Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA SEHAT JIWA

Oleh:

Erva Nurrochim

20901800034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
ANAK USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL INFANT (0 -18 ) BULAN:
RASA PERCAYA VS TIDAK PERCAYA

A. Pengertian
Perkembangan psikososial anak usia infant adalah proses perkembangan
bayi (0–18 ) bulan, ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain
yang diawali dengan kepercayaan terhadap orangtua (pengasuh), khususnya
ibu. Rasa aman secara fisik dan psikologis berperan penting dalam
pembentukan rasa percaya bayi.

B. Diagnosa Keperawatan
Potensial mengembangkan rasa percaya

C. Intervensi Keperawatan
Tujuan
Untuk bayi :
1. Merasa aman dan nyaman
2. Dapat mengembangkan rasa percaya
Untuk keluarga
1. Menjelaskan perilaku yang menggambarkan bayi yang normal dan
menyimpang.
2. Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan rasa percaya anaknya.
3. Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan rasa
percaya.
4. Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan rasa percaya
anaknya.
Tindakan Keperawatan
Untuk perkembangan psikososial bayi :
1. Panggil bayi sesuai namanya.
2. Gendong dan memeluk saat bayi menangis.
3. Pada saat bayi menangis segera cari kebutuhan dasar yang terganggu
(lapar, haus, basah dan sakit).
4. Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman bayi.
5. Ajak bayi bermain.
Untuk keluarga
1. Informasikan pada keluarga perilaku bayi yang menggambarkan bayi
normal dan menyimpang, karakteristik perilaku bayi normal:
a. Tersenyum atau tertawa senang ketika ibunya datang menghampiri.
b. Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya.
c. Menangis saat merasa tidak nyaman ( basah, lapar, haus, sakit dan
gerah).
d. Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara.
e. Mencari suara ibu/orang lain yang memanggilnya.
f. Memeluk tubuh ibu/orang lain saat digendong.
g. Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya.
h. Menolak saat akan digendong orang yang tidak dikenalnya.
2. Informasikan cara menstimulasi perkembangan rasa percaya anak dengan
cara menjaga kenyamanan dan keamanan/keselamatan bayi.
3. Mendemonstrasikan dan melatih keluarga cara menstimulasi
perkembangan.
4. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara
menjaga kenyamanan, keamanan dan keselamatan bayi.
ANAK USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL TODDLER (18 – 36)
BULAN : KEMANDIRIAN VS RAGU-RAGU/MALU

A. Pengertian
Perkembangan psikososial pada usia kanak-kanak usia 18 bulan – 3 tahun,
adalah proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan
kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk
mempelajari dunianya. Bila anak tidak difasilitasi untuk kebutuhanya, seperti
terlalu dilindungi atau dikendalikan, maka anak anak akan merasa ragu-ragu,
takut, tidak berani dan malu untuk melakukan aktifitasnya sehingga anak akan
bergantung pada orang lain. Sebab itu penting bagi orangtua atau pengasuh
untuk memahami dan memiliki kemampuan dalam menstimulasi anak untuk
mencapai tugas perkembangannya yaitu kemandirian.

B. Diagnosa Keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian

C. Batasan Karakteristik
1. Bergaul dan mandiri :
a. Mengenal dan mengakui namanya
b. Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
c. Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air,
ketinggian, warna dan bentuk benda)
d. Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah misalnya
minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
e. Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
f. Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
g. Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar
keluarganya.
h. Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
i. Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
j. Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
k. Mampu menyatakan akan buar air besar dan buang air kecil
2. Motorik kasar : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling
sedikit 2 hitungan.
3. Motorik halus : Mampu membuat garis lurus.
4. Berbicara, berbahasa dan kecerdasan : Mampu menyatakan keinginan
paling sedikit dengan 2 kata.

D. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
Untuk anak
1. Mengembangkan rasa kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
2. Bekerjasama dan memperlihatkan kelebihan diri diantara orang lain.
Tindakan keperawatan bagi kanak-kanak
1. Latih anak-anak melakukan kegiatan secara mandiri.
2. Puji keberhasilan yang dicapai anak
3. Tidak menggunakan kata yang memerintah tetapi memberikan alternatif
untuk memilih.
4. Hindari suasana yang membuatnya bersikap negatif (memisahkan dengan
orangtuanya, mengambil mainannya, memerintah untuk melakukan
sesuatu)
5. Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata maupun perbuatan.
6. Berikanan mainan sesuai usianya (boneka, mobil-mobilan, balon, bola,
kertas gambar dan pensil warna )
7. Saat anak mengamuk (temper tantrum) pastikan ia aman dari bahaya
cedera kemudian tinggalkan, awasi dari jauh.
8. Beritahu tindakan-tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, yang
baik dan yang buruk dengan kalimat positip.
9. Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan keagamaan
Tujuan :
Untuk keluarga
1. Menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan psikososial
2. Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya (kemandirian)
3. Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan
kemandirian anak
4. Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan kemandirian
Tindakan keperawatan untuk keluarga
1. Informasikan pada keluarga cara yang dapat dilakukan untuk :
a. Memfasilitasi perkembangan psikososial anaknya.
b. Berikan aktivitas bermain yang menggali rasa ingin tahu anak seperti
bermain tanah, pasir, lilin, membuat mainan kertas, mencampur warna,
menggunakana cat air, melihat barang, binatang, tanaman, orang yang
menarik perhatiannya dengan tetap menjaga keamanannya.
c. Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan tetapi tetap memberi batasan. Misalnya membolehkan anak
memanjat dengan syarat ada yang mendampingi/mengawasi atau
mengajarkan cara agar tidak jatuh.
2. Menstimulasi /latihan perkembangannya :
a. Melatih anak melompat ke depan dengan kedua kaki diangkat
bersamaan.
b. Mengajak anak bermain menumpuk dan menyusun balok /kubus/
kotak menjadi “menara”, “jembatan” dan lain-lain.
c. Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
(kancing, kelereng, uang logam dan lain-lain)
d. Melatih anak menghitung jumlah benda
e. Melatih anak mencocokan gambar dengan benda sesungguhnya,
bicaralah tentang sifatnya, bentuk , warna dan sebagainya.
f. Melatih anak menyebut namanya
g. Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifatnya.
h. Melatih mencuci tangan/kaki dan mengeringkannya sendiri.
i. Memberi kesempatan kepada anak, untuk memilih baju yang akan
dipakai.
ANAK USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PRA SEKOLAH (3 - 6)
TAHUN : INISIATIF VS RASA BERSALAH

A. Pengertian
Adalah tahap perkembangan anak usia 3-6 th dimana pada usia ini anak
akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif,
pengenalan identitas kelamin, meniru.

B. Batasan Karakteristik
1. Anak suka mengkhayal dan kreatif
2. Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat dirumah
3. Anak suka bermain dengan teman sebaya
4. Anak mudah berpisah dengan orang tua
5. Anak mengerti mana yang benar dan yang salah
6. Anak belajar merangkai kata dan kalimat
7. Anak mengenal berbagai warna
8. Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
9. Anak mengenal jenis kelaminnya
10. Belajar ketrampilan baru melalui permainan

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka
perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut: Potensial
mengembangkan rasa inisiatif.

D. Intervensi Keperawtan
Tujuan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
3. Mengembangkan ketrampilan berbahasa
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
5. Pembentukan indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
7. Mengembangkan nilai-nilai moral
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
Tindakan keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulangan (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(kejar-kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola dll)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(belajar menggambar, menulis, mewarna, menyusun balok dll)
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain
di rumah
3. Mengembangkan ketrampilan bahasa
a. Kaji ketrampilan bahasa yang dikuasai anak
b. Berikan kesempatan anak bertanya dan bercerita
c. Sering mengajak komunikasi
d. Ajari anak belajar membaca
e. Belajar bernyanyi
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut perlombaan
d. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
5. Membentuk indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
a. Kaji identitas dan peran sesuai jenis kelamin
b. Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan dengan jenis
kelamin anak lain
d. Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kreatifitas,
bercerita
c. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
d. Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu melakukan
pekerjaan rumah sederhana
e. Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f. Latih membaca, menggambar dan berhitung
7. Mengembangkan nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Kenalkan anak terhadap nilai-nilai mana yang baik dan tidak
d. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e. Latih kedisplinan
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan keluarga untuk tetap rutin membawa anaknya ke fasilitas
kesehatan (posyandu, puskesmas dll)
e. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang.
f. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal
pada usia pra sekolah
g. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia pra
sekolah.
ANAK USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL SEKOLAH (7 - 12)
TAHUN: INDUSTRI VS INFERIORITY

A. Pengertian
Adalah tahap perkembangan anak usia 7-12 th dimana pada usia ini anak
akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan mendapat ketrampilan dewasa,
belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya, produktif belajar, kenikmatan
dalam berkompetisi kerja dan merasakan bangga dalam keberhasilan
melakukan sesuatu yang baik. Bisa membedakan sesuatu yang baik/tidak dan
dampak melakukan hal yang baik/tidak.

B. Batasan Karakteristik
1. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
2. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih
juara pertama
3. Terlibat dalam kegiatan kelompok
4. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur,menyapu dll
6. Memiliki hobby tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar
7. Memliliki teman akrab untuk bermain
8. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka
perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:Kepuasan
terhadap keberhasilan yang dicapai.
D. Intervensi Keperawatan
Tujuan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
4. Mengembangkan kecerdasan
5. Mengembangkan nilai-nilai moral
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
Tindakan keperawatan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji ketrampilan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(kejar-kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola,
lompat tali)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(belajar menggambar/melukis, menulis, mewarna, membuat kerajinan
tangan seperti vas, kotak pensil, lampion dsb, )
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain
3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama teman
kelompoknya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan
d. Berikan hadiah atas prestasi yang diraih
e. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
4. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Mendiskusikan kelebihan dan kemampuannya
c. Memberikan pendidikan dan ketrampilan yang baik bagi anak
d. Memberikan bahan bacaan dan pemainan yang meningkatkan
kreatifitas
e. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
f. Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana misalnya masak,
membersihkan mobil, menyirami tanaman, menyapu
g. Latih membaca, menggambar dan berhitung
h. Asah dan kembangkan hobby yang dimiliki anak
5. Mengembangkan nilai-nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan
d. Bimbing anak saat menonton TV dan membaca buku cerita
e. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
f. Latih kedisplinan
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
e. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal
pada usia sekolah
f. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia sekolah.
USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA (12 – 18) TAHUN :
IDENTITY VS ROLE DIFFUSION

A. Pengertian
Adalah tahap perkembangan remaja usia 12-18 thn dimana pada saat ini
remaja harus mampu mencapai identitas diri meliputi “peran, tujuan pribadi,
keunikan dan ciri khas diri”. Bila hal ini tidak tercapai maka remaja akan
mengalami kebingungan peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian
sehingga akan terjadi “gangguan konsep diri”.

