Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENILAIAN PENERAPAN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH


DENGAN MENGGUNAKAN METODE WISE
Syafira Bella Islami, Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT

Jurusan Teknik Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: syafirabellaislami@yahoo.com ; srigunani@ie.its.ac.id

ABSTRAK
Industri kecil dan menengah memainkan peran yang penting dalam sektor ekonomi di
beberapa negara. IKM menyediakan banyak lapangan kerja dan berkontribusi terhadap kemajuan
ekonomi lokal maupun nasional. Salah satu permasalahan yang muncul pada IKM adalah mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), padahal K3 merupakan faktor penting bagi jalannya proses
produksi di perusahaan. Apabila terjadi kecelakaan di perusahaan, maka dampaknya tidak hanya
karyawan saja yang dirugikan, namun juga perusahaan karena dapat mengurangi kinerja perusahaan
dan produktivitas karyawan. Dengan menggunakan metode WISE ( Work Improvement in Small
Enterprises) maka dapat diketahui permasalahan K3 pada IKM dan dapat diperbaiki sehingga para
pekerja dapat bekerja secara maksimal.
Objek penelitian ini dilakukan pada PT Arto Metal dan UD Usaha Suwaga Jaya. Data yang
diperoleh adalah mengenai identifikasi potensi bahaya, unsafe behaviour, serta penilaian penerapan
K3 dengan menggunakan WISE. Hasil penelitian menunjukkan pada analisis peta risiko PT Arto
Metal menunjukkan bahwa sebagian besar potensi bahaya berada pada kategori bahaya ringan dan
sedang, dengan frekuensi kejadiannya sedang dan sering. Sedangkan pada analisis potensi bahaya UD
Usaha Suwaga Jaya diketahui bahwa potensi bahaya terdapat pada kategori rendah dan sedang, dengan
frekuensi kejadiannya mulai dari sangat jarang hingga sering.
Unsafe behaviour para pekerja di kedua perusahaan tersebut banyak disebabkan karena
kurangnya kesadaran pekerja akan pentingnya APD. Perbedaan hasil checklist pada dua perusahaan
tersebut pada PT Arto Metal lebih fokus kepada keamanan penggunaan mesin dan penanganan
material, sedangkan untuk UD Usaha Suwaga Jaya lebih fokus pada kebersihan bahan yang digunakan
dan lingkungan fisik.

Kata Kunci : , Kesehatan dan Keselamatan Kerja, WISE (Work Improvement in Small Enterprises)

I. PENDAHULUAN dalam situs milik Kementerian Perindustrian


Republik Indonesia. Namun, IKM masih
Di era globalisasi ini persaingan menghadapi beragam tantangan. Salah satu
industri yang semakin ketat, perusahaan diantaranya adalah bagaimana meningkatkan
dituntut untuk mengoptimalkan seluruh produktivitas, sekaligus di saat yang sama
sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
produk berkualitas tinggi agar mampu bertahan (K3) serta kondisi kerja.
dalam persaingan dengan perusahaan lain. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Persaingan ini tidak hanya terjadi pada (K3) merupakan hal yang penting bagi
perusahaan besar yang terdapat di Indonesia, perusahaan, karena dampak kecelakaan dan
tetapi juga terjadi pada Industri Kecil penyakit kerja tidak hanya karyawan yang
Menengah (IKM). dirugikan, tetapi juga perusahaan.Program
Di Indonesia, IKM telah menjadi keselamatan dan kesehatan kerja yang dibuat
pendukung terbesar bagi pembangunan yang perusahaan merupakan upaya untuk mencegah
berkelanjutan dan sarana penting dalam kecelakaan atau penyakit akibat kerja dengan
menyerap tenaga kerja. Saat ini sudah terdapat mengenali potensi terjadinya dan melakukan
lebih dari 1200 IKM Indonesia telah terdaftar tindakan antisipastif. Agar pelaksanaan K3

