Anda di halaman 1dari 4

1.

Pendahuluan
Penyakit Hepatitis sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan dunia
dan masih menjadi persoalan serius di beberapa negara. Hepatitis menjadi penyakit
terbesar kesepuluh penyebab kematian didunia (Hardjoeno, 2007). Hepatitis
merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat,
yang berpengaruh terhadap angka kesakitan, angka kematian, status kesehatan
masyarakat, angka harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi lainnya. Besaran
masalah Hepatitis di Indonesia dapat diketahui dari berbagai studi, kajian, maupun
kegiatan pengamatan penyakit. Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa
berkembang menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Hepatitis
disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi virus, zat beracun (misalnya alkohol,
obat-obatan tertentu), dan penyakit autoimun. Penyebab paling umum Hepatitis
adalah yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B dan C. Jenis Hepatitis yang
banyakmenginfeksi penduduk Indonesia adalah Hepatitis B (21,8%), Hepatitis A
(19,3%) dan Hepatitis C (2,5%) (Infodatin, 2017).
Penyakit Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis ini menyebar dengan
beberapa jenis virus sebagai agen penyebab seperti Hepatitis A virus (HAV),
Hepatitis B virus (HBV), Hepatitis C virus (HCV), Hepatitis D virus (HDV), dan
Hepatitis E virus (HEV). Virus-virus tersebut dapat memberikan gejala klinik yang
serupa (Price & Wilson, 2012).
Hepatitis merupakan sebuah fenomena gunung es, dimana penderita yang
tercatat atau yang datang ke layanan kesehatan lebih sedikit dari jumlah penderita
sesungguhnya. Mengingat penyakit ini ada penyakit kronis yang menahun, dimana
pada saat orang tersebut telah terinfeksi, kondisi masih sehat dan belum menunjukkan
gejala dan tanda yang khas, akan tetapi penularan terus berjalan. Prevalensi Hepatitis
di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 1,2% meningkat dua kali dibandingkan
Riskesdas tahun 2007 yang sebesar 0,6%. Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi
dengan prevalensi Hepatitis tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,3%.
Berdasarkan kuintil indeks kepemilikan (yang menggambarkan status ekonomi),
kelompok kuintil indeks kepemilikan terbawah menempati prevalensi Hepatitis
tertinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya.
2. Defenisi
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B,
suatu anggota familihepadna virus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis
B akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan sedangkan Hepatitis B kronis
bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau pada
gambaran patologi anatomi selama 6 bulan (Mustofa &Kurniawaty, 2013).
Hepatitis B merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis B merupakan jenis virus DNA untai
ganda, famili hepadnavirus dengan ukuran sekitar 42 nm yang terdiri dari 7 nm
lapisan luar yang tipis dan 27 nm inti di dalamnya. Masa inkubasi virus ini antara 30-
180 hari rata-rata 70 hari. Virus hepatitis B dapat tetap infektif ketika disimpan pada
30-32°C selama paling sedikit 6 bulan dan ketika dibekukan pada suhu -15°C dalam
15 tahun (WHO, 2012).
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah (penerima
produk darah, pasien hemodialisa, pekerja kesehatan atau terpapar darah). Virus
hepatiitis B ditemukan di cairan tubuh yang memiliki konsentrasi virus hepatitis B
yang tinggi seperti semen, sekret servikovaginal, saliva, dan cairan tubuh lainnya
sehingga cara transmisi hepatitis B yaitu transmisi seksual. Cara transmisi lainnya
melalui penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa yaitu alat-alat yang tercemar
virus hepatitis B seperti sisir, pisau cukur, alat makan, sikat gigi, tato, akupuntur,
tindik, alat kedokteran, dan lain-lain. Cara transmisi lainnya yaitu transmisi maternal-
neonatal, maternal-infant, akan tetapi tidak ada bukti penyebaran fekal-oral
(Sanityoso, 2009).
3. Epidemologi
Infeksi VHB merupakan penyebab utama hepatitis akut, hepatitis
kronis,sirosis, dan kanker hati di dunia. Infeksi ini endemis di daerah Timur Jawa,
sebagian besar kepulaan Pasifik, banyak negara di Afrika, sebagian Timur Tengah,
dan di lembah Amazon. Center for Disease Control and Prevention (CDC)
memperkirakan bahwa sejumlah 200.000 hingga 300.000 orang (terutama dewasa
muda) terinfeksi oleh VHB setiap tahunnya. Hanya 25% dari mereka yang mengalami
ikterus, 10.000 kasus memerlukan perawatan dirumah sakit, dan sekitar 1-2%
meninggal karena penyakit fulminan (Price &Wilson, 2012).
Prevalensi infeksi HBVsecara kronis di dunia terbagi menjadi tiga area, yaitu
tinggi (lebih dari 8%), intermediet (2-8%), dan rendah (kurang dari 2%). Asia
Tenggara merupakan salah satu area endemik infeksi HBV kronis yang tinggi. Sekitar
70-90% dari Populasi terinfeksi HBV sebelum usia 40 tahun, dan 8-20% lainnya
bersifat karier (WHO, 2012).
Hepatitis merupakan sebuah fenomena gunung es, dimana penderita yang
tercatat atau yang datang ke layanan kesehatan lebih sedikit dari jumlah penderita
sesungguhnya. Mengingat penyakit ini ada penyakit kronis yang menahun, dimana
pada saat orang tersebut telah terinfeksi, kondisi masih sehat dan belum menunjukkan
gejala dan tanda yang khas, akan tetapi penularan terus berjalan. Hasil Rikesdas tahun
2013 menunjukkan bahwa jumlah orang yang didiagnosis Hepatitis di pusat
pelayanan berdasarkan gejala-gejala yang ada menunjukkan peningkatan 2 kali lipat
apabila dibandingkan dari data tahun 2007 dan 2013.
Indonesia merupakan negara dengan endemitas tinggi hepatitis B, terbesar
kedua dinegara South of Asian region (SEAR) setelah myanmar. Dari hasil
RISKESDAS studi dan uji saring darah donor PMI diperkirakan diantara 100
penduduk Indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi Virus Hepatitis B dan C. 14 juta
diantaranya berpotensi untuk kronik, dan dari kronik tersebut 1,4 juta orang
berpotensi untuk menderita kanker hati. Karakteristik prevalensi hepatitis tertinggi
terdapat pada kelompok umur 45-54 dan 65-74 (1,4%). Penderita hepatitis pada laki-
laki maupun perempuan, proporsinya tidak berbeda secara bermakna. Pekerjaan juga
memengaruhi prevalensi hepatitis,penderita hepatitis banyak ditemukan pada petani,
nelayan, buruh, dibandigkan jenis pekerjaan lain (Infodatin, 2014).

Infodatin. 2014. Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Mustafa S, Kurniawaty E. 2013. Manajemen gangguan saluran cerna panduanbagi dokter


umum. Lampung: Anugrah Utama Raharja(Aura)
Infodatin. 2017. Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2013.
Hardjoeno, 2007. Kapita SelektaHepatitis Virus Dan Interpretasi Hasil
Laboratorium,Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (LEPHAS). 5-14
Price SA, WilsonLM. 2012. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6.
Jakarta: EGC. hlm 485-90.
World Health Organization, 2012. Guidance on prevention of viral hepatitis B and C among
people who inject drugs. WHO. Geneva. Hlm 13-39
Sanityoso, A. 2009. Hepatitis Virus Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid I Edisi V.
Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai