Anda di halaman 1dari 5

E-JOURNAL EQUILIBRIUM MANAJEMEN Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018

http://jurnal.manajemen.upb.ac.id ISSN (Online): 2460-2299


ISSN (Cetak): 1693-5233

Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Merah Di Kecamatan Rasau Jaya


Kabupaten Kubu Raya
Stevanus Sugianto
Hery Medianto Kurniawan
Rudy Triadi Yuliarto
1
Jalan Karet Pontianak, email : stevgiant@gmail.com
2
Jalan Kemakmuran No. 31 Pontianak, email : haemkaa@gmail.com
3
Jalan Prof. M. Yamin Gang PGA No. A44, email : syifa_pga@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan R/C Ratio usahatani bawang merah di
Kecamatan rasau Jaya dan untuk mengetahui produktivitas modal 𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 yaitu
perbandingan antara keuntungan dengan total biaya perusahatani dan dengan bunga (Kredit
Usaha Rakyat) KUR. Penelitian ini dilaksanakan pada petani bawang merah yang terletak di
Kecamatan Rasau Jaya yang terbagi menjadi 4 (empat) desa yaitu Desa Rasau Jaya I, Desa
rasau Jaya II, Desa Rasau Jaya III dan Desa Bintas Mas, dengan waktu penelitian selama 3 (tiga)
bulan Maret-Mei 2018 metode yang digunakan adalah metode survey. Populasi pada penelitian
ini yaitu petani bawang merah yang berjumlah 31 orang, yang terdiri dari Desa Rasau Jaya I 8
orang petani, Rasau Jaya II 8 orang petani, Rasau Jaya III 8 orang petani dan Desa Bintang Mas
7 orang petani . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh petani
bawang merah adalah hasil dari penjualan bawang merah, rata-rata keuntungan yang diterima
dari usahatani bawang merah di Kecamatan Rasau Jaya yaitu RP. 4.756.560 per musim tanam.
Dari hasil perhitungan R/C ratio lebih dari satu yaitu 1,89 artinya usaha ini menunjukkan bahwa
penerimaan yang diperoleh adalah sebesar 1,89 kali lipat biaya hal ini menunjukkan usahatani
bawang merah layak diusahakan dan hasil perhitungan 𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 (produktivitas modal) yaitu
sebesar 89 % lebih besar dari bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebesar 7 % , artinya analisis
𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 dari usahatani bawang merah di Kecamatan Rasau Jaya layak karena lebih besar
dari bunga KUR sebesar 7%.

Kata Kunci : Kelaykan usaha, Bawang Merah, Ratio

PENDAHULUAN Berdasarkan data dari Dinas Pertanian


Dalam rangka mewujudkan kemandirian Kabupaten Kubu Raya , lokasi tempat
ekonomi dan kemandirian pangan dengan pengembangan perluasan areal kawasan
menggerakkan sektor-sektor strategis bawang merah antara lain Desa Rasau Jaya
ekonomi domestik sebagaimana I, Rasau Jaya II, Rasau Jaya III dan Bintang
diamanatkan dalam NAWACITA termasuk Mas. Hasil produksi bawang merah di desa
kontribusi dari sektor pertanian, Direktorat Rasau Jaya I, Rasau Jaya II, Rasau Jaya III
Jendral Hortikultura mengembangkan dan Bintang Mas masih belum optimal dan
komoditas bawang merah yang merupakan tidak mencapai target yang ditentukan oleh
komoditas strategis dan memiliki nilai Dinas Pertanian Pangan dan Hortikultura
ekonomis tinggi serta tidak dapat disubtitusi tahun 2017 yaitu mendapatkan produksi
dengan komoditas lain. Dewasa ini bawang 15-25 ton per hektarnya dan pada tahun
merah dimasukkan kedalam kelompok 2016 produksi rata-rata nasional bawang
komoditas pangan utama, karena merah di Indonesia sebesar 9,669 ton
ketersediaan dan harganya sangat sedangkan di Kecamatan Rasau Jaya yang
berpengaruh pada inflasi dan perekonomian paling tinggi produksinya di Desa Rasau
nasional (Kementrian Pertanian, 2017). Jaya II yaitu sebesar 5,5 ton per hektarnya.
E-JOURNAL EQUILIBRIUM MANAJEMEN Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
http://jurnal.manajemen.upb.ac.id ISSN (Online): 2460-2299
ISSN (Cetak): 1693-5233

