Lapkas Presbo Print
Lapkas Presbo Print
PENDAHULUAN
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat
digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini
dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama
kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan
menjadikannya indicator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan (Depkes RI,
2013).
1
neonatorum. Asfiksia ini disertai hipoksia hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.
Konsekuensi fisiologis pada asfiksia adalah depresi susunan saraf pusat. Kerusakan
otak sebagai akibat dari hipoksia-iskemik serebral merupakan penyebab utama dari
kesakitan dan kematian pada bayi dan anak.
2
penting. Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah
dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik (Sari, 2014).
3
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Nama : Ny. S
Usia : 32 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Jawa
No MR : 002796xx
2.2 ANAMNESIS
Keluhan utama
Nyeri perut mau melahirkan
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri pada perut, nyeri hilang timbul, makin lama makin
sering. Keluar lendir darah (+) pada saat pukul 03.00 subuh tadi. Keluar air-air (+).
Pasien lalu ke bidan di puskesmas pagatan II, setelah dilakukan pemeriksaan
didapatkan bayi dalam posisi letak sungsang kemudian langsung dirujuk ke RSUD
Murjani Sampit. Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih
dirasakan.
4
Riwayat Hamil Muda
Mual (+), muntah (+) tetapi tidak mengganggu aktivitas, tekanan darah tinggi
(-), diabetes mellitus (-), perdarahan (-), keputihan (-).
Riwayat Prenatal Care
Kontrol kehamilan di Bidan 2 kali, dan tidak pernah dilakukan pemeriksaan
usg.
Riwayat Minum Obat
Konsumsi vitamin berupa asam folat dari bidan
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (-), asma (-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-),
kelainan darah (-) dan alergi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), asma (-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-), kelainan
darah dan alergi disangkal.
Riwayat Menstruasi
Haid pertama kali pada usia 13 tahun, siklus haid 26 hari, lama haid 5-7 hari,
ganti pembalut 2-3 kali setiap harinya, dan tidak ada keluhan nyeri pada saat
haid.
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali pada saat usia 16 tahun
Riwayat Obstetri
G3p2A0 :
1. Perempuan, aterm, BBL ibu lupa, spontan, normal, bidan, sehat.
2. Perempuan, aterm, BBL ibu lupa, spontan, normal, bidan, sehat.
3. Hamil ini
Riwayat KB
Memakai Pil KB, lama pemakaian selama ± 8 tahun
5
Riwayat sosial ekonomi
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD.
Suami pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan pendidikan terakhir SD.
Tanda-Tanda Vital
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 360 C
TB : 153 cm
BB : 55 kg
Status Generalis
6
Genitalia : Status obstetrikus
Ekstremitas : Edema (-/-), akral hangat, CRT <2 detik, sianosis (-/-)
Status obstetrik
Abdomen
TFU : 33 cm
His : (-)
Pemeriksaan Genitalia
Genitalia eksterna
7
Genitalia interna:
VT:
Pasien Ny S usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut, nyeri
hilang timbul, makin lama makin sering. Keluar lendir darah (+) pada saat pukul
03.00 subuh tadi. Keluar air-air (+). Pasien lalu ke bidan di puskesmas pagatan II,
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bayi dalam posisi letak sungsang
kemudian langsung dirujuk ke RSUD Murjani Sampit. Pasien mengaku hamil cukup
bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
8
2.5 TATALAKSANA AWAL
Pro SC
Pasang DC
Injeksi cinam 1,5 gr
IVFD RL 16 tpm
9
Prosedur selesai
2.8 Follow up
Tanggal S O A P
St. Generalis :
Konjungtiva
anemis (-/-)
St. Obstretri
Abdomen :
TFU teraba 2 jari
dibawah pusat,
kontraksi baik,
soepel, BU (+)
normal
Genitalia : v/u
tenang,
10
perdarahan
pervaginam (+)
tidak aktif .
St. Generalis :
dalam batas
normal
St. Obstretri
Abdomen :
TFU teraba 2 jari
dibawah simfisis,
kontraksi baik,
supel, BU (+)
normal, nyeri
tekan (-).
Genitalia : v/u
tenang,
11
perdarahan
pervaginam (-).
12
BAB III
TINJAUAN TEORI
Presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki
rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bawah kavum uteri. Presentasi bokong dapat diklasifikasikan dengan bagian
tubuh janin berdasarkan presentasi dan posisi janin (Prawirohardjo, 2013).
13
• Telapak kaki berada paling dekat dengan kepala dan bokong
menempati segmen bawah uterus
Frank Breech sangat membantu saat proses dilatasi serviks tetapi posisi frank
breech sulit untuk dilakukan External Cephalic Version (ECV) yang bertujuan untuk
mengembalikan posisi janin ke posisi yang seharusnya yaitu kepala janin yang berada
pada kavum dibawah uterus. Pada posisi ini sangat jarang terjadi prolaps tali pusat
dan janin juga jarang terjebak di serviks. Sebaliknya flexed dan footling dapat
meningkatakan terjadinya prolaps tali pusat dan kepala janin sering terjebak di
serviks (Gimovsky, 1995).
3.2 Epidemiologi
14
SC untuk mengurangi dan menekan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi,
sedangkan untuk kasus persalinan non-pramigravida, persalinan seksio sesaria baru
dianjurkan apabila terdapat indikasi penyulit tambahan. Pada penelitian di rumah
sakit ini mendapatkan hasil bahwa pada primigravida dengan presentasi bokong yang
menjalani persalinan pervaginam prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan
persalinan seksio sesaria. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 jenis
persalinan dalam terminasi kehamilan pada primigravida lebih tinggi dengan
persalinan seksio sesaria sebesar 41% dibandingkan dengan persalinan pervaginam
hanya 36,5% (Heristanto, 2013).
3.3 Etiologi
Hanya 15% dari seluruh kasus presentasi bokong yang diketahui etiologinya.
Penyebab presentasi bokong yang lain belum diketahui tetapi berhubungan dengan
abnormalitas yang bisa menyebabkan terjadinya presentasi bokong. Selama 35
minggu pertama kehamilan janin biasanya masih sering berubah presentasinya,
seperti normalnya janin dalam rahim. Ketika janin prematur ukuran janin lebih kecil
dari ukuran rahim. Karena alasan inilah presentasi bokong terjadi lebih sering pada
bayi prematur dari pada bayi yang cukup minggu. Presentasi bokong juga bisa terjadi
karena gangguan dengan proses normal di antara kepala janin, cavum uteri dan
rongga pelvis. Plasenta previa, anomali uteri, tumor pelvik, kelainan kongenital janin
khususnya hidrosefalus dan anensefalus, semuanya dapat mengganggu posisi janin.
15
merekomendasikan bahwa pasien dengan presentasi bokong aterm dalam kehamilan
tunggal harus merencanakan persalinan seksio sesaria (Walsh et al, 2010).
3.4 Diagnosis
16
ultrasonografis berdasarkan ukuran diameter biparietal, lingkar kepala, lingkar
perut dan panjang tulang femur. Gambaran ultrasonografi tentang ekstremitas
bawah dapat memberikan informasi tentang jenis presentasi bokong
(Prawirohardjo, 2013).
Skor 0 1 2
Station -3 -2 -1 atau
lebih
rendah
Pembukaan <2 cm 3 cm >4 cm
17
Prinsip dasar persalinan dengan presentasi bokong
1. Persalinan pervaginam
a. Persalinan spontan (spontaneous breech)
Janin di lahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini
disebut cara Bracht.
18
meregangkan kaki di bagian pinggul. Kemudian terjadi fleksi spontan lutut
dan dilanjutkan dengan lahirnya kaki.
19
Gambar 2.3 Langkah 7
8. Putar badan bayi untuk melahirkan lengan hingga dada (Loveset Manoeuvre).
20
Gambar 2.4 Loveset Manoeuvre
9. Jaga kepala dalam posisi fleksi dengan memberi tekanan pada bagian
suprapubik ibu.
21
10. Badan bayi didukung dalam posisi horizontal atau dibiarkan menggantung
hingga leher muncul di introitus vagina. Kemudian lahirkan kepala bayi
(Saxena, 2013).
22
posisinya tetap dipertahankan sehingga akan lahir berturut-turut dagu,
mulut, hidung, dahi, dan kepala bayi seluruhnya, dan teknik tetap
dipertahankan seperti cara di atas dengan mengarahkan terus ke arah
perut ibu hingga kepala selesai lahir (Sastrawinata, 2005).
3.8 Komplikasi
1. Asfiksia akibat :
23
Ruptur uterus
• Komplikasi dariLSCS, forcep, dan vacum saat persalinan
• Infeksi karena manipulasi
3.9 Prognosis
Risiko janin dalam hal kematian perinatal cukup besar dalam persalinan
bokong pervaginam. Dua per tiga kematian ini adalah hasil dari kelainan bawaan atau
infeksi dan satu per tiga dari trauma dan asfiksia. Faktor-faktor rumit seperti
prematuritas, trauma persalinan, malformasi kongenital sangat membahayakan janin.
Dikoreksi perinatal mortalitas berkisar 5-35 per 1000 kelahiran.
