Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

BAHAN PERKERASAN
BESI COR (CAST IRON)

Disusun oleh:
TRI YULI KURNIAWAN
18 4101 03254

Dosen :
Anwar Subiarto, S.T.,M.T.

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb


Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “BESI COR”.
Pembuatan makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi penugasan mata
kuliah Bahan Perkerasan juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang bahan teknik
Besi cor.
Tim Penulis menyadari pada pelaksanaan dan pembuatan makalah ini
terdapat kesalahan dan kekurangan. Dengan tidak mengurangi rasa hormat tim
penulis memohon saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan dan
kelengkapan penulisan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Harapannya dengan
pembuatan makalah bahan teknik ini akan memberikan manfaat yang berguna bagi
pembaca maupun masyarakat kedepannya.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

Purwokerto,21 September 2019

Tim Penyusun
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Besi Cor tau besi tuang merupakan salah satu jenis bahan teknik berjenis
logam yang umum digunakan dalam dunia keteknikan. Pada awalnya, besi cor
pertama kali ditemukan di Cina dan dituangkan ke dalam cetakan untuk membuat
senjata dan patung-patung. Secara historis, awal penggunaannya diawali dengan
pembuatan meriam.
Pada tahun 1700an Henry VIII memprakarsai pengecoran meriam di Inggris
disebabkan karena biaya pembuatannya yang lebih murah. Penggunaan besi tuang
untuk tujuan struktural juga telah dimulai pada 1770-an, ketika Abraham Darby III
membangun Jembatan Besi dan diikuti serta dipatenkan oleh Thomas Paine. Pada
perkembangannya besi cor memegang kendali utama dalam pembuatan struktur
utama bangunan saat Revolusi Industri Inggris hingga sekarang.
Pengetahuan secara mendalam mengenai besi cor sangat penting bagi
mahasiswa dan lulusan dari Teknik Sipil karena bahan ini berhubungan erat dengan
bidang Struktur dan Infrastruktur dalam suatu bangunan. Pengetahuan tersebut
meliputi jenis bahan, sifat-sifat, karakteristik, proses pembuatan dan
penggunaannya secara fisik di lapangan. Dalam dunia teknik khususnya Teknik
Sipil dan Lingkungan biasanya sifat-sifat mekanik memegang peranan penting, di
samping sifat fisik, sifat termal, dan sifat kimia terutama sifat tahan korosi.

Tujuan
Pembuatan makalah mengenai Besi Cor ini bertujuan untuk :
1. Melaksanakan penugasan makalah berkelompok dengan judul Besi Cor
2. Mengetahui dan memahami mengenai sifat, karakteristik dan pemanfaatan
dari besi cor di bidang keteknikan khususnya Teknik Sipil dan Lingkungan
3. Memaparkan pengetahuan bahan teknik secara lugas dan lengkap kepada
pembaca dan masyarakat khususnya mengenai Besi Cor
4. Memaparkan mengenai aplikasi secara umum dalam penggunaan bahan
teknik besi cor
PEMBAHASAN
Besi cor adalah bahan teknik yang umum digunakan dalam dunia struktur
dan infrastruktur. Jenis besi ini merupakan paduan besi dan karbon dengan
kandungan karbon (C) antara 2% sampai 4%. Atom yang terkandung dalam besi
cor adalah karbon sebesar 3%-4%, silicon 1%-3%, mangan 0,5%-1%, belerang
<0,1%,dan fosfor <1% sisanya berupa besi (Fe).
Kandungan karbon dalam besi cor dapat berupa ledeburit, perlit, grafit
eutektik,dan lain-lain, namun biasanya berupa sementit (Fe3C) atau biasa yang
disebut sebagai karbon bebas. Kandungan fosfor dan sulfur dari material ini sangat
tinggi apabila dibandingkan dengan baja. Besi cor juga memiliki selang temperatur
cair yang lebih rendah dari baja dan relatif lebih encer apabila dalam bentuk cair.
Secara umum bentuk struktur mikro besi cor terbagi menjadi lima
berdasarkan bentuk grafitnya, yaitu struktur grafit dengan panjang yang sembarang,
struktur graft seperti bunga ros, struktur grafit yang mengkristal kasar, struktur
grafit yang lebih halus dan struktur grafit yang timbul akibat kurangnya kadar
karbon.

Bahan baku untuk pembuatan besi cor adalah bijih besi. Bijih besi ini
dicampur dengan kokas dan batu kapur dimasukkan dalam tanur tinggi (tungku
pembakar) dan dipanaskan dengan suhu yang tinggi. Pada suhu ini, bijih besi
beserta batuan yang terkandung didalamnya akan meleleh ke dasar tanur. Batuan
yang meleleh akan menjadi terak tanur tinggi dan akan digunakan sebagai bahan
bangunan jalan.
Besi cair yang terdapat didalam tanur bernama besi kasar dan mengandung
karbon hingga 4%. Setelah melalui proses pendinginan besi kasar ini akan
mengalami pencemaran yang menyebabkan besi ini menjadi rapuh dan tidak cocok
untuk ditempa. Sebagian besi cair akan diolah menjadi baja dan sebagian lagi akan
dimasukkan ke mesin cor untuk dibuat menjadi besi cor.
Teknologi yang terkenal dalam pembuatan besi tuang ialah Teknologi Blast
Furnace yakni teknologi mengolah biji besi menjadi besi kasar direduksi secara
tidak langsung. Umumnya bahan yang diperlukan ialah Biji besi Fe203 (Iron Ore),
udara panas, coke(batubara), kalsium karbonat CaCO3 (Limestone).

Gambar Proses Teknologi Blast Furnace

Bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk menghasilkan besi
kasar dari dapur tinggi diperlukan bahan-bahan antara lain:

 Iron ore : hematite umumnya, merupakan besi oksida Fe2O3


Bijih besi didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan. Bijih
besi merupakan bahan pokok dari blast furnace.
 Limestone : berupa kalsium karbonat, CaCO3
Batu kapur digunakan untluk mengikat bahan-bahan yang ikut campur
dalam cairan besi untuk menjadikan terak. Proses pengikatan bahan yang
ikut dalam cairan besi antara lain dapat dilihat pada reaksi kimia sebagai
berikut :
CaCO3 ====> CaO + CO2 (terak)
FeS + CaO + C =====> Fe + CaS + CO (terak)
Dengan adanya terak yang terletak di permukaan cairan-besi ini, terjadinya
oksidasi oleh udara dapat dihindari. Selain menggunakan batu kapur
(CaCO3) murni, dapat juga menggunakan dolomit yang merupakan
campuran dari CaCO3 dan MgCO3.
 Hot air : pembakaran yang terjadi di bagian bawah furnace untuk
menyediakan panas dan oksigen

 .Coke : berasal dari batu bara yang kadar karbonnya tinggi


Karakteristik coke dapat digolongkan menjadi dua yaitu sifat fisik dan
sifat kimia.
Sifat fisik seperti kekuatan coke, kestabilan coke dan kekuatan coke
setelah reaksi.
Sifat kimia yang paling penting adalah kandungan air, fixed carbon, abu,
sulfur, phosphor dan alkali. Spesifikasi kualitas coke dari salah satu Blast
Furnace terbesar di Amerika Utara seperti ditunjukkan pada tabel di bawah
ini:
Gambar Proses reduksi bijih besi yang berlangsung dalam blast furnace
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Proses dalam blast furnace:


1. Bahan baku dimasukkan dalam blast furnace melalui tutup yang berbentuk
kerucut yang bersusun
2. Pemanasan cepat secara simultan di bagian bawah furnace
3. Pembakaran coke
Coke dibakar menggunakan udara panas menghasilkan karbon dioksida
dan panas.
C + O2 ====> CO2 + Heat
4. Produksi karbon monoksida (agen reduksi)
Karbon dioksida bereaksi kembali dengan coke menghasilkan karbon
monoksida.
CO2 + C ====> 2CO
5. Reduksi hematite
Karbon monoksida yang terbentuk mereduksi hematite menjadi besi
Fe2O3 + 3CO ====> 2Fe + 3CO2
6. Dekomposisi limestone
Limestone terdekomposisi dengan panas yang dihasilkan membentuk
kalsium oksida dan karbon diksida
CaCO3 ====> CaO + 3CO2
7. Pembentukkan slag
Kalsium oksida yang terbentuk bereaksi dengan pasir (impuritis asam)
membentuk kalsium silica yang disebut dengan slag
CaO + SiO2 ====> CaSiO3
Besi yang terbentuk mengendap dibagian bawah furnace dan lapisan slag
berada di atasnya sehingga melindungi besi dari oksidasi.
Besi yang diperoleh dari proses ini disebut dengan pig iron.