B. Batasan Karakteristik
1. Karakteristik Normal
a. Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri
b. Bergaul dengan teman
c. Memiliki teman curhat
d. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian, bela
diri)
e. Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa
tergantung pada orang tua
f. Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan
g. Tidak menjadi pelaku tindak antisosial dan tindak asusila
h. Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan
yang berlebihan dan negatif
i. Berperilaku santun, menghormati orang tua, guru dan bersikap baik
pada teman
j. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup
2. Karakteristik penyimpangan perkembangan
a. Tidak menemukan ciri khas (kelebihan dan kekurangan diri)
b. Merasa bingung, bimbang
c. Tidak memiliki rencana masa depan
d. Tidak mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungan, perilaku
antisosial
e. Tidak menyukai dirinya sendiri, tidak mandiri
f. Kesulitan mengambil keputusan
g. Tidak mempunyai minat terhadap kegiatan yang positif
h. Menyendiri, tidak suka bergaul dengan teman

C. Diagnosa Keperawatan
1. Potensial pembentukan identitas diri
2. Resiko tidak efektifnya penampilan peran
3. Potensial berhubungan akrab dengan orang lain
4. Resiko isolasi sosial

D. Intervensi Keperawatan
Perkembangan Normal
1. Intervensi generalis :
a. Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan
bermanfaat.
b. Tidak membatasi atau terlalu mengekang remaja melainkan
membimbingnya.
c. Menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk pengembangan bakat
dan kepribadian diri.
d. Menyediakan waktu untuk diskusi, mendengarkan keluhan, harapan
dan cita-cita remaja.
e. Tidak menganggap remaja sebagai junior yang tidak memiliki
kemampuan apapun.
2. Intervensi spesialis
Terapi kelompok terapeutik : remaja.
Intervensi Penyimpangan Perkembangan
1. Intervensi generalis
a. Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif (olah raga,
seni, bela diri, pramuka, pengajian,dll).
b. Berperan sebagai teman curhat atau mendorong remaja untuk bergaul
dengan teman / orang lain.
c. Berikan lingkungan yang nyaman bagi remaja untuk melakukan
aktifitas bersama kelompoknya.
d. Membimbing remaja secara bijak bila remaja terlibat kriminal
narkoba, perkelahian dan tindak asusila.
e. Sediakan waktu dan sesering mungkin diskusi dengan remaja
2. Terapi spesialis :
a. Terapi stimulasi perkembangan remaja.
b. Triangel terapi
USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DEWASA AWAL (18 - 30)
TAHUN : PRODUKTIF VS KETEGANGAN PERAN

A. Pengertian
Merupakan tahap perkembangan manusia yang berada pada 18 -30 tahun
dan pada usia ini individu harus mampu berinteraksi akrab dengan orang lain
(Erickson, 1963).
Pada masa ini penekanan utama dalam perkembangan identitas diri untuk
membuat ikatan dengan orang lain yang menghasilkan hubungan intim. Orang
dewasa mengembangkan pertemanan abadi dan mencari pasangan atau
menikah dan terikat dalam tugas awal sebuah keluarga.
Levinson (1978) mengatakan bahwa pada masa ini seseorang berada pada
puncak intelektual dan fisik. Selama periode ini kebutuhan untuk mencari
kepuasan diri tinggi. Selain itu masa dewasa awal seseorang berpindah
melalui tahap dewasa baru, dari asumsi peran yunior pada pekerjaan, memulai
perkawinan dan peran orang tua dan memulai pelayanan pada komunitas ke
suatu tempat yang lebih senior di rumah, pekerjaan dan di komunitas.
Kegagalan dalam berhubungan akrab dan memperoleh pekerjaan dapat
menyebabkan individu menjauhi pergaulan dan merasa kesepian lalu
menyendiri.

B. Batasan Karakteristik
1. Karakteristik Prilaku Normal
a. Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan orang lain
b. Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertentu (pacar,
sahabat)
c. Membentuk keluarga
d. Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
e. Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
f. Memperlihatkan tanggungjawab secara ekonomi, sosial dan emosional
g. Mempunyai konsep diri yang realistis
h. Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
i. Berinteraksi baik dengan keluarga
j. Mampu mengatasi stress akibat perubahan dirinya
k. Menganggap kehidupan sosialnya bermakna.
l. Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupnya.
2. Karakteristik penyimpangan perkembangan
a. Tidak mempunyai hubungan akrab
b. Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup
c. Konsep diri tidak realistis
d. Tidak menyukai diri sendiri
e. Tidak mengetahui arah hidup
f. Tidak mampu mengatasi stress
g. Hubungan dengan orang tua tidak harmonis
h. Bertindak semaunya sendiri dan tidak bertanggung jawab
i. Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas, mudah
terpengaruh
j. Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal, narkoba, tindak asusila)

C. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi Keperawatan generalis


1. Meningkatkan pemisahan dari autokratis keluarga. Intervensi:
a. Perkuat kebebasan yang sesuai
b. Gali tindakan alternatif untuk membantu dalam membuat keputusan
c. Dorong komunikasi dengan keluarga
2. Memulai identitas orang dewasa. Intervensi:
a. Hargai tindakan bebas
b. Perkuat keputusan yang sesuai
3. Menjalankan peran kepemimpinan dalam komunitas. Intervensi:
a. Perkuat kesenangan dalam aktivitas komunitas
b. Gali cara untuk berpartisipasi dalam aktivitas komunitas
c. Dorong perkembangan keterampilan kepemimpinan
4. Memulai keseimbangan tanggungjawab pribadi dan pekerjaan. Intervensi:
a. Perkuat kebutuhan untuk menyeimbangkan tanggungjawab pribadi dan
pekerjaan
b. Bantu menentukan kesenangan dan menyediakan sumberdaya untuk
mengembangkan kesenangan ini
5. Mengembangkan hubungan dalam pekerjaan. Intervensi:
a. Perkuat kebutuhan untuk jaringan kerja
b. Gali alternatif kerier dan cara untuk kemajuan
c. Gali pilihan untuk peningkatan tanggungjawab dan cara untuk
mengatasi peningkatan tanggung jawab
6. Meningkatkan kemampuan meyelesaikan masalah. Intervensi:
a. Bantu dalam aktivitas penyelesaian masalah dengan mengeksplorasika
alternatif
b. Bantu dalam mengklarifikasi tujuan
c. Berikan informasi tentang sumber untuk perkembangan keterampilan
atau pencapaian tujuan
7. Menetapkan perilaku peran perkawinan. Intervensi:
a. Perkuat diskusi tentang pandangan dengan pasangan atau calon
pasangan
b. Berikan informasi tentang pandangan atau opini alternatif
8. Memulai penerimaan peran ganda menjadi orangtua. Intervensi:
a. Gali perasaan
b. Gali nilai dan alternatif mengenai orangtua
c. Perkuat prilaku pencarian informasi
d. Berikan informasi tentang prilaku orangtua atau kelas orangtua
9. Mengevaluasi ulang dan mengembangkan keterampilan menjadi orangtua
yang konsisten dengan kebutuhan pertumbuhan anak. Intervensi:
a. Hargai pengakuan adanya perbedaan
b. Berikan informasi tentang perkembangan kebutuhan anak
c. Sarankan keterampilan alternatif sebagai orangtua
10. Menyesuaikan perubahan karier. Intervensi:
a. Gali perasaan tentnag perubahan karier
b. Sarankan cara untuk mengurangi stress selama perubahan karier
c. Sarankan strategi untuk memudahkan adaptasi dengan perubahan
karier atau menguatkan strategi yang telah digunakan gali dampak
perubahan pada diri/ atau keluarga
11. Menyesuaikan relokasi. Intervensi:
a. Gali dampak perubahan pada diri dan/atau keluarga
b. Berikan informasi tentang sumber lokal
c. Perkuat aktivitas pencapaian tujuan
12. Menyeimbangkan peran ganda. Intervensi:
a. Gali perasaan tentang peran ganda
b. Bantu dalam memprioritaskan aktivitas
c. Diskusikan aktivitas yang bisa dikurangi atau diterima oleh oranglain
13. Mengembangkan tujuan jangka panjang untuk keamanan keluarga.
Intervensi:
a. Gali tujuan yang realistis dengan klien
b. Bantu dalam memprioritaskan tujuan yang sesuai
c. Diskusikan strategi untuk mencapai tujuan

E. Intervensi Keperawatan Dan Penyimpangan Perkembangan


Intervensi generalis
1. Membangun hubungan sosial yang harmonis dengan individu
2. Melakukan kegiatan secara bersama-sama
3. Tidak melontarkan kalimat negatif melainkan tetap memberikan semangat
4. Memotivasi individu untuk berinteraksi dengan oranglain
5. Membantu individu menemukan nilai dan pedoman hidup yang jelas
6. Membimbing individu bila terlibat perilaku antisosial (kriminal, narkoba,
tindak asusila) dan tidak menguculkan/menjauhinya.
Intervensi spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial dewasa (20-30 tahun)
USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DEWASA TENGAH (30 – 60)
TAHUN : GENERATIVITY VS SELF-ABSORPTION AND STAGNATION

A. Pengertian
Adalah tahap perkembangan manusia usia 30 – 60 tahun dimana pada
tahap ini merupakan tahap dimana individu mampu terlibat dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, pekerjaan, dan mampu “membimbing anaknya”.
Individu harus menyadari hal ini, apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi
dapat menyebabkan “ketergantungan dalam pekerjaan dan keuangan”.

B. Batasan Karakteristik
Karakteristik Normal
1. Menilai pencapaian hidup
2. Merasa nyaman dengan pasangan hidup
3. Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
4. Membimbing dan menyiapkan generasi di bawah usianya secara arif dan
bijaksana
5. Menyesuaikan diri dengan orang tuanya yang sudah lansia
6. Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatu yang
bermanfaat
7. Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan
orang lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat
8. Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan orang
lain.
9. Mengembangkan minat dan hobi.

C. Diagnosa Keperawatan
Menyiapkan Generasi Berikut.
Karakteristik Penyimpangan Perkembangan
1. Tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat
2. Bertindak sesuka hati, tidak peduli dengan orang lain
3. Tidak mempunyai hubungan akrab, kurang berminat bekerja dan
berkeluarga
4. Tidak mempunyai komitmen pribadi yang jelas
5. Tidak memiliki pekerjaan dan profesi yang tetap sehingga tidak dapat
mandiri secara keuangan dan sosial
6. Berperilaku antisosial (kriminal, tindak asusila, narkoba)
7. Tidak bertanggung jawab terhadap keluarga

D. Intervensi Keperawatan
Intervensi Perkembangan Norma
Intervensi Generalis :
1. Menjelaskan perkembangan usia dewasa yang normal dan perkembangan
yang menyimpang
2. Menerima proses penuaan dan perubahan peran dalam keluarga
3. Berinteraksi dengan baik dengan pasangan dan menikmati kebersamaan
dengan keluarga
4. Memperluas dan memperbaharui minat/kesenangan
5. Memanfaatkan kemandirian dan kemampuan/potensi diri secara positif
Intervensi Penyimpangan Perkembangan
Intervensi Generalis :
1. Menganjurkan individu membuka diri, menjalin hubungan dengan orang
lain
2. Membantu menemukan pedoman dan nilai-nilai kehidupan serta konsep
diri yang jelas
3. Tetap menjalin hubungan baik dengan individu yang bermasalah
(kriminal, tindak asusila, narkoba) sambil terus membimbingnya
4. Memfasilitasi individu untuk mengikuti kegiatan sosial di masyarakat
5. Menganjurkan individu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan
yang dimilikinya
Intervensi Spesialis :
1. Terapi stimulasi perkembangan psikososial usia 30 – 60 tahun.
2. TKT Dewasa tengah
USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA ( > 60) TAHUN :
INTEGRITAS VS PUTUS ASA

A. Pengertian
Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri
yang utuh. pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat
lansia berusaha menuntun generasi berikutnya (anak dan cucunya)
berdasarkan sudut pandangnya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri
akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena tidak merasakan
hidupnya bermakna.

