PENGUJIAN IMPAK
4.1 Tujuan
1. Mengetahui cara pengujian impak dengan metode charpy
2. Untuk mengetahui keuletan dan kegetasan baja karbon rendah dengan beban tiba-
tiba
3. Untuk mengetahui harga impak dari baja karbon rendah
4. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap energi yang diserap spesimen
5. Mengetahui patahan dan ciri -cirinya
uji impact adalah uji untuk mengetahui harga impak suatu beban yang
diakibatkan oleh gaya tiba-tiba pada bahan uji tersebut. tipe dan bentuk konstruksi
mesin uji bentur beraneka ragam, yaitu mulai dari jenis konvensional sampai dengan
sistem digital yang lebih maju. Dalam pembebanan statis dapat juga terjadi laju
deformasi yang tinggi kalau bahan diberi takikan. Semakin tajam takikan, maka akan
semakin besar deformasi yang terkonsentrasikan pada takikan, yang memungkinkan
peningkatan laju regangan beberapa kali lipat. Patah getas menjadi permasalahan
penting pada baja dan besi. Pengujian impact charpy banyak dipergunakan untuk
menentukan kualitas bahan. Benda uji takikan berbentuk V yang mempunyai keadaan
takikan 2 mm banyak dipakai. Mesin uji impact charpy dapat ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.
Uji impact charpy digunakan untuk mengetahui kegetasan atau keuletan suatu
bahan (specimen) yang akan diuji dengan cara pembebanan secara tiba-tiba terhadap
benda yang akan diuji secara statik. Benda uji dibuat takikan terlebih dahulu sesuai
dengan standar JIS Z2202 dan hasil pengujian benda tersebut akan mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk seperti bengkokan atau patahan esuai dengan keuletan atau
kegetasan terhadap benda uji tersebut.
48
BAB IV PENGUJIAN IMPAK Kelompok 12
Pada pengujian ini adalah suatu bahan uji yang ditakik, dipukul oleh pendulum
(godam) yang mengayun. Dengan pengujian ini dapat diketahui sifat kegetasan suatu
bahan. Cara ini dapat dilakukan dengan charpy atau cara izod. Pada pengujian
kegetasan bahan dengan cara impact charpy, pendulum diarahkan pada bagian belakang
takik dari batang uji. Sedangkan pada pengujian impact cara izod adalah pukulan
pendulum diarahkan pada jarak 22 mm dari penjepit dan takikannya menghadap pada
pendulum. Pengerjaan benda uji pada impact charpy dan izod dikerjakan habis pada
semua permukaan. Takikan dibuat dengan mesin fris atau alat notch khusus takik.
Semua dikerjakan menurut standar yang ditetapkan yaitu JIS Z .
Apabila pendulum dengan berat G dan pada kedudukan h1 dilepaskan, maka akan
mengayun sampai kedudukan posisi akhir 4 pada ketinggian h2 yang juga hampir sama
dengan tinggi semula (h1), dimana pendulum mengayun bebas. Pada mesin uji yang
baik, skala akan menunjukkan usaha lebih dari 0,05 kilogram meter (kg m) pada saat
pendulum mencapai kedudukan 4. Apabila batang uji dipasang pada kedudukannya dan
pendulum dilepaskan, maka pendulum akan memukul batang uji dan selanjutnya
pendulum akan mengayun sampai kedudukan 3 pada ketinggian h2. Usaha yang
dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau usaha yang diserap benda uji
sampai patah dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut :
W1 = G x h1 (kgm)
Atau dapat juga diselesaikan dengan menggunakan rumus berikut ini:
W1 = G x λ (1 – cosα) (kgm)
dimana :
Sedangkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat diketahui melalui
rumus sebagai berikut :
W2 = G x h2 (kgm)
Sehingga dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:
W2 = G x λ (1-cosβ) (kgmm)
dimana:
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
h2 = jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m)
λ = jarak lengan pengayun (m)
cos β = sudut posisi akhir pendulum
Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat diketahui
melalui rumus sebagai berikut :
W = W1 – W2 (kgm)
Sehingga persamaan yang diperoleh dari rumus di atas adalah sebagai berikut:
W = G x λ (cos β – cos λ) (kg m)
dimana:
W = usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg m)
W1 = usaha yang dilakukan (kg m)
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
λ = jarak lengan pengayun (m)
cos λ = sudut posisi awal pendulum
cos β = sudut posisi akhir pendulum
Dan besarnya harga impact dapat diketahui dari rumus berikut ini :
K = W/Ao\
dimana :
K = nilai impact (kg m/mm2)
W = usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg m)
Ao = luas penampang di bawah takikan (mm2)
kesimpulan.
7. Ambilah pendulum yang sudah teratun agar skala yang dihasilkan tidak
berubah
8. Lihat skala yang dihasilkan dari pengujian tersebut
9. Lakukan prosedur tersebut pada spesimen yang memiliki temperatur yang
berbeda
10. Amati skala yang dihasilkan dan amati juga hasil dari patahan setiap
spesimennya, dan catat hasilnya
11. Lakukan analisa pada spesimen yang diuji
12. Kesimpulan
4.4.2 Bahan
1. Baja karbon rendah : 3 buah
2. Es batu : secukupnya
1 2 3
Lebar (mm) 96 96 96
A= l (t – kedalaman takikan)
= 70,08 mm2
4.5.2.1 Grafik
2.5
2
Harga impak
1.5
Column1
1 Column2
Column3
0.5
0
-10 25 256
Temperatur
Uji impak adalah pengujian yang mengukur ketahanan material terhadap beban
tiba-tiba. Pengujian impak mampu menunjukkan ketangguhan suatu material. Dasar
pengujian impak adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang
berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji
mengalami deformasi.
Dalam praktikum ini yang akan dibahas adalah ketahanan impak , berapa
ketahanan impak setelah diberi beban kejut . Pengujian yang dilakukan 3 kali
menggunakan suhu yang berbeda-beda yaitu di temperatur 25o C , -10oC , dan 256 oC .
Dari hasil uji impak yang praktikan lakukan terjadi anomali yang mana harga impak
yang lebih tinggi adalah di temperatur 256 oC tetapi berdasarkan perhitungan harga
impact yang paling tinggi ada di temperatur kamar 25o C disini praktikan memahami
bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam melakukan praktikum
yaitu Kesalahan data , machine error dan human error.
Pada praktikum ini dilakukan pengujian impak dengan menggunakan alat uji
impak Charpy. Pada alat uji impak Izod, benda uji diletakkan secara mendatar dan
bidang yang bertakik dihadapkan dengan arah datangnya pendulum beban. Sedangkan
pada alat uji impak Charpu, benda uji diletakkan dengan bidang yang bertakik
berlawanan arah dengan arah pendulum beban. Takik berbentuk V dengan sudut 45o.
Penggunaan takik bertujuan untuk membuat konsentrasi tegangan sehingga perpatahan
diharapkan terjadi pada bagian yang bertakik tersebut. Pada praktikum uji impak ini
praktikan mengetahui bahwa ada 2 jenis patahan yaitu patahan getas dan patahan ulet ,
patahan ulet dicirikan dengan adanya serat di bagian patahannya sedangkan patahan
getas dicirikan dengan adanya sisi mengkilap di daerah patahannya.
Karena data praktikan terjadi anomali maka bisa dilihat bahwa pada Harga
o
impaknya spesimen di temperatur 25 = 1,982 joule / mm2 , temperatur -10oC = 0,86
joule/mm2 , dan temperatur 256oC = 0,22 joule/ mm2 , seharusnya pada temperature
yang paling tinggi yang memiliki harga impak yang lebih tinggi karena dengan naiknya
temperature sifat keuletan nya pun ikut naik .
4.7 Kesimpulan
- Praktikan mengetahui cara pengujian impak dengan metode charpy
- Praktikan mengetahui keuletan dan kegetasan baja
- Praktikan mengetahui harga impak dari baja karbon rendah
- Metode yang digunakan pada praktikum yaitu metode charpy
- Praktikan mengetahui bahwa terdapat 2 jenis patahan yaitu patahan getas dan
patahan ulet
- Harga impak di temperature 25 o = 1,982 joule/ mm2 , -10oC = 0,86 joule / mm2
,dan 256oC = 0,22 joule . mm2