Produktivitas Alat Muat Dan Alat Angkut
Produktivitas Alat Muat Dan Alat Angkut
Disusun Oleh :
Judul : Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut Pada Kegiatan Coal
Getting Pit 3 PT Sarolangun Bara Prima Kecematan Mandiangin
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi
Mengetahui,
SARI
Kata kunci : Produktifitas Alat Muat Dan Alat Angkut Pada Kegiatan coal getting
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul Produktivitas Alat Muat dan
Alat Angkut Pada Kegiatan Coal Getting PIT 3 PT Sarolangun Bara Prima,
Kecamatan Mandiangin Kabupaten, Sarolangun, Provinsi Jambi dengan baik.
Banyak pihak yang telah membantu, memberi dukungan, dan mempermudah
pengerjaan dan penyelesaian laporan ini, baik secara langsung maupun tidak. Untuk
itulah, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Program Studi Teknik Pertambangan UNISBA:
a. Ibu Sri Widayati, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Islam Bandung dan dosen wali.
b. Bapak Dono Guntoro, ST., M.T., selaku Sekertaris Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Islam Bandung.
c. Bapak Yuliadi, ST., MT., selaku Dosen Wali Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Islam Bandung
d. Ibu Elfida Moralista, S.Si., MT., selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi
Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung.
e. Bapak Zaenal, Ir., M.T., selaku Pembimbing Penyusunan Laporan Kerja
Praktek.
f. Semua dosen Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung
yang telah memberikan ilmu dan materi kepada penulis.
2. PT Sarolangun Bara Prima :
a. Bapak Slamet, S.T., selaku KTT di PT Sarolangun Bara Prima.
b. Bapak Boby, S.T., selaku Pembimbing lapangan di PT Sarolangun Bara Prima.
c. Bapak Sarbani, S.T., selaku HRD di PT Sarolangun Bara Prima.
d. Seluruh staff karyawan di PT Sarolangun Bara Prima.
Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan laporan ini banyak sekali
kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari semua
pihak dari kesempurnaan laporan ini.
Akhirul kalam, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya bagi penyusun sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Redha Fathoni
(10070110085)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... ii
SARI ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
DAFTAR FOTO .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ x
LAMPIRAN ......................................................................................... xi
Foto Halaman
3.1 Hydroulic Excavator ...................................................................................... 16
3.2 Dump Truck .................................................................................................. 17
3.3 Bulldozer CAT D8SE-SS ............................................................................... 18
4.1 Alat Gali-Muat Kobelco SK 330 ..................................................................... 32
4.2 Alat Angkut Hino FM 260 JD ......................................................................... 35
4.3 Bulldozer ....................................................................................................... 40
4.4 Motor Grader................................................................................................. 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Diagram Alir Penelitian.................................................................................. 4
2.1 Peta Kesampapian Daerah ........................................................................... 9
2.2 Peta Geologi Regional .................................................................................. 10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Koordinat Wilayah KP Eksploitasi PT Sarolangun Bara Prima .................... 5
2.2 Spesifikasi Batubara ..................................................................................... 8
4.1 Waktu Kerja Perusahaan .............................................................................. 26
4.2 Efisiensi Waktu Kerja .................................................................................... 27
4.3 Efisiensi Waktu Kerja Aktual.......................................................................... 28
4.4 Faktor Efisiensi Kerja dan Manajemen .......................................................... 29
4.5 Waktu Hambatan Alat Gali-Muat Excavator Kobelco SK 330 ........................ 30
4.6 Waktu Hambatan Alat Angkut Hino FM 260 JD ............................................. 31
4.7 Rata-Rata Cycle Time Excavator Kobelco SK 330 ....................................... 33
4.8 Bobot Isi dan Swell Factor............................................................................. 34
4.9 Jumlah Alat Gali-Muat Excavator Kobelco SK 330 ........................................ 34
4.10 Rata-Rata Cycle Time Alat Angkut Hino FM 260 JD ..................................... 36
4.11 Bobot Isi dan Swell Factor............................................................................. 38
4.12 Jumlah Alat Angkut Hino FM 260 JD............................................................. 38
4.13 Jumlah dan Waktu Edar Alat Gali-Muat dan Alat Angkut ............................... 39
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam Kegiatan pemindahan tanah mekanis, keserasian alat muat dan alat angkut
merupakan faktor penting dalam kegiatan coal getting. Hal ini sangat berpengaruh kepada
Namun demikian kenyataan yang terjadi ketika di lapangan bisa lain. Banyak kendala
yang mungkin timbul yang dapat menyebabkan tidak serasinya alat muat dan alat angkut
tersebut, sehingga waktu kerja tidak efektif dan tidak produktif. Hal ini sebabkan oleh
berbagai faktor yang tidak atau diperhitungkan yang menjadi hambatan dilapangan.
