Anda di halaman 1dari 15

HAMAMELIDAE

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Phanerogamae dosen yang
diampu oleh Dr. Topik Hidayat, M.Si. dan Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si.

Oleh:
Kelas A 2015
Kelompok 7
Lahmi Ladzdzatul Hikmah 1500106
Liella Kartika 1504017
Najat Almardhiyyah 1503879
Naufal Ahmad Muzakki 1505601
Patarida Lonita Lusiana 1500347
Vasca Agave Putri S 1504426

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
A. Judul
Hamamelidae.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017.
Waktu : Pukul 13.00 s.d 14.30 WIB.
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan, FPMIPA UPI.
C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik subkelas Hamamelidae.
2. Mengetahui tingkat kemajuan/keprimitifan antara familia dalam subkelas
Hamamelidae.
3. Mengetahui ciri-ciri familia Moraceae dan Casuarinaceae dalam subkelas
Hamamelidae.
D. Dasar Teori
Hamamelidae merupakan tumbuhan dikotiledon berhabitus pohon dan herba.
Jaringan pembuluh dengan skalariform atau perforasi sederhana. Memiliki tanin
dengan ellagic acid/asam elagik dengan plastida tipe-S. Daun tunggal, kadang-
kadang majemuk pinatus atau palmatus. Bunga umumnya anemophilous
(penyerbukan dengan bantuan udara), tapi tidak jarang yang entomophilous
(penyerbukan dengan bantuan serangga). Bunga seringkali kecil dan tidak
menarik perhatian (tereduksi) umumnya apetal (tidak bermahkota)
tanpa perianth kadangkala seperti sisik, petal kalau ada jelas terlihat. Terdapat 2
stamen kadang juga sering dengan perpanjangan. Polen (Serbuk sari) berinti dua
(binukleat) atau serbuk sari berinti tiga (trinucleate). Banyak apertur (area yang
tipis pada eksin yang berhubungan dengan perkecambahan polen) dan 3-
beberapa aperture. Gynoecium 1-beberapa karpel, seringkali satu karpel
sebenarnya “pseudomonomerous”. Tipe plasentanya marginal atau laminar-
lateral/axilar/apical/basal dengan ovulum anatropus, orthotropus,
crassinucellate, bitegmik. Endosperm bisa ada ataupun tidak dan berukuran
kecil. (Cronquist, 1981).
Hamamelidae seperti di sini terdiri dari 11 ordo, 24 familia, dan sekitar 3400
spesies Hampir dua pertiga dari spesies dari ordo Urticales dan seperempat lain
termasuk ordo Fagales. 9 ordo lainnya memiliki kurang dari 300
spesies bersama-sama. Seperti halnya Magnoliidae, Hamamelidae memiliki
sebagian besar familia kecil yang tidak dapat diukur secara aksidental.
Hammamelidae merupakan anak kelas yang terkecil dalam magnoliopsida.
Muncul sekitar 100 juta tahun yang lalu pada periode kretasius bahwa yang
ditandai oleh penyerbukan oleh angin dan bagian-bagian bunga yang tereduksi,
sering uniseksual. (Cronquist, 1981).

Gambar 1. Dugaan evolusi hubungan antara ordo-ordo pada Hamamelidae


Ordo-ordo pada subkelas Hamamelidae (Cronquist,1981) adalah:
1. Ordo trochodendrales terdiri atas 2 famili, yaitu Trochodendraceae dan
Tetracentraceae.
2. Ordo Hamamelidales terdiri atas 5 famili, yaitu Hamamelidaceae,
Platanaceae Cercidiphyllaceae, Eupteleaceae dan Myrothamnaceae.
3. Ordo Daphniphyllales terdiri atas 1 famili, yaitu Daphniphyllaceae.
4. Ordo Didymelales terdiri atas 1 famili, yaitu Didymelaceae.
5. Ordo Eucommiales terdiri atas 1 famili, yaitu Eucommiaceae.
6. Ordo Urticales terdiri atas 6 famili, yaitu Family Barbeyaceae, Ulmaceae,
Cannabaceae, Moraceae, Cecropiacea, dan Urticaceae.
Gambar 2. Struktur Morus alba
7. Ordo Leitneriales terdiri atas 1 famili, yaitu Leitneriaceae.
8. Ordo Juglandales terdiri atas 2 family, yaitu Rhoipteleaceae dan Juglandaceae.
9. Ordo Myricales terdiri atas 1 famili, yaitu Myricaceae.
10. Ordo Fagales terdiri atas 3 famili, yaitu Balanopaceae, Fagaceae, Betulaceae.
11. Ordo Casuarinales terdiri atas 1 famili, yaitu Caruarinaceae.
E. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang Digunakan Pada Praktikum Hamamelidae.
No Nama Alat Jumlah
1. Buku petunjuk praktikum 5 unit
2. Kamera Handphone 1 unit
3. Kertas label 7 unit
4. Koran 2 lembar
5. Pulpen 7 unit

Tabel 2. Bahan yang Digunakan Pada Praktikum Hamamelidae.


No. Nama Bahan Jumlah
1. Spesimen Artocarpus heterophyllus 1 buah
2. Spesimen Artocarpus altilis 1 buah
3. Spesimen Causarina equisetifolia 1 buah
4. Spesimen Ficus lyrata 1 buah

F. Langkah Kerja

Setelah diamati,
Alat dan bahan Hasil
dikelompokkan
yang digunakan Spesimen pengelompokkan
spesimen
disiapkan di diletakkan di dicatat dan
tersebut
atas meja atas koran spesimen
berdasarkan ciri
praktikum. didokumentasikan
yang diamati

Diagram 1.1 Langkah Kerja Pengamatan Hamamelidae.


G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Klasifikasi Hamamelidae
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Hamamelidae
1. Ordo : Hamamelidales
Familia : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus lyrata

Gb. 1.a. Ficus lyrata Gb. 1.b. Ficus lyrata


(Dok. Kelompok 7, 2017) (Tanpa Nama, 2014)

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Hamamelidae
Ordo : Hamamelidales
2.
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Species : Artocarpus
heterophyllus
G Gb. 2.a. Artocarpus heterophyllus Gb. 2.b. Artocarpus heterophyllus
(Dok. Kelompok 7, 2017) (Garden, Tanpa Tahun)

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Hamamelidae
Ordo : Hamamelidales
3.
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Species : Artocarpus
altilis
Gb. 3.a. Artocarpus altilis Gb. 3.b. Artocarpus altilis
(Dok. Kelompok 7, 2017) (Mazza, Tanpa Tahun)
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Hamamelidae
Ordo : Hamamelidales
4.
Familia : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Species : Casuarina
equisetifolia
Gb. 4.a. Casuarina equisetifolia Gb. 4.b. Casuarina equisetifolia
(Dok. Kelompok 7, 2017) (Bradford, Tanpa Tahun)
Tabel 4. Seriasi dalam Hamamelidae
Taksonomi
No. Karakter Artocarpus Casuarina
Skor Artocarpus altilis skor Ficus lyrata skor skor
heterophyllus equisetifolia
1. Habitus Pohon 1 Pohon 1 Pohon 1 Pohon 1

2. Pola Percabangan Simpodial 5 Simpodial 5 Simpodial 5 Monopodial 1

3. Jenis Daun Tunggal 1 Tunggal berbagi 2 Tunggal 1 Tunggal 1


4. Duduk Daun Tersebar 1 Tersebar 1 Tersebar 1 Berkarang 4

5. Pertulangan Daun Brachidodromous 2 Craspedodromous 1 Brachidodromous 2 Modifikasi sisik 5.5


6. Perbungaan Majemuk 3 Majemuk 3 Majemuk 3 Majemuk 3
7. Jenis Kelamin Uniseksual 5 Uniseksual 5 Uniseksual 5 Uniseksual 5

8. Calix / Corolla Perigonium 4 Perigonium 4 Perigonium 4 Tanpa Perhiasan 5

9. Stamen Lepas 1 Lepas 1 Lepas 1 Lepas 1

10. Pistillum (Karpel) Stigma bersatu 5 Stigma bersatu 5 Stigma bersatu 5 Stigma bercabang 4

11. Ovarium Superum 2 Superum 2 Superum 2 Superum 2

12. Simetri Bunga Actinomorph 1 Actinomorph 1 Actinomorph 1 Actinomorph 1


13. Kelamin Tumbuhan Monoecous 1 Monoecous 1 Monoecous 1 Monoecous 1

14. Perlekatan Karpel Syncarp 5 Syncarp 5 Syncarp 5 Syncarp 5


15. Jenis Buah Majemuk 5 Majemuk 5 Majemuk 5 Majemuk 5

16. Tipe Plasenta Basalis 5 Basalis 5 Basalis 5 Basalis 5

17. Umur Tumbuhan Tahunan 1 Tahunan 1 Tahunan 1 Tahunan 1


Total 47 48 48 49,5
Urutan tingkat kemajuan keprimifitan familia dari sub kelas Hamamelidae: Moraceae (47,7) – Casuarinaceae (49,5).
H. Pembahasan
1. Familia Moraceae
Habitus pohon, semak belukar, liana. Tanaman kadang menghasilkan
alkaloid, kadang dengan proantosianin. Juga menghasilkan getah
putih/bening. Perforasi sederhana. Daun tersebar dan terdapat senyawa
alternatif, sederhana, sering kali dengan sistokrit terutama di epidermis, dan
seringkali dengan dinding sel terutama epidermis dan trikomis yang sedikit
banyak termineralisasi dengan kalsium karbonat atau silika; somatik
anomositik jarang atau anisositik. Bunga berbentuk bongkol (Arthocarpus),
cawan piala (Ficus). Bunga uniseksual dengan ukuran kecil, perianthium 2-6
atau tidak ada. Plasenta tipe basalis/pendulus. Kelopak 4-5 terpisah atau
menempel, seringkali dalam 2 siklus. Benang sari pada bunga jantan
umumnya sebanyak sepal dan berlawanan dengan sepal, jarang hanya 1-3.
Filamen lurus atau tidak aktif dalam kuncup. Serbuk sari binukleat,
kebanyakan 2-4 porat atau multiporat. Gynoecium pada bunga betina
bicarpellate (jarang tricarpellate), atau satu carpel. Atasan ke ovarium inferior
sesuai bilokular (trilocular) atau lebih sering unilocular. Ovulum soliter di
setiap lokule (atau satu lokule kosong), apikal atau subkapis, anatropous,
hemitropous atau campylotropous, bitegmic, crassinucellar, micropyle yang
dibentuk oleh integumen dalam dan hanya terlihat di ovule muda;
pengembangan endosperm nuklir. Buah-buahan kebanyakan drupaceous tapi
dengan exocarp yang tidak disengaja, bervariasi untuk benar-benar
drupaceous dengan pyrenes seperti biji, wadah umum yang sering matang
dengan ovarium membentuk syconium berdaging; Benih (pyrenes) dengan
embrio yang lurus atau lebih sering melengkung, kotiledon seringkali tidak
sama. Famili Moraceae terdiri dari sekitar 40 Genus dan hampir seribu
spesies, tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, kurang umum di daerah
beriklim sedang. Genus terbesar sejauh ini adalah Ficus, dengan lebih dari
500 spesies. Yang terbesar berikutnya adalah Dorsenia, dengan sekitar 100.
Contoh spesies Morus alba (murbei), Ficus elastic (karet munding), Ficus
benjamina (beringin), dan Arthocarpus heterophyllus (Nangka). (Sudarsono,
2005).
1) Artocarpus heterophyllus
Arthocarpus heterophyllus atau nangka termasuk ke dalam suku
Moraceae, habitusnya pohon, percabangan simpodial namun dalam
literature monopodial. Batang nangka tegak, berkayu, berbentuk bulat dan
permukaannya kasar. Daun nangka termasuk daun tunggal (folium
simplex), tersebar. Pertulangan daun brachidodromous (tulang daun saling
menyatu dengan tulang daun berikutnya). Helai daun agak tebal seperti
kulit, kaku, bertepi rata (entire), bentuk daun bulat telur (obovate), pangkal
daun tumpul (obtuse). Daun penumpu bulat telur lancip, mudah rontok dan
meninggalkan bekas serupa cincin.
Perbungaan majemuk dengan jenis kelamin uniseksual. Kaliksnya
perigonium (kelopak dan mahkota tidak dapat dibedakan) dengan stamen
lepas dan pistilum stigma bersatu. Ovarium superum dengan simetri bunga
aktinomorp. Buah majemuk (syncarp) berbentuk gelendong memanjang,
seringkali tidak merata, berdasarkan sumber lain nangka juga memiliki
'Daging buah', yang sesungguhnya adalah perkembangan dari tenda bunga,
berwarna kuning keemasan apabila masak, berbau harum-manis yang
keras, berdaging, terkadang berisi cairan (nektar) yang manis. Tipe
plasenta basalis dengan biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak
gepeng, panjang 2-4 cm, berturut-turut tertutup oleh kulit biji yang tipis
coklat seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang
lunak. Keping bijinya tidak setangkup. Umur tumbuhan tahunan.
2) Ficus lyrata
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Ficus memiliki habitus
