Anda di halaman 1dari 4

Lampiran Keputusan Direktur RSUD dr. R.

Goeteng Troenadibrata Purbalingga


Kabid Pelayanan
Nomor : / / 2019
Tanggal : 7 Januari 2019
Tentang :

KEBIJAKAN
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

I. Kebijakan Umum :
1. Kebijakan penanganan kasus infeksi secara multidisiplin melibatkan klinisi
( DPJP,farmasi klinik/apoteker, Keperawatan, dokter Spesialis Pathologi
klinik, komite Farmasi dan Therapi, Komite pencegahan dan pengedalian
infeksi
2. Kebijakan pencegahan peningkatan bakteri resistensi di rumah sakit yang
terdiri dari 2 strategi penting, yaitu :
a. Untuk selection pressure diatasi melalui penggunaan antimikroba secara
bijak
b. Untuk penyebaran bakteri resisten diatasi melalui peningkatan ketaaatan
terhadap prinsip-prinsip kewaspadaan standar yang telah diatur dalam
Standar Prosedur Operasional ( SPO ) Komite PPI
3. Kebijakan penggunaan antimikroba terdiri dari antimikroba terapi dan
propilaksis
4. Kebijakan pemberian antimikroba terapi meliputi antimikroba empirik dan
definitif
5. Kebijakan pemberian antimikroba profilaksis pembedahan meliputi
antimikroba propilakssis dan indikasi operasi bersih dan bersih terkontaminasi

II. Kebijakan Khusus :


a. Tujuan :
1) Mendapatkan data dasar penggunaan antibiotik pada pasien di rumah sakit.
2) Menurunkan terjadinya resistensi antimikroba di rumah sakit.
3) Identifikasi dini kejadian luar biasa (KLB) kuman infeksi di rumah sakit.
4) Terwujudnya penggunaan antibiotik secara bijak di rumah sakit.
5) Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian resistensi
antimikroba dan program pencegahan pengendalian infeksi di rumah sakit.
6) Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan di rumahsakit.
7) Merencanakan dan melaksanakan program pengendalian resistensi
antimikroba di rumah sakit.
8) Membuat struktur organisasi Komite PPRA
9) Memahami tugas pokok dan fungsi unsur dalam PPRA
1
CONTOH DOKUMEN PPRA INI DISUSUN OLEH PERDALIN KOTAPRAJA
(KOTA PerifeR Area Jawa tengAh)
www.perdalinkotapraja.or.id
10) Menyusun tahapan pelaksanaan PPRA
b. Ruang lingkup :
Kebijakan ini menjadi acuan staf medis RSUD dr. R. GOETENG
TAROENADIBRATA PURBALINGGA dalam memberikan therapy Antibiotik ,
agar bisa lebih tepat dan efisien.
c. Definisi :
1) Antimikroba profilaksis pembedahan adalah antimikroba yang diberikan 30-60
menit sebelum dilakukan insisi dan tidak melebihi 24 jam pasca operasi pada
kasus yang secara klinis tidak memperlihatkan tanda infeksi dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi Daerah Operasi
2) Terapi antimikroba empiris adalah penggunaan antimikroba pada kasus infeksi
atau diduga infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebab dan pola
kepekaannya
3) Terapi antimikroba definitif adalah penggunaan antimikroba pada kasus infeksi
yang sudah diketahui
4) Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (virus,
bakteri, parasit, jamur), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau
kimia (seperti keracunan)
5) Antimikroba adalah bahan-bahan/obat-obat yang digunakan untuk
memberantas/ membasmininfeksi mikroba khususnya yang merugikan
manusia
6) Antibiotika adalah suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme
yang dalam konsentrasi kecil mempunyai kemampuan menghambat atau
membunuh mikroorganisme lain
7) Antijamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit
disebabkan oleh jamur
8) Antivirus adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh virus
9) Antiparasit adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh parasit
10) Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan
daya kerja antimikroba

d. Singkatan :
1) PPRA : Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
2) KPRA : Komite Pengendalian Antimikroba
3) PRA : Pengendalian Resistensi Antimikroba
4) NAP AMR : National Action Plan on Antimikrobial Resistence
5) MDRO : Muilti Drug Resisten Organisme
6) ESBL : Extended Spectrum Beta Lactamase
7) MRSA : Methicillin Resistent Staphylococcus Aureus
8) CRE : Carbapenemase Resistent Enterobacteriaceae
9) SPO : Standar Prosedur Operasional
10) RS : Rumah Sakit
2
CONTOH DOKUMEN PPRA INI DISUSUN OLEH PERDALIN KOTAPRAJA
(KOTA PerifeR Area Jawa tengAh)
www.perdalinkotapraja.or.id
11) RSGT : RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

e. Kegiatan program Pengendalian Resistensi Antimikroba :


1) Menyusun program pengendalian resistensi antimikroba ( PPRA ) oleh Komite
Pengendalian Resistensi Antimikroba ( KPRA )
2) Melakukan evaluasi program pengendalian resistensi antimikroba ( PPRA )
3) Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang belum terealisasi
4) Persiapan SDM dengan di lakukan pelatihan / workshop / seminar / inhous
training tentang PPRA
5) Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA dan penanggung jawab tim
pelaksana pilot project
6) Menentukan batasan atau kriteria pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
kultur
7) Mengumpulkan data penggunaan antibiotika di tahun 2019
8) Mengumpulkan hasil kultur pasien tahun 2019 dan pemeriksaan swab
peralatan di ruangan untuk mengetahui kuman yang ada di ruangan tersebut
9) Melakukan Sosialisasi program pengendalian resistensi antimikroba rumah
sakit RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
10) Melakukan evaluasi hasil pengumpulan peta kuman dan penggunaan
antibiotika secara berkala
11) Menyusun pedoman / panduan ,SPO dan kebijakan yang berkaitan dengan
pengendalian resistensi antimikroba antara lain:
a. Panduan praktek klinik penyakit infeksi
b. Panduan penggunaan antibiotik profilaksis dan terapi
c. Panduan pengelolaan spesimen mikrobiologi
d. Panduan pemeriksaan dan pelaporan hasil mikrobiologi
e. Panduan/pedoman PPI,KLB dan Surveilan
12) Membuat indikator mutu program pengendalian resistensi antimikroba
13) Melakukan Sosialisasi dan pemberlakuan pedoman/panduan/SPO penggunaan
Antibiotik
14) Melakukan monitoring dan Evaluasi tentang penggunaan Antibiotika secara
berkala terhadap :
a. Laporan pola mikroba dan kepekaannya
b. Pola penggunaan antibiotik secara kuantitas dan kualitas
c. Kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan di
rumah sakit
d. Penerapan kewaspadaan standar
e. Surveilans kasus infeksi yan di sebabkan mikroba multiresisten
f. Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba
multiresisten

3
CONTOH DOKUMEN PPRA INI DISUSUN OLEH PERDALIN KOTAPRAJA
(KOTA PerifeR Area Jawa tengAh)
www.perdalinkotapraja.or.id
15) Membuat laporan kepada Direktur rumah sakit untuk perbaikan kebijakan,
pedoman/panduan, SPO,dan rekomendasi perluasan penerapan PPRA di
rumah sakit
16) Melakukan screening / swab ketiak untuk pasien baru masuk yang di curigai
mengalami Methicillin Resistent Staphylococcus Aureus ( MRSA ), sesuai
kriteria yang ada.
17) Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan PPRA kepada Direktur
rumah sakit

Ditetapkan di Purbalingga
Pada tanggal 7 Januari 2019
Direktur RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga,

dr. NONOT MULYONO, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 196209091988031011

4
CONTOH DOKUMEN PPRA INI DISUSUN OLEH PERDALIN KOTAPRAJA
(KOTA PerifeR Area Jawa tengAh)
www.perdalinkotapraja.or.id

Anda mungkin juga menyukai