Program perluasan areal kawasan bawang deskriptif adalah prosedur pemecahan


merah merah di Kalimantan Barat masalah yang diselidiki dengan
merupakan program baru, sehingga menggambarkan/ melukiskan keadaan
penyebaran dan kelayakan usahataninya subyek/obyek penelitian (seseorang,
belum optimal. Keadaan ini memerlukan lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada
suatu evaluasi dan analisis untuk menilai saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tingkat kebutuhan optimumnya sehingga tampak atau sebagaimana adanya.
layak untuk beroperasi secara Penggunaan metode di atas dimaksudkan
menguntungkan. Terjadinya gagal panen, untuk memecahkan masalah dengan
belum pahamnya petani dalam menggunakan fakta sebagaimana adanya
membudidayakan bawang merah, pada saat penelitian dilakukan.
kesulitannya memperoleh bibit serta
mahalnya harga bibit, ini merupakan Populasi dan Sampel
beberapa hal yang membuat hasil produksi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
bawang merah belum optimal di Kecamatan petani bawang merah yang terdapat di
Rasau Jaya. Kecamatan Rasau Jaya yang berjumlah 102
orang. Untuk menentukan jumlah sampel
METODE PENELITIAN dari setiap strata/kelompok dalam suatu
Tempat Dan Waktu Penelitian populasi berdasarkan rumus Stratified
Penelitian ini akan dilaksanakan di Random Sampling, dimana jumlah sampel
Kecamatan Rasau Jaya yang dibagi menjadi penelitian ini adalah sebanyak 31 orang
empat desa yaitu, Desa Rasau Jaya I, Desa petani bawang merah di Kecamatan Rasau
Rasau Jaya II, Desa Rasau Jaya III dan Desa Jaya Kabupaten Kubu Raya.
Bintang Mas. Penelitian dilakukan pada
petani bawang merah yang mendapat Variabel Peneltian
bantuan pemerintah pada program Variabel pengamatan di dalam penelitian
perluasan areal kawasan bawang merah ini meliputi :
yang dimulai awal tahun 2015. Waktu 1. Karakteristik Pelaku Usaha Industri
penelitian dilaksanakan tiga bulan terhitung Pengolahan Lidah Buaya
dari pengumpulan data Maret – Agustsu Karakteristik petani adalah ciri-ciri yang
2018. Lokasi penelitian ditentukan secara melekat pada diri responden dan
sengaja (purposive) dengan pertimbangan : ditetapkan dengan sebanyak lima
di Kecamatan Rasau Jaya mendapat karakteristik, yaitu umur, tingkat dan
bantuan program perluasan areal kawasan pendidikan.
bawang merah oleh Dinas Pertanian Pangan 2. Biaya (Rp/Musim Tanam)
dan Hortikultura di Kalimantan Barat. a. Biaya tetap meliputi :
- Biaya pembelian handsprayer
Bahan Dan Alat - Biaya pembelian arit
Bahan dan alat yang digunakan dalam - Biaya pembelian cangkul
penelitian ini antara lain checklist data - Biaya pembelian gembor
melalui kuisioner, alat tulis, kalkulator dan - Biaya pembelian ember
alat bantu lainnya yang dianggap perlu. b. Biaya variabel meliputi :
- Pupuk organik ( Kotoran ayam dan
Bentuk Penelitian kotoran sapi)
Untuk mengarahkan penelitian yang - Pupuk anorganik (Phonska, Sp36,
dilaksanakan perlu prosedur pemecahan dolomit dan KCL)
masalah penelitian dengan suatu metode. - Fungisida (Antracol dan
Dalam penelitian ini metode yang amistratop)
digunakan adalah metode deskriptif. - Insektisida (Alika, siklon,
Menurut Umar (2008), mengatakan metode prevathon, dan klensect)
E-JOURNAL EQUILIBRIUM MANAJEMEN Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
http://jurnal.manajemen.upb.ac.id ISSN (Online): 2460-2299
ISSN (Cetak): 1693-5233

