Anda di halaman 1dari 19

BAB VII

KESETIMBANGAN ASAM BASA

Sasaran pembelajaran dari bab ini adalah mahasiswa mampu:


1. Mengetahui dasar klasifikasi asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis
2. Menghitung pH larutan: asam, basa, penyangga dan garam
3. Menjelaskan eksistensi konsep kesetimbangan dalam larutan asam-basa

7.1 TEORI ASAM BASA


Asam dan basa adalah sifat kimia zat yang sangat penting untuk diketahui. Sifat asam
basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat tersebut. Ada tiga teori dasar mengenai
asam dan basa.

a. Arrhenius
Asam adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan ion H + dalam
larutannya, sebagaimana contoh senyawa berikut:
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO-(aq)

Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan OH-
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)

b. Bronsted dan Lowry


Asam adalah ion atau molekul yang dapat memberikan proton (H +) kepada basa dan
disebut donor proton sedangkan basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima proton
disebut akseptor proton. Proton adalah inti atom H (atom H yang ”telanjang”) yang tidak
mempunyai elektron.

VII-1
HCl(aq) + NH3(aq) NH4+ (aq) + Cl-(aq)
asam1 (a1) basa1(b1) asam2(a2) basa2 (b2)

Setiap asam mempunyai basa konjugasi, demikian juga setiap basa mempunyai asam konjugasi.
Dari contoh reaksi diatas maka b2 disebut basa konjugasi dari HCl sebab bila HCl melepaskan
sebab bila HCl melepaskan ion H+ maka tersisa adalah ion CI- yang bersifat basa, demikian juga
a2 adalah asam konjugasi dari b1 sebab bila NH3 menerima ion H+ maka terbentuk ion NH4+ yang
bersifat asam.

c. Lewis
Asam adalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas (akseptor
pasangan elektron) dalam suatu reaksi kimia. Basa adalah suatu spesies yang dapat memberikan
pasangan elektron bebas (donor pasangan elektron).

AlCl3 + PCl3  Cl3AlPCl3

AlCl3 adalah asam karena dapat menerima pasangan elektron dari PCl3 dan PCl3 adalah basa
karena dapat memberikan pasangan elektron bebasnya.

7.2 KEKUATAN ASAM BASA


Kekuatan asam dan basa tergantung pada kemampuannya berionisiasi, makin banyak
yang teriornisasi berarti makin kuat sifatnya. Kekuatan basa juga tergantung dari ukuran ion
positif dan negatifnya serta besar muatannya, bila ion positifnya bertambah besar dan muatannya
lebih kecil maka kecenderungannya mengadakan pemisahan antara ion positif dan negatif besar.
Basa dari logam alkali adalah basa kuat karena ukuran ion positifnya besar dan muatannya kecil.
Sebagai contoh, KOH adalah basa kuat dibanding NaOH karena ion K + lebih besar dari pada ion
Na+. Dalam periode yang sama pada susunan berkala dijumpai NaOH adalah basa kuat dari
Mg(OH)2 dan lebih kuat dari Al(OH)3 maka susunan kebasaannya adalah NaOH > Mg(OH)2 >
Al(OH)3. HBr adalah asam kuat dibanding HCl karena ion Br - lebih besar dari pada Cl -. HCl
disebut juga asam berbasa satu karena mengikat satu atom H yang dapat dilepaskan, demikian
juga H2SO4 adalah asam yang berbasa dua. Untuk asam yang berbasa banyak, sebagai contoh
asam fosfat dalam larutan air terionisasi seperti dibawah:

VII-2
H3PO4  H+ + H2PO4 ionisasi primer
H2PO-4  H+ + H2PO-4 ionisasi sekunder
HPO4  H+ + PO-3 ionisasi tersier
Untuk asam-asam yang berasal dari atom yang sama seperti atom S atau Cl yang
mempunyai beberapa bilangan oksidasi, maka kekuatan asamnya bergantung pada bilangan
oksidadsi dari atom tyersebut. Bilangan oksidasi yang lebih tinggi mempunyai kekuatan asam
yang lebih besar. Contoh antara H2SO4 dan H2SO3

Atom S pada H2SO4 dan H2SO3 mempunyai bilangan oksidasi masing-masing +6 dan +4, maka
atom S pada H2SO4 mempunyai gaya tarik terhadap elektron lebih besar terhadap elektron yang
lebih besar terhadap elektron yang dipakai bersama berkaitan antara atom O dan atom H
menyebabkan atom H mudah lepas. Jadi H2SO4 bersifat asam lebih kuat dari pada H2SO3.
Kekuatan asam juga dipengaruhi oleh atom yang terikat keelektronegatifannya besar
menggantikan atom H seperti atom Cl yang bersifat menarik elektron sehingga mempengaruhi
mudahnya ion H+ lepas.

Tabel 7.1 Pengaruh efek elektrolit terhadap kekuatan asam.

Atom Asam Struktur Kekuatan Asam


Cl yang mempunyai HClO (Cl=+1) Cl(OH)
beberapa bilangan HClO2 (Cl=+3) ClO(OH)
oksidasi
HClO3 (Cl=+5) ClO2 (OH)
HClO4 (Cl=+7) ClO3 (OH)
Cl menggantikan H HC2H3O2 CH3CO(OH)
HC2H2ClO2 ClCH2CO(OH)
HC2Cl2O2 Cl2CHCO(OH)
HC2Cl3O2 Cl3CCO(OH)

7.3.POTENSI HIDROGEN, pH

VII-3
Konsentrasi ion hidrogen dalam air kadang-kadang sulit untuk menuliskannya karena
konsentrasinya sangat kecil, maka “Sorensen” mengusulkan penulisan konsentrasi ion hidrogen
yang lebih sederhana dikenal sebagai pH yang dinyatakan sebagai berikut:

atau

7.4 REAKSI PROTOLISIS DAN KESETIMBANGAN DALAM AIR


Protolisis adalah reaksi yang melibatkan proton (H+), untuk asam kuat basa kuat tidak
mengalami kesetimbangan karena reaksi dianggap berlangsung satu arah sedangkan zat lain yang
dapat berlangsung reaksi kesetimbangan sebagai berikut:

a. Kesetimbangan air murni.


b. Kesetimbangan larutan asam lemah
VII-4
c. Kesetimbangan basa lemah
d. Kesetimbangan asam lemah dan garamnya dari basa kuat atau sebaliknya.
e. Kesetimbangan garam yang berasal dari asam atau basa lemah.

7.4.1. Kesetimbangan air murni


Berdasarkan reaksi berikut,

[ H  ][OH - ]
K 
[H 2 O]

Konsentrasi air murni pada suhu 250C adalah 55,4 mol/L

Derajat ionisasi air (α) pada suhu 250C = 1,81 x 10-9 dan [H2O] = 55,4 mol/L

Jika suhu naik Kw juga naik sehingga pKw turun. Karena konsentrasi ion H+ dalam air
adalah 1,00 x 10-7 mol/L atau pH = 7, maka larutan yang:
pH = 7 (bersifat netral)
pH < 7 (bersifat asam dalam air)
pH > 7 (bersifat asam dalam air)
7.4.2. Asam kuat dan basa kuat dalam air
Asam kuat dan basa kuat dianggap terurai sempurna dalam larutan air sehingga tidak
terjadi keseimbangan, konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang terbentuk sama dengan konsentrasi
semula. Asam kuat ialah asam yang dapat memberikan hampir semua protonnya pada air
meskipun berada dalam larutan yang encer.

7.4.2.1. Asam kuat dalam Air


Larutan HCl 0,1 M dalam air menghasilkan ion H+ sebanyak 0,1 M, H+ adalah proton
yang terhidrasi berbentuk H3O+. Reaksinya, HCl + H2O  H3O+ + Cl-. Sehingga nilai pH-
nya = -log 0,1 = 1. asam kuat yang lain adalah: H2SO4, HNO3, HBr, HI dan sebagainya.

Contoh soal:

VII-5
Hitung pH larutan H2SO4 0,05M dalam air jika senyawa tersebut trinisasi sebagai berikut,reaksi:
H2SO4  2H+ + SO42-
Bila semua ada H2SO4 0,05M, maka terdapat jumkah H+ sebanyak 2 x 0,05 = 0,01M.
Sehingga nilai pH-nya = -log 0,1 = 1

7.4.2.2 Keasaman dari suatu larutan


Keasaman sebenarnya ialah menentukan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Maka pH
larutan menentukan keasaman yang sebenarnya. Keasaman potensial tidak ditentukan oleh
konsentrasi ion H+, tapi oleh jumlah ion [H+] yang dapat diikat oleh ion hidroksil [OH-]. Jadi
keasaman potensial dapat ditentukan dengan cara netralisasi oleh suatu basa. Sebagai contoh
dalam larutan HCl 0,1N dan asam asetat 0,1N, maka derajat keasaman potensialnya adalah sama
sebab jika dititrasi memerlukan NaOH denan jumlah yang sama. Tetapi larutan asam kuat HCl
empunyai lebih banyak ion H+ kerena dalam larutan terurai sempurna (dianggap terurai semua)
sedangkan asam asetat (asam cuka) hanya sebagian kecil molekul asam asetat yang terurai
menjadi ion asetat dan ion H+ maka derajat keasaman sebenarnya untuk HCl lebih tinggi dari
pada asam cuka atau pHnya lebih rendah.

7.4.2.3 Basa kuat dalam air


Larutan NaOH 0,1 M dalam air menghasilkan OH- sebanyak 0,1 M juga sehingga
pOHnya = -log 0,1 = 1 yang berarti pH = 14 – pOH = 14 – 1 = 13. Contoh lain basa kuat adalah
semua larutan basa yang berasal dari golongan IA dan IIA seperti; KOH, CsOH, Ca(OH) 2,
Ba(OH)2 dan sebagainya.

7.4.3 Kesetimbangan asam lemah dan basa lemah dalam air


Asam monopotrik adalah asam yang memberikan satu protonnya per unit, ataudari asam
konyugasi suatu basa kuat yang dapat melepaskan proton (H+). Suatu asam-asam monopotrik
lemah misalnya Na+ dari hasil konyugsi NaOH atau dari molekul asam lemah dalam air seperti
CH3COOH, asam benzoat dan sebagainya. Basa monopotrik adalah basa yang per unitnya dapat
menerima satu proton, atau melepaskan ion hidroksil (OH -). Suatu basa monopotrik lemah
misalnya A- dari hasil konyugasi dari HA atau dari molekul NH4OH dalam air. Contoh lain basa
lemah adalah hampir semua kation yang bukan dari golongan IA dan IIA dari tabel berkala
mengikat OH- seperti Al(OH)3, Fe(OH)3. perhatikan basa konyugasi dari suatu asam kuat.
Meskipun istilah asam lemah dan basa lemah batasannya tidak jelas namun beberapa
orang menganggap asam lemah bila larutannya yang konsentrasinya 1 M teruarai menjadi ion-

VII-6
ionnya tidak lebih dari 1% ini disebut derajat ionisasi atau dalam hal ini disebut derajat protolisis
(  ) sehingga bila suatu asam lemah monoprotik yang terurai maksimal 1% berarti Ka nya
hanya sekitar 1 x 10-4.

7.4.3.1 Kesetimbangan asam lemah dalam air


 
HA + H2O  H 3 O  A
[ H 3 O  ][A - ]
K 
[ HA][H 2 O]

Karena HA adalah asam lemah maka hanya sedikit yang teruarai menjadi ion-ion yang
berarti hanya butuh sedikit sekali molekul H2O yang bereaksi sehingga dianggap konsentrasi
H2O tetap.
[ H 3 O  ][A - ]
Ka = K x [H2O] =
[HA]
Ka adalah tetapan kesetimbangan asam, yang menentukan kekuatan suatu asam, makin besar Ka
makin kuat asam tersebut.

Hukum Pengenceran Ostwald

HA + H2O ↔ H3O + A-
(1 – α)c αc αc
Keterangan: α = derajat protolisis, c = konsentrasi (mol/L)

[H 3 O  ][A - ]
K
[ HA][H 2 O]
[ H 3 O  ][A - ]
K [ H 2 O]  Ka 
[HA]
cxc  c2 2
 2c
Ka   
(1 -  )c (1   )c (1   )

Karena harga Ka lebih kecil dari 10-4 maka dianggap 1-α 1 maka

 2c
Ka 
(1   )

Bila α kecil, (1- α) = 1 maka


Ka Ka
Ka 2 c   2   
c c

VII-7
Dari rumus diatas terlihat bahwa nilai α tergantung dari nilai Ka dan c, sedang Ka adalah tetapan
maka nilai c (konsentrasi) besar nilai α kecil. Bila persamaan umum untuk asam lemah dalam air
adalah,
HA + H2O  H3O+ + A-
(1- α)c αc αc

Karena setiap molekul HA yang bereaksi dengan air menghasilkan satu ion H3O+dan satu ion A-
maka dalam larutan terdapat konsentrasi [H3O+] yang sama dengan konsentrasi [A-], anggapan
ini berlaku untuk asam yang konsentrasinya tidak terlalu kecil sehingga konsentrasi [H3O+] yang
berasal dari air dapat diabaikan, [H3O+] = [A-] = αc

Ka  c 2
[ H 3 O  ]  c   Ka  c
c

pH = - log [H3O+]
= - log Ka  c
= -1/2 (log Ka + log c) = ½ (- log Ka – log c)
pH = -1/2 (pKa – log c) = ½ pKa – ½ log c

Contoh soal:
Derajat protolisa dan pH larutan asam asetat 0,005 M, jika Ka = 1,8 x 10-5
Pembahasan:
CH3COOH + H2O  H3O+ + CH3COO-
-3
0,005 M = 5 x 10 M

Ka 1,8  10 5 x 10-2
   36  10 4 = 6
c 5  10 3
[H3O+] = Ka x c = 1,8  10 5  5  10 3 = 3 x 10-4
pH = - log [H3O+] = -log 3 x 10-4 = 3,52
atau pH = ½ (pKa – log c)
= ½ (4,74 – log 5 x 10 -3) = ½(4,74 + 2,3) = 3, 52

7.4.3.2 Kesetimbangan basa lemah dalam air


Reaksi basa lemah dengan air adalah sebagai berikut:

Misal konsentrasi mula-mula c dan derajat protolisa α, maka diperoleh:

VII-8
Karena [HA] = [OH-] maka,

Jika Kb harga 10-4 atau lebih kecil maka (1- α) = 1, maka Kb = α2c

7.4.4 Larutan buffer atau larutan dapar


Jika kita ingin larutan dengan pH = 2, maka dengan mudah dibuat dari larutan HCl 0,01
N, tapi jika kita inginkan pH = 6, tidak bisa diperoleh dari larutan HCl 10 -6 N karena ada ion H+
dari air yang tidak boleh diabaikan. Demikian juga jika kita ingin pH 12 dapat dengan mudah
dibuat dari larutan NaOH 0,01 N, tapi bila diinginkan pH = 8 tidak bisa dibuat dari larutan
NaOH 10-6 N karena ada ion OH- dari air yang tidak bisa diabaikan. Untuk keperluan di atas
maka larutan ini biasanyan dibuat dari campuran asam lemah dengan garamnya yang berasal dari
basa kuat atau basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat. Larutan campuran ini
disebut larutan buffer atau dapar. Jadi larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan
pH nya bila ditambah asam, basa atau garam sedikit. pH larutannya nanti bisa berubah satu
satuan pH bila ditambah asam atau basa 10 x lipat dari semula.

7.4.4.1 Campuran asam lemah dan garamnya

VII-9
Campuran larutan NaA dan asam lemah HA, mengikuti reaksi sebagai berikut:
NaA  Na+ + A-
Garam dianggap terurai sempurna dalam larutan air, sedangkan asam lemah hanya sedikit yang
terurai.
 
HA + H2O  H 3 O  A
-
Disini [A ] merupakan jumlah yang berasal dari garam ditambah yang berasal dari asam
sehingga tidak bisa diperlakukan seperti perhitungan pada asam lemah sendiri dimana [A-] =
[H3O+], lihat bagian asam lemah diatas:
[ H 3 O  ][A - ]
Ka =
[HA]
[HA]
[H 3 O  ]  Ka
[A - ]
[HA] [A - ]
- log [H 3 O  ]  log Ka - log   log Ka  log
[A  ] [HA]
[ A ]
pH = pKa + log
[ HA]
atau secara umum dapat ditulis,

[garam]
pH  pKa  log
[asam]

Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hesselbach, dengan memilih suatu asam dengan Ka

[garam]
yang cocok dan dengan merubah harga kita dapat membuat larutan buffer dengan
[asam]

pH yang dikehendaki.

Contoh soal:
Hitung pH larutan berikut:
1. larutan HCl 0,000018 M.
2. Campuran larutan asam asetat 0,1M dan Na asetat 0,1M bila diketahui pKa = 4,74.
Pembahsan:
1. pH = -log [H3O+] = -log 1,8 x 10-5 = 4,74
[garam] 0,1
2. pH = pKa + log  4,74  log
[asam] 0,1

= 4,74

VII-10
Kedua-duanya mempunayi pH yang sama, sekarang masing-masing larutan ditambahkan NaOH
0,000018 M, maka larutan pertama netral pH = 7, sedangkan larutan kedua
CH3COOH + NaOH  CH3OONa + H2O
(0,1 - 0,000018) 0,000018 mol 0,000018 mol

7.4.4.2 Campuran basa lemah dan garamnya

Campuran larutan NH4Cl dan asam lemah NH4OH, mengikuti reaksi berikut:
NH4Cl NH4+ + Cl-
Garam dianggap terurai sempurna dalam larutan air, sedangkan basa lemahnya hanya sedikit
yang terurai.
NH4OH  NH4+ + OH-
Disini [NH4+] merupakan jumlah yang berasal dari garam ditambah yang berasal dari basa.

[NH 4 ][OH - ]
Kb 
[ NH 4 OH]

[NH 4 OH - ]
[OH ]  Kb
-
-
[NH 4 ]

[NH 4 ]
- log [OH - ]  -log Kb - log
[ NH -4 ]

[NH 4 ]
-log OH  -log Kb  log
-
[ NH 4 OH]

[NH 4 ]
pOH  pKb  log
[ NH 4 OH]

atau secara umum dapat ditulis,

VII-11
[garam]
pH  14  pKb  log
[basa ]

Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hasselbach, dengan memilih suatu basa dan Kb

[garam]
yang sesuai kemuadian merubah harga . Maka kita dapat membuat larutann buffer
[basa]

yang dikehendaki.

Contoh Soal;
Hitung pH campuran larutann berikut:
1. larutan yang mengandung NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M , bila pKb = 5
2. Campuran dari 100mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M

Pembahasan:
[garam]
1. pH = 14 – pKb – log
[basa]

0,1
pH = 14 – 5 log 0,1 , maka nilai pH = 9

2. Bila 100 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M akan diperoleh larutan garam
NH4Cl dan NH4OH berlebih.
Karena ada 50 mL HCl 0,1 M yang berarti ada 5 mmol HCl dan bereaksi dengan
NH4OH yang sama banyaknya akan menghasilkan 5 mmol NH 4Cl yang terbentuk
dalam 150 mL (volume total) larutan sedang NH 4OH telah bereaksi sebanyak
5 mmol pula.

[NH4Cl] = 50 x 0,1/150 = 5 mmol /150 mL


[NH4OH] = (100 – 50 ) x 0,1/150 = 5 mmol/150mL.
[garam]
pH = 14 – pKb – log [basa]

[5/150]
pH = 14 – 5 – log , maka nilai pH= 9
[5/150]

VII-12
Larutan buffer bisa dibuat bukan dari campuran antara basa lemah dengan garamnya saja
tetapi dapat juga campuran hasil reaksi dari basa lemah dan asam kuat asalkan banyaknya basa
lemah lebih banyak dari pada asam kuat yang dicampurkan, cara ini lebih umum untuk larutan
buffer.

7.4.4.3 Efisiensi buffer


Efisiensi buffer adalah kemampuan larutan bufferr/dapar untuk mempertahankan pH-nya
pada penambahan asam atau basa,maka
[garam]
pH  pKa  log
[asam]

Berdasarkan persamaan tersebut, diperoleh bahwa efisiensi larutan dapar dapat tergantung

[garam]
dari: a. Harga log ; b. konsentrasi masing-masing dari asam/garam
[asam]

Contoh soal:
Hitunug pH larutan buffer yang dibuat dari asam asetat dan Na-asetat msing-masing 0,1 pada
suhu 250C, diketahui pKa = 4,74

Pembahasan:
[garam]
pH = pKa + log
[asam]
[o,1]
= 4,74 + log , maka nilai pH = 4,74
[0,1]

Pada larutan dapar dijumpai ratio [garam]/[asam] = 1 atau pH = pKa jadi harga pH = pKa adalah
paling optimum (baik) karena palng tahan terhadap penambahan asam atau basa.

Contoh soal:
Berapa garam Na-asetat harus ditambahkan ke dalam 500ml asam asetat 0,1 M untuk
mendapatkan larutan yang pH =5,10 dengan anggapan volume larutan tidak berubah oleh
penambahan garam, diketahui (pKa = 4,74 dan berat molekul Na-asetat = 82)

Pembahasan:
Misal Na-asetat yan ditambahkan = x mol/L

VII-13
[garam]
pH = pKa + log
[asam]
(x)
5,10 = 4,74 + log (0,1)

(x)
log (0,1) = 0,36

log x – log 0,1 = 0,36


log x + 1 = 0,36
log x = 0,36 – 1 , sehingga nilai x = 0,2291 M
500
Dalam larutan 500mL =  0,2291  0,1146 mol/L
1000
Jadi berat Na-asetat = 0,1146 x 82 = 9,40 gram

7.4.5 Hidrolisis garam


Hidrolisis garam terjadi dalam 4 bentuk yaitu:
1. Garam yang berasal dari asam kuat basa kuat, NaCl, KNO3 dan KBr.
2. Garam dari asam lemah dan basa kuat, contoh:CH3COONa dan KCN.
3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa laemah, NH4Cl.
4. Garam dari asam lemah dan basa lemah, contoh:NH4CN dan CH3COONH4.

7.4.5.1. Garam dari asam kuat dan basa kuat


Bentuk garam ini dalam air tidak mengalami hidrolisis

NaCl + H2O Na+ + Cl-

Karena tidak mengalami hidrolisis maka jumlah [H+] dalam larutan sama dengan jumlah [OH-]
sehingga pH larutan dari [H+] dari air sendiri adalah pH = 7.

7.4.5.2. Garam dari asam lemah dan basa kuat


Garam ini dalam air mengalami hidrolisis

VII-14
Bila Kh di atas dikali dengan [H+]/[H+] maka,

Kembali reaksi kesetimbangan di atas, terlihat bahwa [HCN] = [OH-], maka

Karena HCN adalah asam lemah sehingga hanya sedikit terurai menjadi ion CN - sedangkan
garam NaCN terurai ssempurna maka [CN-] dianggap hanya dari garam maka secara umum
dapat dituliskan:

pH = 1/2 pKw + 1/2 pKa + ½ log [garam]

Contoh soal:
Larutan NaAct 0,05M, bila Ka asam asetat = 1,8 x 10-5.
1. Hitung konstanta hidrolisisnya
2. Derajat hidrolisisnya
3. konsentrasi ion H+
Pembahasan:
NaAct Na+ + Act-
Act- + H2O HAct + OH-

[ HAct ][OH  ]
Kh 
[ Act  ]

VII-15
[ H  ][ Act  ]
Ka HAct   1,85 x10 5 , maka nilai pKa  4,74
[ HAct ]

1. Kh = Kw/Ka = 10-14/1,8x10-5 = 5,5 x 10-10

[ HAct][OH  ]  2 c
2. Kh    5,5 x10 10 dimana   1 maka 1 -   1

[ Act ] 1
2c = 5,5 x 10-10
2 = 5,5 x 10-10 / 5 x 10-2 = 1,1 x 10-8   = 1 x 10-4
Ingat rumus di atas yaitu:
pH = ½ pKw + ½ pKa + ½ log [garam]
= 7 + ½ x 4,74 + ½ log 5 x10-2
= 7 + 2,37 + ½ (log 5 – 2)
= 8,02
Jadi konsentrasi [H+] = 10-8 Molar.

7.4.5.3 Garam dari asam kuat dan basa lemah


Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah misalnya adalah NH4Cl, maka
penyelesaiannya:

Dan Kair = Kw = [H+] [OH-] = 10-14. Bila Kh di atas dikali dengan [OH-]/[OH-], maka

Kembali ke reaksi kesetimbangan di atas, terlihat bahwa [NH4OH] = [H+], maka

VII-16
7.4.5.4 Garam dari asam lemah dan basa lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, contohnya adalah NH 4CN,
reaksinya adalah:

Dari persamaan

Terlihat bahwa derajat hidrolisis tidak nergantung pada konsentrasi garam semula.
Karena dalam campuran ada NH4OH dan NH4+ maka seperti pada buffer,

VII-17
Sifat larutan semacam ini akan tergantung dari konstanta kesetimbangan asam lemahdan
basa lemah. Bila keduanya sama kuat akan bersifat netral, bila Ka > Kb larutan bersifat asam
danbila Kb > Ka larutan bersifat basa.
Contoh soal:
1. Hitung pH larutanNH4Act 0.050 M bila Ka asam setat = 1,8 x 10 -5 dan Kb amonium
hidroksida = 1,8 x 10-5.
2. Hitung pH larutan NH4CN 0,050 M bila Ka asam sianida = 4 x 10 -10 dan Kb amonium
netral atau sama dengan = 1,8 x 10-5.
Pembahasan:
1. Dari rumus terlihat bahwa, bila nilai Ka dan Kb sama maka pH larutan adalah netral atau
sama dengan 1/2 pKw = 7
2. Mula-mula NH4CN adalah 0,05 M

Jika X adalah jumlah produk yang terbentuk (= jumlah NH4CN yang terurai) maka:
NH4+ + CN- + H2O NH4OH + HCN
0,05-X 0,05-X X X
[ NH 4 OH ][ HCN ] x2 Kw
Kh   
 
[ NH 4 ][CN ] (0,05  x) 2
KaxKb
X Kw
   1,18
0,05  X KaKb
x = 1,18 (0,05 – x)
x = 0,059 – 1,18 x  x = 0,027 Molar

[H+] = Ka x [HCN]/[CN-] = 4 x 10-10 x 0,027/0,023 = 4,7 x 10-10 Molar


Konsentrasi [H+] dapat juga dihitung seperti berikut:

[OH-] = Kb x [NH4OH]/[NH4+] = 1,8 x 10-5 x 0,027/0,023 = 2,1 x 10-5 M

[H+] = 10-14 /2,1x10-5 = 4,7 x 10-10 Molar

pH = -log (4,7 x 10-10) = 9,3 ; dan pH juga dapat langsung dihitung dengan menggunakan
rumus umum yaitu: pH = ½ pKw + ½ pKa - ½ pKb = 9,3

Soal kesetimbangan asam basa

VII-18
1. jelaskan pengertian asam basa menurut: a. Arrhenius b. Bronsted –Lowry c. Lewis . Berikan contoh
masing-masing 3
2. Pada pelarutan NH3 terjadi kesetimbangan sebagai berikut:
NH3(aq) + H2O(l) NH4+ + OH-

Tentukan pasangan a. asam - basa konjugasi

b. basa – asam konyugasi

3. HClO4 + NH3 NH4+ + ClO4-


Pada reaksi kesetimbangan tersebut yang manakah bersifat : a. asam b. basa

4. Tuliskan dan jelaskan beberapa cara mengetahui kekuatan asam atau basa suatu molekul?
5 . urutkan kekuatan asam senyawa berikut:
a. I. HCl II. HBr III. HF IV. HI kemudian jelaskan jawaban anda
b. Urutkan kekuatan asam senyawa berikut
I. HClO II. HClO3 III. HClO2 IV. HClO4
6. Urutkan kekuatan basa senyawa berikut
I. Mg(OH)2 II. NaOH III. KOH IV. Al(OH)3 kemudian jelaskan jawaban anda
7. Diketahui data harga beberapa asam berikut:

Asam Asam asetat Fenol Asam sianida Asam florida Asam format

Ka 1,8 x 10-5 1,3 x 10-10 4,9 x 10-10 6,8 x 10-4 1,8 x 10-4

Berdasarkan data di atas, maka urutkan kekuatan asam tersebut.

8 a. Hitung pH Larutan HCl 0,002M


b. Hitung pH larutan Ca(OH)2 0,05M
c. Hitung pH larutan Asam asetat 0,01 M Ka = 1,8x10 -5
d. Hitung Konsentrasi H+ suatu larutan mempunyai pH= 6,75
e. Hitung pH larutan H2SO4 0,02 M
9 a. apa yang dimaksud asam lemah , basa lemah dan larutan Buffer
b. Hitung derajat protolisa dan pH larutan asam asetat 0,005M, diketahui Ka= 1,8 x 10 -3
c. berapa derajat protolisa dan pH larutan NH4OH 0,02 M Kb= 1,8 x 10 -5
10 .tuliskan 3 contoh senyawa garam yang berasal dari
(1) asam kuat dan basa kuat
(2) asam lemah dan basa lemah
(3) Asam kuat dan basah lemah
(4) basa kuat dan asam lemah

VII-19

Anda mungkin juga menyukai