Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CA LARING
DI RUANG 24B

OLEH KELOMPOK 7
MELYA INTAN
SILVI NUR FAZUIAH
ATIKA ERI
NORA NOVA LIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

2019
PAKET PENYULUHAN

Tema : CA Laring
Sasaran : Pasien dan Keluarga Ruang Rawat Inap 24B
Hari/Tanggal : Rabu, 20 September 2019
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB (30 menit)
Tempat : Di Ruang 24 RSSA

A. Latar Belakang
Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring.
Keganasan dilaring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan
masalah, karena penanggulannnya mencakup berbagai segi. Sebagai gambaran
perbandingan, diluar negeri karsinoma laring menempati urutan pertama dalam urutan
keganasan dibidang THT, sedangkan di RS Cipto Mangunkusuma Jakarta karsinoma
laring menduduki urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung
dan sinus paranasal.
Menurt data statistik WHO tahun 1961 yang meliputi 35 negara seperti dikutip
oleh Batsakis tahun 1979 rata-rata 1,2 orang /100000 penduduk meninggal oleh
karsinoma laring.
Penyebab karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Pengumpulan data
yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan
pada orang yang tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan karsinoma
laring naik, sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap, kanker laring
mewakilil dari 1 % yang mewaklili kasus kanker dan terjadi sekitar 8 kali lebih sering
pada laki-laki dibanding wanita dan paling sering pada individu dengan usia 50-70
tahun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan peserta memahami CA Laring
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang CA Laring, pasien dan keluarga
pasien mampu :
a. Peserta mengetahui dan memahami pengertian penyakit CA Laring.
b. Peserta mengetahui dan memahami tanda dan gejala penyakit CA Laring.
c. Peserta mengetahui dan memahami penyebab CA Laring.
d. Peserta mengetahui dan memahami pencegahan CA Laring.
C. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian penyakit CA Laring.
2. Penyebab penyakit CA Laring
3. Tanda dan gejala penyakit CA Laring.
4. Penatalaksanaan CA Laring
D. Materi (terlampir)
E. Metode
1. Ceramah
F. Media dan Alat Pengajaran
1. Leaflet
G. Setting tempat

Keterangan :
: pemateri
: audien
H. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1. Pendahuluan 5 menit - Mengucapkan salam - Menjawab salam


- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
penyuluhan - Menjawab
- Meminta kontrak waktu - Mengeluarkan
- Menggali pengetahuan pendapat
peserta penyuluhan
tentang penyakit CA
Laring
- Memberikan
Reinforcement

2. Penyajian 30 menit - Menjelaskan pengertian - Mendengar


penyakit CA Laring - Memperhatikan
- Menjelaskan penyebab
penyakit CA Laring
- Menjelaskan tanda dan
gejala penyakit CA
Laring
- Menjelaskan pencegahan
CA Laring
- Menjelaskan tentang 5K
(Kebersihan, Keamanan,
Ketertiban, Keindahan
dan Kekeluargaan)
- Menjelaskan 6 langkah
cuci tangan, etika batuk,
pemilahan tempat
sampah
3. Tanya jawab 15 menit - Memberikan kesempatan - Peserta bertanya bagian
kepada peserta untuk yang tidak dimengerti
bertanya - Mendengarkan dan
- Menjawab pertanyaan memperhatikan

4. Penutupan 10 Menit - Menanyakan kembali - Menjawab pertanyaan


kepada peserta mengenai - Mengucapkan terima
materi yang telah kasih kembali
diberikan (untuk - Menjawab salam
evaluasi)
- Mengucapkan terima
kasih
- Menutup dan
mengucapkan salam

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Perserta mengikuti kegiatan pengajaran dengan baik
b. Perserta terlibat aktif dalam pembelajaran
c. Perserta aktif bertanya dan menjawab pertanyaan disampaikan
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Perserta mampu memahami konsep CA Laring
b. Perserta mampu menyebutkan kembali penyebab CA Laring
c. Perserta mampu menyebutkan kembali beberapa tanda gejala CA Laring
d. Perserta mampu menyebutkan kembali penatalaksanaan CA Laring
e. Peserta mampu aktif bertanya dan berdiskusi mengenai CA Laring
MATERI

1. Pengertian Penyakit CA Laring


Papiloma adalah salah satu tumor jinak laring. Tumor ini kecil, tumbuh seperti
jengger yang diduga akibat virus. Papiloma dapat diangkat secara eksisi bedah maupun
dengan laser. Ahli bedah harus berhati-hati karena bagian laring yang tidak ditumbuhi
tumor harus dipertahankan untuk mempertahanka fungsi. Tumor jinak lain pada laring
adalah nodul dan polip sering terjadi pada orang yang menggunakan suaranya secara
berlebihan.