Dari warna patahan,besi cor dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu besi cor
putih, meliert dan besi cor kelabu. Jenis dari besi cor sangat bergantung dari
kandungan dan komposisi C dan Si serta laju pendinginannya. Apabila laju
pendinginannya tinggi,maka akan menghasilkan struktur besi cor putih sedangkan
pendinginan yang lambat akan menghasulkan besi cor kelabu. Seiring berjalannya
waktu untuk menambah sifat mekanik dari besi cor,maka dilakukan penambahan
unsur-unsur yang lain sehingga tercipta besi cor nodular.

Berikut merupakan jenis dan karakteristik dari besi cor hingga saat ini:

A. Besi Cor Putih (White Cast Iron)


Besi tuang putih (white cast iron) mengandung kadar silikon
rendah, dimana pada saat pemadatan besi carbida membentuk grafit
di dalam ikatan matriks. Dari bidang patah besi cor ini menunjukkan
warna seperti kristal
putih akibat terjadinya
fraktur. Besi tuang
putih (white cast iron)
memiliki angka
kekerasan antara 400 hingga 600 HB dengan tegangan tariknya 270
N/mm2 dan masih dapat ditingkatkan melalui penurunan kadar
karbon sebesar 2,75 sampai 2,9 % menjadi 450 N/mm2. Proses
machining untuk besi tuang putih ini hanya dapat dilakukan dengan
penggerindaan (grinding).
Karbon dalam besi cor ini berbentuk sementit yang keras
sehingga strukturnya pun keras. Besi cor ini terbentuk ketika unsur
karbon tidak mengendap sebagai grafit selama proses pembekuan,
tetapi berkaitan dengan unsure besi (Fe), krom (Cr) atau Mobliden
(Mo) untuk membentuk karbida sepanjang karbida plat besi.

B. Besi Cor Kelabu (Grey Cast Iron)


Grey Cast Iron merupakan paduan dari unsur-unsur besi
(Fe), karbon (C) dan silicon(Si) yang mengandung “ karbon tak
berkaitan” dalam bentuk grafit. Keberadaan grafit pada besi cor
kelabu menyebabkan material ini tidak memiliki daerah elastis
yang linier.
Penambahan unsur
Cu, Cr, Mo dan Ni
dilakukan untuk
mengatur struktur
mikro matriks dan
pembentukan grafit,
serta untuk meningkatkan ketahanan korosi besi cor kelabu

Besi tuang kelabu dapat diberi perlakuan panas (heat treatment)


untuk menghilangkan tegangan dalam setelah proses pengecoran
yakni dengan stress reliefing (dengan memberikan pemanasan
lambat antara 500oC hingga 5750C dan pendinginan secara perlahan-
lahan). Besi cor kelabu dapat dikeraskan dengan proses quenching
dan temperature sekitar 1600˚F (menjadi getas).

C. Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)


Besi Cor ini berasal dari besi cor putih dengan komposisi
karbon dan silikon yang rendah. Distribusi dari karbon yang merata
menyebabkan besi cor ini mudah dibentuk. Proses pembuatannya
adalah besi cor putih dipanaskan hingga suhu 1700oF kemudian
ditahan, diamkan,dan dinginkan selama beberapa jam didalam
tungku. Proses tersebut menyebabkan terlarutnya unsur karbon
dalam austenit, mengendap, dan membentuk grafit bulat tak
beraturan yang disebut karbon temper. Selanjutnya proses ini akan
menghasilkan malleable cast iron dengan matriks ferit.
Besi cor mampu tempa ini dapat digolongkan menjadi besi
cor mampu tempa perapian putih dan besi cor mampu tempa
perapian hitam. Besi cor mampu tempa perapian putih mempunyai
kandungan silikon rendah dan belerang yang tinggi. Cara
pembuatannya pun dengan penghilangan karbon pada besi cor putih
sehingga kulitnya
berubah menjadi ferrit
dan struktur dalamnya
terdiri dari matriks perlit
dengan karbon bulat.
Sedangkan besi mampu
tempa perapian hitam
mempunyai kandungan
silikon yang tinggai dan belerang yang rendah. Cara pembuatannya
dengan melunakkan besi cor putih tetapi sementit teurai menjadi
ferit dan grafit sehingga patahannya terlihat hitam.
Besi cor mampu tempa ini mempunya tiga bentuk, yaitu
Whitehearth, Blackhearth, dan Pearlitic nama-nama ini merupakan
istilah sesuai dengan bentuk microstruktur dari besi tuang tersebut.

