Anda di halaman 1dari 2

Kabar dari Masa Depan

Alya Fauziyyah

No. 02

Mungkin sebelum aku masuk ke dalam cerita tentang berita dari masa depan,

aku akan bercerita sedikit tentang diriku dan keluargaku.

Namaku Alya Fauziyyah, menurut orang tuaku namaku memiliki arti cita-cita

yang tinggi. Aku lahir di Bandung, pada tanggal 01 Maret 2005. Aku adalah anak

ke dua dari tiga bersaudara.

Mari bercerita tentang keluargaku, mulai dari Ayahku. Dia seorang yang

berhasil membuatku jatuh cinta pada pertama kali. Dia seorang polisi di suatu

Polsek di daerahku. Dia terlihat sangat sederhana. Ayah begitu mencintai empat

orang perempuan di rumah, yaitu Ibuku, Kakakku, Aku dan Adikku.

Tentang Ibu, sosok yang selalu berhasil memotivasi diriku. Dia begitu baik,

sabar dan penyayang. Sekarang sahabatku, yaitu kakakku. Dia seorang perempuan

yang sudah berhasil membuat semua bahagia keluargaku, yaitu dia berhasil masuk
ke UPI! Satu lagi sobat kecilku, adikku kadang sering membuatku kesal, tapi

bagaimana pun aku menyayanginya dan semua keluargaku.

Maaf-maaf aku terlalu bersemangat menceritakan tentang keluargaku

sampai lupa bahwa aku akan bercerita tentang berita dari masa depan. Mari mulai!!

Hari ini aku adalah seorang Polwan yang boleh dibilang cukup sukses di

bidangnya. Semua ini adalah hasil kerja kerasku dan doa dari orang tuaku. Tentu

saja hal ini tidak terlepas dari ilmu yang ku peroleh semasa kuliah di UPI.

Sikap disiplinku sudah tertanam semenjak aku sekolah di SMKN 3 Bandung

dan guru-guru SMK ku luar biasa mendidikku dengan tulus.

Tapi yang paling berkesan adalah masa-masa sekolah di SMP 3 Bandung.

Masa dimana pertama kali aku mengenal cinta dan pandangan pertama ku jatuh

kepada Ka Rizki. Tapi, sudahlah aku anggap itu hanya perasaanku saja. Yang jelas

aku bisa sesukses ini karena terinspirasi dari guru ku yang bernama Pa Jalaludin

karena beliau sering memberikan motivasi kepadaku.

Brak! Ada sesuatu yang menimpa kepalaku, aku kelimpungan setengah sadar.

Pipiku ditampar-tampar sambil mendengar teriakan Ibuku yang khas, “Hudanggg,

erek sakola moal!” aku bangkit sambil bingung dan masa depanku yang gemilang

berakhir pukul 5 subuh dan aku berdoa, ya Allah mulai hari ini aku akan mewujudkan

mimpiku.

Anda mungkin juga menyukai