Resume I Kep Kritis (Spesial Issue)
Resume I Kep Kritis (Spesial Issue)
kondisi yang terjadi di ruangan ICU dan yang berkaitan dengan relationship yaitu
perpisahan dengan orang yang penting dalam hidupnya.
Selain masalah psikososial yang diuraikan diatas ada juga masalah lain yang dialami
pasien yang dirawat di ICU yaitu mengalami psychosis dengan gejala fatigue,
distractibility, confusion (bingung), disorientasi, kesadaran berkabut, inkoheren, cemas,
halusinasi dan delusi. Keadaan ICU psychosis ini disebabkan oleh ketidak mampuan
perawat melakukan komunikasi yang efektif dengan pasien dan kesulitan perawat dalam
membangun hubungan yang terapeutik dengan pasiennya, sehingga menyebabkan
kecemasan bagi pasien, menigkatkan ketakutannya sampai mengalami psikosa.
Lingkungan yang asing merubah persepsi lingkungan pasien. Kesalahan persepsi ini
mencetuskan misinterpretasi terhadap lingkungan yang menimbulkan kecemasan,
paranoid dan bingung yang merupakan ciri dari psikosa.
Dengan adanya masalah tersebut maka tugas perawat kritis adalah caring pada pasien
kritis dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perawat mampu mengatasi masalahnya sendiri
2) Perawat mampu mengatasi masalah psikososial pasien kritis
3) Modifikasi lingkungan
4) Melibatkan dan memfasilitasi keluarga dalam melakukan asuhan terhadap
pasien kritis
5) Komunikasi terapeutik
(Suryani, 2012)
Managemen tidur bagi pasien kritis yang merupakan tindakan terbaik adalah dengan
cara mengontrol faktor yang menyebabkan gangguan tidur pada pasien. Berikut beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk managemen tidur pasien kritis antara lain adalah :
1) Modifikasi lingkungan
a. Mengidentifikasi peralatan yang sudah rusak
b. Menggunakan sepatu yang tidak menimbulkan suara berisik
c. Pembersihan lingkungan ICU hanya di siang hari
d. Berbicara dengan pelan
e. Mengatur pencahayaan lampu ruangan
2) Intervensi untuk mendukung istirahat dan tidur pasien
a. Manajemen untuk mengatasi nyeri
b. Manajemen sedasi yang tepat
c. Mengoptimalkan irama sirkardian sesuai dengan kondisi normal (melatih
mobilisasi dini sesuai dengan indikasi di pagi hari, memberikan penerangan yang
optimal di siang hari, dan mengurangi penerangan di malam hari, melakukan
stimulasi mental setiap hari, orientasi hari)
d. Membantu menyiapkan kondisi yang nyaman untuk mendukung tidur pasien
3) Pemberian obat untuk meningkatkan kualitas tidur
(Pujianto, 2018)
Sumber Bacaan :
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah, Manajemen Klinis untuk
Hasil yang diharapkan. Salemba Medika.
Wiryana, M. (2007). Nutrisi Pada Penderita Sakit Kritis. Jurnal Penyakit Dalam .