Anda di halaman 1dari 2

Kajian ini merupakan bagian dari ilmu Psikologi Pendidikan/Pembelajaran yang mengkaji

tentang teori belajar tingkah laku (perilaku) yang melandasi Pembelajaran. Teori belajar
behaviristik merupakan teori belajar yang memandang bahwa belajar merupakan perubahan
perilaku sebagi akibat dari guru membelajarkan siswa dengan berbagai dasar perlakuan
seperti: memberi penguatan, memberi hukuman, memberi hadiah, mengkondisikan sebuah
perilaku, sehingga perubahan (respon) dalam diri anak didik sebagai akibat dari stimulus yang
diberikan oleh guru. Semakin kuat stimulusnya, maka mestinya responnya semakin baik.
Teori ini mengawali sejarah psikologi dalam pembelajaran, sebelum sampai pada teori belajar
koghnitif dan konstruktivistik. Dalam pendidikan militer, teori belajar behaviristik masih
sangat kental dipakai sebagai upaya mendisiplinkan anak. Namun berbeda dengan sekolah
umum. Menerapkan teori belajar ini, tidak dapat membantu siswa berhasil berubah secara
baik, bahkan cenderung instan dan kurang membangun motivasi diri, terutama motivasi
intrinsik (dalam diri). menyadari akan hal itu, saya menanyakan dan meminta respon
bapak/ibu,
1) benarkah teori belajar behavioristik tidak relevan lagi diterapkan dalam satuan pendidikan
setingkat SMK?,
2) Jika ya, atau tidak, maka bagaimana argumentasi bapak/ibu yang mendasari jawaban
tersebut.
3) bagaimana bapak/ibu dalam praktek kesehariannya, bisakah memberi kasus nyata di kelas
ketika akan mengubah perilaku belajar siswa seperti mengingat, menghapal, menjelaskan, dan
taksonomi bloom lainnya, bagaimana cara bapak ibu mengubahnya?...

Menurut saya teori behavioristic masih relaven di terapkan khususnya di SMK. Dimana pada
kenyataan di lapangan guru memberikan stimulus positif bertujuan merubah prilaku siswa
baik dalam pembelajaran ataupun kehidupan sehari. Respon positif dari stimulus yang
diberikan guru dapat berpengaruh baik pada prilaku siswa tersebut.
Guru memberikan stimulus kepada siswa tentang manfaat membaca dapat membuka wawasan
siswa untuk masa depan. Kemudian guru memberikan stimulus pentingnya membaca untuk
bisa sukses dimasa yang akan datang. Pemberian stimulus mengenai peentingnya membaca
dilakukan secara perlahan dengan contoh program literasi atau pohon literasi 10 menit
membaca sebelum belajar. Kebiasaan tersebut dapat merubah prilaku siswa secara perlahan.
Contoh lain ketika pelajaran IPA atau PLH yang berkaitan dengan hidup sehat salah satunya
sekolah bebas dari asap rokok. Maka guru dilingkungan sekolah tidak boleh merokok, hal
tersebut dapat merubah prilaku siswa akan hidup sehat karena gurunya juga berpola hidup
sehat.

Anda mungkin juga menyukai