DISUSUN OLEH :
MOCHAMMAD FAISHOL
NIP. 198505302009011002
Abstraksi
: Karya Tulis ini ingin mengungkapkan lebih jauh seputar isu kehamilan
akibat perzinaan yang masih marak dilakukan kalangan remaja sebelum
nikah yang kemudian mengakibatkan banyak pernikahan usia dini. Selain
itu, artikel ini mencoba memaparkan bagaimana status hukum pernikahan
yang disebabkan kehamilan diluar nikah tersebut menurut hukum Islam
dan hukum di indonesia. Kedua bagaimana status hukum anak yang
ibunya hamil sebelum nikah. Ketiga bagaimana dampak Kehamilan di
Usia Dini menurut Kesehatan. Kempat menjelaskan nerbagai penyebab
kehamilan sebelum menikah diwilayah kecamatan Tulangan. Kelima
menjelaskan salahsatu cara metode konseling kelompok memalui
conselling camp bagi siswa SMA dapat mengurangi kehamilan di luar
nikah di kecamatan Tulangan.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, kami melantunkan puja dan puji, memohon
pertolongan dan pengampunan kepada NYA. Karena daya dan ridho-NYA pula
hingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis dengan judul “UPAYA
MENURUNKAN TINGGINYA ANGKA KEHAMILAN DILUAR NIKAH
MELALUI CONSELING CAMP BERSAMA PENGHULU DAN PUSKESMAS
PADA SISWA SEKOLAH SMA DI WILAYAH KECAMATAN TULANGAN
KABUPATEN SIDOARJO. Karya Tulis ini disusun untuk mengikuti lomba
karya tulis ilmiah 2019 di kanwil Kementerian Agama provinsi Jawa Timur.
Permasalahan kehamilan di luar nikah dalam masyarakat Indonesia dewasa
ini cenderung semakin meningkat dan makin marak dari tahun ke tahun. Hal ini
adalah salah satu konsekuensi dari kian menguatnya gaya permisif dalam
masyarakat. Khususnya dikalangan para remaja. Meski demikian, kehamilan
diluar nikah tetap dianggap sebagai sebuah aib ditengah budaya timur masyarakat
Indonesia. Baik masyarakat kota dengan gaya permisifnya maupun masyarakat
desa yang masih memegang teguh tradisi komunal. Sebab bagaimanapun juga hal
semacam ini merupakan sebuah penyimpangan, baik dalam sudut pandang ajaran
agama maupun aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Kehamilan diluar Nikah yang dianggap sebagai sebuah aib inilah yang
kemudian menyebabkan dipilihnya pernikahan sebagai salah satu solusi untuk
menutupi aib atau memperbaiki reputasi atau nama baik para pelaku dalam
masyarakat. Meski pada akhirnya kemudian pernikahan ini dianggap terlalu dini
untuk dilakukan. Penyimpangan-penyimpangan akibat pergaulan remaja yang
terlalu bebas ini sering lahir dikarenakan ketidakmampuan yang bersangkutan tak
mampu menahan diri sehingga norma-norma apapun akan dilanggar. Pegaulan
bebas seolah telah menjadi trend yang menjadi identitas di kalangan remaja.
Fenomena itulah yang melatar belakangi penulis untuk memberanikan diri
menulis makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharap masukan, kritik dan saran yang
ii
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhirnya penulis berharap
semoga penyusunan karya Tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.
iii
DAFTAR ISI
Cover
Abstrak ............................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Daftar Lampiran .............................................................................................. v
Daftar Tabel ..................................................................................................... vi
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 2
1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
2. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan .............................................................................. 3
1. Bagian Awal ......................................................................................... 3
2. Bagian Isi ............................................................................................. 3
3. Bagian Akhir ....................................................................................... 4
Bab II KAJIAN TEORI
A. Pernikahan Wanita Hamil sebelum nikah menurut pandangan hukum Islam
dan Hukum di Indonesia ........................................................................... 5
1. Pernikahan Wanita Hamil sebelum nikah menurut pandangan
hukum Islam ......................................................................................... 5
2. Pernikahan Wanita Hamil sebelum nikah menurut pandangan
hukum di Indonesia ............................................................................. 8
B. Status Hukum anak yang dilahirkan sebelum pernikahan ....................... 10
C. Kehamilan di Usia Dini menurut Kesehatan ........................................... 12
Bab III PEMBAHASAN
A. Berbagai Faktor Penyebab Wanita Hamil Sebelum Nikah di
Kecamatan Tulangan ................................................................................ 16
B. Metode Conselling Camp Bagi Siswa SMA di Kecamatan Tulangan ..... 17
iv
C. Efektivitas Conseling Camp Bagi Siswa SMA Dalam Menurunkan
Angka Kehamilan Sebelum Nikah Di Kecamatan Tulangan .................. 20
Bab IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 21
B. Saran ......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
1
tokoh masyarakat atau keterangan yang bersangkutan ketika pemeriksaan
nikah. Keadaan ini sangat bertentangan sebenarnya dengan kondisi
masyarakat Tulangan yang relative agamis. Maka penulis marasa perlu
mengadakan sebuah tindakan yang tidak biasa untuk mengurangi tingginya
kehamilan sebelum pernikahan. KUA perlu bekerjasama dengan Puskesmas
untuk mengadakan penyuluhan atau konseling gaya baru kepada siswa siswi
sekolah setingkat SMA di wilayah kecamatan Tulangan Sidoarjo
B. Perumusan Masalah
1. Apakah penyebab tingginya angka kehamilan diluar nikah diwilayah
kecamatan Tulangan Sidoarjo ?
2. Bagaimanakah conseling camp pada siswa sekolah SMA diterapkan untuk
mengurangi angka kehamilan diluar nikah diwilayah kecamatan Tulangan
Kabupaten Sidoarjo?
3. Bagaimana efektifitas conseling camp pada siswa sekolah SMA
menurunkan angka kehamilan sebelum nikah diwilayah kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo?
2
c. Untuk mengetahui efektifitas conseling camp pada siswa sekolah SMA
menurunkan angka kehamilan sebelum nikah diwilayah kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
2. Manfaat
a. Bagi Penghulu penelitian ini bermanfaat sebagai pijakan penghulu
untuk bagaimana melakukan pembinaan calon pengantin dengan baik
dan menarik.
b. Bagi Objek penelitian dalam hal ini siswa SMA dapat menjadi bekal
bagi mereka kelak ketika akan membina sebuah keluarga.
c. Penelitian ini bermanfaat bagi pihak terkait sebagai pijakan untuk
menemukan formula terbaik dalam memberi bimbingan dan konseling
kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk mmenurunkan
angka kehamilan diluar nikah.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan kerangka penelitian yang
memberikan petunjuk mengenai pokok-pokok permasalahan yang akan
dibahas dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu, penulis membagi
menjadi tiga bagian utama, yakni bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
1. Bagian awal
Pada bagian awal meliputi halaman sampul, judul, abstrak, ,daftar isi dan
kata pengantar.
2. Bagian Isi
Bab I Pendahuluan
berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian teoritis dan metodologis penulisan
meliputi; Kajian tentang hamil sebelum nikah, status anak yang lahir
dengan kehamilan sebelum nikah menurut hukum positif dan hukum
Islam. Kajian tentang kehamilan diusia dini ditinjau dari sisi kesehatan
3
Bab III pembahasan tentang penyebab dan berbagai factor yang
menyebabkan kehamilan sebelum nikah di kecamatan Tulangan.
Pembahasan tentang formula dan program terbaik yang akan diterapkan
dalam conseling camp bagi siswa SMA di Kecamatan Tulangan.
Pembahasan tentang efektivitas Program conseling camp dalam
menurunkan angka kehamilan sebelum nikah.
Bab IV Penutup, berisi: kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir
Pada bagian akhir pada karya tulis ilmiah ini terdiri dari daftar pustaka
Dan lampiran-lampiran.
4
BAB II KAJIAN TEORI
1
Sayyid Sabiq, Fiqh as-sunnah,alih bahasa Muhammad Talib,cet. I (Bandung: al-
Ma’arif,1980).hlm.13
2
Imam Muslim, Sahih Muslim, (ttp:al-Qana’ah,t.t)hlm.638. H.R Muslim dari Ibn Mas’ud
3
Wahbah az-Zuhaili,al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh,cet. 3 (Damaskus: Dar al-Fikr,1989),
hlm.31
5
kebutuhan yang bersifat esensial bagi kehidupan manusia, Allah SWT
mensyariatkan nikah dan melarang zina. Bila ini diabaikan, eksistensi
keturunan akan terancam.4
Allah SWT berfirman :
ٍ َو ِم ْن آ َياتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْنفُسِ ُك ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلت َ ْس ُكنُوا ِإلَ ْي َها َو َج َع َل َب ْي َن ُك ْم َم َودَّةً َو َرحْ َمةً ِإ َّن فِي ذَلِكَ آل َيا
ت
5
َِلقَ ْو ٍم َيتَفَ َّك ُرون
4
Fathurahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, cet I(Jakarta: Logos Wacana
Ilmu,1997)hlm.130
5
Ar-Ruum (30):21
6
Sehubungan dengan hal ini, Sayyid Sabiq dalam Fiqh as-Sunnah memberikan alasan
dijadikannya zina sebagai salah satu tindak pidana. Antara lain:
a.Zina dapat menghilangkan nasab
b. Zina dapat menyebabkan penularan penyakit kelamin
c. Zina merupakan salah satu penyebab timbulnya pembunuhan, karena rasa cemburu merupakan
rasa yang ada dalam tiap diri manusia
d. Zina dapat menghancurkan keutuhan rumah tangga dan meruntuhkan eksistensinya. Bahkan
lebih dari itu dapat memutuskan hubungan rumah tangga, termasuk anak-anaknya
e. Zina hanya sekedar hubungan yang bersifat sementara, tidak ada masa depan dan kelanjutannya.
Karena itu zina termasuk perbuatan binatang. Lihat Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah. Hlm.340-341
7
An-Nuur (24):3
6
nikah.8 Disamping itu mereka juga berbeda pendapat apakah ayat
َّ َوأَ ْن ِك ُحوا األيَا َمى ِم ْن ُك ْم َوال
tersebut mansukh oleh ayat : . 9صا ِل ِحين
Sehingga sebagian ulama Hanafiyyah dan sebagian besar Syafi’iyyah
berpendapat seseorang yang berzina dengan wanita maka boleh
mengawininya dan juga bagi pria lain yang tidak melakukan zina boleh
mengawininya berdasarkan hadits: ان امرأتي التمنع يد:أن الرجال قا ل للنبي ص م
.10فاستميع بها:قال, أخاف أن تتبع نفسي: قال,غربها:المس!قال ص م
Sedangkan sebagian ulama mutaqaddimin mengatakan bahwa ayat
tersebut muhkamat11 dan bukan merupakan mansukh. Sehingga mereka
berpendapat bagi orang yang berzina maka perkawinan dengan istrinya
menjadi rusak. Sebagian lain berpendapat bahwa pernikahannya tidak
rusak akan tetapi seorang lelakidiperintahkanuntuk mentalak istrinya jika
berzina.12
Pada dasarnya, ketentuan tentang bolehnya seorang wanita hamil
dikawinkan dengan laki-laki yang menghamilinya, tidak bertentangan
dengan pendapat imam-imam madzhab. Karena para ulama termasuk
didalamnya para imam madzhab empat sepakat bahwa laki-laki pezina
halal menikahi wanita pezina.13Dengan demikian, perkawinan tersebut
adalah sah dan mereka boleh bersetubuh layaknya suami istri meski status
anak hasil perzinahan tersebut adalah anak zina.
8
Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat kata ganti tersebut menunjukkan pada arti
nikahnya wanita zina dan wanita musyrik, sehingga menurutnya haram menikahi wanita zina dan
musyrik. Sedangkan ulama lain mengatakan bahwa kata ganti tersebut menunjukkan perbuatan
zina dan musyriknya. Lihat al-Imam al-Dahlawi, al-Maswa Syarh al-Muwatta’, cet. 1, (Beirut: Dar
al-Kutub al-Ilmiyyah, 1403 H/1983), hlm.111
9
An-Nuur (24):32
10
Abu Dawud Sulaiman ibn al-Asy’as, Sunan Abi Dawud, (Semarang : CV Asy-
Syifa’,t.t),hlm.70
11
Ayat Muhkamat adalah ayat yang dengan sendirinya tidak memerlukan suatu
interpretasi lagi, baik tentang halal, haram, batasan, wajib, janji ataupun ancamannya.
12
Wahbah az-Zuhaili, at-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa as-Syari’ah wa al-Manhaj, cet.
1 (Beirut: Dar al-Fikr, 1991), XVII, hlm.139.
13
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam,Hlm.149. Para sahabat berbeda pendapat
mengenai akad nikah dengan wanita pezina, golongan yang mengharamkan datang dari ‘Ali bin
Abi Thalib, al-Barra’, ‘Aisyah dan Ibn Mas’ud. Sedangkan yang membolehkan datang dari Abu
Bakr, Umar, Ibn Abbas dan Imam pendiri imam pendiri empat madzhab. Pendapat terakhir ini
merupakan pendapat jumhur ulama. Muhammad Ali As-Shabuni, Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-
Ahkam min al-Qur’an, (ttp: tnp, t.t), II, hlm.49.
7
Para ulama berbeda berpendapat mengenai hukum menikahi wanita
yang hamil diluar nikah, apakah mereka dikenakan had (hukuman) atau
tidak, sebagian ulama berpendapat dikenakan had dan sebagian lagi
tidak.14 Selain itu diantara para ulama ada yang berpendapat bahwa
wanita hamil karena zina ada masa iddahnya, dan juga ada yang
berpendapat tidak. Menurut pendapat para ulama tentang masalah ini
yaitu :
a. Imam Syafi’i, Imam Hanafi, membolehkan kawin dengan perempuan
yang sedang hamil karena zina, asalkan yang menikahinya adalah laki-
laki yang menghamilinya, sebab hamil yang semacam ini tidak
menyebabkan haramnya dinikahi.
b. Abu Yusuf dan Riwayat Imam Maliki dan Imam Hambali bahwa tidak
boleh menikahi wanita yang hamil karena zina, sebelum ia melahirkan,
agar nutfah (darah) suami tidak bercampur dengan tanaman orang lain.
c. Riwayat lain Abu Hanifah, bahwa perkawinan dengan perempuan
berzina yang hamil, sah, tetapi tidak boleh melakukan coitus/hubungan
badan sebelum anaknya lahir.15
d. Imam Muhammad As-Syaibani, bahwa perkawinan dengan wanita
yang dihamili laki-laki lain hukumnya sah,tetapi haram baginya
melakukan hubungan badan hingga bayi yang dikandungnya lahir.
e. Ibn Qudamah, pendapatnya sejalan degan imam muhammad As-
Syabani, namun beliau menambahkan bahwa,wanita itu harus terlebih
dahulu dipidana dengan pidana cambuk.
f. Prof.Abdul Halim Mahmud, bahwa akad nikah perempuan yang hamil
diluar nikah sah. Apabila rukun syaratnya pernikahan terpenuhi,seperti
wali saksi,dan mahar.adapun status hukum hubungan sebelum akad
adalah hubungan zina,berdosa dan pelanggaran hukum. Bagi laki-laki
14
Drs. Cut Aswar,MA.1994. Problematika Hukum Islam Kontemporer. Jakarta:Pustaka
Firdaus, Halaman 52
15
Drs. H.M. Anshary MK,S.H,M.H. 2010. Hukum perkawinan di indonesia: masalah-
masalah krusial. Jakarta: Pustaka Pelajar, Hal 58.
8
dan perempuan yang melakukannya, hukuman dan sanksinya
disesuaikan dengan pelaku perzinahan.16
2. Pernikahan Wanita Hamil sebelum nikah menurut pandangan hukum di
Indonesia.
Selain pendapat empat madzhab diatas, ada pendapat dari Kompilasi
Hukum Islam (KHI) yang mengatakan bahwa hukumnya sah menikahi
wanita hamil akibat zina bila yang menikahi wanita itu adalah laki-laki
yang menghamilinya. Bila yang menikahinya bukan laki-laki yang
menghamilinya, hukumnya menjadi tidak sah karena pasal 53 ayat 1 dari
Kompilasi Hukum Islam tidak memberikan peluang untuk itu. Secara
lengkap, isi pasal 53 KHI itu adalah sebagai berikut:17
a. Seorang wanita yang hamil diluar nikah dapat dikawinkan dengan pria
yang menghamilinya.
b. Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat 1 dapat
dilangsungkan tanpa menunggu lebih dulu kelahiran anaknya.
c. Dengan dilangsungkannya pernikahan pada saat wanita hamil, tidak
diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang dikandung lahir
Sebagaimana yang tertuang pada pasal 53 ayat 1, KHI membatasi
pernikahan wanita hamil hanya dengan pria yang menghamilinya, tidak
memberi peluang pada laki-laki lain bukan yang menghamilinya. Karena
itu, kawin darurat yang selama ini masih terjadi di Indonesia, yaitu kawin
dengan sembarang laki-laki yang dilakukan hanya untuk menutupi malu
(karena sudah terlanjur hamil), oleh KHI dihukumi tidak sah.18
Pendapat KHI ini mirip dengan pendapat Abu Yusuf dan Zafar dari
madzhab Hanafiyyah. Keduanya berpendapat bahwa wanita hamil akibat
zina dapat dinikahkan kepada laki-laki yang menghamilinya, tapi tidak
kepada laki-laki bukan yang menghamilinya
16
Prof. Yusuf Qardhawi,dkk.2009.Ensiklopedia muslimah modern. Depok: pustaka
Liman
17
Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,
(Jakarta, 1991/1992),hlm.34
18
Memed Humaedillah, Status Hukum Akad Nikah Wanita Hamil dan Anaknya,(Jakarta:
Gema Insani, 2002).hlm.40-41
9
B. Status Hukum anak yang dilahirkan sebelum pernikahan.
Islam secara tegas telah menyatakan tentang larangan mendekati zina.
Larangan tersebut diberlakukan karena efek dari zina adalah mengarah pada
pengkaburan keturunan. Termasuk dalam kategori jalan pengkaburan tersebut
adalah pengabsahan anak melalui nikah hamil. Hal ini karena tidak semua
yang menikahi wanita itu adalah laki-laki yang menghamilinya. Kalaupun
yang menikahi itu adalah yang menghamilinya, namun konsepsi[9] janin itu
terjadi sebelum pernikahannya, sehingga anak tersebut tetap dianggap anak
zina.19
Dalam konsep Islam, definisi anak sah itu didasarkan pada saat terjadinya
konsepsi janin dalam rahim ibunya. Konsepsi tersebut terjadi setelah
pernikahan ayah dan ibunya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa anak
sah adalah anak yang lahir sebagai akibat dari adanya pernikahan.20
Para ulama memberikan batasan kelahiran minimal 6 bulan setelah
pernikahan. Hal ini merujuk pada dua ayat Alquran :
َّ َي ءأ َ َمي ِْن اَ ِن ا ْش ُك ْر ِل ْي َو ِل َوالَ ِد يْكَ اِل
ي ْ ِصلُهُ ف َ ص ِينَااْ ِال ْن
َ ِسانَ ِب َواِلدَ ْي ِه َح َملَتَهُ ا ُ ُّمهُ َو ْهنًا َءلَى َو ْه ٍن َّوف َّ َو َو
صي ُْر ِ اْل َم
19
Musthafa Rahman, 2003, Anak Luar Nikah Status Dan Implikasi Hukumnya, Jakarta:
Atmaja, Hal . 25
20
Musthafa Rahman, 2003, Anak Luar Nikah Status Dan Implikasi Hukumnya, Jakarta:
Atmaja, Hal.45-54
10
ش ْه ًرا’ َحت َّ ْى اِذَا
َ َش ْون َ ُصلُه
ُ َشل َ ِضعَتَهُ ُك ْرهًا’ َو َح ْملُهُ َوف َّ سـا نً َح َملَهُ ا ُ ُّمهُ ُك ْره
َ ًاو َو َ ص ْينَـااْ ِال ْن
َ ْسانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه اِح َّ َو َو
ي َوا َ ْن ا َ ْع َم َل َّ َي َو َعلَى َوا ِلد َّ َسنَةً قَـا َل َربِّ ِ ا َ ْو ِز ْعنِ ْي ا َ ْن ا َ ْش ُك َرنِ ْع َمتَكَ الَّتِ ْي ا َ ْنعَ ْمتَ َعل
َ َشدَّهُ َوبَلَ َغ ا َ ْر بَ ِعيْن
ُ َ بَلَ َغ ا
َص ِل ْح ِل ْي فِ ْي ذ ُ ِ ِّريَّتِ ْي اِنِِّ ْي ىتُبْتُ اِلَيْكَ َواِنِِّ ْي ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِميْن
ْ َ ضهُ َوا َ صا ِل ًحات َْر َ
11
benar-benar dibenihkan oleh ayah dan ibunya dalam ikatan pernikahan. Anak
yang menjadi akibat dari perkawinan adalah anak yang sejak awal
konsepsinya sebagai janin dalam kandungan ibunya terjadi setelah ayah dan
ibunya terikat pernikahan. Kelahiran anak yang merupakan akibat
perkawinan tidak hanya terjadi dalam perkawinan saja, tapi boleh jadi
kelahiran itu terjadi setelah adanya pernikahan. Maksud dari pernyataan
kelahiran setelah pernikahan adalah kelahiran yang terjadi pada saat ayah dan
ibunya sudah tidak terikat pernikahan. Hal tersebut dikarenakan perceraian
keduanya atau ayahnya meninggal namun konsepsi janin terjadi dalam
pernikahan tersebut. Konsep ini sejalan dengan konsep yang diajarkan oleh
Islam. Dalam ajaran Islam, anak sah itu memiliki hubungan perdata dengan
orang tuanya baik ayah maupun ibunya. Hubungan tersebut berlanjut sampai
kakek atau nenek dari kedua orang tuanya dalam garis lurus ke atas. Akan
tetapi bagi anak Zina (anak luar nikah) hanya mempunyai hubungan perdata
dengan ibunya dan keluarga ibunya. Hal ini sesuai dengan rumusan
Kompilasi hukum Islam pasal 100 :
“Anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan
nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya”.21
dan Undang-Undang Perkawinan pasal 43 pasal 1:
“Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan
perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya”.22
21
Departemen Agama, 2001, ”Kompilasi Hukum Islam di Indonesia”, Direktorat Pembinaan
Peradilan Agama Islam Ditjen Pembinaan Kelembagaan Islam
22
LBH Apik, 2013, ”Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974”, apiknet@centrin.net.id
12
dini masih terjadi di banyak negara termasuk Indonesia. Kondisi itu biasanya
terjadi karena faktor budaya dan sosioekonomi. Banyak pihak orang tua yang
menganggap anak menjadi 'penyelamat' keuangan keluarga ketika menikah.
Bahkan parahnya, ada juga yang menganggap anak belum menikah jadi
beban finansial keluarga. Saya sendiri terkejut mendengarnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Prof
Dr Yohana Susana Yembise, bilang tingkat pendidikan orang tua juga
memicu pernikahan dini. Orang tua menjadi kurang edukasi untuk mencegah
pernikahan di usia anak. Selain itu, perkawinan usia anak juga bisa terjadi
karena tradisi dan budaya, seperti menikah setelah mendapat haid pertama
atau stigma terlambat menikah setelah masa pubertas sebagai aib keluarga.
"Contoh kasus di suku Asmat, sudah ada tradisi perkawinan anak padahal
membuat gizi keluarganya buruk," kata Yohana saat ditemui di bilangan
Kebon Sirih, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Perkawinan pada usia anak merupakan masalah yang sangat serius
karena mengandung berbagai risiko dari berbagai aspek, seperti kesehatan,
psikologi, dan sosiologi. Adapun usia pernikahan wajar menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah 21 tahun
untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Sehingga mereka yang
melakukan perkawinan di bawah usia 18 tahun adalah pernikahan nggak
wajar karena usia belum matang, organ intim dan reproduksi sedang
berkembang serta mental yang masih belum stabil.
Jika perkawinan usia anak nggak segera dihentikan, dampaknya akan
semakin kompleks. Antara lain dampak kemanusiaan, kesehatan, ekonomi,
dan masih banyak lagi
a. Risiko keguguran lebih besar
Akibat pernikahan dini akan banyak dirasakan oleh perempuan. Itu karena
perempuan yang menikah di usia belia belum siap secara fisik dan mental.
Organ tubuh yang belum matang sepenuhnya membuat janin gak bisa
berkembang dengan maksimal. Itu sebabnya risiko keguguran lebih besar
terjadi untuk perempuan yang belum dewasa secara usia.
13
b. Kehamilan di usia muda berisiko tekanan darah tinggi
Meskipun berhasil hamil, perempuan berisiko tinggi terhadap peningkatan
tekanan darah. Seorang perempuan bisa mengalami pre-eclampsia yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein dalam urine dan
kerusakan organ dalam tubuh. Pengobatan perlu dilakukan untuk
mencegah komplikasi. Namun, di satu sisi itu berbahaya bagi pertumbuhan
bayi.
c. Calon ibu yang hamil di usia muda pun berisiko terkena anemia
Perempuan memang bisa saja terkena anemia selama hamil. Namun, risiko
itu lebih besar jika hamil di usia muda. Anemia disebabkan oleh
kurangnya konsumsi zat besi pada ibu hamil.
Biasanya, ibu hamil bisa mengonsumsi penambah darah. Adapun, anemia
saat hamil mengakibatkan susahnya bayi lahir. Anemia selama kehamilan
pun berakibat buruk pada.
d. Bayi berisiko lahir secara premature.