1
memberikan hasil maka perusahaan perlu diharapkan mampu mendukung terciptanya
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan sistem dan kondisi kerja perusahaan yang lebih
dan Kesehatan Kerja (SMK3). Tujuan dari baik.
terbentuknya sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja adalah penurunan angka II. DASAR TEORI
kecelakaan serta penyakit akibat kerja - Keselamatan dan kesehatan kerja
sehingga dapat mengurangi biaya yang Keselamatan kerja adalah keselamatan
dikeluarkan oleh perusahaan apabila timbul yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Hampir kerja, bahan dan proses pengolahannya,
semua perusahaan menerapkan aturan tentang landasan tempat kerja, dan lingkungan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja untuk cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur,
meningkatkan kinerja perusahaan dan 1989). Sedangkan menurut Sugandi (2003)
produktivitas kerja karyawan. dalam konsep pengolahan keselamatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja modern dikenal dengan dua definisi. Pertama,
(K3) merupakan salah satu aspek penting didefinisikan sebagai keadaan yang bebas
dalam proses produksi. IKM merupakan kunci kecelakaan atau bebas dari kondisi sakit, luka,
untuk menciptakan dan mengembangkan dan kerugian. Kedua, didefinisikan sebagai
pekerjaan yang layak bagi semua. Untuk itu, pengontrol kerugian baik bagi perusahaan
penerapan K3 secara efektif dan efisien maupun bagi pekerja.
merupakan hal yang sangat penting dalam - Produktivitas
meningkatakan produktifitas dan daya saing Menurut pendapat Ravianto (1985)
IKM dan UKM di Indonesia (Rooij, 2012). dalam Pajar (2008) bahwa “produktivitas
Pemahaman K3 sangat dibutuhkan karena mengandung sebuah pengertian perbandingan
hampir 70% tidak mengenal K3 dan ini juga antara hasil yang dicapai dengan peran serta
berdampak pada daya saing produktivitas. tenaga kerja persatuan waktu”. Menurut
Pemerintah telah menetapkan dalam Peraturan Simanjutak (1985) dalam Pajar (2008)
Menteri Tenaga Kerja Nomor : “produktivitas mengandung pengertian
PER.05/MEN/1996 pada Bab III pasal 3 filosofis, definisi kerja, dan teknis operasinal
disebutkan bahwa “Setiap perusahaan yang dimana secara filosofis produktivitas
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus mengandung pengertian pandangan hidup dan
orang atau lebih dan mengandung potensi sikap mental yang selalu berusaha untuk
bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik meningkatkan mutu kehidupan”.
proses atau bahan produksi yang dapat - Manajemen Risiko
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti Risiko adalah suatu variasi dari hasil –
peledakan, kebakaran, pencemaran, dan hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu
penyakit akibat kerja wajib menerapkan pada kondisi tertentu (William & Heins, 1985).
Sistem Manajemen K3”. Hal ini didukung Sedangkan menurut Suardi (2007) risiko
dengan program pemerintah yang menyatakan didefinisikan sebagai peluang/sesuatu hal yang
bahwa pada tahun 2015, seluruh perusahaan di berpeluang untuk terjadinya kematian,
Indonesia diharapkan dapat menerapkan kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena
budaya keselamatan dan kesehatan kerja bahaya
sehingga kecelakaan kerja dapat ditekan - Unsafe Behaviour
seminimal mungkin (Iskandar, 2012). Namun Unsafe behavior adalah type perilaku
kenyataannya sampai saat ini, di Indonesia yang mengarah pada kecelakaan seperti
baru sekitar 45% yang sudah berkomitmen bekerja tanpa menghiraukan keselamatan,
dalam pelaksanaan SMK3, dan 55% sisanya melakukan pekerjaan tanpa ijin,
masih belum (Julkifli, 2011). menyingkirkan peralatan keselamatan, operasi
Untuk melihat efektivitas pekerjaan pada kecepatan yang berbahaya,
implementasi K3 yang telah dijalankan oleh menggunakan peralatan tidak standar,
perusahaan IKM tersebut akan digunakan bertindak kasar, kurang pengetahuan, cacat
metode WISE (Work Improvements In Small tubuh atau keadaan emosi yang terganggu
Enterprises) yang telah dirancang oleh ILO (Miner,1994).
(International Labour Organization). Selain - WISE (Work Improvements in Small
itu juga akan dilakukan analisa perbaikan yang Enterprises)

