Anda di halaman 1dari 3

Jumat, 22 April 2016

REFLEKS FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS


Refeks Fisologis

Refleks Fisiologis adalah reflex regang otot (muscle stretch reflex) yang muncul
sebagai akibat rangsangan terhadap tendon atau periosteum atau kadang - kadang terhadap
tulang, sendi, fasia atau aponeurosis. Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai
refleks fisiologis. Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya
tidak terjadi atau refleks patologis. Keadaan inilah yang dapat dimanfaatkan praktisi agar dapat
mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem syaraf dari refleks.
Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi
lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan,
kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota
gerak, nyeri punggung/pinggang gangguan fungsi otonom. Interpretasi pemeriksaan refleks
fisiologis tidak hanya menentukan ada/tidaknya tapi juga tingkatannya.

A. Dasar pemeriksaan refleks

1. Pemeriksaan menggunakan alat refleks hammer


2. Penderita harus berada dalam posisi rileks dan santai. Bagian tubuh yang akan diperiksa harus
dalam posisi sedemikian rupa sehingga gerakan otot yang nantinya akan terjadi dapat muncul
secara optimal
3. Rangsangan harus diberikan secara cepat dan langsung;keras pukulan harus dalam batas nilai
ambang, tidak perlu terlalu keras
4. Oleh karena sifat reaksi tergantung pada tonus otot, maka otot yang diperiksa harus dalam
keadaan sedikit kontraksi.

B. Jenis Refleks fisiologis

1. Refleks Biceps (BPR) : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon
m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku. Respon : fleksi lengan pada
sendi siku.
2. Refleks Triceps (TPR) : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi
siku dan sedikit pronasi. Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku.
3. Refleks Periosto Radialis : ketukan pada periosteum ujung distal os symmetric posisi
lengan setengah fleksi dan sedikit pronasi. Respon : fleksi lengan bawah di sendi siku dan
supinasi karena kontraksi m.brachiradialis.
4. Refleks Periostoulnaris : ketukan pada periosteum prosesus styloid ilna, posisi lengan
setengah fleksi dan antara pronasi supinasi. Respon : pronasi tangan akibat kontraksi
m.pronator quadrates.
5. Refleks Patela (KPR) : ketukan pada tendon patella dengan hammer. Respon : plantar
fleksi longlegs karena kontraksi m.quadrises femoris.
6. Refleks Achilles (APR) : ketukan pada tendon achilles. Respon : plantar fleksi longlegs
karena kontraksi m.gastroenemius.
7. Refleks Klonus Lutut : pegang dan dorong os patella ke arah distal. Respon : kontraksi
reflektorik m.quadrisep femoris selama stimulus berlangsung.
8. Refleks Klonus Kaki : dorsofleksikan longlegs secara maksimal, posisi tungkai fleksi di
sendi lutut. Respon : kontraksi reflektorik otot betis selama stimulus berlangsung.
9. Reflek kornea : Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila mengedip
(N IV & VII )
10. Reflek faring : Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan ( N IX
&X)
11. Reflek Abdominal : Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil negative
pada orang tua, wanita multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi otot.
12. Reflek Kremaster : Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum sisi yang
sama naik / kontriksi ( L 1-2 )
13. Reflek Anal : Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5 )
14. Reflek Bulbo Cavernosus : Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan kedalam
anus, positif bila kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal )
15. Reflek Moro : Refleks memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan
16. Reflek Babinski : Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapak kaki mengarah ke
jari, hasil positif pada bayi normal sedangkan pada orang dewasa abnormal ( jari kaki meregang
/ aduksi ektensi )
17. Sucking reflek : Reflek menghisap pada bayi
18. Grasping reflek : Reflek memegang pada bayi
19. Rooting reflek : Bayi menoleh saat tangan ditempelkan ke sisi pipi.

Refleks Patologis

Refleks patologis merupakan respon yang tidak umum dijumpai pada individu normal. Refleks
patologis pada ekstemitas bawah lebih konstan, lebih mudah muncul, lebih reliable dan lebih
mempunyai korelasi secara klinis dibandingkan pada ekstremitas atas.

A. Dasar pemeriksaan refleks


1. Selain dengan jari - jari tangan untuk pemeriksaan reflex ekstremitas atas,bisa juga dengan
menggunakan reflex hammer.
2. Pasien harus dalam posisi enak dan santai
3. Rangsangan harus diberikan dengan cepat dan langsung

B. Jenis Refleks Patologis


 Jenis Refleks Patologis Untuk Ekstremitas Superior adalah sebagai berikut :

1. Refleks Tromner
Cara: pada jari tengah gores pada bagian dalam
+ : bila fleksi empat jari yang lain
2. Refleks Hoffman
Cara : pada kuku jari tengah digoreskan
+ : bila fleksi empat jari yang lain
3. Leri : fleksi maksimal tangan pada pergelangan tangan, sikap lengan diluruskan dengan
bagian ventral menghadap ke atas. Respon : tidak terjadi fleksi di sendi siku.
4. Mayer : fleksi maksimal jari tengah pasien ke arah telapak tangan. Respon : tidak terjadi
oposisi ibu jari.
 Jenis RefleksPatologis Untuk Ekstremitas Inferior adalah sebagai berikut :
1. Babinski : gores telapak kaki di lateral dari bawah ke atas ==> + bila dorsofleksi ibu jari,
dan abduksi ke lateral empat jari lain
2. 2. Chaddok : gores bagian bawah malleolus medial ==> + sama dengan babinski
3. Oppenheim : gores dengan dua sendi interfalang jari tengah dan jari telunjung di sepanjang
os tibia/cruris==> + sama dgn babinski
4. Gordon : pencet/ remas m.gastrocnemeus/ betis dengan keras==> + sama dengan babinski
5. Schaeffer : pencet/ remas tendo achilles ==> + sama dengan babinski
6. Gonda : fleksi-kan jari ke 4 secara maksimal, lalu lepas ==> + sama dengan babinski
7. Bing : tusuk jari kaki ke lima pada metacarpal/ pangkal ==> + sama dengan babinski
8. Stransky : penekukan (lateral) jari longlegs ke-5. Respon : seperti babinsky.
9. Rossolimo : pengetukan ada telapak kaki. Respon : fleksi jari-jari longlegs pada sendi
interfalangeal.
10. Mendel-Beckhterew : pengetukan dorsum pedis pada daerah os coboideum. Respon :
seperti rossolimo.

Anda mungkin juga menyukai