Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DOKUMENTASI KEBIDANAN

"RACANGAN FORMAT PENDOKUMENTASIAN ASUHAN

KEBIDANAN PADA KB DAN REPRODUKSI"

2A Kebidanan

Oleh Kelompok 8:

1. Anisa Dzatus Sunaring Tyas 182002 4. Dinda yohana


2. Dela vega agmolly 5. Eka wahyu
3. Dewi rinta w 6. Isnaniah

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

P0LTEKKES RS dr.SOEPRAOEN MALANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami haturkan kepada Allah swt yang telah

memberikan nikmat serta rahmatnya, sehingga bilkhsus pemakalah dapat

menyelesaikan tugas yang telah diamanahkan dosen pengampu mata kuliah

“Dokumentasi Kebidanan”

Tak lupa pula kami haturkan sholawat serta salam kepada baginda Nabi

besar kita Muhammad yang telah membawa ajaran islam kepada umat manusia,

sehingga saat ini kita semua bisa merasakan nikmat islam dan iman.

Maka yang sangat kami harapkan dari makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembacanya serta kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

maka diharapkan jika didapatkan kekeliruan atau kesalahan dimohon untuk

langsung diberi masukan yang membangun, akhirul kalam syukran ala kullihal.

Malang, 12 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian keluarga berencana........................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis kb........................................................................................................ 3
2.3 Pengertian kesehatan reproduksi......................................................................... 9
2.4 Ruang lingkup kesehatan reproduksi................................................................. 10
2.5 Format dokumentasi asuhan kebidanan pada KB dan kesehatan reproduksi .. 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari program

kesehatan dan merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat

pengaruhnya terhadap setiap orang dan mencakup banyak aspek kehidupan

sejak dalam kandungan sampai pada kematian. Oleh karena itu pelayanan

kesehatan reproduksi harus mencakup empat komponen esensial yang mampu

memberikan hasil yang efektif dan efisien bila dikemas dalam pelayanan yang

terintegrasi. Salah satu dari empat komponen esensial yaitu Keluarga

Berencana.

Pelayanan Keluarga Berencana perlu mendapatkan perhatian yang serius,

karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan

akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah

berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan

pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas

menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta hak

reproduksi, maka pelayanan KB harus menjadi lebih berkualitaas serta

memperhatikan hak – hak dari klien dalam memilih metode kontrasepsi yang

diinginkan. (Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi, 2003)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian KB ?
2. Apa saja jenis-jenis KB ?
3. Apa pengertian Kesehatan Reproduksi ?
4. Apa saja ruang lingkup Kesehatan Reproduksi ?
5. Bagaimana format pendokumentasian KB dan Kesehatan Reproduksi ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian KB

2. Untuk mengetahui jenis-jenis KB

3. Untuk mengetahui pengertian Kesehatan Reproduksi

4. Untuk mengetahui ruang lingkup Kesehatan Reproduksi

5. Untuk mengetahui format pendokumentasian KB dan Kesehatan Reproduksi

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Pengertian Keluarga Berencana
a. KB Secara Umum

Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa, sehingga bagi

ibu maupun bayinya dan bagi ayahnya serta keluarga dan masyarakat yang

bersangkutan tidak menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari

kelahiran tersebut.

b. KB Secara Khusus

Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan atau

mencegah pertemuan antara sel mani dan ovarium.(Manuaba , 1998)

2.2 Jenis-jenis KB
1. Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama
melakukan hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke
belakang. Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan
masukan sampai ke ujung akhir penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai
semua kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung
kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila ujung
penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan
pinggiran kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis
masih dalam keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma
keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara
dibakar atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-
anak atau binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa
dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual.
Kondom hanya digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila

3
dicuci dan digunakan kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang
efektif bisa melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada
dibawah kendali wanita.
Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar
tetap berada diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke
dalam cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum
kita berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap
berada di dalam kondom.

2. Pil KB
Jenis alat kontrasepsi pertama disini adalah pil KB. Pil KB bersifat

temporer dan dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung

hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen.


Alat kontrasepsi satu ini masih tergolong murah, namun cukup

merepotkan karena harus rutin dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk

beberapa jenis pil KB, kamu harus meminumnya di jam yang sama tidak

boleh berbeda untuk memaksimalkan tingkat keberhasilannya.


Meskipun begitu, tingkat keberhasilan dalam penggunaan alat

kontrasepsi ini terbilang cukup baik, tingkat kegagalan hanya 8% jika

penggunanya menggunakan secara teratur.


3. Implant
Implant terdiri dari 6 tabung kecil dan lunak yang ditempatkan
dibawah kulit lengan. Tabung ini mengandung hormon progestin dan
bekerja seperti mini-pi. Mereka bisa mencegah kehamilan selama 5 tahun.
Merk dagang yang tersedia adalah Norplant.

4. Suntik KB
Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan

selama 1 bulan ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hampir mirip

4
dengan pil KB, namun jika pil KB harus rutin dikonsumsi setiap hari,

sedangkan suntik rutin setiap satu bulan atau 3 bulan sekali. Kontrasepsi

ini juga termasuk dalam kategori temporer dan masih tergolong murah,

dengan tingkat kegagalan 3persen dalam pencegahan kehamilan.

 Kontra-Indikasi suntik KB

WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:

- Kehamilan
- Ca Mammae
- Ca Traktus Genitalia
- Pendarahan Abnormal Uterus

Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:

- Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK


- Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus
dilakukan follow up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan
laboratorium, ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolism
karbohidrat.

2 Efek Samping suntik KB

- Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering
mengganggu.
a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:
- Amenore
- Perdarahan ireguler
- Perdarahan bercak
- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang
dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah
besar.
c. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi
endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan ireguler
masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan dengan
perubahan dalam kadar hormone atau histologi endometrium.

5
d. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya
memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya insidens
anemia
e. Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat membahayakan
diri akseptor, jarang terjadi.
f. Berat badan yang bertambah
a. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi
antara < 1kg- 5 kg pada tahun pertama
b. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya
terjadi karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena
retensi cairan tubuh
g. Sakit Kepala
Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN
dan terjadi pada kurang dari 1-17% akseptor
h. System kardiovaskular
a. Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau
system pembekuan darah maupun system fibrinolitik. Tidak
ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA maupun NET EN menambah
resiko timbulnya bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain.
b. Perubahan dalam metabolism lemak, terutama penurunan HDL
kolesterol, baik pada DMPA maupun NET EN dicurigai dapat
menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler. HDL
kolesterol rendah menyebabkan timbulnya arterosklerosis.
Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak
ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.

5. IUD
IUD adalah sebuah alat yang kecil yang dimasukan ke dalam rahim
oleh dokter atau petugas kesehatan yang terlatih atau bidan. Setelah di
rahim, IUD akan mencegah sel sperma pria untuk bertemu dengan sel
terlur wanita. IUD bisa tinggal di dalam rahim sampai 10 tahun (tergantung
pada jenis IUD) sebelum di lepas dan diganti. Sebuah IUD dapat
digunakan tanpa sepengatuhan pria (meskipun kadang-kadang pria dapat
merasakan benangnya).

Kontraindikasi:

a. Hamil atau mungkin hamil.

6
b. Dalam bahaya penularan PMS.
c. Pernah menderita infeksi tuba atau rahim, atau infeksi setelah
melahirkan atau setelah keguguran.
d. Pernah hamil diluar kandungan.
e. Pernah mengalami perdarahan hebat dan rasa sakit selama datang
bulan.
f. Sangat anemik.
g. Belum pernah hamil.

3 Efek samping:

Mengalami perdarahan ringan selama minggu pertama setelah


memakai IUD. Beberapa wanita bisa mengalami datang bulan yang lebih
lama lebih banyak dan lebih sakit tetapi ini akan menghilang setelah tiga
bulan pertama pemakaian IUD.

6. Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau
wanita hampir tidak mungkin bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil
operasi ini bersifat permanen, maka tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau
bapa yang betul-betul telah yakin tidak ingin mempunyai anak lagi.
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa
harus pergi ke RS yang mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini
cukup cepat dan aman yang jarang menimbulkan efek samping.
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana
dilakukan pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke
penis. Buah pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama sekali.
Operasi ini dilakukan di Puskesmas, dimana petugas kesehatan telah
dilatih untuk melakukannya. Tindakan operasi ini hanya berlangsung
beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan
seksual ataupun untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria
masih mampu untuk ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi cairan
tersebut tidak mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria tersebut

7
harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih sperma
betul-betul telah bersih. Selama menunggu pakailah cara-cara kb yang
telah biasa dipakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada
vasektomi, tetapi tetap merupakan tindakan bedah yang aman hanya
berlangsung sekitar 30 menit.
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu,
kemudian memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari
indung telur kerahim. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan
wanita untuk melakukan hubungan seksual ataupun menikmati hubungan
seksual. Penting: sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS, termasuk
AIDS. Kita harus tetap memikirkan cara untuk perlindungan untuk
penyakit-penyakit tersebut.

2.3 Pengertian Kesehatan Reproduksi

Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera

fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau

kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem

reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Menurut Depres RI (2000), kesehatan reproduksi adalah suatu

keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan

sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang

pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit

melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang

aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.

Dalam konferensi kependudukan di Kairo 1994, disusun pula defenisi

kesehatan reproduksi yang di landaskan kepada definisi sehat menurut

WHO: keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh, dan hanya

tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan

8
dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Oleh

karena itu, kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang dapat

mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa

mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk

menentukan apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan beberapa

sering.

2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Secara luas, ruang lungkup kesehatan reproduksi meliputi :

1. Kesehatan bayi dan anak

2. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi,

termasuk PMS-HIV/AIDS

3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi reproduksi

4. Kesehatan reproduksi remaja

5. Pencegahan dan penanganan infertilitas

6. Kanker pada usia lanjut dan osteopororosis

7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks,

mutilasi genital, fistual ldan lain-lain.

Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi

perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalam

kandungan hingga meninggal. Permalasahan kesehatan reproduksi

remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami

haid/menarche, hingga menyangkut kehidupan remaja memasuki

masa perkawinan. Selain itu seseorang berhak terbebas dari

kemungkinan tertlar penyakit infeksi menular infeksi menukar seksual

yang berpengaruh pada fungsi reproduksi. Penerapan pelayanan

9
kesehatan reproduksi oleh Departemen Kesehatan RI dilaksanakan

secara integratif memprioritaskan padaa 4 komponen kesehatan

reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut

paket Pelayana Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), yaitu :

a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

b. Keluarga berencana

c. Kesehatan reproduksi remaja

d. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi,

termasuk HIV/AIDS.

Sedangkan Pelayanan Kesehatan Komprehensif (PKRK)

terdiri dari PKRE ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut

(Widyastuti dkk,2009).

2.5 Format dokumentasi asuhan kebidanan pada KB dan Kesehatan

Reproduksi.

Tanggal :

Jam :

No. Register :

I. PENGKAJIAN

A. Identitas

Nama istri : Nama suami :


Umur : Umur :
Suku/bangasa : Suku/bangasa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :

10
B. Anamnesis

Pada tanggal : Pukul : WIB

1. Alasan datang ke klinik :

2. Keluhan utama :

3. keterangan hubungan orang yang mengantar :

4. riwayat menstruasi :

 Haid pertama :
 Siklus :
 Banyaknya :
 Dismenorea :
 Lamanya :
 Warna darah :
 Bau :
 Flour albus :
 HPHT :

5. Riwayat penyakit

 Jantung :
 Ginjal :
 Asma/TBC :
 Hepatitis :
 Diabetes mellitus :
 Hipertensi :
 Epilepsi :
 Perdarahan pervaginam :
 Keputihan yang lama :
 Tumor :
› Payudara :
› Rahim :
› Indung telur :
 Kelainan bekuan darah :
 Lain-lain :