2
WISE (Work Improvements In Small umum. Pada tahun 2003 berubah menjadi PT.
Enterprises) adalah program yang Arto Metal Internasional. Perusahaan ini
dikembangkan oleh ILO untuk membantu terletak di Jl. Ambeng-Ambeng Selatan No.
usaha kecil dan menengah dalam 18, Ngingas, Waru, Sidoarjo. Di pabrik ini
meningkatkan kondisi kerja dan produktivitas diproduksi berbagai macam produk yang
dengan menggunakan teknik sederhana, efektif berhubungan dengan komponen logam, antara
dan terjangkau yang memberikan manfaat lain :
langsung kepada pemilik dan pekerja. 1. Arc chute
2. Connection
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Shunt
1. Tahap identifikasi awal dan perumusan 4. Amour plate
masalah 5. Grill
Tahapan awal dari rangkaian metode 6. Magnetic support
penelitian ini adalah melakukan identifikasi
terhadap permasalahan yang akan diteliti dan Hasil identifikasi potensi bahaya pada
dicari solusi perbaikannya. Setelah identifikasi PT Arto Metal yang terdiri dari 6 kelompok
permasalahan dilakukan, rumusan kerja yaitu Kelompok kerja stamping dan
permasalahan yang sesuai dengan penelitian bending, Kelompok kerja electroplating,
ini dapat ditetapkan. Perumusan masalah dari Kelompok kerja assembly, Kelompok kerja
penelitian ini adalah bagaimana menganalisa packaging dan sortir, Kelompok kerja
efektifitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja workshop, dan Kelompok kerja cutting.
(K3) pada Industri Kecil Menengah dengan Hasil dari peluang dan kategori bahaya
menggunakan metode WISE dipetakan ke dalam bentuk peta risiko. Berikut
2. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data ini gambar peta risiko kecelakaan kerja di PT
Tahap pengumpulan data dilakukan Arto Metal.
dengan melakukan wawancara ke karyawan
yang menangani permasalahan K3 di
SS 5
perusahaan. Pada tahap pengolahan data, data
A3, A8, B2,
yang didapatkan diolah sesuai metode yang B4, C4, C5,
S 4
telah ditetapkan yaitu mengenai evaluasi C7, C9, D1,

efektivitas penerapan K3 dengan menggunakan D2, E1, F1


A1, A2, A3,
metode WISE. Hal ini dilakukan dengan
A6, A7, A9,
wawancara mengenai SMK3 perusahaan A10, B1, B3,
dengan menggunakan checklist yang ada pada B5, B8, C1,
Sd
metode WISE. g
3 C2, C3, C6,
D3, D4, D6,
3. Analisis Data
D7, E4, E6,
Pada tahap ini setiap langkah dan E7, F2, F3, F5,
pengambilan data dan pengolahan data pada F6, F7
tahap sebelumnya akan dianalisa. Hasil analisa A5, B7, C8,

yang akan didapatkan adalah mengenai J 2 D5, E2, E3,


E5, F4
perbedaan penerapan K3 pada beberapa jenis
IKM. Setelah hasil analisa didapatkan, SJ 1 B6

dilakukan penyusunan rekomendasi yang dapat 1 2 3 4 5


diberikan pada perusahaan. Tahap terakhir dari TS M S B SB
pembahasan ini adalah pemberian kesimpulan KATEGORI BAHAYA

dan saran.
Gambar 4.1 Peta Risiko PT Arto Metal
IV. HASIL DAN DISKUSI
- PT Arto Metal Dari hasil wawancara dan pengamatan
mengenai perilaku tidak aman yang paling
PT. Arto Metal Internasional berdiri
sering dilakukan pekerja, unsafe behaviour
pada tahun 1993 dengan nama CV. Arto Metal
yang sering dilakukan oleh pekerja adalah:
yang bergerak di bidang manufaktur
komponen peralatan listrik dan perdagangan

3
◦ Pekerja bekerja tanpa menggunakan APD 3. Menggunakan alat bagi pekerja agar
yang telah ditentukan. tidak terkena mesin secara langsung.
◦ Pekerja bekerja dengan kondisi tidak 4. Menggunakan penutup pada mesin.
aman seperti membungkuk karena 5. Memasang pengaman pada mesin saat
menggunakan kursi tanpa sandaran. mesin sedang beroperasi.
◦ Pekerja bekerja dengan kondisi mesin 6. Memperbaiki penggunaan ventilasi
tidak tertutup alami.
◦ Pekerja meletakkan alat roduksi di 7. Menggunakan partisi untuk menghalangi
sembarang tempat. sumber panas, kebisingan, debu, dan
◦ Pekerja meletakkan limbah produksi di bahan kimia
lantai. 8. Menempatkan limbah pada tempat yang
◦ Pekerja merokok di ruang produksi. telah disediakan.