Oleh karena itu, keserasian alat muat dan alat angkut ini dibahas cara kerja dan
dilapangan.
Kegiatan tersebut memiliki korelasi dengan teori kuliah yang diajarkan di Teknik
Pertambangan sehingga kerja praktik di PT. Sarolangun Bara Prima akan sangat
dunia industri secara nyata. Untuk itu perlu kiranya kami memilih Perusahaan ini, unit
2. Batasan Masalah
4. Apakah serasi atau tidak antara alat gali muat dan angkut
3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini untuk mengamati aktivitas alat gali muat dan alat
4. Mengetahui nilai Match Factor antara alat gali muat dan angkut pada kegiatan
coal getting.
4. Metedologi Penelitian
Dalam pembuatan laporan ini, diperlukan data yang dijadikan sebagai dasar
terhadap masalah yang akan dibahas. Adapun data–data yang diamati secara
2. Teknik pengolahan data, yaitu kegiatan pengolahan data yang didapat dari
produktivitas antara alat muat dan alat angkut dengan mempertimbangkan nilai Match
5. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan ini dibagi menjadi beberapa bab, tujuannya agar dapat
Adapun dalam penulisan laporan ini secara umum dibagi menjadi beberapa bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
maksud dan tujuan, ruang lingkup masalah, metoda penelitian dan sistematika
penulisan laporan.
Dalam bab ini berisikan tentang sejarah singkat Perusahaan, struktur organisasi,
lokasi dan kesampaian daerah, iklim dan cuaca, keadaan geologi keadaan sosial.
Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan langsung dengan ruang lingkup
Bab ini membahas data – data yang didapatkan di lapangan dan kegiatan
Bab ini membahas tentang pengolahan data selama penelitian kerja praktik di
a. Lokasi
administratif terletak di Desa Taman Dewa dan Talang Serdang, Kecamatan Mandiangin,
bandara Soekarno Hatta Jakarta dengan waktu tempuh ± 3 jam, dari bandara Soekarno
Hatta menuju bandara Sultan Taha Jambi dengan waktu tempuh ± 1 jam
dilanjutkan menuju kantor pusat (Head Office) Perusahaan dengan waktu tempuh ± 15
menit.
Dari kantor pusat Perusahaan menuju lokasi penelitian di daerah Taman Dewa
Dengan menempuh waktu sekitar 3 jam dengan jarak tempuh ±130 km.
a. Geologi
Lapisan batubara dalam daerah Kuasa Pertambangan Perusahaan menempati tepi
barat bagian dari Cekungan Sumatera Selatan, dimana cekungan ini merupakan bagian
dari Cekungan Sumatera Selatan (Coster, 1974 dan Harsa, 1975). Geologi daerah taman
Dewa (Gambar 2) dan sekitarnya tersusun oleh batuan – batuan sedimen yang terendapkan
diatas batuan dasar granit berumur pratersier, satuan batuan yang berkembang didaerah
b. Stratigrafi
terletak dibagian timur daratan Sumatera. Formasi pembawa batubara pada cekungan
Sumatera Selatan ini adalah formasi Muara Enim. Adapun formasi–formasi yang terdapat di
stratigrafi regional Sarolangun dari umur termuda sampai umur tertua adalah sebagai
berikut :
1) Formasi Alluvium
Satuan batuan ini tersusun oleh material bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur
dengan sisa tumbuhan. Formasi ini memiliki umur batuan adalah Holosen.
2) Formasi Kasai
Formasi ini tersusun atas tuf berbutir halus hingga kasar dan tuf pasiran dengan lensa
rudit mengandung kepingan batu apung dan tuf berwarna abu – abu sampai abu – abu
kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan, dan terdapat lapisan tipis lignit. Formasi ini
memiliki ketebalan sekitar 400 meter dengan umur batuan adalah Pliosen.
Formasi Muara Enim tersusun atas batu pasir tufan berbutir sedang, batu lempung
tufan pasiran dan batu lempung berfosil berwarna kuning abu– abu, bersisipan lignit
berwarna coklat kehitaman mengandung oksida besi berupa konkresi dan lapisan tipis.
Formasi ini memiliki ketebalan lebih dari 600 meter dengan umur batuan adalah Miosen
Akhir.
Pada formasi ini terdapat batu lempung yang berwarna putih kelabu dengan
sisipan batu pasir halus, batu pasir abu–abu hitam kebiruan glokonitan dan terdapat lignit.
Dibagian atas terdapat tufan dan bagian tengah berfosil. Formasi ini memiliki ketebalan
lebih dari 450 meter yang batuannya berumur Miosen Tengah. Dibawah ini merupakan
gambaran umum dari stratigrafi geologi Desa Taman Dewa dan stratigrafi dari Cekungan
Sumatera Selatan.
