Anda di halaman 1dari 3

LIMFADENITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS
BRANTI RAYA

1. PENGERTIAN Limfadenitis adalah peradangan pada satu atau beberapa kelenjar getah
bening. Limfadenitis bisa disebabkan oleh infeksi dari berbagai organisme,
yaitu bakteri, virus, protozoa, riketsia atau jamur. Secara khusus, infeksi
menyebar ke kelenjar getah bening dari infeksi kulit, telinga, hidung atau
mata. Bakteri Streptokokus, staphilokokus, dan Tuberkulosis adalah
penyebab paling umum dari limfadenitis, meskipun virus, protozoa,
rickettsiae, jamur juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening.

2. TUJUAN Sebagai pedoman bagi petugas Puskesmas Branti Raya untuk melakukan
diagnostik serta penatalaksanaan Limfadenitis dengan baik dan benar

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014


Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer

5. PROSEDUR 1. Pasien datang


2. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan
3. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan anamnesis pada pasien, menanyakan keluhan utama
pasien, apakah ada demam, apakah ada pembengkakan kelenjar getah
bening, kehilangan nafsu makan, keringat berlebihan, nadi cepat,
kelemahan, nyeri tenggorok dan batuk bila disebabkan oleh infeksi
saluran pernapasan bagian atas, nyeri sendi bila disebabkan oleh
penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness). Petugas juga
menanyakan faktor risiko seperti riwayat penyakit seperti tonsilitis yang
disebabkan oleh bakteri streptokokus, infeksi gigi dan gusi yang
disebabkan oleh bakteri anaerob, riwayat perjalanan dan pekerjaan ke
daerah endemis penyakit tertentu, misalnya perjalanan ke daerah-daerah
Afrika dapat menunjukkan penyebab limfadenitis adalah penyakit
Tripanosomiasis. Sedangkan pada orang yang bekerja di hutan
Limfadenitis dapat terkena Tularemia, paparan terhadap infeksi /
kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran nafas atas,
faringitis oleh Streptococcus, atau tuberculosis turut membantu
mengarahkan penyebab limfadenopati.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien dengan menemukan
adanya demam, pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher
bagian posterior (belakang) terdapat pada infeksi rubela dan
mononukleosis. Sedangkan pada pembesaran KGB oleh infeksi virus,
umumnya bilateral (dua sisi- kiri/kiri dan kanan) dengan ukuran normal
bila diameter 0,5cm, dan lipat paha bila diameternya >1,5 cm dikatakan
abnormal), nyeri tekan bila disebabkan oleh infeksi bakteri, kemerahan
dan hangat pada perabaan mengarah kepada infeksi bakteri sebagai
penyebabnya, fluktuasi menandakan terjadinya abses, Bila disebabkan
keganasan tidak ditemukan tanda-tanda peradangan tetapi teraba keras
dan tidak dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya pada infeksi oleh
mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan mingguan-bulanan,
walaupun dapat mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya
menjadi tipis, dan dapat pecah, adanya tenggorokan yang merah,
bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada langit-langit
mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus, adanya selaput pada
dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan bila
dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck)
mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri Difteri, faringits dan ruam-
ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi Epstein
Barr Virus, adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik
mengarahkan kepada Campak, adanya bintik-bintik perdarahan (bintik
merah yang tidak hilang dengan penekanan),pucat, memar yang tidak
jelas penyebabnya, disertai pembesaran hati dan limpa mengarahkan
6. Petugas medis melakukan pemeriksaan penunjang (bila perlu) seperti
BTA sputum, LED, mantoux test dan pemeriksaan darah perifer.
7. Petugas melakukan tatalaksana limfadenitis sebagai berikut:
a. Pencegahan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan badan
bisa membantu mencegah terjadinya berbagai infeksi.
b. Untuk membantu mengurangi rasa sakit, kelenjar getah bening yang
terkena bisa dikompres hangat.
c. Tata laksana pembesaran KGB leher didasarkan kepada
penyebabnya.
 Penyebab oleh virus dapat sembuh sendiri dan tidak
membutuhkan pengobatan apa pun selain dari observasi.
 Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah
antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama
flucloxacillin 25 mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi
alergi terhadap antibiotic golongan penicillin dapat diberikan
cephalexin 25 mg/kg (sampai dengan 500 mg) tiga kali sehari
atau erythromycin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari.
 Bila penyebabnya adalah mycobacterium tuberculosis
maka diberikan obat anti tuberculosis.
 Biasanya jika infeksi telah diobati, kelenjar akan mengecil
secara perlahan dan rasa sakit akan hilang. Kadang-kadang
kelenjar yang membesar tetap keras dan tidak lagi terasa lunak
pada perabaan.
8. Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam rekam medis

6. UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan

7. REKAM HISTORIS PERUBAHAN


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai