Anda di halaman 1dari 9

Mochammad Al Ikhsan

170810101138

Perencanaan Pembangunan (B)

Topik Pembahasan:

1. Konsep dasar, tujuan, indikator pembangunan

2. Konsep dasar, tujuan indikator perencanaan

3. Konsep dasar, tujuan, indikator perencanaan pembangunan


PEMBAHASAN

1. Konsep dasar, tujuan, indikator pembangunan

1.1 Konsep Dasar Pembangunan

Konsep pembangunan biasanya melekat dalam konteks kajian suatu


perubahan, pembangunan di sini diartikan sebagai bentuk perubahan yang sifatnya
direncanakan; setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan
perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang
sebelumnya; untuk mewujudkan harapan ini tentu harus memerlukan suatu
perencanaan. Pembangunan secara berencana lebih dirasakan sebagai suatu usaha
yang lebih rasional dan teratur bagi pembangunan masyarakat yang belum atau baru
berkembang. (Subandi: 2011:9-11)

Adapun pembangunan menurut beberapa ahli yaitu : pembangunan menurut


Rogers (Rochajat,dkk: 2011:3) adalah perubahan yang berguna menuju suatu
sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa.
Selanjutnya menurut W.W Rostow (Abdul: 2004:89) pembangunan merupakan
proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang
ke masyarakat negara yang maju.

1.2 Tujuan Pembangunan

GBHN 1993 menegaskan bahwa tujuan pembangunan nasional dalam PJP


II adalah membangun bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera. Untuk
mencapainya, pertama-tama kita harus memajukan perekonomian seiring dengan
kualitas sumber daya manusia. Taraf kemajuan perekonomian dapat diukur dari
berbagai indikator, antara lain PDB dan PDB per kapita.

Keseimbangan komposisi dalam struktur perekonomian mencerminkan


pula kemajuan perekonomian. Perekonomian yang maju sering kali diartikan
dengan perekonomian yang tidak terlalu bergantung pada sektor primer, dalam hal
ini pertanian dan pertambangan. Perekonomian yang maju lebih didominasi oleh
peranan sektor industri manufaktur dan jasa. Keseimbangan struktur ekonomi juga
harus tercermin dalam penyerapan tenaga kerja. Umumnya komposisi tenaga kerja
menurut sektor mengikuti keadaan struktur ekonominya. Kemajuan ekonomi juga
dapat dicerminkan dari tingkat ketergantungan sumber daya pembangunan di mana
ketergantungan pada sumber daya pembangunan dari luar negeri makin mengecil.

Di samping semua hal tersebut, perekonomian yang maju juga ditandai


dengan makin membaiknya distribusi pendapatan. Distribusi pendapatan ini
mencakup distribusi pendapatan antardaerah, antar golongan dan antara kota dan
desa.

Tujuan pembangunan nasional yang kedua adalah membangun bangsa yang


mandiri. Kemandirian adalah tingkat kemajuan yang harus dicapai suatu bangsa
sehingga bangsa itu dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidupnya
berlandaskan kekuatannya sendiri. Ini berarti untuk membangun bangsa yang
mandiri dibutuhkan perekonomian yang mapan. Kemandirian juga tercermin pada
kemampuan bangsa untuk memenuhi sendiri kebutuhan yang paling pokok.

1.3 Indikator Pembangunan

Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap


negara. Di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan
mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa,
layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya,
di negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator
pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikson,
2005).

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga


internasional antara lain pendapatan per kapita (GNP atau PDB), struktur
perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Di samping itu terdapat pula dua
indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu
bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks
Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T.
Tikson (2005) terhadap kelima indikator tersebut :
1. Pendapatan Per-kapita

Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB


merupakan salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi,
indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur,
sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator
makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa
kelemahan. 2. Struktur ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita


akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan
kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan
per kapita, kontribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap
pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri
dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-
barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan
perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap
pendapatan nasional akan semakin meningkat.
2. Konsep dasar, tujuan indikator perencanaan

2.1 Konsep Dasar Perencanaan

Perencanaan adalah juga cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial


dan ekonomi, terutama yang berorientasi pada masa mendatang, berkembang
dengan hubungan antara tujuan dan keputusan–keputusan kolektif dan
mengusahakan kebijakan dan program. Beberapa ahli lain merumuskan
perencanaan sebagai, mengatur sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan
merupakan pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan
dengan waktu yang akan datang. Definisi lain dari perencanaan adalah pemikiran
hari depan, perencanaan berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur
yang formal untuk memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan
menurut sistem yang terintegrasi.

Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai


tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis besar, atau petunjuk yang harus
dituruti jika menginginkan hasil yang baik. Dalam menyusun sebuah rencana, hal
pertama yang harus dilakukan adalah, Anda harus memusatkan pikiran kepada apa
yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk
organisasi serta memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Anda harus meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai,
baik dilihat dari aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan politik tempat
organisasi berorganisasi serta dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk
mewujudkan rencana tersebut.

Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008) menyebutkan,


perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam
Husaini Usman (2008) juga berpendapat bahwa perencanaan adalah perhitungan
dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan
tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara
melakukannya.
2.2 Tujuan Perencanaan

Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang


matang sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang
yang akan dicapai. Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan
perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk menguantifikasi dan merekam


perubahan (a way to anticipate and offset change).

2. Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-


administrator maupun non-administrator.

3. Perencanaan juga dapat menghindari atau setidak-tidaknya memperkecil


tumpang-tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.

4. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan


untuk memudahkan pengawasan. Pendapat lain memaparkan, perencanaan juga
harus memiliki tujuan, seperti :

a. Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya

b. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan

c. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya


maupun kuantitasnya

2.3 Indikator Perencanaan

Pengukuran kinerja merupakan upaya membandingkan tujuan yang ingin


dicapai pada waktu yang telah ditentukan dengan perkembangan pencapaian yang
sedang diamati pada suatu waktu atas suatu materi perencanaan yang ditunjukkan
oleh suatu indikator. Menurut berbagai sumber, indikator adalah suatu alat ukur
untuk menggambarkan tingkatan capaian suatu sasaran atau target yang telah
ditetapkan ketika melakukan perencanaan awal, dan dapat merupakan variabel
kuantitatif atau kualitatif. Indikator berguna untuk menetapkan target kinerja, untuk
menilai kemajuan pencapaian target tersebut, serta untuk membandingkan kinerja
dari unit kerja/organisasi/kementerian/lembaga yang berbeda.
3. Konsep Dasar, Tujuan, dan Indikator Perencanaan
Pembangunan
3.1 Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pada dasarnya merupakan cara, teknik atau metode untuk


mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat; terarah dan efisien sesuai dengan
Sumberdaya yang tersedia. Dengan demikian, secara umum perencanaan
pembangunan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara
tepat, terarah dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah bersangkutan.
Sedangkan tujuan pembangunan pada umumnya adalah untuk mendorong proses
pembangunan secara lebih cepat guna mewujudkan masyarakat yang maju,
makmur dan sejahtera. Ada beberapa pengertian perencanaan pembangunan

Perencanaan Pembangunan menurut Arthur W. Adalah Suatu kumpulan


kebijaksanaan dan program pembangunan untuk merangsang masyarakat dan
swasta untuk menggunakan Sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif
.Sedangkan rangsangan tersebut diberikan dalam bentuk insentif ( ekonomi baik
secara mikro maupun makro yang dapat mendorong penggunaan sumberdaya
secara lebih produktif( sehingga proses pembangunan akan menjadi lebih
meningkat.

3.2 Tujuan Perencanaan Pembangunan

Berdasarkan dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2004 dalam rangka mendorong


proses pembangunan secara terpadu efisien, perencanaan pembangunan di
0ndonesia mempunyai % tujuan dan (ungsi pokok.

a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan.

b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, waktu dan
(ungsi pemerintah, baik pusat maupun daerah.

c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran


pelaksanaan dan pengawasan.

d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

e. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif ( dan adil.


3.3 Indikator Perencanaan Pembangunan

Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap


Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan
mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa,
layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya,
di Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator
pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikson,
2005).

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga


internasional antara lain pendapatan per kapita (GNP atau PDB), struktur
perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Di samping itu terdapat pula dua
indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu
bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks
Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T.
Tikson (2005) terhadap kelima indikator tersebut :
Referensi:

Tjokroamidjojo, Bintaro. (1987) Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Haji


Masagung.

Fahmi Agus Wibowo. (2013). Konsep Dasar Perencanaan.


Fahmiagus@blogspot.com.

Sondang P Siagian. (1983). Administrasi Pembangunan. Jakarta: Cetakan


10.

Anda mungkin juga menyukai