3 Perusahaan memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi, yaitu
berkisar antara 230 C sampai dengan 36,50 C. Pada umumnya daerah ini terdiri dari
dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan
Oktober sampai dengan April dan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai dengan
September. Rata-rata jumlah hari hujan terjadi pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan
April yang merupakan bulan-bulan hujan (basah) dengan frekuensi hujan berkisar rata-
rata 12 hari/bulan. Untuk bulan-bulan kering memiliki jumlah hari hujan rata-rata 8
hari/bulan yang terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan September.
4.
5. Kualitas Batubara
Berdasarkan sifat fisik batubara khususnya di pit 3 Perusahaan dapat dilihat jenis
batubara termasuk kelas sub bituminous. Adapun spesifikasi batubara yang terdapat di
6. Aktivitas Penambangan
permukaan tanah sebagai out-crop. Kemiringan (dip) seam rata- rata antara 9 - 12° dengan
ketebalan rata-rata berkisar antara 10-17 meter. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa lapisan endapan batubara yang akan ditambang, letaknya relatip dekat dengan
permukaan tanah dengan kemiringan relatip datar. Mengacu kepada hasil perhitungan
dengan metode BESR, ditetapkan bahwa nisbah pengupasan yang diterapkan dalam operasi
kegiatan penambangan. Oleh sebab itu, kegiatan penambangan di daerah studi, apabila
dilakukan dengan cara mengupas lapisan penutup, secara ekonomi masih dapat dilakukan.
yang di terapkan perusahaan adalah sistem tambang terbuka (open pit). Peralatan tambang
yang digunakan adalah kombinasi Excavator dan dump truck dibantu dengan bulldozer
sebagai alat garu-dorong dan grader untuk perawatan jalan. Arah penambangannya
menyesuaikan dengan arah dip dan strike batubara.
7. Pemasaran Batubara
Batubara yang dihasilkan oleh Perusahaan akan di ekspor ke beberapa negara tujuan
seperti Jepang, India, China, Taiwan, Korea Selatan dan Malaysia,serta negara-negara yang
dapat menerima kualitas batubara yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan tujuan utama
1. Kegiatan Penambangan
Penambangan adalah pengambilan endapan bahan galian dari kulit bumi dan dibawa
ke permukaan untuk dimanfaatkan atau diproses lebih lanjut. Penambangan secara umum
a. Pembongkaran (Breaking/Loosening)
Pembongkaran atau loosening adalah suatu kegiatan yang meliputi pekerjaan untuk
melepaskan batuan atau bijih dari batuan induknya. Untuk melakukan pembongkaran
diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat untuk daerah yang akan dikerjakan. Pemilihan
alat-alat tersebut tergantung pada faktor teknis dan ekonomis. Faktor teknis misalnya jenis,
sifat fisik dan letak endapan, sedangkan faktor ekonomis misalnya harga alat dan biaya
perawatan alat tersebut. Dimana pekerjaan pembongkaran pada PT. Sarolangun Bara
b. Penggalian
Alat-alat mekanis yang digunakan untuk penggalian tergantung dari macam batuan
yang akan digali. Adapun macam batuan dan alat mekanis yang digunakan untuk
menggalinya adalah :
Batuan ini disebut juga massive rock yaitu semua formasi batuan yang kompak
dan dalam bentuk yang sangat besar seperti granit, basalt dan diorite. Untuk batuan
ini harus diledakkan terlebih dahulu dengan menggunakan bahan peledak high explosive
Batuan ini disebut juga very hard rock yaitu semua batuan beku yang masih segar dan
semua batuan metamorf yang masih segar seperti geneiss, schist dan grafit. Batuan ini harus
Batuan ini antara lain, batuan pasir berpartikel besar-besar yang tersemen. Batuan ini
dapat digali dengan ripper. Terlebih dahulu batuan ini harus diledakkan dengan bahan
peledak high explosive dalam jumlah yang sedikit atau bahan peledak low explosive dalam
Batuan ini disebut juga medium hard rock yang antara lain adalah : silt, batuan
yang mudah lapuk, batuan yang banyak memiliki retakan-retakan (joint, krack). Batuan ini
digali dengan menggunakan alat seperti dragline, power shovel, dan back hoe tanpa
dilakukan peledakan.
Batuan ini disebut juga very soft rock yaitu batuan yang sedikit mengandung air atau
tidak mengandung air, seperti pasir, kerikil, tanah liat yang berpasir. Tetapi dapat juga
batuan yang mengandung air seperti tanah atas (soil), tanah liat dan lumpur. Untuk
menggali batuan jenis ini dapat digunakan alat mekanis seperti dragline, back hoe dan
c. Pemuatan (Loading)
Pemuatan atau loading adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil dan memuat material bahan galian ke dalam alat angkut ke suatu tempat
penampungan material (stock yard), ataupun ke dalam suatu alat pengatur aliran
material (hooper, bin, feeder dan sebagainya). Macam-macam alat muat antara lain:
i. Power Shovel
Alat ini digunakan untuk menggali dan memuatkan batuan, khususnya untuk
batuan lunak ke dalam alat angkut, seperti truck, lori dan belt conveyor. Kecepatan gerak
ii.
iii. Dragline
Dragline merupakan alat yang cocok untuk pekerjaan menggali dan memuatkan
material/batuan lunak dan lepas ke dalam alat angkut seperti truck atau lori. Wheel mounted
dragline dapat bergerak dengan kecepatan 30 mph, sedangkan crawler mounted dragline
kurang dari 1 mph. Ukuran dari pada dragline dinyatakan dengan besar kecilnya
bucket dinyatakan dalam cuyd atau cu meter yang bervariasi dengan panjangnya bom.
Alat ini termasuk grup power shovel dimana dipper-nya diganti dengan back hoe yang
menggali ke belakang. Back hoe shovel ini disebut pula back shovel atau pull shovel. Alat
ini cocok untuk menggali trench, pits dan cocok untuk pekerjaan- pekerjaan pada daerah
yang miring. Kemampuan back hoe dinyatakan dalam ukuran dipper-nya yang bervariasi
cut.
batubara.
v.
vi. Clam Shells
Alat ini cocok untuk mengambil dan memuatkan material lepas seperti pasir,
memuatkannya ke dalam alat angkut seperti truck dan lori. Clam shells
merupakan group dragline yang mana bucketnya diganti dengan clamshell bucket.
Kapasitas clamshells dinyatakan dalam cuyd dan merupakan ukuran besar kecil nya
Berdasarkan roda penggeraknya alat ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:
material/batuan ke dalam truck, juga untuk menggali seperti halnya bulldozer. Klasifikasi
alat ini dinyatakan dalam kapasitas bucket atau berat bucket dan muatannya yang dapat
diangkat.
Alat ini disebut juga land dredger yang bekerja menggali dan memuatkan
material/batuan secara kontineu ke dalam alat angkut seperti lori atau truck. Beberapa buah
bucket jika dirangkai akan menyerupai roda (Gambar 3.7). Dalam operasinya rangkaian
bucket berputar pada porosnya. Cocok dipekerjakan untuk material yang lepas dan lunak.
Alat ini sama prinsipnya dengan bucket wheel excavator. Bucket dirangkai dengan
chain. Cocok untuk menggali dan memuatkan material lepas dan kering dan memuatkannya
x.
xi. Bulldozer
Alat ini umumnya digunakan sebagai alat gali. Tetapi alat ini dapat juga digunakan
sebagai alat muat dalam keadaan tertentu dan memaksa karena tidak dimiliki alat muat yang
d. Pengangkutan (Hauling)
endapan bahan galian dari suatu operasi penambangan. Pengangkutan ini sangat
pertambangan terletak pada lancar atau tidaknya pengangkutan. Beberapa alat angkut yang
sering digunakan pada tambang terbuka adalah : dump truck, lori dan lokomotif, belt
conveyor, cable way transportation, power scraper, pipa dan pompa, tongkang dan kapal
a. Hydraulic Excavator
dapat menggali material. Berdasarkan pada cara bergeraknya bucket, Hydraulic Excavator
merupakan alat gali yang menggunakan tekanan hydraulic untuk menggerakkannya. Alat
ini dalam pengoerasiannya hampir sama dengan Power Shovel, tetapi yang
membedakannya adalah cara penggalian materialnya. Bagian utama dari Excavator antara
lain :
i. Bagian atas revolving unit (dapat berputar)
i. Menggali di bukit, misalnya untuk menggali tanah liat, pasir, batu gamping dan
ii. Memuat (Loading) material ke sebuah alat angkut, misalnya lori, dump truck, belt
iii. Membuang tanah penutup ke bagian belakang daerah yang sudah kosong
(Dumping of Top Soil into Spoil Bank). Cara kerja ini di sebut Back Filling Digging Method
Waktu edar alat gali muat yang diamati adalah yang dibutuhkan oleh alat ini untuk
b.
c. Dump Truck
tanah, endapan bijih, batuan untuk bangunan dan lainnya pada jarak yang dekat
sampai sedang. Dump truck cukup fleksibel, artinya dapat dipakai untuk mengangkut
bermacam-macam barang dengan muatan, bentuk dan jumlahnya beranekaragam dan tidak
tergantung pada jalur jalan. Alat angkut ini dapat digerakkan dengan menggunakan motor
Adapun waktu edar dump truck merupakan waktu yang dihitung sejak dump truck
tersebut melakukan suatu kegiatan yang serupa dalam satu putaran. Waktu edar dump truck
d. Bulldozer
Alat ini digunakan untuk pekerjaan menggaru (ripping) dan mendorong agar
i. Bulldozer yang memakai roda karet (Rubber Tired Bulldozer or Wheel Dozer)
ii. Bulldozer yang memakai rantai (Track Type Bulldozer or Crawler Dozer)
Ditinjau dari penggerak bilahnya (Blade Control ), ada dua macam bulldozer, yaitu:
dari semak-semak, pohon-pohon kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, kemudian
membuang bagian tanah atau batuan. Seluruh pekerjaan ini dapat dilakukan atau dikerjakan
bersama-sama, artinya bagian yang telah dibersihkan dapat segera dilakukan pemindahan
tempat lain.
