net/publication/327392671
CITATIONS READS
0 7,407
1 author:
Parlindungan Lumbanraja
Universitas HKBP Nommensen
43 PUBLICATIONS 17 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Parlindungan Lumbanraja on 03 September 2018.
I.Pendahuluan
1.1. Latarbelakang
1.2. Istilah
1.3. Karakteristik
1.4. Tujuan
Jadi jelas kiranya bahwa pemilikan lahan A dengan luas yang telatif kecil
sudah akan memberikan produksi yang cukup tinggi, sedangkan lahan
B perlu luas lahan olah yang lebih besar lagi dari lahan A dan lahan B perlu
lebih luas lagi dari lahan C untuk mendapatkan produksi yang sama
dengan lahan A.
Sehingga perlu dipahami suatu dasar dari suatu pola pertanian terpadu
(integrated agriculture) yang mengutamakan pemakaian semaksimal
mungkin bahan-bahan alamiah (natural resource) sebelum memutuskan
Sehingga seluruh upaya ini perlu adanya cara penggunaan terpadu mulai
dari cara persiapan tanah (misalnya penggunaan pengolahan tanah dari
jenis traktor ringan serta mempunyai kemampuan aplikasi ganda ,
misalnya dilengkapi dengan alat pembalik tanah dan penanam biji sekali
gus dengan demikian menghemat bahan bakar dan memperkecil
pemadatan tanah).
Dsari hasil memang terbutkti bahwa penggunaan lahan yang pada saat
jumlah penduduk di wilayah Himalaya sedikit, pemanfaatan lahan secara
subsisten masih dapat berjalan secara optimal, namun setelah penduduk
bertambah hingga dua kali lipat dari semula pemanfaatan lahan tersebut
menjadi sangat intensif dan mengakibatkan lahan tersebujt sangat kritis.
Hal ini diduga adalah sebagai akibat dari tekanan penduduk yang
berlebihan terhadap lahan yang tersedia sehingga fungsi produksi lahan
tersebut menjadi terkuras dalam waktu yang sangat singkat (Dimyati,
1992). Jadi dari kenyataan tersebut perlu difikirikan bahwa penekanan
jumlah pertambahan penduduk juga sudah harus merupakan bagian dari
usaha penerapan pertanian yang berkelanjutan.