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien Ny S usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut, nyeri
hilang timbul, makin lama makin sering. Keluar lendir darah (+) pada saat pukul
03.00 subuh tadi. Keluar air-air (+). Pasien lalu ke bidan di puskesmas pagatan II,
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bayi dalam posisi letak sungsang
kemudian langsung dirujuk ke RSUD Murjani Sampit. Pasien mengaku hamil cukup
bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Presentasi bokong umumnya terjadi pada akhir trimester kedua kehamilan atau
mendekati aterm. Faktor predisposisi untuk presentasi bokong selain usia kehamilan
adalah relaksasi uterus yang dapat disebabkan oleh multiparitas, bayi multipel,
hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, presentasi bokong
sebelumnya, anomali uterus dan berbagai tumor dalam panggul juga pada plasenta
yang terletak didaerah kornu fundus uteri.1
25
McDonald’s yang diperoleh dari tinggi fundus uterus. Pada pasien didapatkan tinggi
fundus uteri 32 cm yang sesuai dengan usia kehamilan berkisar 36-37 minggu atau
aterm. Jadi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan pada pasien dapat disimpulkan
usia kehamilannya sudah aterm, sehingga diagnosis kehamilan pada pasien ini sudah
tepat.3,4
Pada pasien ini didapatkan jumlah skor dari kriteria diatas bernilai 4 yaitu
paritas multipara, umur kehamilan ≤ 37 minggu, Tbj 3629-3176, belum pernah
presentasi bokong, penurunan ≤ 3, belum ada pembukaan, sehingga pada pasien ini
dilakukan seksio cesar.
26
BAB V
KESIMPULAN
1. Diagnosis kehamilan dengan presentase bokong pada pasien ini sudah sesuai
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan
presentase bokong yaitu multiparitas, bayi multipel, hidramnion,
oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, presentasi bokong sebelumnya,
anomali uterus dan berbagai tumor dalam panggul juga pada plasenta yang
terletak didaerah kornu fundus uteri. Pada pasien ini faktor yang
menyebabkan terjadinya presentase bokong yaitu multiparitas.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://terbitasn.litbang.depkes.go.id/penerbitan
/index.php/blp/catalog/download/63/92/236-1
28
Mostello, D., Chang, J.J., Bai, F., et al., 2014 Breech Presentation at
Delivery: A Marker For Congenital Anomaly?. Journal of Perinatology.
Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24157495
8. Oktorina, N., 2014 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Letak Sungsang di
RSUD Bangkinang Tahun 2013.
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=18
9. Prawirohardjo, S., 2013 Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Prawirohardjo, S., 2013 Ilmu Kebidanan Edisi ke-4 Cetakan ketiga. Jakarta:
PT. Bina Pustaka
10. Pernoll, M.L., 2011 Benson & Pernoll’s Handbook of Obstetrics &
Gynecology. New York: McGraw – Hill
11. Ratcliffe, Baxley, Cline, Sakornbut., 2008 Family Medicine Obstetrics Third
Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier
12. Sari, N.K., 2014 Hubungan Tingkat Paritas dan Kejadian Letak Sungsang
pada Ibu Bersalin di RSUD dr. R. Koesma Tuban Tahun 2008. Diunduh dari:
http://lppm.stikesnu.com/wp-content/uploads/2014/02/71.pdf
13. Satrawinata, Sulaiman, Marthaadi, S.D., et al. 2005 Ilmu Kesehatan
Reproduksi: Obstetri Patologi edisi ke-2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
14. Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2013. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi Ke-4. Jakarta: Sagung Seto
15. Saxena, R., 2013 Evidence Based Color Atlas Of Obstetrics & Gynecology
Diagnosis and Management First Edition. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers
16. Sirisena, L.A.W, Sirisena, T.B., Silva, P.D., Ranathunga, A., 2010
Management of Breech Presentation. SLCOG National Guidelines. Diunduh
dari: http://www.gfmer.ch/SRH-Course-2010/national-
guidelines/pdf/Management-Breech-Presentation-SLCOG.pdf
29
17. Supartini, Mudzolifah, S., 2012 Hubungan Antara Usia Dan Paritas Dengan
Letak Sungsang Pada Ibu Bersalin.
http://digilib.unipasby.ac.id/download.php?id=175
18. Taillefer, C., Dube, J., 2010 Singleton Breech at Term: Two Continents, Two
Approaches. Journal of Obstetrics and Gynecology.
http://www.academia.edu/7848251/Singleton_Breech_at_Term_Two_Contine
nts_Two_Approaches
19. Turner, M.J., 2006 The Term Breech Trial : Are The Clinical Guidlines
Justified by The Evidence?. Journal of Obstetrics and Gynecology. Diunduh
dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17000490
20. Walsh, B.K., Czervinske, M.P., Diblasi, R.M., 2010 Perinatal and Pediatric
Respiratory Care. USA : Saunders Elsevier
21. World Health Organization, 2014 Maternal Mortality.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/
30