ii. Merintis (Pioneering), merupakan kelanjutan dari pekerjaan pembabatan atau
penebasan dan meliputi pekerjaan meratakan, membuat jalan darurat untuk lewatnya alat-
alat mekanis, lalu membuat saluran air untuk penirisan tempat kerja.
penggalian pada tambang terbuka agar loading unit bias lebih mudah untuk memuat
material tersebut.
bekas-bekas lubang galian, seperti menutup saluran air, menimbun lubang fondasi
Pada bagian belakang bulldozer terdapat ripper yang memiliki fungsi, yaitu:
i. Dapat digunakan untuk membongkar batuan pada material yang tidak terlalu
ii. Mempermudah kerja dari alat gali dengan memperkecil ukuran material yang
akan digali agar ukurannya sesuai denga kapasitas bucket dari alat gali.
dan dozing :
i. Kekerasan Material yang Akan Digali, Material yang semakin keras maka akan
berpengaruh pada kecepatan ripping dan dozing. Oleh karena itu, jika material tersebut
tidak dapat diripping maka sebaiknya digunakan peledakan untuk memburaikan material.
ii. Panjang Ripping dan Dozing, Panjang ripping dan dozing yang optimal antara 10–25
meter tergantung dari kekerasan material. Apabila panjang ripping dan dozing yang terlalu
iii. Jarak Spacing Antara Masing-Masing Ripping, Jarak spacing untuk ripping
tergantung dari hasil fragmentasi yang diinginkan. Untuk overburden jarak spacing yang
dibuat ± 1 meter disesuaikan dengan bucket dari alat gali, sedangkan untuk batubara 30
iv. Keahlian Operator, Operator harus dapat memahami kondisi material, serta
mengetahui teknik yang benar pada saat melakukan ripping. Pada saat menggali
bagian-bagian yang keras harus diambil jalan lurus, dan pada saat penggalian berbelok,
a. Faktor Material
Jenis dan kondisi material yang akan digali akan berpengaruh pada hasil
produksi.
Berat jenis adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat
berat untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan lain
ii.
iii. Faktor Pengembangan Material
Pengembangan material adalah penambahan volume material atau tanah yang diganggu
dari bentuk aslinya. Material di alam itu terdapat dalam bentuk padat dan terkonsolidasi
dengan baik sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang kosong atau yang terisi oleh
udara di antara butir-butirnya, terutama kalau butir tersebut halus sekali. Tetapi bila material
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan. Dalam keadaan
Material yang telah digali dari tempat aslinya, akan mengalami perubahan volume
yaitu pengembangan. Hal ini disebabkan adanya penambahan hingga udara di antara butir-
butir tanah.
Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan atau
pemampatan. Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara
partikel-partikel tersebut.
kadar lempung.
Berpengaruh pada kemampuan alat gali saat pengoperasian penggalian. Sifat ini
perbedaan kekerasan material yang digali sangat bervariasi maka sering dilakukan
1) Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya tanah atas atau top soil,
pasir (sand), lempung pasiran (sandy clay), pasir lempungan (clayed sand).
2) Agak keras atau (medium hard digging), misalnya tanah liat atau lempung
(clay) yang basah dan lengket. Batuan yang sudah lapuk (weathered rock).
3) Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya : batu sabak (slate), material yang
4) Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar
(fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya:
batuan beku segar (fresh igneous rock), batuan malihan segar (fresh metamorphic rock).
Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi pengupasan
serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang,
mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah alat
angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga
tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali-muatnya.
berdasarkan posisi excavator terhadap front penggalian dan posisi dump truck
terhadap excavator. Proses pemuatan pada operasi penambangan dapat dibagi tiga macam
yaitu frontal cut, parallel cut with drive-by, dan parallel cut with turn and back.
i.
ii. Frontal cut
Excavator berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian. Pada pola ini
excavator memuat pertama pada dump truck sebelah kanan sampai penuh dan berangkat,
Excavator bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian. Pola ini ditetapkan
apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses dan berdekatan dengan lokasi penimbunan.
Sudut putar rata-rata lebih besar daripada sudut frontal cut, tetapi waktu tunggu bagi
excavator dan dump truck lebih kecil daripada parallel cut with turn and back.
Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode berdasarkan cara
pemuatannya, yaitu:
1) Single stopping, dump truck kedua menunggu selagi excavator memuat ke dump
truck pertama. Setelah dump truck pertama berangkat, dump truck kedua berputar dan
mundur. Saat dump truck kedua diisi, dump truck ketiga datang dan menunggu untuk
2) Double stopping, dump truck memutar dan mundur ke salah satu sisi
excavator selagi excavator memuati dump truck pertama. Begitu dump truck pertama
berangkat, excavator mengisi dump truck kedua. Ketika dump truck kedua diisi dump truck
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat gali-
1) Single back up
Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada satu tempat sedangkan
alat angkut berikutnya menunggu alat angkut pertama dimuati sampai penuh, setelah alat
angkut pertama berangkat maka alat angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati
2) Double back up
Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat, kemudian alat
gali muat mengisi salah satu alat angkut sampai penuh setelah itu mengisi alat
angkut kedua yang sudah memposisikan diri di sisi lain sementara alat angkut kedua
diisi, alat angkut ketiga memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat angkut pertama
dan seterusnya .
i. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang berada di atas
menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di bawah alat gali muat.
c. Waktu Edar
Waktu edar (cycle time) adalah waktu yang diperlukan alat mulai dari aktivitas
pengisian atau pemuatan (loading), pengangkutan (hauling) untuk truck dan sejenisnya atau
swing untuk back hoe dan shovel, pengosongan (dumping), kembali kosong dan
tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay time) bila terjadi antrian untuk mengisi atau
memuat. Komponen waktu edar (cycle time) untuk alat dorong, misalnya bulldozer adalah
waktu dorong material sampai jarak tertentu, waktu kembali mundur, manuver, maupun
siap dorong kembali.
Waktu edar (cycle time) terdiri dari dua jenis, yaitu waktu tetap (fixed time) dan waktu
variable (variable time). Jadi waktu edar total adalah penjumlahan waktu tetap dan waktu
variable. Yang termasuk ke dalam waktu tetap adalah waktu pengisian atau pemuatan
termasuk manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu membelok dan
mengganti gigi dan percepatan, sedangkan waktu variable adalah waktu mengangkut
Keterangan:
Ctgm = waktu edar alat gali-muat (detik)
Tm1 = waktu menggali material (detik)
Tm2 = waktu putar dengan bucket terisi (detik)
Tm3 = waktu menumpahkan muatan (detik)
Tm4 = waktu putar dengan bucket kosong (detik)
Keterangan:
Cta = waktu edar alat angkut (menit)
Ta1 = waktu mengambil posisi untuk dimuati (menit)
Ta2 = waktu diisi muatan (menit)
Ta3 = waktu mengangkut muatan (menit)
Ta4 = waktu mengambil posisi untuk penumpahan (menit)
Ta5 = waktu pengosongan muatan (menit)
Ta6 = waktu kembali kosong (menit)
4. Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut
60 ���
Pm =
x Hm x FFm x SF x �� , (Ton/jam)
�m
Dimana :
Pm = Kemampuan Produksi Alat Muat (Ton/Jam)
Cm = Waktu Edar Alat Muat Sekali Pemuatan (Menit)
H = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (Lcm)
FF = Faktor Pengisian (%)
EK = Effisiensi Kerja (%)
SF = Swell Factor
𝝆� = Density (Ton/Bcm)
60 ���
Pa x (Np x Hm x FFm) x SF x 𝜌� , Ton/Jam
=
��
Dimana :
Pa = Kemampuan Produksi Alat Angkut, (Ton/Jam)
Ea = Effisiensi Kerja Alat Angkut, (%)
Np = Banyak Pengisian Dalam Satu Kali Loading
Hm = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (Lcm)
FFm = Faktor Pengisian (%)
SF = Swell Factor
Ca = Waktu Edar Alat Angkut, (Menit)
𝝆� = Density (Ton/Bcm)
c. Keserasian Kerja
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali muat dan alat angkut,
maka produktivitas alat gali muat harus sesuai dengan produktivitas alat angkut.
Faktor keserasian alat gali-muat dan alat angkutdidasarkan pada produktivitas alat gali-
muat dan produktivitas alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF).
