien dan pemangku kepentingan, serta menjaga kontinuitas pelayanan.
6. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak
mempenganihi kinerja/hasil.
7. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang
optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial.

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 9


BAB V

PENUTUP

Demikian panduan pelaksanaan manajer pelayanan pasien (case manajer) di


Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo ini dibuat sebagai standar agar
pengimplementasian Case manager atau Manajer Pelayanan Pasien (MPP) dalam
pelayanan pasiennya sebagai wujud pelayanan berfokus pada pasien. Mudah-mudahan
dengan adanya panduan ini, dapat lebih memudahkan semua Pihak yang terkait dengan
pelayanan pasien dan hubungan antar manusia di Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah
Ponorogo. Semoga Allah senantiasa memberikan kita semua limpahan Taufik dan
Hidayah-Nya kepada hamba-hamba yang selalu berlomba dalam kebaikan dan berusaha
secara terus menerus memperbaiki amaliyahnya, amiiin.

Ditetapkan di : PONOROGO
Pada Tanggal : 26 Rabiul Akhir 1436 H
16 Februari 2015 M
Direktur,

Dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


NBM. 916 062

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 10


DAFTAR PUSTAKA

Materi Workshop implementasi dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan Case
Manager dalam akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 oleh Asosiasi Rumah Sakit Swasta
Malang (ARSAMA) 2-3 Desember 2014.

Panduan Case Manager RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 11

Anda mungkin juga menyukai