pohon dengan pola percabangan simpodial dimana batang utama sukar
dibedakan. Ficus memiliki jenis daun tunggal dengan duduk daun tersebar
serta pertulangan daun brachidodromous dimana tulang sekundernya
menyatu dengan tulang sekunder lainnya. Ficus memiliki perbungaan
majemuk dengan calix/corolla yaitu perigonium dimana calix dan corolla
tidak dapat dibedakan dan memiliki stamen lepas. Pistillum (putik) pada
Ficus stigma bersatu dengan ovarium superum dan simetri bunga
actinomorph. Fiucs memiliki jenis buah majemuk dengan tipe plasenta
basalis dan jenis kelamin uniseksual. Ficus memiliki ciri khas yaitu stipula
besar dan dasar bunga berupa periuk dan tongkol.
3) Artocarpus altilis
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Artocarpus altilis atau yang
kita kenal dengan sukun dapat kita jumpai disekitar kita. Spesies ini
memiliki habitus pohon dengan tinggi mencapai 20 meter. Batang berkayu
dengan pola percabangan simpodial. Jenis daun tunggal berbagi karena
daun sukun memiliki torehan tidak lebih dari ½ pertulangan daun
sekundernya. Memiliki duduk daun tersebar, pertulangan daun
Craspedodromous, perbungaan majemuk karena terdiri dari karangan
bunga, jenis kelamin uniseksual karena bunga berkelamin satu (jantan saja
atau betina saja). Callix corolla perigonium, stamen lepas, pistillum karpel
stigma bersatu. Ovarium superum, simetri bunga actinomorph
karenasimetri radial dan bisa dibagi kesegala arah. Kelamin bunga
monocoeus atau dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina.
Perlekatan karpel syncarp, Jenis buah majemuk. Perlekatan buah dengan
basalis, dan umur pohon sukun ini tahunan. Sukun memiliki banyak
manfaat, salah satunya untuk dikonsumsi.
2. Familia Causarinacae
Habitus pohon dan semak. Ranting ramping, hijau, equisetoid, seringkali
terkulai, tanniferous, memproduksi proanthocyanin dan umumnya juga asam
ellagic; akar umumnya dengan nodul yang menampung bakteri pengikat
nitrogen; cabang asimilasi sering berganti; node unilacunar; kristal soliter
atau berkerumun kalsium oksalat umumnya terdapat di beberapa sel jaringan
parenkim. Apotracheal kayu-parenkim, berdifusi dan pendek; tabung
saringan dengan plastik tipe S. Daun kecil seperti sisik berkarang. Batang
kecil hijau termodifikasi seperti daun. Bunga anemophilus, kecil dan tidak
mencolok, tanpa perianth, uniseksual, yang staminat pada aments pada
cabang lateral pendek atau memanjang, yang pistillate dalam perbungaan
padat dan seperti kepala pada cabang lateral pendek, tanaman monoecious
atau dioecious; staminate bunga yang mengembara di simpul ament, masing-
masing terdiri dari satu (kadang-kadang bifurcate) stamen. Ovulum 2 di
locawan tunggal yang subur (anterior) dan terkadang juga ada 2 lokus
posterior, epitropous, hemitropous, bitegmic, crassinucellar; archesporium
multiseluler, dengan banyak kantung embrio 20 atau lebih, tapi hanya satu
yang benar-benar berkembang dan subur. Bunga uniseksualis, bunga jantan
diujung dahan, bunga betina diujung cabang pendek dalam karangan spika.
bunga pistillat yang terdiri dari pistil bicarpellate tunggal yang disublimkan
dengan skala seperti atau menebal dan akhirnya berkayu bract dan lateral oleh
2 bracteoles. Ovarium lateral diratakan pada bilokular pertama, tapi hanya
kandang anterior yang subur, yang posterior biasanya kosong dan kebanyakan
lapuk. Pembuahan chalazogamous. Pengembangan endosperm nuklir. Buah
bersayap dan samaroid, yang pada awalnya dilapisi oleh kapsul silikat, tegas
dan kering, berkayu yang terpisah pada saat tua kapsul tampak terbuka.
Mantel biji adnate ke pericarp. Benih terjumbai. Embrio besar, lurus,
berminyak, dengan 2 kotiledon. Famili Casuarinaceae terdiri dari genus
tunggal Casuarina, dengan sekitar 50 spesies. Berbagai spesies Casuarina
dibudidayakan di daerah kering tropis dan subtropis. (Tjitrosoepomo, 2010).
1) Casuarina equisetifolia
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Casuarina memiliki habitus
pohon dengan pola percabnagan monopodial yaitu batang utama jelas.
Casuarina memiliki jenis daun tunggal dengan duduk daun berkarang dan
pertulangan daun modifikasi sisik. Perbungaan majemuk dengan jenis
kelamin uniseksual. Casuarina memiliki calix/corolla tanpa perhiasan,
stamen lepas dan pistillum stigma bercabang dengan ovarium superum,
perlekatan karpel syncarp dan simetri bunga actinomorph. Casuarina
memiliki jenis buah majemuk dengan tipe plasenta basalis. Umur
tumbuhan ini tahunan. Casuarina memiliki ciri khas yaitu daun
termodifikasi menjadi sisik dan duduk daun berkarang.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan suatu kesamaan yang dimiliki oleh semua
spesimen tersebut?
Jawab:
Ya, dari hasil pengamatan ditemukan kesamaan semua spesimen dalam hal:
a. Habitus pohon h. Simetri bunga actinomorph
b. Jenis daunnya tunggal i. Kelamin tumbuhan
c. Perbungaan majemuk monoceous
d. Jenis kelamin uniseksual j. Perlekatan karpelnya syncarp
e. Stamen lepas k. Jenis buahnya majemuk
f. Pistillum (karpel) stigma l. Tipe plasenta basalis
g. Ovarium superum m. Umur tumbuhan tahunan
2. Ciri-ciri apakah yang membuat semua spesimen tersebut ditempatkan dalam
satu subkelas?
Jawab:
a. Moraceae: pola percangan simpodial, pertulangan daun
craspedodromous/brachidodromous, calix/corolla perigonium, dan
pistillum (stigma) bersatu.
b. Casuarinaceae: pola percabangan monopodial, pertulangan daun
modifikasi sisik, calix/corolla tanpa perhiasan, dan pistillum (stigma)
bercabang.
3. Dapatkah anda menemukan perbedaan- perbedaan antara spesimen-spesimen
tersebut sehingga mereka dipisahkan dalam familia yang berbeda?
Jawab:
a. Moraceae: pola percangan simpodial, pertulangan daun
craspedodromous/brachidodromous, calix/corolla perigonium, dan
pistillum (stigma) bersatu.
b. Casuarinaceae: pola percabangan monopodial, pertulangan daun
modifikasi sisik, calix/corolla tanpa perhiasan, dan pistillum (stigma)
bercabang.
4. Dapatkah anda menemukan ciri khas setiap familia?
Jawab:
a. Moraceae:
Ciri khas suku ini dapat dilihat dari daunnya yang relatif tebal, agak
berdaging (sukulen), serta dari buahnya yang bukan merupakan buah sejati
karena terbentuk dari dasar bunga yang membesar lalu menutup sehingga
membentuk bulatan seperti buah. Bunganya tersembunyi di dalam buah
dan diserbuki oleh serangga tertentu (biasanya dari anggota
Hymenoptera).
b. Casuarinaceae:
Ciri khas suku ini yaitu daun termodifikasi seperti sisik.
5. Apabila anda bandingkan tingkat kemajuan/keprimitifan familia-familia
tersebut, bagaimanakah urutannya?
Jawab:
a. Moraceae
b. Casuarinaceae
6. Karakteristik apakah yang dimilki oleh familia yang paling maju?
Jawab:
a. Habitus pohon h. Simetri bunga actinomorph
b. Jenis daunnya tunggal i. Kelamin tumbuhan monoceous
c. Perbungaan majemuk j. Perlekatan karpelnya syncarp
d. Jenis kelamin uniseksual k. Jenis buahnya majemuk
e. Stamen lepas l. Tipe plasenta basalis
f. Pistillum (karpel) stigma m. Umur tumbuhan tahunan
g. Ovarium superum
7. Berdasarkan skala filogeni yang anda gunakan, manakah dari 2 ordo tersebut
(Urticales dan Casuarinales) yang paling maju tingkat perkembangannya?
Mengapa? Dalam hal apa ordo tersebut lebih maju daripada yang lain?
Jawab:
Dapat dikatakan ordo Casuarinales lebih maju di bandingkan dengan ordo
Urticales. Hal ini bisa di lihat dari duduk daun, stamen dan lain-lain.
8. Apakah kegunaan tumbuhan-tumbuhan tersebut?
Jawab:
Bisa digunakan untuk kayu, bisa dijadikan tempat berteduh, dan tanaman hias
J. Kesimpulan
1. Karakteristik subclassis Hammalidae yaitu habitus berkayu atau herba
dengan jaringan pembuluh dengan scalariform atau perforasi sederhana dan
memiliki tanin dengan ellagic acid/asam elagik dan plastida tipe S.
Hammalidae memiliki daun tunggal, kadang-kadang majemuk pinatus atau
palmatus dan umumnya bunganya anemophyli atau entomophyli, bunga
seringkali kecil dan tidak menarik perhatian (tereduksi) umumnya apetal,
kadangkala seperti sisik, petal kalau ada jelas terlihat tapi umumnya kecil dan
tidak menarik perhatian. Gynonecium 1 beberapa karpel, seringkali satu
karpel sebenarnya “pseudomonomerous”.
2. Berdasarkan pengamatan dengan skala filogeni mangnoliopsida bahwa
familia moraceae yang primitif dibandingkan familia casuarinaceae hasil
tersebut sesuai dengan teori nya ada berdasarkan kebanyakan ahli botani.
3. Familia Moraceae memiliki ciri-ciri seperti bergetah putih atau bening,
memiliki stipula besar melindungi batang dan daun tersebar. Bunga berbentuk
bongkol (Arthocarpus), cawan, piala (Ficus) dan bunga uniseksual kecil.
Memiliki perianthium 2-6/0 dan plasenta basalis/pendulus. Sedangkan pada
familia casuarinaecea memiliki cabang kecil, hijau, sering dikelirukan dengan
daun. Daun seperti sisik dengan duduk daun berkarang. Bunga uniseksualis,
bunga jantan di ujung dahan dan bunga betina di ujung cabang pendek dalam
karangan spika. Biji memiliki sayap.
DAFTAR PUSTAKA

Cronquist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants.


Columbia University Press: New York.
Dasuki, Undang Ahmad. (1992). Fitografi. Pusat Ilmu Hayati ITB: Bandung.
Sudarsono, dkk. (2005). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UM Press: Malang.
Tjitrosoepomo, Gembong. (2010). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah
Mada University Press: Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR


Gb. 1.b. Ficus lyrata
Tanpa Nama. (2014). Ficus lyrata. Diakses dari
https://caintaplantnursery.files.wordpress.com/2011/03/dsc03849.jpg?w=
500 [8 Oktober 2017]
Gb. 2.b. Artocarpus heterophyllus
Garden, Hawaii. (Tanpa Tahun). Artocarpus heterophyllus. Diakses dari
http://www.htbg.com/Moraceae/ART-001-1-20-
004/images/Artocarpus_heterophyllus.jpg [8 Oktober 2017]
Gb. 3.b. Artocarpus altilis
Mazza, Giuseppe. (Tanpa Tahun). Artocarpus altilis.
http://www.photomazza.com/?Artocarpus-altilis
[8 Oktober 2017]
Gb. 4.b. Casuarina equisetifolia
Bradford, John. (Tanpa Tahun). Casuarina equisetifolia. Diakses dari
http://northcountycurrent.com/wp-content/uploads/2015/04/casuarina-
fruits-jan-1024x682.jpg [8 Oktober 2017]

Anda mungkin juga menyukai