Anda di halaman 1dari 7

keyboard_arrow_down


 Home
 Navigation
 Tips Blogging
 SEO
 Internet
 Sosial Media
Search
YOUR ADS HERE

HOME › INDUSTRI PANGAN › TEORI › PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)


Pengendalian Mutu (Quality Control)
watch_later Sunday, January 29, 2017
comment 1 Comment

Pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar mutu bahan,

standar proses pengolahan bahan, barang setengah jadi, barang jadi, hingga pengiriman akhir

ke konsumen agar sesuai dengan sepesifikasi mutu yang direncanakan.

Mutu adalah kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa dengan standar yang

ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan konsumen. Segala aspek

termasuk pengertian dan pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan mutu sangat

penting untuk dimiliki oleh perusahaan, baik untuk kepentingan internal maupun eksternal.

Dengan persepsi yang sama mengenai mutu maka tujuan dan cita-cita mutu perusahaan dapat

dicapai dengan lebih cepat dan efisien.


Pengawasan mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang

terjadi akan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan pengawasan

mutu adalah mengevaluasi kinerja nyata proses dan membandingkan kinerja nyata proses

dengan tujuan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari

bahan baku, proses produksi hingga produk akhir. Pengawasan mutu bertujuan untuk mencapai

sasaran dikembangkannya peraturan di bidang proses sehingga produk yang dihasilkan aman

dan sesuai dengan keinginan masyarakat dan konsumen (Puspitasari, 2004).

Terdapat empat jenis-jenis pengawasan mutu produk menurut Prawirosentono (2004), antara

lain adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan Mutu Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Hal ini perlu

diamati sejak rencana pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku di gudang, penyimpanan

bahan baku di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan. Mutu bahan

baku sangat mempengaruhi hasil akhir dari produk yang dibuat. Bahan baku dengan mutu yang

baik akan menghasilkan produk baik dan sebaliknya jika mutu bahan baku buruk akan

menghasilkan produk buruk. Pengendalian mutu bahan harus dilakukan sejak penerimaan

bahan baku di gudang, selama penyimpan dan waktu bahan baku akan dimasukkan dalam

proses produksi.

2. Pengawasan Proses Produksi

Bahan baku yang telah diterima gudang, selanjutnya diproses untuk diolah menjadi

barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah bahan baku

dipantau, juga hasil kerja mesin-mesin tersebut dipantau dengan cara statistik agar

menghasilkan barang sesuai yang direncanakan. Sesuai dengan diagram alir produksi dapat

dibuat tahap-tahap pengendalian mutu sebelum proses produksi berlangsung. Pengendalian

mutu selama proses produksi dilakukan dengan cara mengambil contoh (sampel) pada selang

waktu yang sama. Sampel tersebut dianalisis, bila tidak sesuai berarti proses produksinya salah

dan harus diperbaiki.

3. Pengawasan Produk Jadi

Pemeriksaan terhadap produk jadi dilakukan untuk mengetahui apakah produk sesuai

dengan mutu yang direncanakan atau tidak. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai

dengan bentuk, ukuran dan standar mutu yang direncanakan, maka produk-produk tersebut

dapat digudangkan dan dipasarkan (didistribusikan). Bila terdapat barang yang cacat, maka
barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu dikalibrasi kembali agar beroperasi

secara akurat.

4. Pengawasan Pengepakan atau Kemasan

Kemasan merupakan alat untuk melindungi produk agar tetap dalam kondisi sesuai

dengan mutu. Tetapi ada pula produk yang tidak begitu memerlukan perhatian khusus dalam hal

kemasan, misalnya sayuran, kelapa, singkong, dan sebagainya. Akan tetapi, tetap harus memilih

alat angkut yang tepat agar produk sampai tujuan dengan mutu tetap prima.

Secara umum tujuan pengawasan mutu menurut Baedhowie dan Pranggonowati (2005)

adalah sebagai berikut:


a. Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
b. Biaya desain produk, biaya inspeksi dan biaya proses produksi berjalan secara efisien.

Pelaksanaan pengendalian mutu dan kegiatan produksi harus dilaksanakan secara terus-

menerus untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rencana standar agar

dapat segera diperbaiki.


SHARE THIS :
 plus_one Google+
 share Facebook
 share Twitter
 share Pinterest

UNKNOWN
RELATED POST


Pengertian dan Komposisi Gula Pasir

KETAHANAN PANGAN

Solusi Kreatif : Pengolahan Limbah Batik Ala Mahasiswa FTP UB

Proses Pembuatan Gula


Taksonomi Staphylococcus aureus

Definisi Pangan

Substansi Ekstraseluler Stapylococcus


Sambutan Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian – FTP UB

o chevron_leftNEXTSejarah Cokelat di Dunia


o chevron_rightPREVIOUS Tinjauan Umum Ikan Teri

comment1 Comments:

more_vert

Jihan
Selamat siang kak
Saya Jihan mahasiswi dari Politeknik AKA Bogor
Saya tertarik dengan ulasan kakak
Kalau boleh, saya ingin meminta sumber bacaan tersebut, seperti Puspitasari 2004 dan Pranggonowati
2004.
Terimakasih atas perhatiannya

Balas

sentiment_satisfiedEmoticon

ARTIKEL POPULER
o
Pengendalian Mutu (Quality Control)

o
Sejarah Cokelat di Dunia

o
Tinjauan Umum Ikan Teri
LABELS

PerkebunanKopiTeoriArtikel LainIndustri PanganEkonomi dan BisnisPertanianTehTentang


PanganBakteriBakteri Gram Positif.LimbahPerikananTebuAnalisis KimiaCokelatIkanIndustri
KreatifKakaoKelapaPeran PertanianTanahkapangkhamir

© 2017 Tentang Pangan - All Rights Reserved


Template By Fachmi Themes - Powered by Blogger

 About
 Contact
 Sitemap
 Disclaimer
 Privacy Policy

Anda mungkin juga menyukai