D. Besi Cor Nodular (Nodular Cast Iron, Spheriodal Graphite


Cast Iron)
Grafit pada besi cor nodular menempati 10 – 15% dari volume total
material serta tersebar merata didalam struktur dasar (matriks) yang
mirip dengan baja karbon. Oleh karena itu sifat-sifat mekanik dari
besi cor nodular dapat dihubungkan secara langsung dengan mampu
tarik dan keuletan dari matriks yang dimilikinya sebagaimana
halnya dengan baja karbon.Namun karena didalam struktur besi cor
nodular juga terdapat grafit, maka mampu tarik, modulus elastisitas
maupun ketahanan impak secara proporsional akan lebih rendah
dari baja karbon dengan matriks yang serupa.
Besi cor nodular memiliki komposisi yang sama dengan besi
cor kelabu yaitu karbon dan silicon, namun bentuk grafit dari kedua
besi cor ini berbeda. Bentuk grafit pada besi cor nodular ini
berbentuk bulat atau bola kecil karena ditambahkan unsur
magnesium atau cerium. Tuangan spheriodal graphite cast iron
dipanaskan pada temperatur 9000C selama beberapa jam, unsur
karbon akan memecah diri, proses pendinginan akan mengubah
sebagian besar bentuk struktur logam menjadi ferritic spheriodal
graphite cast iron. Spheriodal graphite cast iron memiliki sifat
mekanik antara besi tuang kelabu (grey cast iron) dengan baja. Hal
ini dikarenakan besi lebih rendah kadar karbonnya dari pada besi
tuang kelabu (grey cast iron) oleh karena itu perubahan partikel
kedalam bentuk dari graphite akan memberikan penguatan terhadap
sifat dari spheriodal graphite.

Besi cor kelabu merupakan material yang sering digunakan saat ini karena
mampu menerima beban yang berfluktuasi,namun beban tersebut tidak boleh beban
dinamis, jika terdapat beban dinamis maka besarnya tidak boleh lebih dari 25%.
Angka kekerasan dari besi cor ini adalah antara 155 HB sampai 320 HB tergantung
tingkatannya. besi cor kelabu (grey cast iron) digunakan dalam pembuatan
crankcases, machine tool bed, brake drums, cylinder head dan lain-lain.

Gambar. Tabel sifat Mekanik dari Besi Cor dan Jenisnya


Ketebalan Beban Kekuatan
Kekerasan Defleksi
Jenis logam lentur tarik
Brinell (mm)
(mm) (kg) (kgf/mm2)
Besi cor kelabu:
AISI Kelas 20 ≥25 130-180 2000- 2.5-3.8 12.7-18.3
3000
AISI Kelas 40 ≥25 180-217 3800- 7.7-9.7 28.8-31.6
4500
AISI Kelas 60 ≥25 212-248 5200- 8.9-12.7 42.2-45
6200
Besi cor
1400-
kekuatan tinggi ≥22 ≥217 7-8.5 ≥35.0
1600
(A.F. Meehan)
Besi cor 114-140 ≥35.0
Maleabel
Inti kelabu 201-269 ≥60.0
Inti kelabu
120-190 ≥40.0
(perlit)
Besi cor nodular 230-350 ≥70.0

Tabel Perbandingan Kualitas dan Sifat Mekanik Besi Cor


Menghasi
Nominal Perpanja Kekera
lkan Kekua
komposisi Bentuk ngan san
kekuatan tan Penggun
Nama [% dan [% [
[ ksi tarik aan
menurut kondisi (dalam 2 Brinell
(0.2% [ksi]
beratnya] inci)] skala ]
offset)]

Mesin
silinder
Kelabu blok,
besi roda
C 3.4, 1.8 Melemp
tuang ( —- 25 0.5 180 gaya ,
Si, Mn 0,5 arkan
ASTM gigi ,
A48) mesin
bagian
dasar

Besi Bearing
C 3.4, 0.7 sebagai 450
tuang —- 25 25 00 permuka
Si, Mn 0,6 cor 450
putih an

Gandar
bantalan,
Lunak
C 2,5, 1,0 roda
besi Cor(ann
Si, Mn 33 52 12 130 lagu,
(ASTM ealed)
0,55 otomotif
A47)
cranksha
fts

Roda
3.4 C, P
gigi,
Ulet atau 0,1, 0,4 Cast
camshaft
nodular Mn, Ni Melemp 53 70 18 170
,
besi 1.0, Mg arkan
cranksha
0,06
fts
Nodular(
135 310
ASTM — - Cor 108 108 55 —-
135 310
A339)

C 2.7, Mn
Kekuatan
Ni-keras Si 0,6, 0,5, Pasir-
—- 55 —- 550 Tinggi
tipe 2 4,5 Ni, Cr cast
aplikasi
2.0

Ketahana
Ni-resist C 3.0, Mn n
Cast
type 2 Si 2.0, 1.0, terhadap
Melemp — - 27 22 140
Ni-resist Ni 20,0, Cr panas
arkan
tipe 2 2,5 dan
korosi

Besi cor yang kandungan karbonnya 2.5% – 4% akan mempunyai sifat


mampu las (weldability) rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mampu las
(weldability) pada besi cor adalah :

1. Ketegangan saat pendinginan


Secara teori pengelasan (welding) material las (logam las/weld metal)
akan berkontraksi selama pendinginan. Karena kerapuhan dari besi
tuang inilah kontraksi cast iron mempunyai kemampuan yang lebih
rendah dibandingkan baja.

2. Bentuk yang tidak beraturan


Umumnya besi tuang ini dibuat dalam bentuk yang tidak beraturan atau
dapat dikatakan artistik. Dengan bentuk yang seperti ini, besi tuang
sedikit banyak mempunyai ketebalan yang tidak seragam, hal ini akan
mempengaruhi kontraksi tegangan yang terjadi pada material tersebut
dan mudah terjadi retak. Yang melatarbelakangi ini adalah sifatnya yang
mempunyai daya lentur yang sangat rendah.
3. Pengikatan karbon dari base metal
Akibat pengelasan besi tuang yang tercampur dengan base metal akan
menyebabkan terjadinya pengikatan karbon pada weld metal sehingga
akan terjadi peningkatan kandungan sulfur dan phosphor dalam weld
metal tersebut.

4. Penyerapan minyak pada besi tuang


Karena bentuk karakteristik material ini rata-rata berpori, maka
kemungkinan terjadinya peresapan minyak dalam graphite akan
menyebabkan porositas pada logam las. Biasanya sering dialami oleh
temen praktisi welding, repair pada saat maintenance.

Pada besi cor ketahanan korosi bahan didapatkan dari percampuran asam
yang di padu dengan 10% atau lebih Si. Bahan besi ini akan lebih tahan terhadap
kondisi lingkungan yang terjadi dan tahan lama. Daya tahan panas, daya kekuatan
dan daya terhadap korosi juga dapat dilakukan dengan penambahan Cr, Mo, Si, Al
dan Ni pada besi cor paduan agar kualitas besi cor terjaga dengan baik.

Pada umumnya penggunaan dan aplikasi dari bahan besi cor di bidang
keteknikan khususnya Teknik Sipil dan Lingkungan terdapat pada penopang
(pondasi) pada dinding rumah, pagar rumah, uliran pada lampu ataupun sebagai
pegangan pada tangga. Pada proses pembuatannya diperlukan ketelitian dalam
proses pembuatan dan pengetahuan mengenai sifat serta kemampuan las dari besi
cor itu sendiri. Hal ini diperlukan agar dalam pembentukannya menjadi bahan lain
tidak mengalami kegagalan dan ketidaktelitian.
Gambar. Aplikasi Besi cor

Berdasarkan survey yang telah dilakukan di Perusahaan Bangunan (PB) Ali


di daerah Dramaga, Bogor diketahui harga dan spesifikasi besi cor pada pondasi
penulangan dinding bangunan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel Harga besi Rangka Bangunan di Pasaran


Nama Ukuran Lebar(mm) Harga Biasa (Rp) Harga SNI (Rp)
Besi Rangka Bangunan 12 40.000 -
Besi Rangka Bangunan 10 30.000 -
Besi Rangka Bangunan 8 20.000 -
Besi Batangan 6 17.500 -
Besi Batangan 8 26.000 32.000
Besi Batangan 10 39.000 48.500
Besi Batangan 12 61.000 69.000
Gambar Hasil Survey di PB Ali, Dramaga : Besi cor pada penulangan bangunan

Dalam pengkodean berbagai macam Besi cor salah satunya dilakukan oleh
Durham Foundry yakni ISO Standar 185 (2005) yang merupakan revisi terbaru.
Penggolongan yang dilakukan berdasarkan kekuatan tarik pada bahan. Klasifikasi
yang dilakukan ini sangat membantu teknisi dalam mengetahui kualitas dan
penggunaan secara benar bahan besi cor pada pembangunan yang akan dilakukan.

Tabel Standarisasi ISO 185


Material Tensile Strength
Designation N/mm²

ISO 185/JL/100 100

ISO 185/JL/150 150

ISO 185/JL/200 200

ISO 185/JL/225 225

ISO 185/JL/250 250

ISO 185/JL/275 275

ISO 185/JL/300 300

ISO 185/JL/350 350

Standarisasi dan pengkodean besi cor banyak dilakukan oleh berbagai


macam lembaga,contohnya ada SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ASME
(American Society of Mechanical Engineers). Berikut merupakan contoh dari
pengkodean dan standarisasi dari SNI dan ASME:
 SNI 07-0948-1989 : besi tuang untuk tromol rem kendaraan roda empat

 SNI 07-1071-1989 : besi kelabu untuk pompa untuk lumpur dan pasir

 SNI 07-0374-1989 : baja tuang karbon kekuatan rendah dan menengah

 SNI 07-0356-1989 : besi cor meleabel hitam .

 ASME / ANSI B16.1 – 1998 : Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens

 ASME / ANSI B16.12 - 1998 : Cast Iron Threaded Drainage Fittings

 ASME / ANSI B16 - Standar Pipes and Fittings


Yang ASME B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi
cor, perunggu, tembaga dan besi tempa
The ASME - American Society of Mechanical Engineers - ASME / ANSI
B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor,
perunggu, tembaga dan baja tempa.

 ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens
Standar ini untuk Kelas 25, 125, dan 250 Cast Iron Pipe Fittings flensa dan
flens meliputi:
(a) tekanan-suhu peringkat,
(b) ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting,
(c) tanda,
(d) persyaratan minimum untuk bahan,
(e) dimensi dan toleransi,
(f) baut, mur, dan paking dimensi dan
(g) tes.

 ASME / ANSI B16.3 - 1998 - Besi lunak Threaded Fittings


Standar ini threaded fitting besi lunak Kelas 150, dan 300 menyediakan
persyaratan sebagai berikut:
(a) tekanan-suhu pemberian peringkat
(b) ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting
(c) menandai
(d) bahan
(e) dimensi dan toleransi
(f) threading
(g) lapisan

 ASME / ANSI B16.4 - 1998 - Cast Iron Fittings Threaded


Standar ini threaded fitting besi abu-abu, Kelas 125 dan 250 meliputi:
(a) tekanan-suhu pemberian peringkat
(b) ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting
(c) menandai
(d) bahan
(e) dimensi dan toleransi
(f) threading, dan
(g) lapisan

 ASME / ANSI B16.10 - 2000 - Face-to-Face dan End-to-End Dimensions


of Valves
Standar ini meliputi tatap muka dan end-to-end segera dimensi katup, dan
pusat-untuk menghadapi dan pusat-to-end sudut dimensi katup. Tujuannya
adalah untuk memastikan instalasi interchangeability untuk katup dari
bahan tertentu, jenis ukuran, rating kelas, dan mengakhiri sambungan

 ASME / ANSI B16.11 - 2001 - Forged Steel Fittings, Socket-Welding dan


Threaded
Standar ini meliputi penilaian, dimensi, toleransi, menandai dan material
alat kelengkapan persyaratan untuk dipalsukan, baik soket-pengelasan dan
benang.
 ASME / ANSI B16.12 - 1998 - Cast Iron Threaded Drainage Fittings
Standar ini untuk cast iron threaded fitting drainase meliputi:
(a) ukuran dan metode dalam mengurangi bukaan menunjuk alat
kelengkapan
(b) tanda
(c) bahan
(d) dimensi dan toleransi
(e) threading
(f) rusuk
(g) lapisan
(h) wajah bevel pengosongan nozel, input shaft, pangkal piring, dan dasar
lubang baut (lihat Tabel 1 dan 2).

 ASME / ANSI B16.14 - 1991 - Ferrous Pipe Plugs, Bushings dan


Locknuts dengan Pipa Threads
Standar ini Ferrous Pipe Plugs, Bushings, dan Pipa Threads Locknuts
dengan meliputi:
(a) tekanan-suhu rating:
(b) ukuran;
(c) tanda;
(d) bahan;
(e) dimensi dan toleransi;
(f) threading; dan
(g) pola lancip.

 ASME / ANSI B16.15 - 1985 (R1994) - Pemain Bronze Threaded Fittings


Standar ini berkaitan terutama untuk melemparkan Kelas Kelas 125and
threaded 250 perunggu pipa fitting. Syarat tertentu juga berhubungan
dengan tempa atau buanglah plugs, Bushings, kopling, dan topi. Standar
ini meliputi:
(a) tekanan-suhu pemberian peringkat;
(b) ukuran dan metode menunjuk mengurangi bukaan pipa fitting;
(c) tanda;
(d) persyaratan minimum untuk kualitas pengecoran dan bahan;
(e) dimensi dan toleransi di AS adat dan metrik (SI) unit;
(f) threading.

 ASME / ANSI B16.18 - 1984 (R1994) - Pemain Copper Alloy Solder


Joint Pressure Fittings
Standar ini untuk cor paduan tembaga tekanan bersama fitting solder
dirancang untuk digunakan dengan tabung air tembaga, menetapkan
persyaratan untuk:
(a) Tekanan-suhu pemberian peringkat;
(b) Singkatan untuk mengakhiri sambungan;
(c) Ukuran dan metode bukaan menunjuk fitting;
(d) Pemberian tanda;
(e) Material;
(f) Dimensi dan toleransi; dan
(g) Tes.
PENUTUP
Kesimpulan

Besi tuang atau besi cor merupakan salah satu bahan teknik yang diperlukan
di bidang keteknikan struktur dan infrastruktur khususnya penulangan bangunan
beton dan dinding rumah. Terdapat beberapa jenis besi cor yakni: Besi Cor Putih
(White Cas Iron), besi cor kelabu (Grey Cast iron), besi cor mampu tempa
(Malleable Cast Iron), dan besi cor nodular (Nodular Cast Iron). Dari data ada besi
cor kelabu mendapat peringkat satu dalam pengaplikasian dan penggunaan pada
penulangan pondasi bangunan dan perumahan.

Besi Tuang menjadi contoh yang nyata bahwa rekayasa yang dilakukan
pada suatu bahan akan menimbulkan perubahan bahan menjadi bahan yang berguna
untuk kebutuhan manusia, khususnya pengaplikasian besi cor pada bidang struktur
dan infrastruktur. Penambahan logam lainnya selain besi juga akan menambah daya
dan kualitas dari besi cor itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Surdia, Tata dan Saito, Shinroku.1999.Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta :


Pradnya Paramita.
Anonim.2008. Besi Tuang[terhubung berkala]
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedi
a.org/wiki/Cast_iron . [28 Nov 2010]
Hapli.2008.Besi Cor.[terhubung berkala]
http://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor/ [24 Nov 2010]
Hapli.2008.Besi Cor Nodular.[terhubung berkala]
http://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/ [26 Nov 2010]
Ryugaze.2010.Pengecoran.[terhubung berkala]
http://ryugaze.wordpress.com/2010/03/05/pengecoran/ [ 24 Nov 2010]
Sonjaya.2010.Besi Cor.[terhubung berkala].
http://sonjaya45.wordpress.com/2010/03/13/besi-cor/ [24 Nov 2010]
Vanadium.2010.Besi Cor.[terhubung berkala] http://gnx-
putuarjo.blogspot.com/2010/02/besi-cor.html [25 Nov 2010]
http://www.castironcastings.com/index.html [terhubung berkala]
Anonim.2009.Teknologi Blast Furnace
http://212788.blogspot.com/2010/07/teknologi-blast-furnace-dalam-
pembuatan.html[terhubung berkala] [25 Nov 2010]
Durham Foundry dkk.2010. Pengkodean Besi cor.
http://www.castironcastings.com/ISO185_BSEN1561_BS1452.html
[terhubung berkala] [25 November 2010]

Anda mungkin juga menyukai