3. Konsep dasar, tujuan, indikator perencanaan pembangunan
PEMBAHASAN
1. Konsep dasar, tujuan, indikator pembangunan
1.1 Konsep Dasar Pembangunan
Konsep pembangunan biasanya melekat dalam konteks kajian suatu
perubahan, pembangunan di sini diartikan sebagai bentuk perubahan yang sifatnya direncanakan; setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang sebelumnya; untuk mewujudkan harapan ini tentu harus memerlukan suatu perencanaan. Pembangunan secara berencana lebih dirasakan sebagai suatu usaha yang lebih rasional dan teratur bagi pembangunan masyarakat yang belum atau baru berkembang. (Subandi: 2011:9-11)
Adapun pembangunan menurut beberapa ahli yaitu : pembangunan menurut
Rogers (Rochajat,dkk: 2011:3) adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa. Selanjutnya menurut W.W Rostow (Abdul: 2004:89) pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat negara yang maju.
1.2 Tujuan Pembangunan
GBHN 1993 menegaskan bahwa tujuan pembangunan nasional dalam PJP
II adalah membangun bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera. Untuk mencapainya, pertama-tama kita harus memajukan perekonomian seiring dengan kualitas sumber daya manusia. Taraf kemajuan perekonomian dapat diukur dari berbagai indikator, antara lain PDB dan PDB per kapita.
Keseimbangan komposisi dalam struktur perekonomian mencerminkan
pula kemajuan perekonomian. Perekonomian yang maju sering kali diartikan dengan perekonomian yang tidak terlalu bergantung pada sektor primer, dalam hal ini pertanian dan pertambangan. Perekonomian yang maju lebih didominasi oleh peranan sektor industri manufaktur dan jasa. Keseimbangan struktur ekonomi juga harus tercermin dalam penyerapan tenaga kerja. Umumnya komposisi tenaga kerja menurut sektor mengikuti keadaan struktur ekonominya. Kemajuan ekonomi juga dapat dicerminkan dari tingkat ketergantungan sumber daya pembangunan di mana ketergantungan pada sumber daya pembangunan dari luar negeri makin mengecil.
Di samping semua hal tersebut, perekonomian yang maju juga ditandai
dengan makin membaiknya distribusi pendapatan. Distribusi pendapatan ini mencakup distribusi pendapatan antardaerah, antar golongan dan antara kota dan desa.
Tujuan pembangunan nasional yang kedua adalah membangun bangsa yang
mandiri. Kemandirian adalah tingkat kemajuan yang harus dicapai suatu bangsa sehingga bangsa itu dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidupnya berlandaskan kekuatannya sendiri. Ini berarti untuk membangun bangsa yang mandiri dibutuhkan perekonomian yang mapan. Kemandirian juga tercermin pada kemampuan bangsa untuk memenuhi sendiri kebutuhan yang paling pokok.
1.3 Indikator Pembangunan
Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap
negara. Di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).
Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga
internasional antara lain pendapatan per kapita (GNP atau PDB), struktur perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Di samping itu terdapat pula dua indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indikator tersebut : 1. Pendapatan Per-kapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB
merupakan salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. 2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita
akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, kontribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang- barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin meningkat. 2. Konsep dasar, tujuan indikator perencanaan
2.1 Konsep Dasar Perencanaan
Perencanaan adalah juga cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial
dan ekonomi, terutama yang berorientasi pada masa mendatang, berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan–keputusan kolektif dan mengusahakan kebijakan dan program. Beberapa ahli lain merumuskan perencanaan sebagai, mengatur sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan datang. Definisi lain dari perencanaan adalah pemikiran hari depan, perencanaan berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur yang formal untuk memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut sistem yang terintegrasi.
Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis besar, atau petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik. Dalam menyusun sebuah rencana, hal pertama yang harus dilakukan adalah, Anda harus memusatkan pikiran kepada apa yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk organisasi serta memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Anda harus meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan politik tempat organisasi berorganisasi serta dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut.
Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008) menyebutkan,
perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008) juga berpendapat bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya. 2.2 Tujuan Perencanaan
Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang
matang sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai. Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk menguantifikasi dan merekam
perubahan (a way to anticipate and offset change).
2. Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-
administrator maupun non-administrator.
3. Perencanaan juga dapat menghindari atau setidak-tidaknya memperkecil
tumpang-tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
4. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan
untuk memudahkan pengawasan. Pendapat lain memaparkan, perencanaan juga harus memiliki tujuan, seperti :
a. Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya
b. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
c. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya
maupun kuantitasnya
2.3 Indikator Perencanaan
Pengukuran kinerja merupakan upaya membandingkan tujuan yang ingin
dicapai pada waktu yang telah ditentukan dengan perkembangan pencapaian yang sedang diamati pada suatu waktu atas suatu materi perencanaan yang ditunjukkan oleh suatu indikator. Menurut berbagai sumber, indikator adalah suatu alat ukur untuk menggambarkan tingkatan capaian suatu sasaran atau target yang telah ditetapkan ketika melakukan perencanaan awal, dan dapat merupakan variabel kuantitatif atau kualitatif. Indikator berguna untuk menetapkan target kinerja, untuk menilai kemajuan pencapaian target tersebut, serta untuk membandingkan kinerja dari unit kerja/organisasi/kementerian/lembaga yang berbeda. 3. Konsep Dasar, Tujuan, dan Indikator Perencanaan Pembangunan 3.1 Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pada dasarnya merupakan cara, teknik atau metode untuk
mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat; terarah dan efisien sesuai dengan Sumberdaya yang tersedia. Dengan demikian, secara umum perencanaan pembangunan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara tepat, terarah dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah bersangkutan. Sedangkan tujuan pembangunan pada umumnya adalah untuk mendorong proses pembangunan secara lebih cepat guna mewujudkan masyarakat yang maju, makmur dan sejahtera. Ada beberapa pengertian perencanaan pembangunan
Perencanaan Pembangunan menurut Arthur W. Adalah Suatu kumpulan
kebijaksanaan dan program pembangunan untuk merangsang masyarakat dan swasta untuk menggunakan Sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif .Sedangkan rangsangan tersebut diberikan dalam bentuk insentif ( ekonomi baik secara mikro maupun makro yang dapat mendorong penggunaan sumberdaya secara lebih produktif( sehingga proses pembangunan akan menjadi lebih meningkat.
3.2 Tujuan Perencanaan Pembangunan
Berdasarkan dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2004 dalam rangka mendorong
proses pembangunan secara terpadu efisien, perencanaan pembangunan di 0ndonesia mempunyai % tujuan dan (ungsi pokok.
a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan.
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, waktu dan (ungsi pemerintah, baik pusat maupun daerah.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran
pelaksanaan dan pengawasan.
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif ( dan adil.
3.3 Indikator Perencanaan Pembangunan
Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap
Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).
Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga
internasional antara lain pendapatan per kapita (GNP atau PDB), struktur perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Di samping itu terdapat pula dua indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indikator tersebut : Referensi:
Tjokroamidjojo, Bintaro. (1987) Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Haji
Masagung.
Fahmi Agus Wibowo. (2013). Konsep Dasar Perencanaan.
Fahmiagus@blogspot.com.
Sondang P Siagian. (1983). Administrasi Pembangunan. Jakarta: Cetakan