Pada checklist WISE terdapat 42 - UD Usaha Suwaga Jaya


kriteria. Berdasarkan hasil observasi langsung
dan wawancara didapatkan hasil pada kriteria UD. Usaha Suwaga Jaya merupakan
tersebut terdapat 10 kriteria yang perlu perusahaan pembuatan otak-otak bandeng
diusulkan adanya tindakan, diantaranya dengan menggunakan merek dagang Bandeng
terdapat 5 kriteria yang memerlukan tindakan Bu Muzanah. Saat ini UD. Usaha Suwaga Jaya
mendesak (prioritas). sudah membuka toko baru di Jl. Sindujoyo 68
Gresik, sedangkan pada toko yang lama
Tabel 4.1 Kriteria K3 PT Arto Metal yang digunakan sebagai tempat proses produksi.
memerlukan tindakan
Selain memproduksi otak-otak
Kriteria Yang bandeng, perusahaan UD. Usaha Suwaga Jaya
Lingkungan Kerja Memerlukan juga memproduksi produk lain, yaitu:
Tindakan
Penyimpanan dan 4 - Bandeng Asap
penanganan material - Batari / Bandeng Tanpa Duri (Goreng,
Desain tempat kerja 14 Bakar, Mentah/Beku)
Keamanan mesin 21, 22, 23 - Pudak
produktif - Jenang Jubung & Ayas
Lingkungan fisik 27, 29, 30, 31, - Aneka Krupuk
35 - Aneka Kripik & Opak
Fasilitas - Camilan Asli Gresik Lainnya
kesejahteraan
Hasil identifikasi potensi bahaya pada
Organisasi pekerjaan
UD. Usaha Suwaga Jaya yang terdiri dari 6
kelompok kerja yaitu menguliti dan
Berdasarkan tabel 4.1, kriteria yang membersihkan ikan bandeng, penghalusan dan
perlu diperbaiki berasal dari 4 kategori pemasakan bumbu, pemisahan duri dan
lingkungan kerja yaitu penyimpanan dan penggilingan daging bandeng, pencampuran
penanganan material, desain tempat kerja, bahan baku dengan dengan daging bandeng,
keamanan mesin produktif, dan lingkungan pemasukkan bumbu ke dalam kulit bandeng,
fisik. Namun dapat dilihat bahwa kriteria yang dan pembakaran otak-otak bandeng.
memerlukan tindakan lebih banyak diperlukan Hasil dari peluang dan kategori bahaya
pada keamanan mesin produktif dan dipetakan ke dalam bentuk peta risiko. Berikut
lingkungan fisik.Dari hasil checklist tersebut ini gambar peta risiko kecelakaan kerja di UD.
dapat dilakukan perbaikan sebagai berikut: Usaha Suwaga Jaya.

1. Penempatan material pada ruang khusus


agar tidak menghalangi jalan.
2. Menyediakan kursi dengan sandaran
bagi pekerja

4
SS 5

A3, A6, B5,


S 4 C6, D5, E3, Berdasarkan tabel 5.2, kriteria yang
E4, F2, F3 perlu diperbaiki berasal dari 4 kategori
A2, A5, B2, lingkungan kerja yaitu penyimpanan dan
PELUANG