11
6. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan nifas


Usia Jenis tempat BB/PB/JK
Umumr Komplikas Penolon Keadaan
kehami persalina persalina /keadaan
anak i ibu/bayi g laktasi
lan n n bayi

7. Riwayat sosial budaya

 Status perkawinan :
 Lamanya :

8. Riwayat Psikologis

 Hubungan ibu dengan suami :


 Adakah larangan agama untuk KB :

9. Riwayat pemakaian alat dan obat kontrasepsi :

 Status peserta KB :
 Metode dan jenis KB :
 Efek samping :
 Komplikasi :
 Kegagalan :

C. Data Objektif

10. pemeriksaan umum :

 Keadaan umum :
 Kesadaran :
 Status emosional :
 Tinggi badan :

12
 Berat badan :
 TTV :
› Nadi :
› Pernapasan :
› Suhu :
› Tekanan darah :

11. Pemeriksaan fisik

 Kepala :
› Warna rambut :
› Ketombe :
› Benjolan :
 Wajah :
› Hiperpigmentasi :
› Pucat :
› Edema :

 Mata :
› Simetris :
› Kelopak mata :
› Konjungtiva :
› Sclera :
 Hidung :
› Simetris :
› Polip :
› Kebersihan :
 Mulut :
› Warna bibir :
› Pecah-pecah :
› Sariawan :
› Gusi berdarah :
› Gigi :
 Telinga :
› Simetris :
› Gangguan pendengaran :
 Leher :
› Simetris :
› Pembesaran kelenjar tiroid :
› Pembesaran vena jugularis :
 Ketiak dan [embesaran kelenjar limfe :
 Dada :
› Reraksi :
› Bunyi mengi dan ronchi :
 Payudara :

13
› Simetris :
› Pembesaran :
› Putting susu :
› Hiperpigmentasi aerola mamae :
› Benjolan :
› Konsistensi :
 Punggung dan pinggang :
› Simetris :
› Nyeri ketuk :
 Abdomen :
› Bekas luka operasi :
› Hiperpigmentasi linea :
› Strie :
› Nyeri tekan abdomen :
› Bising usus :
› Kembung :
 Vulva :
› Flour albus :
› Kondiloma :
› Radang bhartolin :
› Varises :
› Pe,besaran kelenjar skene :
 Vagina :
› Pemeriksaan dalam :
o Nyeri goyang pada porsio :
o Pergerakan serviks :
o Nyeri adneksa/tumor :
o Posisi uterus :
o Ukuran rongga Rahim > 5cm :
o Tanda hegar :
 Pemeriksaan inspekulo :
o Lesi/erosi porsio :
o Masih keluar darah haid :
o Warna porsio :
o Tanda radang :
o Tanda chadwick :
 Anus :
› Hemorrhoid :
› Kebersihan :
 ekstremitasatas dan bawah :
› oedema :
› kemerahan :
› varises :
› reflex patella :

 pemeriksaan penunjang :
› hb :

14
II. DIAGNOSIS MASALAH DAN KEBUTUHAN

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS DAN MASALAH POTENSIAL

IV. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI

V. PERENCANAAN

VI. PELAKSANAAN

VII. EVALUASI

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya

ini dapat bersifat sementara atau permanent. Kontrasepsi suntik di Indonesia

merupakan salah satu kontrasepsi yang popular. Jenis suntikan progestin

adalah Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA) injeksi secara IM tiap 3 bulan

sekali, mengandung 150 mg DMPA.

Dalam konferensi kependudukan di Kairo 1994, disusun pula defenisi

kesehatan reproduksi yang di landaskan kepada definisi sehat menurut WHO:

keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh, dan hanya tidak

adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan

sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Oleh karena itu,

kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang dapat mempunyai kehidupan

15
seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa mereka memiliki kemampuan

untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan apakah mereka ingin

melakukannya, bilamana dan beberapa sering.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41252/Chapter

%2011pdf;sequence=4

https://www.acdemia.edu/7996336/LAPORAN_PENDAHULUAN_KONTRASEPSI_K

16

Anda mungkin juga menyukai