Rahim anak remaja cenderung tidak dapat menahan calon bayi yang
seharusnya bertahan didalam kandungan selama kurang lebih 9 bulan. Jika
dipaksakan justru dapat menyebabkan persalinan prematur, pecahnya
ketuban, keguguran, mudah terkena infeksi, hingga anemia kehamilan
(kekurangan zat besi). Adapun, bayi prematur berisiko mengalami
gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif dan beragam
masalah kesehatan lainnya.
e. Risiko ibu meninggal saat melahirkan pun lebih besar
Dilansir dari National Health Service, perempuan yang lahir di bawah 18
tahun berisiko meninggal saat bersalin. Itu karena perempuan belum siap
fisiknya untuk hamil dan melahirkan, salah satunya seperti panggul yang
masih kecil sehingga bayi sulit keluar. Organ kelamin mereka itu belum
mature seutuhnya. Mungkin saja terjadi robekan-robekan antara saluran kencing
dengan vagina yang dapat menimbulkan infeksi, keracunan kehamilan, hingga
berujung kematian. Kematian ibu pada saat melahirkan itu banyak disebabkan
14
karena pendarahan dan infeksi. Tidak hanya berbahaya bagi sang ibu, sang
anak juga bisa meninggal selama persalinan.
f. Secara psikologis, mental pasangan belum sepenuhnya dewasa sehingga
akan sering mengalami bentrok dan kekerasan rumah tangga
Pernikahan dini membuat kesehatan psikis pasangan terganggu. Mereka
pun jadi mudah cekcok dan bertengkar. Ujung-ujungnya salah satunya bisa
jadi mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
g. Anak-anak pun bisa mengalami masalah psikologis, seperti depresi,
trauma dan gangguan kecemasan
Biasanya hal tersebut terjadi karena melihat pertengkaran dan kasus
kekerasan orangtua mereka yang masih belia. Dilansir dari UNICEF,
kekerasan dalam rumah tangga lebih sering muncul di rumah dengan anak-
anak kecil daripada remaja atau yang lebih tua. Tentunya hal tersebut akan
sangat berpengaruh pada perkembangan psikologis anak-anak.gangguan
mental dan kesehatan ibu hamil ternyata berdampak juga pada anak yang
dilahirkan. Misalnya, rawan terjadi gangguan mental seperti down
syndrome serta berisiko mendapatkan berbagai masalah kesehatan,
emosional, dan sosial jika dibandingkan mereka yang lahir dari pernikahan
usia matang dan bahagia
15
BAB III PEMBAHASAN
16
salah bergaul, perubahan sosial kadang juga bisa membuat remaja semakin
merasa bebas.
Jika remaja jaman dulu tidak memiliki pacar, maka hal tersebut
dianggap biasa saja. Namun saat ini malah akan menjadi bahan olokan
teman-teman dan dianggap “kuper”. Remaja yang awalnya takut untuk
melakukan hubungan seks, oleh karena diolok teman atau ikut-ikutan
teman akhirnya mencoba dan bahkan menjadi ketagihan.
c. Maraknya Informasi Pornografi
Berkembangnya informasi secara cepat, membuat video porno dapat
ditonton anak remaja dengan mudahnya. Beredarnya penjualan bebas
video porno maupun akses internet yang mudah diperoleh di warnet-
warnet semakin membanjiri anak-anak dengan informasi pornografi. Jika
anak tidak mempunyai bekal kecerdasan emosional, maka akan semakin
melancarkan aksi remaja yang memang memiliki hasrat besar untuk
mencoba hal-hal yang baru, salah satunya hubungan seks di luar nikah.
d. Keluarga yang Tidak Harmonis
Kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam rumah tangga juga
menjadi salah satu sebab terjerumusnya anak dalam seks di luar nikah.
Anak remaja yang masih muda galau dan belum memiliki pegangan, jika
tidak ditopang dengan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh
kasih, akan membuatnya mencari pelampiasan dengan melakukan
perbuatan yang bertentangan, seperti melakukan hubungan intim sebelum
nikah.
17
Agama dan kementerian kesehatan bekerja sama dalam pelaksanaan
conselling camp ini. pihak kemenag dan kementerian kesehatan
menggunakan metode conselling camp dengan cara mengajak siswa SMA
mengikuti suatu bimbingan konselling sampai bermalam disuatu tempat
selama 3-5 hari dengan di isi berbagai kegiatan. Penyelenggaraan kegiatan ini
bisa bergantian antar sekolah setingkat SMA sehingga harapan penulis
nantinya seluruh siswa SMA tercover program konselling camp ini.
Penyelenggaraan concelling camp ini disokong oleh para konsellor dari
kementerian Agama dan kementerian Kesehatan. Penyelenggaraan conseling
camp antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau
individu yang menghadapi masalah dalam hal ini kehamilan sebelum nikah.
Beberapa jenis metode Conseling camp adalah:
1. Program Home Room
2. Karyawisata
3. Diskusi kelompok
4. Kegiatan Kelompok
5. Organisasi Siswa
6. Sosiodrama
7. Psikodrama
Metode-metode diatas biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling dimana terdapat pemimpin kelompok
(Leader) dan anggota kelompok yang menggunakan dinamika kelompok.
Metode-metode diatas dapat di jelaskan yaitu sebagai berikut:
Program Home Room
Program ini dilakukan dilakukan di luar jam perlajaran dengan
menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta
kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa
dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana
keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal
siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efsien.
Bentuk Bimbingan Kelompok.
18
Karyawisata
Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan
peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan
pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggung
jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh
kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap
siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-
masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam memlakukan diskusi
siswa diberi peran-peran tertentuseperti pemimpin diskusi dan notulis dan
siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul
rasa tanggung jawab dan harga diri.
Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam
bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu
(para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu
yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan
kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-
dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya.
Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
Organisasi Siswa
Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat
menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi
siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual
maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa
memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat
kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.
19
Sosiodrama
Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok.
sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa
melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial.
Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama,
individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial.
Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang
situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut
kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
Psikodrama
Hampir sama dengan sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan
masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam
sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada
psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
20
konseling di sebuah tempat yang representatif nantinya akan menurunkan
angka kehamilan sebelum nikah dan bahkan menghapus kehamilan sebelum
nikah dikecamatan Tulangan. Karena siswa SMA ini adalah notabene masa
depan bagaimana masyarakat akan terbentuk.
21
BAB IV KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Sayyid Sabiq, Fiqh as-sunnah,alih bahasa Muhammad Talib,cet. I
(Bandung: al-Ma’arif,1980).hlm.13
Imam Muslim, Sahih Muslim, (ttp:al-Qana’ah,t.t)hlm.638. H.R Muslim
dari Ibn Mas’ud
Wahbah az-Zuhaili,al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh,cet. 3 (Damaskus: Dar
al-Fikr,1989), hlm.31
Fathurahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, cet I(Jakarta: Logos Wacana
Ilmu,1997)hlm.130
Ar-Ruum (30):21
An-Nuur (24):3
al-Imam al-Dahlawi, al-Maswa Syarh al-Muwatta’, cet. 1, (Beirut: Dar al-
Kutub al-Ilmiyyah, 1403 H/1983), hlm.111
An-Nuur (24):32
Abu Dawud Sulaiman ibn al-Asy’as, Sunan Abi Dawud, (Semarang : CV
Asy-Syifa’,t.t),hlm.70
Wahbah az-Zuhaili, at-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa as-Syari’ah wa al-
Manhaj, cet. 1 (Beirut: Dar al-Fikr, 1991), XVII, hlm.139.
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam,Hlm.149.
Muhammad Ali As-Shabuni, Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min
al-Qur’an, (ttp: tnp, t.t), II, hlm.49.
Drs. Cut Aswar,MA.1994. Problematika Hukum Islam Kontemporer.
Jakarta:Pustaka Firdaus, Halaman 52
Drs. H.M. Anshary MK,S.H,M.H. 2010. Hukum perkawinan di
indonesia: masalah-masalah krusial. Jakarta: Pustaka Pelajar, Hal 58.
Prof. Yusuf Qardhawi,dkk.2009.Ensiklopedia muslimah modern. Depok:
pustaka Liman
Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia, (Jakarta, 1991/1992),hlm.34
Memed Humaedillah, Status Hukum Akad Nikah Wanita Hamil dan
Anaknya,(Jakarta: Gema Insani, 2002).hlm.40-41
Musthafa Rahman, 2003, Anak Luar Nikah Status Dan Implikasi
Hukumnya, Jakarta: Atmaja, Hal . 25
Musthafa Rahman, 2003, Anak Luar Nikah Status Dan Implikasi
Hukumnya, Jakarta: Atmaja, Hal.45-54
Departemen Agama, 2001, ”Kompilasi Hukum Islam di Indonesia”,
Direktorat Pembinaan Peradilan Agama Islam Ditjen Pembinaan Kelembagaan
Islam
LBH Apik, 2013, ”Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974”,
apiknet@centrin.net.id