Sdg 3 B6, C5, D4, A1


penanganan material, desain tempat kerja,
F5
keamanan mesin produktif, dan lingkungan
B3, C3, C4,
B1, B4, C1, fisik. Dari hasil checklist tersebut dapat
J 2 D1, D3, E2,
F1
D2, E1, F4 dilakukan perbaikan sebagai berikut:
SJ 1 A4 C2 1. Menggunakan jalur landai untuk
1 2 3 4 5
memindahkan bahan.
TS M S B SB
2. Bahan mentah yang akan
digunakan diletakkan pada tempat
Gambar 4.2 Peta Risiko UD Usaha Suwaga khusus.
Jaya 3. Menggunakan troli untuk
memindahkan bahan.
Dari hasil wawancara dan pengamatan 4. Menggunakan meja agar pekerja
mengenai perilaku tidak aman yang paling tidak bekerja di lantai.
sering dilakukan pekerja, unsafe behaviour 5. Menyadiakan kursi dengan
yang sering dilakukan oleh pekerja adalah: sandaran.
◦ Posisi pekerja yang tidak nyaman. 6. Menggunakan alat bagi pekerja
◦ Pekerja tidak menggunakan sarung agar tidak terkena mesin secara
tangan. langsung.
7. Menggunakan penutup pada
◦ Pekerja melakukan pekerjaan dengan
mesin.
mesin tanpa penutup.
8. Memasang pengaman pada mesin
◦ Pekerja tidak menggunakan safety shoes,
saat mesin sedang beroperasi.
bahkan terdapat pekerja yang tidak
9. Memperbaiki ventilasi udara
menggunakan alas kaki
terutama untuk ruangan
◦ Pekerja tidak menggunakan pelindung pembakaran.
pernapasan
- Analisa Perbandingan Hasil Checklist
Berdasarkan hasil observasi langsung PT Arto Metal dan UD Usaha Suwaga
dan wawancara pada perusahaan UD Usaha Jaya
Suwaga Jaya dapat dilihat dari 42 kriteria Setelah dilakukan analisa penilaian
WISE terdapat 16 kriteria yang membutuhkan penerapan pada kedua perusahaan, maka dapat
tindakan dan diantaranya terdapat 7 kriteria dilakukan analisa perbandingan hasil penilaian
yang merupakan prioritas. penerapan K3 dari kedua perusahaan tersebut.
Tabel 4.2 Kriteria K3 UD Usaha Suwaga Jaya Berikut merupakan perbandingan hasil
yang memerlukan tindakan checklist dari kedua perusahaan.
o PT Arto Metal
Kriteria Yang
Pada checklist WISE dapat dilihat
Lingkungan Kerja Memerlukan
bahwa pelaksanaan K3 lebih fokus pada
Tindakan
keamanan mesin produktif dan lingkungan
Penyimpanan dan 3, 4, 7, 9, 10
fisik. Mesin yang digunakan harus aman
penanganan material
sehingga tidak membahayakan pekerja yang
Desain tempat kerja 13, 14
bekerja dengan menggunakan mesin tersebut.
Keamanan mesin 21, 22, 23 Oleh karena itu, mesin - mesin tersebut harus
produktif menggunakan pelindung agar tidak
Lingkungan fisik 25, 27, 29, 30, membahayakan pekerja.
31, 32 Selain itu kondisi lingkungan fisik
Fasilitas lantai produksi juga perlu diperhatikan.
kesejahteraan Suasana kerja yang panas dan bising tentu
Organisasi pekerjaan

5
menimbulkan ketidak nyamanan bagi para sedang, dengan frekuensi kejadiannya
pekerja. Hal ini dapat diatasi dengan mulai dari sangat jarang hingga sering.
penggunaan ventilasi udara yang baik dan 2. Unsafe behaviour para pekerja di
penggunaan APD bagi para pekerja. kedua perusahaan tersebut banyak
Adanya bahan material dan limbah sisa disebabkan karena kurangnya
produksi yang diletakkan di sembarang tempat kesadaran pekerja akan pentingnya
juga mengganggu aktivitas produksi. APD.
Seharusnya bahan material tersebut diletakkan 3. Hasil checklist penilaian penerapan K3
pada tempat khusus. dengan menggunakan metode WISE
adalah sebagai berikut:
o UD Usaha Suwaga Jaya - Pada PT Arto Metal dari 42
Pada K3 perusahaan UD Usaha kriteria terdapat 10 kriteria yang
Suwaga Jaya lebih fokus kepada penyimpanan perlu diusulkan adanya tindakan,
dan penanganan material serta lingkungan diantaranya terdapat 5 kriteria
fisik. Bahan – bahan mentah yang akan yang memerlukan tindakan
digunakan untuk proses pembuatan otak-otak mendesak (prioritas).
bandeng banyak diletakkan di lantai, - Pada hasil checklist WISE UD
seharusnya bahan – bahan tersebut Usaha Suwaga Jaya pada 42
ditempatkan pada tempat khusus agar terjaga kriteria terdapat 16 kriteria yang
kebersihannya. membutuhkan tindakan dan
Untuk lingkungan fisik perusahaan UD diantaranya terdapat 7 kriteria
Usaha Suwaga Jaya yang perlu diperbaiki yang merupakan prioritas.
adalah ventilasi udara. Ruang produksi yang 4. Perbedaan hasil checklist pada dua
digunakan tidak terlalu besar namun di perusahaan tersebut pada PT Arto
dalamnya terdapat proses pembakaran. Hal ini Metal lebih fokus kepada keamanan
tentu menyebabkan ruangan penuh dengan penggunaan mesin dan penanganan
asap dan panas. Oleh karena itu penggunaan material, sedangkan untuk UD Suwaga
ventilasi udara yang baik dan adanya Jaya lebih fokus pada kebersihan
pendingin ruangan yang cukup tentu dapat bahan yang digunakan dan lingkungan
membuat pekerja menjadi nyaman dalam fisik.
bekerja.
Selain itu pekerja melakukan aktivitas
produksi di lantai, hal ini tentu sangat tidak VI. DAFTAR PISTAKA
nyaman dan dapat menyebabkan sakit
punggung karena pekerja terlalu lama Anggoro, S. 2011. Pengembangan Model
membungkuk. Perbaikan yang bisa dilakukan Pengaruh Faktor-Faktor Keselamatan,
adalah memindahkan daerah kerja pada Kesehatan, Lingkungan, Dan Insentif
ketinggian yang sesuai, misalnya dengan Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja
menggunakan meja dan kursi agar pekerja Dengan Metode Structural Equation
merasa nyaman. Modeling. Tesis.Institut Teknologi
V. KESIMPULAN Sepuluh Nopember. Surabaya.
Dari hasil pengumpulan data dan
analisis data yang telah dilakukan, maka dapat Rimantho, D. 2010. Analisis Risiko.
diambil kesimpulan sebagai berikut: http://www.docstoc.com/docs/6801928
9/?utm_source=docstoc&utm_medium
1. Pada analisis peta risiko PT Arto Metal =email&utm_content=downloadeddoc
menunjukkan bahwa sebagian besar &utm_campaign=newreg. Di akses
potensi bahaya berada pada kategori tanggal 7 nopember 2012
bahaya ringan dan sedang, dengan
frekuensi kejadiannya sedang dan Grahanintyas, D. 2012. Analisa Faktor
sering. Sedangkan pada analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
potensi bahaya UD Usaha Suwaga Dalam Meningkatkan Produktivitas
Jaya diketahui bahwa potensi bahaya Kerja (Studi Kasus: Di Pabrik
terdapat pada kategori rendah dan Tehwonosari Ptpn Xii). Skipsi.

6
Sarjana. Institut Teknologi Sepuluh Pajar. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang
Nopember. Surabaya. Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Keperawatan pada
HSE PLIB. 2011. Behavioural Safety vs Safety Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Behaviour. Surakarta. Skipsi. Universitas
http://hseplib.blogspot.com/2011/06/be Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
havioral-safety-vs-unsafe-
behavior.html. diakses pada tanggal 23 P.K, Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan
Oktober 2012 Pencegahan Kecelakaan. CV Haji
Masagung, Jakarta
ILO. 2007. An Introduction to the WISE
Programme. Yuan. 2012. ILO Kampanyekan Pentingnya
http://www.ilo.org/travail/whatwedo/in K3 di UKM. Neraca.
structionmaterials/WCMS_152469/lan http://www.neraca.co.id/2012/05/01/il
g--en/index.htm. di akses tanggal 23 o-kampanyekan-pentingnya-k3-di-
Oktober 2012 ukm/. di akses tanggal 4 September
2012.
Kawakami. T; Van. V; Theu. N; Khai. T; Dan
Kazutaka Kogi. K. 2008. Participatory
Support to Farmers in Improving
Safety and Health at Work: Building
WIND Farmer Volunteer Networks in
Viet Nam.

Kogi, K. 2006. Participatory methods effective


for ergonomic workplace
improvement. Elsevier

Lestari, T. 2007. Hubungan Keselamatan dan


kesehatan kerja(K3) dengan
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi
kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII
Gunung Mas, Bogor). Skripsi. Sarjana.
Institut Pertanian Bogor. Bogor

Luckyta, D. 2012. Evaluasi dan Perancangan


Sistem Manajemen Keselamatan &
Kesehatan Kerja dalam Rangka
Perbaikan Safety Behaviour Pekerja
(Studi Kasus : PT. Arto Metal). Skipsi.
Sarjana. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya.

Mukhlisani. N; Wignjoesoebroto. S; dan


Sudarso. I. 2008. Pendekatan Metode
Structural Equation Modelling untuk
Analisa Faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas dari Tinjauan
Keselamatan, Kesehatan, dan
Lingkungan Kerja di PT. Barata
Indonesia (Persero)-Gresik. Prosiding
Seminar Nasional Manajemen
Teknologi. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai