Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN MINIATUR SISTEM TRANSMISI DAYA ARUS SEARAH

MENGGUNAKAN INVERTER 3 PHASA 1000 WATT

Riyan Ramadani1), Didik Notosdjono2), Agustini Rodiah Machdi3)

ABSTRAK

Transmisi Daya Arus Searah (TDAS) atau High Voltage Direct Current Transmission
(HVDC) adalah teknologi pengiriman (transmisi) daya listrik tegangan tinggi (puluhan sampai ratusan
kV) dalam bentuk arus searah. Penggunaan arus searah dapat mengurangi rugi-rugi yang disebabkan
adanya reaktansi pada saluran. Drop tegangan yang dihasilkan lebih kecil sehingga kapasitas daya
kirim dapat maksimal. Prinsip dasar teknologi ini adalah pengubahan sumber arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC),proses pengubahan sumber AC menjadi DC menggunakan konverter3
phasa setengah gelombang terkendali yaitu menggunakan 3 buah Silicon Controll Rectifier (SRC)
atau Thyristordan disalurkan melalui saluran transmisi. Kemudian pada ujung saluran
transmisisumber DC dirubah kembali menjadi sumber AC, proses pengubahan sumber DC menjadi
AC menggunakan inverter 3 phasa 1000 watt yang dibuat sendiri. Sitem transmisi daya arus searah
(TDAS) pada keadaan tanpa beban dengan tegangan kirim (Vk) 21,04 volt DC dan tegangan terima
(Vt) 21,03 volt DC memiliki drop tegangan sebesar 0,01 volt dalam persentase sebesar 0,00047%, ini
sangat efisien dalam penyaluran tegangan, dikarenakan sistem ini tidak memiliki rugi-rugi reaktansi
pada salurannya.

Kata Kunci : High Voltage Direct Current (HVDC), Transmisi Daya Arus Searah (TDAS), Konverter,
Inverter, Silicon Controll Rectifier (SCR), Thyristor.

I. PENDAHULUAN 1.2 Maksud dan Tujuan


1.1 Latar Belakang Maksud dan tujuan dari pembuatan tugas akhir
Transmisi Daya Arus Searah (TDAS) adalah ini adalah :
teknologi pengiriman (transmisi) daya listrik 1. Mendesain suatu alat miniatur saluran
dalam bentuk arus searah tegangan tinggi transmisi daya arus searah
(puluhan sampai ratusan kV) yang dapat menggunakan perbandingan skala 1 :
mengurangi rugi-rugi yang disebabkan karena 100 dalam centi meter (cm) untuk
adanya reaktansi pada saluran. Prinsip dasar mengetahui sistem transmisi daya arus
dari teknologi ini adalah pengubahan sumber searah berkerja.
arus bolak-balik (AC), sumber arus dari 2. Menganalisa rugi-rugi transmisi arus
pembangkit, menjadi arus searah (DC) yang searah menggunakan sistem penyearah
kemudian akan ditransmisikan oleh transmitter setengah gelombang tiga phasa dengan
menuju ke daerah lain yang letaknya berjauhan Silicon Control Rectifier (SCR)
dan sekanjutnya akan dilakukan proses sebagai media penyearah atau
pengubahan kembali sumber DC ke AC. konverter dan pada ujung saluran
Proses pengubahan sumber AC menjadi DC disambungkan ke inverter 3 phasa
membutuhkan konverter dan proses 1000 watt yang dirancang sendiri.
pengubahan sumber DC menhadi AC
membutuhkan inverter. [1] II. TEORI DASAR
Tugas akhir ini untuk mengetahui sistem 2.1 Umum
TDAS dan mencoba membuat rangkaian Secara umum sistem tenaga listrik merupakan
konverter setengah gelombang menggunakan suatu sistem penyediaan tenaga listrik yang
Thyristor selain itu pengambilan judul ini terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat
dimaksudkan untuk menjadi referensi agar di listrik terhubung satu dengan lainnya oleh
Indonesia bisa memakai transmisi dengan jaringan transmisi dengan pusat beban atau
sistem TDAS ini.[1] jaringan distribusi. Sitem tenaga listrik antar
pusat-pusat pembangkit dan pusat-pusat beban
pada umumnya tepisah dalam ratusan bahkan
ribuan kilometer. Hal ini teradi karena beban

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 1


(konsumen) terdistribusi di setiap tempat, 2.4 Penyearah 3 Phasa Terkendali
sementara lokasi pembangkitan umumnya Penyearah gelombang (rectifier) adalah bagian
terletak di pusat-pusat sumber energi misalnya dari power supply/catu daya yang berfungsi
PLTA, PLTU, PLTPB dan sebagainya. Oleh untuk mengubah tegangan AC menjadi
karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan tegangan DC. Penyearah terkendali (controlled
harus disalurkan melalui kawat-kawat saluran rectifier) atau sering juga disebut dengan
transmisi. [2] konverter merupakan rangkaian elektronika
daya yang berfungsi untuk mengubah
1.3 Sistem Tenaga Listrik tegangan sumber masukan arus bolak-balik
Tenaga listrik dibangkitkan oleh pusat-pusat dalam bentuk sinusoidal menjadi tegangan
pembangkit listrik (Power Plant) seperti luaran dalam bentuk tegangan arus searah
PLTA, PLTU, PLTG dan PLTD lalu yang dapat diatur/dikendalikan. Untuk dapat
disalurkan melalui saluran transmisi. Menurut menghasilkan tegangan keluaran yang
jenis arusnya sistem tenaga listrik dibedakan terkontrol salah satunya adalah dengan
mejadi sistem arus bolak-balik atau menggunakan thyristor. Tegangan keluaran
Alternating Currrent (AC) dan sistem arus penyearah dengan menggunakan thyristor
searah atau Direct Current (DC). Berikut dapat dikendalikan tergantung pada sudut
gambar 1 menunjukkan diagram blok umum penyalaan thyiristor. Jenis penyearah yang
sistem tenaga listrik sebagai berikut : [3] digunakan dalam perancangan alat ini adalah
konverter setengah gelombang 3 phasa
terkendali seperti pada gambar 2 di bawah ini :
[4]

Gambar 1 Diagram Blok Umum Sistem


Tenaga Listrik

2.3 Transmisi Daya Arus Searah (TDAS)


High Voltage Direct Current (HVDC) adalah
teknologi pengiriman (transmisi) daya listrik
dalam bentuk arus searah tegangan tinggi
(puluhan sampai ratusan kV) yang dapat
mengurangi rugi-rugi yang disebabkan karena
adanya reaktansi pada saluran. Drop tegangan
yang dihasilkan lebih kecil sehingga kapsitas
daya kirim dapat maksimal.
Prinsip dasar teknologi ini adalah pengubahan
sumber arus bolak-balik (AC), sumber arus Gambar 2 Penyearah Setengah Gelombang
dari pembangkit, menjadi arus searah (DC) 3 Phasa Terkendali
yang kemudian akan disalurkan menuju ke Tegangan keluaran rata-rata yang terjadi
daerah lain yang letaknya berjauhan dan ditunjukan oleh persamaan 1 sebagai berikut :
selanjutnya akan dilakukan proses [5]
pengubahan kembali sumber DC ke AC. 3√3 𝑉𝑚
Proses pengubahan sumber DC menjadi AC 𝑉𝑑𝑐 = 𝐶𝑜𝑠 𝛼......................................(1)
2𝜋
dan sebaliknya membutuhkan konverter dan Keterangan :
inverter. [1] 𝑉𝑑𝑐 ∶ Tegangan Keluaran (Volt)
𝑉𝑚 ∶ Tegangan Maksimum (Volt)
𝐶𝑜𝑠 𝛼 ∶ Sudut Penyalaan Trigger

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 2


2.5 Inverter 2.7 Rugi-Rugi Penghantar
Inverter merupakan suatu rangkaian yang Dropvoltageataudisebutdengansusut tegangan
digunakan untuk mengubah sumber tegangan merupakan perbedaan antara tegangan sumber
DC tetap menjadi sumber tegangan AC dengan dengan tegangan di beban, karena tegangan di
frekuensi tertentu. Komponen semikonduktor bebantidaksama dengan tegangan sumber
daya yang digunakan dapat berupa SCR, yaitu tegangandibebanlebihkecildari tegangan
transistor, dan MOSFET yang beroperasi sumber, dapatdisebabkan oleh faktor arusdan
sebagai sakelar dan pengubah. Rugi-rugi atau impedansisaluran.
losses yang terjadi pada inverter biasanya SusutTegangandapatdicaridengan persamaan
berupa dissipasi daya dalam bentuk 2 perhitungan jatuh tegangan (∆V)
panas.Inverter paling efisien ketika sepertiberikut: [7]
memberikan 50% sampai 90% dari rating daya ∆V=│Vk│-│Vt│………………………….(2)
terus-menerus pada beban. Bila beban Keterangan:
outputnya semakin mendekati beban kerja ∆V : Jatuhtegangan (Volt)
inverter yang tertera maka efisiensinya Vk : Nilai mutlaktegangan
semakin besar. Berikut ujungkirim(Volt)
adalahpolaswitchingrangkaianinverter Vt : Nilaimutlak tegangan
yangterlihatpada gambar 3 sebagai berikut: [6] ujungterima(Volt)
Dalam persentase perhitungan jatuh tegangan
menggunakan persamaan 3 seperti berikut :
𝑉 −𝑉
∆𝑉(%) = 𝑘 𝑡 × 100%................(3)
𝑉𝑘

III. PERANCANGAN ALAT


3.1 Gambaran Umum
Perancangan alat ini di tunjukkan untuk contoh
Gambar 3 Pola Switchingpada aplikasi dalam pengiriman tenaga listrik sistem
RangkaianInverter arus searah dalam bentuk miniatur dengan
memanfaatkan komponen elektronika daya
2.6 Silicon Control Rectifier (SCR) atau sebagai salah satu bagian penting dalam sistem
Thyristor transmisi daya arus searah. Pemasangan beban
Thyristor merupakan peralatan elektronik yang di ujung sisi pengiriman yaitu terdiri dari
terdiri dari empat lapisan semikonduktor PNPN beban resistif dan beban induktif yang mana
dan memiliki tiga sambungan PN. Thyristor kapasitas dari beban tersebut adalah sebesar 45
disebut juga dengan penyearah terkendali, watt terdiri dari 3 buah lampu pijar, 24 watt
karena memiliki gate yang berfungsi untuk terdiri dari 3 buah lampu CFL. Sistem kerja
mengendalikan arus. Teknik penyalaan dari saluran transmisi daya arus searah
thyristor yang sering digunakan yaitu terdapat pada gambar 5 di bawah ini :
menggunakan arus gerbang. Jika thyristor
Busbar
dibias maju, pemberian arus pada gerbang Konverter Inverter

dengan memakai tegangan positif antara Menara


Transmisi
Beban
gerbang dan terminal katoda akan menyalakan
thyristor. SCR berbeda dengan dioda rectifier Filter
karena dibuat dari empat buah lapis dioda,
berikut adalah gambar 4 simbol SCR dan
kontruksi dasar SCR sebagai berikut : [6] Gambar 5 Skema Sistem Saluran Transmisi
Daya Arus Searah

3.2 Komponen Pada Alat


Dalam perancangan saluran transmisi daya
arus searah sebagai media pengiriman tenaga
listrik ini menggunakan beberapa komponen
(a) (b) yang saling mendukung. Berikut komponen
Gambar 4 (a) Simbol SCR (b) Kontruksi dari alat ini dapat dilihat pada tabel 1 sebagi
Dasar SCR berikut :

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 3


Tabel 1 Daftar Komponen Tabel 2 Rancang Bagian Menara Transmisi
No Komponen Ukuran Jumlah
1 Plat alumunium dan alumunium siku No. Pengerjaan (cm) (buah)
2 Kawat penghantar 1. Simpulutamamenara
3 Volt meter dan Ampere meter (horizontal) adalah :
4 Thyristor - Simpulutamapertama
5 MCB 4 A - Simpulutamakedua 5 12
6 LampuindikatorVAC dan VDC - Simpulutamaketiga 6,4 12
7 Induktor - Simpulutamakeempat 8 12
8 Transformator - Simpulutamakelima 9,5 12
9 Relay 11,2 12
10 Dioda
Total 60
11 Capasitor 2. Simpulbantu Menara
12 Resistor (diagonal) adalah :
13 PCB - Simpulbantu pertama
- Simpulbantu kedua 8,5 12
3.3 Perancangan Konstruksi Alat - Simpulbantu ketiga 9,4 24
Pada perancangan konstruksi alat pada - Simpulbantu keempat 10,8 24
tahap ini dibagi tiga bagian penting, yaitu 12 24
antara lain :
1. Perancangan bidang alas permukaan Total 84
menara transmisi. 3. Simpul untuk Arrester
2. Perancangan dan penyusunan menara (diagonal) adalah :
transmisi keseluruhan. - - Simpul kiri
3. Pemasangan komponen pelengkap - - Simpul kanan 7 3
saluran transmisi. Total 7 36
3.3.1 Perancangan Bidang Alas Permukaan
Menara Transmisi Selanjutnya hasil dari tabel 2 di atas adalah
Pada perancangan bidang alas permukaan acuan untuk perancangan menara transmisi
menara menggunakan papan kayu triplek disusun dan dipasang sedemikian rupa,
dengan dimensi : panjang 122 cm, lebar 185 perancangan tiang ini menggunakan
cm, dan tebal 2 cm. Pemilihan bahan pada perbandingan 1 : 100 dalam centi meter (cm)
perancangan bidang alas ini berdasarkan sehingga membentuk seperti pada gambar 6 di
kekuatan tetapi mudah dibentuk. bawah ini :
3.3.2 Perancangan dan penyusunan
menara transmisi
Pembuatan menara transmisi ini dibangun
menggunakan plat alumunium, alumunium
siku, pemilihan alumunium dikarenakan
mudah dibentuk dan ditemukan. Selanjutnya 23 cm

alumunium tersebut dipotong-potong 40 cm


perbagian dengan ukutan yang telah
direncanakan dan bagian-bagian alumunium
tersebut disusun dan direkatkan menggunakan
mur dan baut yang dipasang secara kokoh.
Pada menara transmisi ini mempunyai bentuk
seperti huruf “T” dengan tinggi dan lebarnya Skala 1 : 100
adalah 40 cm x 23 cm, dan jarak vertikal
simpul utama adalah 5,5 cm. Adapun ukuran Gambar 6 Bentuk Rancang Menara
bagian-bagian menara ditulis pada tabel 2 di Transmisi
bawah ini :

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 4


3.3.3 Perencangan Komponen Pelengkap 4.2 Analisa Pada Gardu Induk (GI)
Saluran Transmisi Daya Arus Searah Konverter
(TDAS) Dalam pengujian pada peralatan konverter
Dalam sistem transmisi daya arus searah diperlukan alat ukur multimeteruntuk
terdapat beberapa komponen yang sangat mengukur tegangan keluaran pada konverter.
penting dalam perancangan saluran transmisi Tegangan input untuk pengujian adalah :
daya arus searah yaitu : 20𝐿−𝐿 . Adapun bentuk gelombang dari
1. Perancangan gardu induk (GI) tegangan input untuk pengujian di tunjukkan
konverter pada gambar 8 di bawah ini :
2. Perancangan gardu induk (GI)
inverter.

3.4. Perancangan Sistem Transmisi Daya


Arus Searah (TDAS)
Model transmisi daya arus searah yang
digunakan dalam perancangan alat ini adalah
tipe saluran jenis bipolar. Pada dasarnya
saluran jenis ini memiliki dua polaritas yaitu
kutub positif dan negatif, dalam sistem
transmisi daya arus searah hanya bagian
transmisinya saja yang berarus searah.
Diagram pengawatan dan hasil perancangan
dari sistem transmisi daya arus searah terdapat Gambar 8 Bentuk Gelombang Dari
pada gambar 7 di bawah ini : Tegangan Input

4.2.1 Perhitungan teganagn keluaran


pada konverter
dalam perancangan ini jenis konverter
yang digunakan adalah konverter 3 phasa
setengah gelombang terkendali. Berikut adalah
perhitungan tegangan keluaran pada rangkaian
konverter menggunakan persamaan 1 sebagai
berikut:
 Perhitungan untuk tegangan input 20
𝑉𝐿−𝐿 .
𝐶𝑜𝑠 𝛼 = 0
Keterangan : 𝐶𝑜𝑠 𝛼 = Sudut
Gambar 7 Hasil Perancangan Sistem TDAS Penyalaan Trigger
Jadi,
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA
3√3 𝑉𝑚
4.1 Pengujian 𝑉𝑑𝑐 = 𝐶𝑜𝑠 𝛼
Setelah perancangan dan pembuatan alat maka 2𝜋
langkah selanjutnya adalah menguji dan 3√3 𝑥 20 𝑉 𝑥 √2
𝑉𝑑𝑐 = 𝐶𝑜𝑠 0
menganalisa alat. Untuk melakukan 2𝜋 𝑥 √3
pengujiann tersebut diperlukan alat uji atau 𝑉𝑑𝑐 = 13,50 Volt
alat ukur, adapun alat-alat tersebut yaitu:
1. AVO Meter atau Multimeter 4.2.2 Pengukuran tegangan keluaran
2. Osiloskop digital pada konverter
3. Watt Meter Setelah pendekatan teoritis telah dilakukan
4. Variac 3 phasa (Potensio dengan cara menghitung tegangan keluaran
Transformator) dengan persamaan di atas, maka selanjutnya
5. Clamp meter adalah membuktikan dengan mengukur
tegangan keluaran dengan menggunakan
avometer, avometer yang digunakan adalah
merk SANWA PC 500a. Berikut adalah

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 5


gambar skema prosedur pengukuran untuk sebagai filter setelah keluaran konverter, hal
keluaran konverter pada gambar 9 di bawah ini ini bisa diamati melalui gambar 11 di bawah
: ini :
R
Grafik Pe rbandingan
Te gangan Ke luaran ( Vdc)
T 24
21.14
22

Tegangan (Volt)
Voltmeter
20
18
S
16 13.5
Ground 14
Rangkaian Trigger
12
Gambar 9 Skema Prosedur Pengukuran 10
Rangkaian Konverter Input 20 Volt
Dengan melihat skema dan prosedur
Perhitungan Pengukuran
pengukuran di atas, maka dapat dilakukan
pengukuran untuk mendapatkan hasil
Gambar 11 Grafik Perbandingan Tegangan
pengukuran yang akurat. Berikut adalah hasil
Keluaran Konverter
pengukuran tegangan keluaran dari konverter
terdapat pada tabel 3 di bawah ini :
Berdasarkan data pada gambar grafik 11 diatas
bisa di analisa bahwa persentase selisih hasil
Tabel 3 Hasil Pengukuran Tegangan
perhitungan dan pengukuran terdapat di bawah
Keluaran Konverter
ini dengan menggunakan persamaan 3:
Tegangan
PengukuranTeganganKeluaran  Persentase selisih untuk tegangan
No. Input
(Vdc) input 20 𝑉𝐿−𝐿 .
(Vac)
1 20 21,14 Persentase()=
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Berikut adalah bentuk gelombang dari 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
rangkaian konverter di atas yang diambil × 100%
21,14 𝑉𝑜𝑙𝑡 − 13,50 𝑉𝑜𝑙𝑡
menggunakan osiloskop, terdapat pada gambar = × 100%
21,14 𝑉𝑜𝑙𝑡
10 di bawah ini : = 36,14%

4.3 Analisa Rugi-rugi Saluran Pada


Sistem Transmisi Daya Searah
(TDAS)
Analisa rugi-rugi pada saluran sistem TDAS,
antara lain adalah pada saluran kabel transmisi
pada prinsipnya setiap pengiriman tenaga
listrik melalui kabel penghantar tidak akan
sepenuhnya terkirim, hal ini dikarenakan pada
kabel penghantar memiliki nilai resistansi
walaupun nilainya sangatlah kecil. Perlu
diingat dalam sistem TDAS tidak memiliki
Gambar 10 Bentuk Gelombang Pada sifat kapasitansi dalam induktansi pada
Rangkaian Konverter saluran, dikarenakan arus searah tidak
memiliki frekuensi.
4.2.3 Analisa tegangan keluaran pada 4.3.1 Hasil pengukuran tegangan pada
konverter penghantar saluran transmisi
Setelah mendapatkan hasil perhitungan dan Setelah dilakukan pengujian pengukuran
pengukuran maka bisa dianalisa bahwa tegangan pada penghantar saluran transmisi
tegangan keluaran hasil perhitungan dan berdasarkan dengan prosedur skema rangkaian
pengukuran ini memiliki selisih yang jauh diatas, maka didapat hasil pengukuran yang
berbeda dikarenakan terdapat kapasitor

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 6


ditunjukkan dalam tabel 4 sampai dengan 7 di
bawah ini : Berdasarkan data pengujian diatas maka dapat
Tabel 4 Hasil Pengukuran Tegangan Pada dihitung jatuh tegangan disisi pengiriman dan
Penghantar Saluran Transmisi Tanpa penerima pada penghantar saluran transmisi.
Beban Perhitungan jatuh tegangan pada penghantar
Tegan saluran transmisi tanpa beban, dengan beban
TeganganKi TeganganTer
Perco gan inverter, dengan beban lampu pijar 45 Watt
rim/Vk ima/Vt
baan Input dan lampu CFL 24 Watt seperti di bawah ini
(Vdc) (Vdc)
(Vac) dengan menggunakan persamaan 2 :
1 20 20,99 20,97
2 20 21,09 21,08 1. Perhitungan jatuh tegangan tanpa
3 20 21,07 21,05 beban :
4 20 21,03 21,01 ∆𝑉 = 𝑉𝑘 − 𝑉𝑡
5 20 21,06 21,04 = 21,04  21,03 Volt
Rata-rata : 21,04 21,03 = 0,01 Volt
Tabel 5 Hasil Pengukuran Tegangan Pada 2. Perhitungan jatuh tegangan dengan
Penghantar Saluran Transmisi Dengan beban inverter :
Beban Inverter ∆𝑉 = 𝑉𝑘 − 𝑉𝑡
Tegan = 13,40 Volt  12,61 Volt
TeganganKi TeganganTer = 0,79 Volt
Perco gan
rim/Vk ima/Vt 3. Perhitungan jatuh tegangan dengan
baan Input
(Vdc) (Vdc) beban lampu pijar 45 watt :
(Vac)
1 20 13,45 12,59 ∆𝑉 = 𝑉𝑘 − 𝑉𝑡
2 20 13,42 12,63 = 10,76 Volt  9,34 Volt
3 20 13,42 12,64 = 1,42 Volt
4 20 13,30 12,55 4. Perhitungan jatuh tegangan dengan
5 20 13,44 12,64 beban lampu CFL 24 watt :
Rata-rata : 13,40 12,61 ∆𝑉 = 𝑉𝑘 − 𝑉𝑡
Tabel 6 Hasil Pengukuran Tegangan Pada = 11,41 Volt  10,15 Volt
Penghantar Saluran Transmisi Dengan = 1,26 Volt
Beban Lampu Pijar 45 Watt
Tegangan TeganganK Tegangan Presentase jatuh tegangannya :
Percobaa I. Presentase jatuh tegangan tanpa beban :
Input irim/Vk Terima/Vt
n 𝑉𝑘 − 𝑉𝑡
(Vac) (Vdc) (Vdc) ∆𝑉 (%) = × 100%
1 20 10,57 9,06 𝑉𝑘
21,04 𝑉𝑜𝑙𝑡 − 21,03 𝑉𝑜𝑙𝑡
2 20 10,77 9,36 ∆𝑉 (%) =
3 20 10,79 9,34 21,04 𝑉𝑜𝑙𝑡
× 100%
4 20 10,86 9,46 ∆𝑉 (%) = 0,00047%
5 20 10,83 9,51
Rata-rata : 10,76 9,34 II. Presentase jatuh tegangan dengan beban
Tabel 7 Hasil Pengukuran Tegangan Pada inverter :
Penghantar Saluran Transmisi Dengan 𝑉𝑘 − 𝑉𝑡
Beban Lampu CFL 24 Watt ∆𝑉 (%) = × 100%
𝑉𝑘
Tegan 13,40 𝑉𝑜𝑙𝑡 − 12,61 𝑉𝑜𝑙𝑡
TeganganKi TeganganTer ∆𝑉 (%) =
Perco gan 13,40 𝑉𝑜𝑙𝑡
rim/Vk ima/Vt
baan Input × 100%
(Vdc) (Vdc)
(Vac) ∆𝑉 (%) = 0,058%
1 20 11,90 10,79 III. Presentase jatuh tegangan dengan beban
2 20 11,20 9,91 lampu pijar 45 watt :
3 20 11,32 10,00 𝑉𝑘 − 𝑉𝑡
4 20 11,33 10,02 ∆𝑉 (%) = × 100%
𝑉𝑘
5 20 11,34 10,03
Rata-rata : 11,41 10,15

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 7


10,76 𝑉𝑜𝑙𝑡 − 9,34 𝑉𝑜𝑙𝑡 Berikut adalah grafik dari hasil pengukuran
∆𝑉 (%) = tegangan pada rangkaian inverter ditunjukkan
10,76 𝑉𝑜𝑙𝑡
× 100% pada gambar 13 di bawah ini :
1,42 𝑉𝑜𝑙𝑡
= 𝑥100 % G R A F I K P EN G UKUR A N
10,76 𝑉𝑜𝑙𝑡
∆𝑉 (%) = 0,131% T EG A N G A N I N VER T ER
IV. Presentase jatuh tegangan dengan 13.4

TEGANGAN (VOLT)
14 12.61
beban lampu CFL 24 watt : 13 11.41
12 10.76
𝑉𝑘 − 𝑉𝑡 11 9.34
10.15
∆𝑉 (%) = × 100% 10
𝑉𝑘 9
11,41 𝑉𝑜𝑙𝑡 − 10,15 𝑉𝑜𝑙𝑡 8
∆𝑉 (%) = Inverter Tanpa Beban Lampu Beban Lampu
11,41 𝑉𝑜𝑙𝑡 Beban Pijar 45 Watt CFL 24 Watt
× 100%
1,26 𝑉𝑜𝑙𝑡 Tegangan Pengiriman Tegangan Penerimaan
= 𝑥100 %
11,41 𝑉𝑜𝑙𝑡
∆𝑉 (%) = 0,110%
Gambar 13 Grafik Pengukuran Tegangan
Berikut adalah grafik jatuh tegangan pada Pada Inverter
penghantar saluran transmisi yang ditunjukkan Pada gambar 13 di atas ditunjukkan grafik
pada gambar 12 di bawah ini : hasil dari pengukuran tegangan inverter di sisi
JATUH TEGANGAN (VOLT) pengiriman dan disisi penerimaan dengan tiga
1.5 percobaan yang berbeda yaitu, inverter tanpa
1.26
1.42 beban, inverter menggunakan beban lampu
pijar 45 watt dan inverter menggunakan beban
Tegangan (Volt)

1
lampu CFL 24 watt. Adapun grafik dari hasil
0.79
0.5
pengukuran arus pada rangkaian inverter di
tunjukkan pada gambar 14 di bawahini :
0 0.01
Tanpa Beban Beban Inverter Beban Lampu Beban Lampu
Pijar 45 Watt CFL 24 Watt
GRAFIK PENGUKURAN
Jatuh Tegangan…
Gambar 12 Grafik Jatuh Tegangan Pada
ARUS INVERTER
3.11 3.1 3.02 3.01
Arus (Ampere)

Saluran transmisi 4
1.66 1.65
2
4.4 Analisa Rugi-Rugi Pada Gardu 0
Induk (GI) Inverter Inverter Tanpa Beban Lampu Beban Lampu
Pada pengujian ini tegangan transmisi diatur Beban Pijar 45 Watt CFL 24 Watt
mulai 12 Volt sampai dengan 15 Volt, hal ini
Arus Pengiriman Arus Penerimaan
dikarenakan input tegangan kerja inverter
adalah 12 Volt sampai dengan 15 Volt.
Gambar 14 Grafik Pengukuran Arus Pada
4.4.1 Pengujian pengukuran pada
Inverter
rangkaian inverter 3 phasa
Pada gambar 14 di atas ditunjukkan grafik
Skema pengujian sangat perlu dilakukan
hasil dari pengukuran arus inverter di sisi
dalam pengujian alat agar prosedur pengujian
pengiriman dan disisi penerimaan dengan tiga
tersusun dengan baik. Berikut adalah beban
percobaan yang berbeda yaitu, inverter tanpa
yang digunakan pada pengujian rangkaian
beban, inverter menggunakan beban lampu
inverter yang ditunjukkan dalam tabel 8 di
pijar 45 watt dan inverter menggunakan beban
bawah ini :
lampu CFL 24 watt.Adapun bentuk gelombang
Tabel 8 Daftar Jenis Beban Untuk Pengujian
dari rangkaian inverter yang di ambil
Daya Tegangan Frekuensi
No. Beban menggunakan osiloskop di tunjukan pada
(Watt) (Volt) (Hz)
gambar 15 di bawah ini :
3 Lampu CFL 8
1 24 220 – 240 50 – 60
Watt
3 Lampu Pijar 15
2 45 220 – 240 50 – 60
Watt

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 8


sistem TDAS tidak memiliki rugi-rugi
kapasitansi dan induktansi.
3. Inverter dengan tegangan sumber yang
sama yaitu 13,50 volt pada keadaan
tidak terpasang beban menerima
tegangan rata-rata 12,61 volt dan arus
rata-rata 1,65 amper, dengan beban
lampu pijar 45 Watt menerima
tegangan rata-rata 9,34 volt dan arus
Gambar 15 Bentuk Gelombang Pada rata-rata 3,10 amper dan dengan beban
Inverter lampu CFL 24 Watt menerima
Pada gambar 15 di atas ditunjukkan bentuk tegangan rata-rata 10,15 volt dan arus
gelombang dari inverter yang di ambil rata-rata 3,01 ampere.
menggunakan osiloskop, bentuk gelombang 5.2 SARAN
tersebut merupakan hasil pengukuran antara Setelah dilakukannya pengujian dan analisa,
netral dengan fasa pada keluaran tegangan dari adapun saran yaitu sebagai berikut:
rangkaian inverter. 1. Untuk sudut penyalaan thyristor bisa
V. KESIMPULAN DAN SARAN di coba dengan sudut penyalaan yang
5.1 Kesimpulan lain (bukan nol) sudut penyalaannya.
Setelah melakukan perancangan dan pengujian 2. Hasil gelombang tegangan inverter
alat, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan kurang bagus (bukan sinusoidal)
yaitu sebagai berikut : sehingga harmonisa juga kurang
1. Tegangan keluaran DC dari rangkaian bagus, agar gelombang tegangan
konverter antara perhitungan pada inverter mendekati sinusoidal bisa
tegangan 20 volt AC adalah 13,50 volt digunakan metode Pulse Width
DC dengan hasil pengukuran pada Modulation (PWM).
tegangan 20 volt AC adalah 21,14 volt
DC, selisih sebesar 36,14%, hal ini DAFTAR PUSTAKA
dikarenakan dipasang kapasitor setelah [1] Vijay K, 2004, HVDC and FACTS
keluaran konverter yang berfungsi Controllers Applications od
sebagai filter. StaticConverter in Power System,
2. Jatuh tegangan akibat kabel Kluwer Academic Publishers, Boston.
penghantar pada saluran transmisi [2] Ariwibowo dan Desmira, 2016,
tanpa beban dengan tegangan kirim Analisis Kerugian Daya Pada Saluran
(Vk) 21,04 volt DC dan tegangan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi
terima (Vt) 21,03 volt DC selisih 500 KV Unit Pelayanan Transmisi
tegangan sebesar 0,01 volt dalam Cilegon Baru-Cibinong,
persentase sebesar 0,00047%, dengan Jurnal.Untirta.ac.id, Vol. 1, No.1.
beban inverter tegangan kirim (Vk) [3] Artono, 2004, Buku Pegangan Teknik
13,40 volt DC dan tegangan terima Tenaga Listrik II, Pradnya Paramita,
(Vt) 12,61 volt DC selisih tegangan Jakarta.
sebesar 0,79 volt dalam persentase [4] Istanto W. Djatmiko, 2010,
sebesar 0,058%, dengan beban lampu Elektronika Daya, Kementrian
pijar 45 watt tegangan kirim (Vk) Pendidikan Nasional Universitas
10,76 volt DC dan tegangan terima Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
(Vt) 9,34 volt DC selisih tegangan [5] Usman, 2017, Perancangan dan
sebesar 1,42 volt dalam persentase Pembuatan Trainer Penyearah
sebesar 0,131%, dengan beban lampu Terkendali 3 Fasa, Jurnal Teknologi
CFL 24 watt tegangan kirim (Vk) Terpadu, Vol. 5, No. 1
11,41 volt DC dan tegangan terima [6] Muahammad H., 1999, Elektronika
(Vt) 10,15 volt DC selisih tegangan Daya Jilid I, Prenhallindo, Jakarta.
sebesar 1,26 volt dalam perentase [7] Basri H, 1997, Sistem Distribusi Daya
sebesar 0,110%, hal ini dikarenakan listrik, ISTN, Jakarta.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 9


PENULIS
1) Riyan Ramadani, ST.
Alumni (2017) Program Studi
Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Pakuan
Bogor.
PEMBIMBING
2) Prof. Dr. Ir. H. Didik
Notosudjono., M. Sc. Selaku
Guru Besar Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor. 3) Agustini Rodiah Machdi,
ST., MT. Staf Dosen Program Studi Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 10

Anda mungkin juga menyukai