Secara perhitungan teoritis, produktivitas alat gali muat haruslah sama dengan produktivitas
alat angkut, sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat gali-muat mempunyai nilai
satu, yaitu:
Na x Ltm
MF =
Nm x Ca
Keterangan:
MF = Match Factor atau faktor keserasian
Na = Jumlah Alat angkut
Ltm = Jumlah Alat Muat x Jumlah Pengisian
Nm = Jumlah Alat Muat
Ca = Cycle Time Alat angkut
i. MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat angkut
ii. MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehingga tidak terjadi waktu
iii. MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang
DER
PRI
MER
S
METOD E
STUDI
E K
LITERA
PENELI U
N TUR
TIAN
WAWANCARA 1. Waktu Kerja
2. Cycle Time Alat
Prodjosumarto, Partanto. “Pemindahan Tanah Muat
3. Cycle Time Alat
Angkut
4. Jumlah Alat
Mekanis ” . Jurusan Teknik Pertambangan Institut Dalam satu Fleet
Teknologi Bandung, Bandumg 1993
Kesimpulan
Tabel. 4
Jam Masuk Kerja Shift 2
Keterangan
No Kegiatan Total (jam)
Jumlah Satuan
I. Jam Tersedia
a. Hari Kalender 28 hari hari 504
b. hari Libur 1 jam/jumat 18
c. Solat Jumat 1 hari 4
d. Total Waktu Tersedia hari
27 486
e. Total waktu Produktif
27 482
Tunggu Isi
Kebutuhan Persiapan Persiapan Hujan + Safety
Hari dump bahan
Operator Pulang alat Slippery Talk
Truck bakar
(menit) (menit) (menit) (jam) (menit)
(menit) (menit)
1 5 6 9 0
2 4 5 11 2,43 15
3 6 5 9 0
4 5 5 10 0
5 6 7 10 0
6 4 6 10 4,6
7 5 7 9 0
8 6 5 11 0
9 7 6 7 0 15
10 5 5 9 5,7
11 4 5 13 0
12 5 4 9 0
13 4 5 9 0
14 5 6 10 10 30 0
15 7 5 11 3,18
16 4 5 13 0 15
17 6 5 10 0
18 5 6 9 5,1
19 6 5 11 0
20 5 7 8 0
21 5 7 13 0
22 8 4 11 3,9
23 5 5 9 0 15
24 4 4 11 0
25 5 5 10 3,25
26 3 5 12 0
27 6 5 14 0
Jumlah 140 146,09 278,65 540 810 28,15 60
Rata-rata 5,19 5,41 10,32
Sumber : Pengolahan Data PT Sarolangun Bara Prima,
Ca = (A + B + C + D) × JP
Dimana :
Ca = Cyle Time Alat Muat, (menit)
A = Waktu Mengisi bucket / Digging, (detik)
B = Waktu Ayunan Bermuatan / Swing Isi, (detik)
C = Waktu Menumpahkan Isi / Dumping, (detik)
D = Waktu Ayunan Kosong / Swing Kosong, (detik)
JP = Jumlah Pengisian dalam Satu Kali Pengisian Bak
Tabel. 10
Rata-Rata Cycle Time Excavator Type Backhoe KOBELCO 330SK
Cycle Time
Waktu Gali Swing Isi Tumpah Swing Kosong Total
(A) (B) (C) (D)
Detik 5,5 6,33 2,65 5,47 19,98
Menit 0,09 0,10 0,04 0,09 0,33
Sumber : Hasil Data Pengamatan Kerja Praktik Di PT Sarolangun Bara Prima, 2015
Dari hasil pengamatan lapangan (tabel 4.7), maka dapat dihitung waktu edar
(cycle time) alat gali dan muat sebagai berikut :
CT = (A + B + C + D) × JP
m
= (5,5 + 6,33 + 2,65+ 5,47) × 8
= 159,6 detik
= 2,7 menit
4.4.1.2 Produktivitas Alat Gali-Muat Excavator Kobelco 330 SK
Kemampuan produksi pada alat gali dan muat dapat dirumuskan sebagai
berikut :
60 ���
Pm =
x Hm x FFm x SF x �� , (Ton/jam)
Dimana : ��
Table. 12
Jumlah Alat Gali dan Muat
Dari data diatas, maka dapat dihitung kemampuan produksi pada alat gali dan
muat dengan parameter nilai FF sebagai berikut :
1 yd = 0,914 m
����
���
����
𝝆i = = 1,24 Ton/Bcm
� � (�,���� )���
60 � ��
Pm = 𝐶� x Hm x FFm x SF x 𝜌� , (Ton/jam)
60 � 85,52
Pm = 0,33 x 1,8 x 0,7 x 0,74 x 1,24
= 179,77 Ton/Jam
4.4.2 Alat Angkut Dump truck Hino FM 260JD
Pada operasi penambangan dump truck digunakan untuk melakukan tugas-
tugas yakni melakukan pengangkutan, pencurahan hasil kegiatan coal getting dari
tambang ke lokasi stock room.
Jenis atau tipe dump truck yang akan digunakan untuk pengangkutan tanah
penutup di tambang adalah dump truck HINO FM 260 JD sebanyak 5 unit (Lampiran
A).
Ca = A + B + C + D + E + F + G + H
Dimana :
Ca = Cycle Time Alat Angkut, (menit)
A = Waktu Tunggu Pengisian, (detik)
B = Waktu Mengatur Posisi Pengisian / Manuever Loading, (detik)
C = Waktu Pengisian / Loading, (detik)
D = Waktu Angkut material, (detik)
E = Waktu Tunggu Dumping, (detik)
F = Waktu Mengatur Posisi Dumping / Manuever Dumping, (detik)
G = Waktu Dumping, (detik)
H = Waktu Angkut Kosong, (detik)
Dari hasil pengamatan lapangan (tabel 4.11), maka dapat dihitung waktu edar
(cycle time) angkut sebagai berikut :
Ca =A+B+C+D+E+F+G+H
60 ���
Pa = x (Np x Hm x FFm) x SF x 𝜌�� , Ton/Jam
𝐶�
Dimana :
Pa = Kemampuan Produksi Alat Angkut, (Ton/Jam)
Ea = Effisiensi Kerja Alat Angkut, (%)
Np = Banyak Pengisian Dalam Satu Kali Loading
Hm = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (Lcm)
FFm = Faktor Pengisian (%)
SF = Swell Factor
Ca = Waktu Edar Alat Angkut, (Menit)
Table. 15
Jumlah Alat Angkut
Dari data kedua tabel diatas, maka dapat dihitung kemampuan produksi pada alat
angkut sebagai berikut :
1 yd = 0,914 m
����
���
����
𝝆i =
� � (�,���� )���
= 1,24 ton/bcm
(�� ×60)×(��×��×���)×��×𝜌�
Pa =
��
(87,81 % ×60)×(8×1,8×0,7)×0,74×1,24
=
15,62
(0,8781×60)×(8×1,8×0,7)×0,74×1,24
= 15,62
= 31,19 Ton/jam (untuk satu alat)
Produktivitas alat angkut dalam satu jam :
Pj = Pj x Ja
= 31,19 x 5
= 155,99 Ton/jam
Produktivitas alat angkut dalam satu hari :
Ph = Pj x waktu kerja efektif
= 155,99 x 15,39
= 2.400,68 Ton/hari
Produktivitas alat angkut dalam satu bulan (periode bulan Februari 2015) :
Pb = Ph x hari kerja dalam satu bulan
= 2.400,68 x 27
= 64.818,52 Ton/bulan
Dimana :
MF = Match Factor atau faktor keserasian
Na = Jumlah Alat angkut
Ltm = Jumlah Alat Muat x Jumlah Pengisian
Nm = Jumlah Alat Muat
Ca = Cycle Time Alat angkut
Table. 16
Jumlah dan Waktu Edar Alat Gali, Muat dan Angkut
Dari data table diatas, maka dapat dihitung keserasian alat gali, muat dan
angkut sebagai berikut :
Na x Ltm
Nm x Cta
�� = 5 x 2,7
𝑀𝐹 =
1 x 15,62
𝑀𝐹 = �, ��
MF < 1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada kemampuan alat
angkut, sehingga ada waktu tunggu bagi alat gali-muat.
4.5 Alat Pendukung Kegiatan Penambangan
4.5.1 Bulldozer
Alat ini digunakan untuk pekerjaan menggaru (ripping) dan mendorong agar
memudahkan pekerjaan hydraulic excavator memuat material ke dalam alat angkut.
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Besarnya nilai efisiensi kerja di PT Sarolangun Bara Prima, didapatkan efisiensi
kerja sebesar 84,67 %.
2. Besarnya nilai efisiensi kerja alat gali-muat excavator Kobelco SK 330 coal getting
sebesar 85,52 % dan efisiensi alat angkut angkut dump truck Hino FM 260 JD
sebesar 87,81 %
3. Produksi alat gali-muat excavator Kobelco SK 330 coal getting adalah 179,77
Ton/Jam dan alat angkut dump truck Hino FM 260 JD untuk coal getting adalah
64.818,52 Ton/bulan.
4. Dari hasil evaluasi terhadap 1 unit alat gali-muat excavator Kobelco SK 330 dan 5
unit alat angkut dump truck Hino FM 260 JD pada coal getting di lapangan,
didapatkan Match Factor (0,89) <1 yang artinya MF < 1, sehingga terdapat waktu
tunggu bagi alat gali-muat karena menunggu alat angkut yang belum datang, pada
kegiatan coal getting ke stock room dengan jarak ± 300 m.
5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Berkaitan dengan nilai Match Factor yang kurang dari 1, maka sebaiknya dapat
ditambah alat angkut minimal 1 unit dump truck kegiatan coal getting dengan tipe
unit yang sama. Hal ini dilakukan agar produksi alat mekanis menjadi lebih baik
serta bertambah.
2. Intensitas maintainance road coal getting seharusnya dapat ditingkatkan. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas alat muat dengan baiknya perawatan
jalan angkut.
DAFTAR PUSTAKA
5. Rochmanhandi, Ir., 1982., Kapasitas dan Produksi Alat – alat Berat, Dunia
Grafika Indonesia, Jakarta