Kanker laring diklasifikasikan dan diterapi berdasarkan lokasi anatomisnya.


Kanker laring (kotak suara) dapat terjadi pada glotis (pita suara sejati), struktur
supraglotis (di atas pita suara) atau struktur subglottis (di bawah pita suara).
2. Penyebab CA Laring
Agen etiologi primer kanker laring adalah merokok sigaret. Tiga dari 4 klien yang
mengalami kanker laring adalah mantan perokok atau masih merokok. Alkohol juga
bekerja sinergis dengan tembakau untuk meningkatkan resiko perkembangan tumor ganas
pada saluran pernapasan atas. Faktor risiko tambahan meliputi paparan pekerjaan
terhadap asbes, debu kayu, gas mustard, dan produk petroleum/minyak dan inhalasi asap
beracun lain. Laringitis kronis dan penggunaan suara yang berlebihan juga dapat
berkontribusi. Penelitian menunjukkan kaitan antara paparan tembakau dan mutasi gen
p53 pada karsinoma sel skuamosa dari kepala dan leher.

3. Tanda dan Gejala Penyakit CA Laring


Tanda peringatan awal kanker laring bergantung pada lokasi tumor. Secara umum
suara parau atau serat yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus dievaluasi. Serak
terjadi ketika tumor menginvasi otot dan kartilago di sekitar laring, menyebabkan
kekakuan pita suara. Kebanyakan klien menunggu sebelum mencari pertolongan karena
diagnosis serak kronis.
Tumor pada glotis mencegah penutupan glotis selama berbicara yang akan
menyebabkan suara serak atau perubahan suara. Tumor supraglotis dapat menyebabkan
nyeri pada tenggorok (terutama saat menelan), aspirasi saat menelan, sensasi benda asing
di tenggorok, massa leher, atau nyeri yang menjalar ke telinga melalui nervus vagus dan
glosofaringeus. Tumor subglotis dapat tidak menunjukkan manifestasi klinis sampai lesi
tumbuh dan mengonstruksi jalan napas.

4. Penatalaksaanaan CA Laring
Kanker laring terjadi pada 2 sampai 3% keganasan. Perawatan klien dengan kanker
laring memberikan tantangan unik pada perawat karena deformitas fungsional sering
terjadi akibat gangguan ini dan terapinya. Tumor jinak dan ganas stadium dini dapat
diterapi dengan bedah terbatas dan klien dapat sembuh dengan sedikit penurunan fungsi.
Tumor lanjut membutuhkan terapi ekstensif, meliputi bedah, radiasi dan kemoterapi. Jika
dibutuhkan laringektomi total, pascaoperasi klien tidak dapat berbicara, bernafas lewat
mulut atau hidung dan makan secara normal. Pembuatan trakeostomi permanen akibat
bedah akan menghasilkan efek yang buruk pada kemampuan fungsional klien dan
kualitas hidupnya.

5. 5K (Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan dan Kekeluargaan)

Kebersihan di lingkungan RS merupakan tugas kita bersama-sama selaku


pengunjung atau petugas kesehatan, karenanya di setiap ruangan selalu ada jadwal piket
yang mengatur waktu untuk menjaga kebersihan di sekitar kelasnya masing-masing.
Petugas kebersihan yang mematuhi jadwal piket yang sudah ditentukan adalah petugas
kebersihan yang beruntung karena dia sudah melaksanakan peraturan yang sudah
ditentukan dan juga menjaga kebersihan yang merupakan kewajiban bersama.
Selain di lingkungan sekolah. Kita juga wajib menjaga kebersihan di lingkungan
rumah dan masyarakat. Karena kebersihan di lingkungan rumah merupakan cermin
kepribadian suatu keluarga yang menempati rumah tersebut. Selain cermin kepribadian
suatu keluarga, menjaga kebersihan di lingkungan rumah juga menjadi kewajiban setiap
anggota keluarga yang menempati rumah tersebut.
Menjaga kebersihan di lingkungan masyarakat juga tak kalah penting karena
dilingkungan masyarakatlah kita sering melakukan kegiatan sosial karena setiap manusia
adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Jika dilingkungan masyarakat kita
bersih maka berbagai kegiatan sosial yang kita lakukan pun menjadi nyaman. Selain
kebersihan. Masih ada poin-poin lain yang tak kalah penting untuk kita laksanakan dan
kita jaga, yaitu keamanan, ketertiban, keindahan dan kekeluragaan.
Yang pertama adalah poin keamanan, sebenarnya jika kita membicarakan soal
keamanan kita jadi teringat sewaktu para pahlawan Indonesia berjuang untuk
mendapatkan kemerdekaan. Rasanya terlalu miris untuk dibicarakan karena sewaktu dulu
para pahlawan kita berjuang meraih kemerdekaan demi keamanan warga negara
Indonesia. Maka dari itu kita selaku warga negara Indonesia harus menghargai jasa-jasa
para pahlawan dengan menegakan keamanan. Baik dilingkungan masyarakat dan di
berbagai lingkungan lainnya. Keamanan dan ketertiban merupakan sama-sama
kewajiban kita untuk melaksanakan dan menjaganya.
Ketertiban umum atau ketertiban di lingkungan masyarakat merupakan sebagian
dari kegiatan sosial yang sering dilaksanakan oleh kita. Maka dari itu demi kenyamanan
kegiatan sosial yang dilakukan oleh kita bersama maka jagalah ketertiban demi
kenyamanan bersama.
Keindahan dan kekeluargaan, bagian akhir yang akan saya uraikan ini merupakan
hal yang terpenting lainnya yang harus kita jaga karena keindahan itu bisa kita ciptakan
apabila kita menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban dan kekeluargaan. Maka dari itu
kita harus melaksanakan empat poin tadi yaitu kebersihan, keamanan, ketertiban dan
kekeluargaan. Sebelum kita menginjak pada poin keindahan maka dari itu kita harus
membahas tentang kekeluargaan terlebih dahulu.
Kekeluargaan merupakan hal yang kita laksanakan apabila kita melakukan
kegiatan sosial di lingkungan masyarakat. Maka dari itu saya menghimbau agar kita
selalu melaksanakan kekeluargaan ini sebab ini merupakaan media untuk kita melakukan
kebaikan pada saudara-saudara kita.
6. 6 Langkah Cuci Tangan, Etika Batuk dan Pemilahan Sampah
a. 6 Langkah Cuci Tangan

Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu langkah paling penting untuk
mencegah penyakit. Menurut penelitian, mencuci tangan yang benar dapat menurunkan
angka penularan infeksi berbagai penyakit (seperti influenza, diare, hingga hepatitis A)
hingga 50%. Karena itu, penting untuk mengetahui cara mencuci tangan yang benar
sesuai standar World Health Organisation (WHO) dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir merupakan cara
terbaik untuk membunuh kuman. Namun bila tidak tersedia, Anda dapat menggunakan
hand sanitizer berbasis alkohol 60% sebagai gantinya. Kendati demikian, penggunaan
hand sanitizer tidak dibenarkan jika tangan Anda terdapat kotoran yang sangat kotor dan
sulit bersihkan.

Sebelum mencuci tangan, pastikan Anda memiliki sabun dan sumber air
mengalir. Alirkan air terlebih dahulu, lalu letakkan sabun (dapat sabun cair atau sabun
batang) pada tangan. Jauhkan tangan dari air selama mencuci tangan. Saat mencuci
tangan, lakukanlah hal-hal berikut:

1. Gosok kedua telapak tangan dengan cara menempelkan bagian telapak tangan yang
satu dengan yang lain.
2. Gosok kedua punggung tangan. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan
kiri. Lakukan pada tangan sebaliknya.
3. Menggosok sela-sela jari dengan cara menyilangkan jari tangan kanan dengan kiri.
4. Gosok bagian dalam dan punggung jari dengan posisi ujung jari saling mengunci.
5. Bersihkan ibu jari. Gosok ibu jari tangan kiri secara memutar dalam genggaman
tangan kanan. Lakukan pada tangan sebaliknya.
6. Membersihkan kuku dan ujung jari dengan cara menguncupkan ujung-ujung jari
sehingga saling bertemu. Kemudian gosokkan pada telapak tangan yang berlawanan.
Lakukan pada tangan sebaliknya.

Setelah selesai, bilas kembali tangan di bawah air mengalir hingga bersih.
Lakukan selama 15-30 detik. Kemudian keringkan dengan lap tangan yang terjamin
kebersihannya atau hand dryer. Anda juga dapat menerapkan langkah yang sama saat
menggunakan hand sanitizer.

b. Etika Batuk

Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju, sehingga bakteri tidak menyebar ke
udara dan tidak menular ke orang lain. Etika batuk diperuntukkan bagi Anda yang
sedang mengalami batuk atau bersin. Seperti yang kita ketahui bahwa saat batuk atau
bersin maka kita dapat menyebarkan kuman dalam jumlah ribuan hingga jutaan ke
udara dan disaat yang sama orang yang berada disekitar kita menghirup udara yang
sudah mengandung kuman akibat dari batuk maupun bersin. Oleh sebab itu untuk
menghindari hal ini, etika batuk dan bersin merupakan hal yang harus diterapkan pada
kehidupan sehari-hari.

Penyebab terjadinya batuk

Batuk adalah reaksi yang terjadi apabila sel-sel pada saluran udara di belakang
kerongkongan teriritasi. Apabila terdapat iritan pada paru-paru, reaksi alami tubuh
adalah batuk untuk mengeluarkan iritan. Apa saja penyebab batuk?

1. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misalnya :
flu, bronchitis dan penyakit yang cukup serius meskipun jarang, misalnya :
pneumoni, TBC, kanker paru.
2. Alergi

- Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan.


Misalnya : debu, asap, makanan, cairan.
- Mengalirnya cairan hidung kearah tenggorokan dan masuk ke saluran
pernapasan. Misalnya : rhinitis alergi, batuk pilek.
- Penyempitan pada saluran pernapasan. Misalnya : asma.

Kebiasaan batuk yang salah

Sering kali pada saat batuk kita mengabaikan etika batuk, sehingga menyebabkan
virus yang dikeluarkan saat batuk dapat menyebar dan terhirup oleh orang lain.
Berikut beberapa kebiasaan batuk yang salah dan sering kita lakukan.

- Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum


- Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat
batuk dan bersin
- Membuang ludah atau batuk disembarangan tempat.
- Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarangan tempat.
- Tidak menggunakan masker saat flu atau bersin.
Etika batuk dan bersin

Seperti hal lainnya, batuk dan bersin juga memiliki etika. Banyak orang yang salah
langkah saat mengalami batuk dan bersin, kebanyakan malah menutup mulut dan
hidungnya dengan telapak tangan, meskipun tujuan nya baik namun hal ini belum
tentu benar, karena kuman dapat berpindah ke tangan dan menyebar tanpa kita sadari
melalui sentuhan atau bersalaman. Lalu, bagaimana etika batuk dan bersin yang
benar? Berikut caranya :

- Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju anda bila batuk atau
bersin
- Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah
- Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol
- Saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular. Tidak
meletakkan masker bekas dipakai pada leher Karena bisa menyebar kembali virus
dan bakteri ketika digunakan kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (8th ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Hermani B. Abdurrahman H. Tumor laring. Dalam Soepardi EA, Iskandar N Ed. Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher. Edisi ke-5. Jakarta.
Balai Penerbit FKUI. 2001. h. 156-62.
Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia Dari Sistem Ke Sel Edisi 8. Jakarta: EGC.
LEMBAR PENGESAHAN

PENYULUHAN INI TELAH DISAHKAN DAN DISETUJUI PADA :

Hari/Tanggal : Jumat, 19 September 2019

Tempat : Ruang 24B RSUD dr. Saiful Anwar Malang

DISUSUN OLEH:

MAHASISWA PROFESI NERS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

MAHASISWA STIKES KEPANJEN MALANG

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Fifin Furroidah, Amd,Kep


Kepala Ruang 29

Anda mungkin juga menyukai