- Bibit bawang merah R/C < 1 = Tidak menguntungkan


- Mulsa atau rugi / Tidak Layak untuk
- Tenaga Kerja diusahakan (Soekartawi, 2002).
3. Penerimaan (Rp/Musim Tanam)
4. Keuntungan (Rp/Musim Tanam) 3. Untuk mengetahui produktivitas
modal usahatani bawang merah
Analisis Data Penelitian menggunakan rumus yaitu :
1. Untuk mengetahui keuntungan usahatani Keuntungan (𝜋)
𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
bawang merah digunakan rumus yaitu : Total Cost(TC)
Biaya : Keterangan :
TC =TFC + TVC 𝜋 / C ratio > Bunga bank yang
Keterangan : berlaku = Layak (Ken Suratiyah,
TC = Total Cost / Biaya 2015).
Total(Rp/Musim Tanam)
TFC =Total Fixed Cost / Biaya Tetap PEMBAHASAN
Total(RP/Musim Tanam) Analisis Keuntungan
TVC = Total Variabel Cost / Biaya Suatu usaha dapat dikatakan mencapai
Tidak Tetap Total(Rp/Musim Tanam) keuntungan apabila total penerimaannya
Penerimaan : lebih besar dari pengeluarannya. Untuk
TR = P.Q mengetahui keuntungan yang diperoleh
Keterangan : responden dari usahanya, maka perlu
TR = Total Revenue / Pene rimaan dilakukan perhitungan dengan cara
Total(Rp/Musim Tanam) menggunakan total penerimaan dengan
P = Price / Harga Produk(Rp/Musim total biaya yang dikeluarkan. Penerimaan
Tanam) merupakan hasil kali antara jumlah
Q = Quantity/ Jumlah Produk(Rp/Musim produksi dengan harga jual. Dalam satu
Tanam) tahun pelaku usahatani bawang merah rata-
Keuntungan : rata dapat memproduksi bawang merah 367
𝜋 = TR- TC Kg/musim tanam dengan harga jual
Dimana : Rp.26.935,-/kg, dengan rata-rata
𝜋 = Keuntungan atau Pendapatan penerimaan usahatani bawang merah
Bersih(RP/Musim Tanam) sebesar Rp.9.734.548 ,- per musim tanam.
TR = Total Revenue / Penerimaan Biaya total adalah semua biaya yang
Total(Rp/Musim Tanam) dikeluarkan responden dalam usahanya,
TC = Total Cost/ Biaya Total(Rp/Musim baik biaya tetap maupun biaya variabel.
Tanam) Rata-rata biaya total yang dikeluarkan
dalam berusahatani bawang merah selama
2. Untuk mengetahui kelayakan usahatani satu kali musim tanam adalah sebesar
bawang merah digunakan rumus yaitu : Rp.4.977.988, dengan demikian
R / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 keuntungan rata-rata yang diperoleh pelaku
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 (𝑇𝑅) usahatani bawang merah adalah sebesar
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡(𝑇𝐶) Rp.4.756.560, per musim tanam.
Keterangan : Usahatani bawang merah di Kecamatan
R/C > 1 = Menguntungkan / Layak Rasau Jaya telah memberikan keuntungan
untuk diusahakan bagi pelaku usahatani, hal ini dikarenakan
R/C = 1 = Tidak untung dan tidak penerimaan lebih besar dibandingkan
rugi dengan biaya yang harus dikeluarkan.
E-JOURNAL EQUILIBRIUM MANAJEMEN Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
http://jurnal.manajemen.upb.ac.id ISSN (Online): 2460-2299
ISSN (Cetak): 1693-5233

Analisis R/C Ratio oprasional dari Dinas Pertanian Pangan


Agar dapat mengetahui kelayakan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan
pengembangan usahatani bawang merah Barat yang berupa bibit bawang merah,
digunakan Revenue Cost Ratio (R/C). pupuk anorganik, kapur pertanian,
Analisis R/C ditujukan untuk menunjukkan insektisida, fungisida dan mulsa (Dinas
gambaran berapa kali lipat penerimaan Pertanian Tanaman Pangan dan
yang bisa diperoleh dari biaya yang Hortikultura, 2018).
dikeluarkan dalam usahatani bawang merah, Terlepas dari adanya
dapat dilihat dari perbandingan antara total sarana dan prasarana dari pemerintah,
penerimaan dengan total biaya yang petani juga memerlukan bantuan dana
dikeluarkan. Apabila R/C > 1, maka usaha untuk pengembangan usahanya, melalui
tersebut dikatakan menguntungkan, apabila Bank Negara Indonesia(BNI) sebagai
R/C < 1, maka tidak menguntungkan dan salah satu bank penyalur Kredit Usaha
R/C=1, maka tidak untung dan tidak rugi. Rakyat(KUR) yang berkomitmen
Berdasarkan hasil penelitian yang telah mendorong percepatan pengembangan
dilakukan diperoleh tingkat kelayakan sektor rill dan pemberdayaan usaha
usahatani bawang merah di Kecamatan mikro, kecil dan menengah dibidang
Rasau Jaya ( Desa Rasau Jaya I, Rasau Jaya usaha sektor pertanian, melaui program
II, Rasau Jaya III dan Desa Bintang Mas). Kredit Usaha Rakyat(KUR) dengan suku
R / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 bunga KUR sebesar 7% per tahun.
Total Revenue (TR) Analisis 𝝅 / 𝐂 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐 merupakan
=
Total Cost(TC) produktivitas modal yaitu perbandingan
9.734.548 antara keuntungan dengan total biaya
R / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = perusahatani dan dengan bunga KUR
4.977.988
= 1.95 > 1 ( Layak ( Kredit usaha rakyat) yang berlaku saat
atau menguntungkan) penelitian. Bunga KUR tahun yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa berlaku adalah sebesar 7% pada tahun
usahatani bawang merah di Kecamatan 2017 (Kementrian Koordinator Bidang
Rasau Jaya layak diusahakan atau Perekonomian, 2017). Berdasarkan hasil
menguntungkan. Hal ini di buktikan penelitian yang telah dilakukan
bahwa perbandingan penerimaan dan diperoleh 𝝅 / 𝐂 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐 usahatani
biaya masing-masing usahatani bawang bawang merah di Kecamatan Rasau Jaya
merah lebih besar dari 1 dengan nilai (Desa Rasau Jaya I, Rasau Jaya II, Rasau
R/C yang diperoleh sebesar 1,95. Hal ini Jaya III, dan Desa Bintang Mas)
menunjukkan penerimaan usahatani Keuntungan (𝜋)
𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
bawang merah yang diperoleh sebesar Total Cost(TC)
1,95 kali lipat biaya. 4.458.108
𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
5.276.440
Analisis 𝝅 / 𝐂 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐 = 0.89
Komoditas penyumbang inflasi terbesar = 89 % > 7 %
adalah komoditas hortikultura, seperti Hasil analisis 𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 menunjukkan
bawang merah salah satunya. Pada tahun bahwa perbandingan antara keuntungan
2017 dan 2018, Kementrian pertanian dengan total biaya lebih besar dari bunga
memiliki kebijakan, program dan KUR 7 % dan rata-rata perbandingan
kegiatan bidang pertanian sub sektor tersebut adalah 89 % > 7%. Bearti analisis
hortikultura. Komoditi yang di 𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 dikatakan layak karena lebih
prioritaskan adalah bawang merah. besar dari bunga KUR sebesar 7 %
Petani bawang merah di Kecamatan
Rasau Jaya mendapatkan bantuan biaya
E-JOURNAL EQUILIBRIUM MANAJEMEN Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
http://jurnal.manajemen.upb.ac.id ISSN (Online): 2460-2299
ISSN (Cetak): 1693-5233

SIMPULAN DAN SARAN program bantuan-bantuan pemerintah


Simpulan hendaknya secara merata dan adil.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
sebagaimana yang telah diuraikan pada DAFTAR PUSTAKA
bagian terdahulu, maka kesimpulan terkait
penelitian inin adalah sebagai berikut : AAK.2004.Pedoman Bertanam Bawang,
1. Usahatani bawang merah di Kanisius.Yogyakarta
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten
Kubu Raya meguntungkan pelaku Awaludin,Syahrul.2014.Analisis
usahatani bawang merah ditinjau dari Keuntungan Usaha Penggilingan Padi
aspek keuntungannya. Hal ini dapat Di Desa Sungai Rengas Kecamatan
dilihat dari rata-rata keuntungan yang Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
diterima yaitu Rp.4.458.108, per
musim tanam. Balai Penyuluhan Pertanian.2017.Data
2. Usahatani bawang merah di Petani Bawang Merah dan Jumlah
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Produksi Bawang Merah.Kecamatan
Kubu Raya menguntungkan karena Rasau Jaya
rata-rata R/C lebih dari satu yaitu 1,89
artinya usaha ini menunjukkan bahwa Dinas Pertanian.2017.Standar Operasional
penerimaan yang diperoleh adalah Prosedur Budidaya Bawang
sebesar 1,89 kali lipat biaya. Merah.Kubu Raya
3. Usahatani bawang merah di
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Kubu Raya dikatakan layak Hortikultura.2017. Pedoman Budidaya
berdasarkan perbandingan antara Bawang Merah Menggunakan Benih
keuntungan dengan total biaya Biji.Kalimantan Barat
perusahatani ( 𝜋 / C 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 ) karena
memiliki nilai rata-rata sebesai 89 % Elfia,Reni.2014.Faktor-Faktor Yang
lebih besar jika dibandingkan dengan Mempengaruhi Produksi Bawang merah
bunga KUR tahun 2017 yaitu sebesar di Nacari Salimpat Kecamatan Lembah
7 %. Gumanti Kabupaten Solok.Jurusan
Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI
Saran Sumatera Barat.Padang
Berdasarkan hasil analisis kelayakan
usahatani bawang merah di Kecamatan Kementrian pertanian,2016.Petunjuk Teknis
rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya petani Kegiatan Pengembangan Sayuran dan
sebagai pelaku usahatani bawang merah tanaman Obat Tahun 2017.
untung, akan tetapi petani itu sulit dalam
mendapatkan bibit bawang merah dengan Kementrian Koordinator Bidang
baik, oleh karena itu untuk dinas Pertanian Perekonomian. 2017. Kumpulan
Kubu Raya hendaknya memfasilitasi dalam Peraturan Kredit Usaha Rakyat 2017.
pengadaan bibit bagi petani bawang merah.
Pemerintah dalam hal ini instansi terkait Listianawati,Nita Nur.2014.Analisis Faktor-
yang ada di Kecamatan Rasau Jaya Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
khususnya dan Kabupaten Kubu Raya Bawang Merah di Desa Kupu
umumnya, hendaknya dapat mengambil Kecamatan Wanasari Kabupaten
kebijaksanaan yang berkaitan dengan Brebes.Jurusan Agribisnis Fakultas
pengembangan usahatani bawang merah Sains dan Teknologi Universitas Islam
secara lebih intensif khususnya melalui Negeri Syarif Hidayatullah.Jakarta
pelaksanaan ekstensifikasi dan dalam

Anda mungkin juga menyukai