B. Batasan Karakteristik

Tugas Perkembangan Perilaku Lansia


 Mempunyai harga diri tinggi
Perkembangan yang normal  Menilai kehidupannya berarti
:  Menerima nilai dan keunikan orang lain
Integritas diri / keutuhan  Menerima dan menyesuaikan kematian
konsep diri pasangan
 Menyiapkan diri menerima datangnya
kematian
 Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
 Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan
kelompok masyarakat
 Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang
telah mandiri

C. Diagnosa Keperawatan
Potensial berkembangnya integritas diri

D. Intervensi Keperawatan
Lansia
1. Tujuan
a. Lansia dapat menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial
yang normal (merasa disayangi dan dibutuhkan keluarganya dan
mampu mengikuti kegiatan social dan keagamaan di lingkungannya.
b. Lansia dapat menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial
yang normal dan merasa hidupnya bermakna.
c. Lansia melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial
yang normal.
2. Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan bagi Perkembangan Psikososial Lansia
Tugas Perkembangan Tindakan Keperawatan
Perkembangan yang a. Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia
normal : yang normal dan menyimpang (lihat tabel
Integritas diri/ sebelumnya)
keutuhan konsep diri b. Mendiskusikan cara yang dapat dilakukan
oleh lansia untuk mencapai integritas diri
yang utuh :
1) Mendiskusikan makna hidup lansia
selama ini
2) Melakukan life review (menceritakan
kembali masa lalunya, terutama
keberhasilannya)
3) Mendiskusikan keberhasilan yang telah
dicapai lansia
4) Mengikuti kegiatan sosial di
lingkungannya
5) Melakukan kegiatan kelompok

c. Membimbing lansia membuat rencana


kegiatan untuk mencapai integritas diri
yang utuh.
d. Memotivasi lansia untuk menjalankan
rencana yang telah dibuatnya

Keluarga
1. Tujuan
a. Keluarga dapat menjelaskan perilaku lansia yang menggambarkan
perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang
b. Keluarga dapat menjelaskan cara memfasilitasi perkembangan
lansia
c. Keluarga melakukan tindakan untuk memfasilitasi perkembangan
lansia
d. Keluarga merencanakan stimulasi untuk mengembangkan
kemampuan psikososial lansia
2. Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

Tugas Perkembangan Tindakan Keperawatan


a. Menjelaskan perkembangan psikososial
Perkembangan yang
yang normal dan menyimpang pada
normal :
keluarga
Integritas diri /
b. Mendiskusikan cara memfasilitasi
keutuhan konsep diri
perkembangan lansia yang normal
dengan keluarga
1) Bersama lansia mendiskusikan
makna hidupnya selama ini
2) Mendiskusikan keberhasilan yang
telah dicapai lansia
3) Mendorong lansia untuk mengikuti
kegiatan sosial (arisan, menengok
yang sakit, dll) di lingkungannya
4) Mendorong lansia untuk melakukan
kegiatan ....
5) Mendorong lansia untuk melakukan
life review (menceritakan kembali
masa lalunya terutama
keberhasilannya)
c. Melatih keluarga untuk memfasilitasi
perkembangan psikososial lansia
d. Membuat stimulasi perkembangan
psikososial lansia
DAFTAR PUSTAKA

Direja, A. H. S. (2011). Buku ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika
Fitria, Nita. (2011). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperwatan Jiwa Berat Bagi Program S-1 Keperawatan (edisi
ketiga). Jakarta : Salemba Medika
Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985). Fundamentals of Nursing concept,
process, and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company
Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft
Standar Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Program
Magister Keperawatan Jiwa FIK UI
Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. (5th ed).
Jakarta: EGC
Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Terjemahan: Renata
Komalasari & Alfriana Hany. Jakarta: EGC.
Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. (4th ed). Bandung: PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai