Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MESIN BUBUT

LAPORAN
METODOLOGI PENELITIAN
MESIN BUBUT

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMAD TEDY


NPM : 25413788
KELAS : 3IC05

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda
kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri, keadaan
mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan. Misalnya dalam industri
otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur,
baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.Penggunaan mesin bubut juga dapat
dihubungkan dengan mesin lainseperti mesin bor ( drilling machine ), mesin gerinda ( grinding
machine), mesinfrais ( milling machine ), mesin sekrap ( shaping machine), mesin gergaji
( sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Namun ada salah satu hal yang paling penting
dari sebuah mesin adalah perawatannya.

Tulisan ini dibuat karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang mesin bubut
dan pengertian kecepatan tersebut terutama masyarakat yang tinggal diluar perkotaan atau para
pemula yang mula belajar montir, sehingga sering terjadi kesalahan dalam pemakaian dan kurang
memperhatikan aspek-aspek keselamatan kerja.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalah yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah masalah menyangkut prinsip
kerja mesin bubut, Keunggulan dan kelemahan mesin bubut, serta pemeliharaan mesin bubut.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka perumusan masalah dalam
pembuatan perencanaan perawatan ini adalah :
a.Apa itu mesin bubut ?
b.Apa fungsi utama komponen mesin bubut ?
c.Apa sajakah sumber yang terkait dengan pekerjaan perawatan mesin bubut

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai salah satutugas mata kuliah
metodologi penelitian Fakultas Teknologi industri Jurusan Teknik Mesin Universitas
Gunadarma dan untuk mempelajari proses pengerjaan logam melalui pemotongan dan
mengetahui prinsip kerja mesin bubut serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari .
1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi literature yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Sumber dari data kepustakaan diperoleh
dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan mesin bubut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN MESIN BUBUT

Proses bubut merupakan proses pengerjaan material dimana benda kerja dan alat
pahat bergerak mendatar(searah meja/bed mesin),melintang atau membentuk sudut secara
perlahan dan teratur baik secara otomatis atau pun manual. Pada proses pembubutan
berlangsung, benda kerja berputar dan pahat disentuhkan pada benda kerja sehingga terjadi
penyayatan. Penyayatan dapat dilakukan kearah kiri atau kanan,sehingga menghasilkan
benda kerja yang berbentuk silinder. Jika penyayatan dilakukan melintang maka akan
menghasilkan bentuk alur, pemotongan atau permukaan yang disebut facing (membubut
muka).

Selain dapat dilakukan kearah samping dan kearah melintang, penyayatan dapat juga
diarahkan miring dengan cara memutarkan eretan atas sehingga menghasilkan benda kerja
yang berbentuk konis/tirus. Penyayatan yang beralur dengan kecepatan dan putaran tertentu
dapat menghasilkan alur yang teratur seperti membubut ulir. Penyayatan dapat dilakukan dari
luar maupun dari dalam. Penyayatan yang dilakukan dari luar disebut membubut luar(outside
turning), sedangkan penyayatan yang dilakukan dibagian dalam atau pada lubang disebut
membubut dalam(inside turning). Bubut dalam berupa rongga, ulir dalam, lubang tembus,
atau lubang tidak tembus.

2.2 Prinsip Kerja dan Gerakan Utama Mesin Bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Sedangkan gerakan-gerakan utama pada mesin bubut yaitu:
a.
2

Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakanpada pahat dan
dinamakan gerak potong.
b. Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotonganna sejajar dengan
sumbu kerja. Gerakan ini disebut juga dengan gerakan pemakanan.
c. Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongan tegak lurus terhadap
sumbu kerja. Gerakan ini disebut dengan gerakan melintang atau pemotongan permukaan.

Ketiga bentuk gerakan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2

Gerakan-gerakan dalam membubut

2.3 Jenis Geram (chip)


Dilihat dari ukuran pajang pendeknya adalah :
a. Chip Discontinous

b. Geram Continous
c. Geram Continous dengan built up edge (BUE)

d. BUE akan hilang dengan meningkatnya kecepatan


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Mesin Bubut dan Konstruksinya

Mesin bubut termasuk mesin perkakas dengan gerak utama berputar. Ditinjau
dari daya penggerak dan ukurannya, mesin bubut dikelompokkan menjadi:

A. Jenis - jenis mesin bubut

1. Mesin Bubut Ringan

Gambar 3.1 Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut ringan adalah mesin bubut dengan daya dan ukuran serta bobot yang ringan.
Mesin ini biasanya diletakkan diatas meja atau bangku, sehingga disebut mesin bubut lantai.

2. Mesin Bubut Sedang


Gambar 3.2 Mesin Bubut Sedang

Mesin bubut sedang adalah mesin bubut yang mempunyai daya dan kapasitas serta
ukuran sedang. Mesin ini digunakan untuk memperbaiki peralatan-peralatan teknik yang
mempunyai ukuran yang sedang. Mesin bubut sedang terdiri atas mesin bubut Bantu dan
mesin bubut lantai. Pada mesin bubut sedang dimungkinkan untuk membubut produk yang
mempunyai benda kerja dengan bentuk yang lebih bervariasi.

3. Mesin Bubut Standar

Konstruksi mesin bubut standar mempunyai ukuran lebih besar dan peralatan yang lebih
lengkap. Mesin ini digunakan untuk membuat produk atau memperbaiki peralatan-peralatan
teknik dengan tingkat kekasaran yang standar. Ditinjau dari transmisi dan daya penggerak
sumbu utamanya, terdiri atas
a. mesin bubut standar dengan transmisi roda sabuk: mesin bubut yang hubungan antara
putaran dari motor penggerak ke sumbu utamanya menggunakan sabuk(belt).
b. Mesin bubut standar dengan transmisi roda rantai: mesin bubut standar yang hubungan
puatran motor penggerak ke poros utamanya menggunakan transmisi rantai dan roda rantai.
c. Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi: mesin bubut standar yang hubungan putaran
dari motor penggerak kesumbu utamanya diatur dengan roda gigi yang terpasang pada roda
gigi transmisi.

4. Mesin Bubut Khusus


Mesin bubut khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk membuat atau
memperbaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada mesin bubut standar. Mesin
bubut khusus terdiri atas:

a. Mesin Bubut Beralas Panjang

Mesin bubut beralas panjang biasa digunakan untuk mengerjakan poros-poros atau benda
kerja yang berukuran panjang. Misalnya: poros-poros kapal laut, poros-poros untuk peralatan
alat-alat pada pekerjaan tambang, dan semacamnya.

b. Mesin Bubut Carrousel

Mesin bubut carrousel adalah mesin bubut yang sumbu utamanya vertikal dan cekam
berbentuk meja putar. Benda kerja diletakkan diatas meja putar dan pahat dapat digerakan
kearah vertikal maupun kearah melintang.

Mesin bubut carrousel dgunakan untuk membubut benda-benda kerja yang


mempunyai diameter besar dengan ukuran antara 1 m s.d 2 m.

Sedangkan untuk mesin bubut carrousel yang berukuran kecil dapat membubut benda
kerja yang mempunyai ukuran antara 300 mm sampai dengan 400mm.

Mesin bubut carrousel mempunyai keungulan dibandingkan dengan mesin bubut


horizontal biasa. Beberapa kelebihan mesin bubut carrousel dibandingkan degan mesin bubut
horizontal biasa, antara lain:
 Mesin bubtu carrousel tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan dengan mesin
bubut biasa karena arahnya vertical (keatas).
 Mesin bubut carrousel dapat menahan beban lebih besar.
 Pengencangan pada mesin bubut carrousel jauh lebih ringan dibandingkan dengan mesin
bubut horizontal. Hal ini dikarenakan benda kerja ditempatkan diatas meja putar.
 Benda kerja pada mesin bubut carrousel dilayani dengan menggunakan cran. Benda-benda
kerja yang dapat dikerjakan pada mesin carrousel antara lain: rumah-rumah blower,rumah
turbin dan semacamnya.
c. Mesin Bubut Revolver
Mesin bubut revorver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin bubut revolver terdapat
pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan dan macam pahat yang berbeda dan dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan.

d. Mesin poros engkol

Mesin bubut poros engkol adalah mesin bubut yang digunakan untuk memperbaiki atau
membuat benda kerja yang eksentrik, misalnya: poros eksentrik atau poros engkol.

e. Mesin bubut copy


Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja dengan menggunakan
contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan dengan cara mengcopy dari maket yang telah
dibuat sebelumnya.

B. Bagian-bagian mesin bubut


1. Bed mesin / alas mesin: mempunyai bentuk profil memanjang yang berfungsi
untuk mendapatkan kedudukan eretan kepala lepas dan bril atau penyangga.
Bed mesin harus dilumasi supaya eretan dapat digeserkan kekiri dan kekanan
dengan lancar dan terhindar dari korosi. Alur yag mempunayi profil digunakan
sebagai jalan dari eretan dan kepala lepas.
Gambar2
alasmesin
bubut

2. Kepala tetap: mempunyai sumbu utama dengan gerak utama berputar. Sumbu
utama merupakan poros transmisi dengan pully bertingkat atau roda gigi
bertingkat, sehingga pada kepala tetap mesin bubut terdapat lemari roda gigi
dengan handle-handle pengatur putaran sumbu utamanya.

Pengaturan putaran dapat menggunakan pully bertingkat yang dihubungkan dengan motor
penggerak dan roda gigi bertingkat yang berada pada lemari roda gigi.

Gambar3
Kepalatetap

3. Eretan: bagian mesin yang digunakan untuk penyetelan, pemindahan posisi


pahat kearah memanjang, yang dapat dilakukan dengan gerakan kekiri atau
kekanan secara manual maupun otomatis. Eretan ditempatkan diatas bed
mesin yang dapat di gerakkan manual mau pun otomatis.
a. Eretan memanjang biasanya digunakan untuk menggerakkan atau menyetel posisi pahat
kearah sumbu memanjang pada saat mesin sedang berjalan maupun saat mesin dalam
keadaan mati.
b. Eretan melintang ditempatkan memanjang dan gunanya untuk mengatur posisi pahat kearah
melintang. Pahat bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi operator. Jika roda pemutar
diputar kekiri maka gerakan atau posisi pahat akan mendekati operator dan jika diputar
kekanan maka akan menjauhi operator.
c. Eretan atas: antara eretan melintang dan eretan atas dipasang support yang dilengkapi dengan
skala derajat.

4. Kepala lepas mesin bubut

Adalah bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mendapatkan senter kepala lepas, bor,
senter bor, tap atau reamer. Untuk membubut benda kerja yang panjang, biasanya benda kerja
ini dipasang diantara dua senter kepala lepas dan kepala tetap. Kepala lepas juga berfungsi
agar benda kerja tetap berputar pada sumbunya.

Gambar4
Kepalalepas

5. Penyangga

Penyangga digunakan pada saat membubut batang ulir yang panjang,dapat juga berfungsi
sebagai penahan gaya sentrifugal akibat putaran tinggi.
a. penyangga tetap: Penyangga ini dikunci pada bed mesin agar benda kerja dapat berputar
tetap pada sumbunya.

Gambar5
Penyanggatetap

b. Penyangga jalan: dipasang pada eretan yang dikunci dengan baut. Fungsinya untuk menahan
atau menyangga benda kerja dari lengkungan akibat gaya tekan dari pahat saat pemotongan
atau penyayatan berlangsung.

Gambar6
Penyanggaberjalan
6. Batang transportur dan batang pengantar

Batang transportur dan batang pengantar berfungsi untuk menggerakkan eretan secara
otomatis kekiri atau kekanan saat operasi pembubutan berlangsung.batang transportur tidak
berulir tetapi mempunyai alur pasak yang berfungsi untuk memutarkan roda gigi yang berada
pada eretan sehingga dapat bergerak kekiri atau kekanan dengan teratur. Putaran pada poros
transportur ini dapat diatur sesuai dengan posisi putaran pada lemari roda gigi yang tersedia
sehingga kecepatan sayatnya dapat diatur.

7. Penjepit Pahat

Penjepit pahat yaitu rumah pahat yang dipasang diatas eretan. Penjepit pahat
berfungsi sebagai penjepit pahat bubut agar posisi mata pahat benda tetap kuat sejajar dengan
sumbu benda kerja.
Penjepit pahat ada yang mempunyai tempat pahat lebih dari satu sehingga untuk
pembubutan tertentu dapat dipasang beberapa macam pahat sekaligus pada penjepit pahat dan
digunakan sesuai dengan urutan operasi pembubutannya.

Gambar7
Penjepitpahat
3.2 Pahat Bubut

Pahat bubut adalah penyayat yang digunakan pada mesin bubut. benda kerja bergerak
berputar, disayat dengan pahat yang dapat digerakkan kekiri, kekanan,atau kedepan sesuai
dengan gerakkan penyayatan yang diperlukan.

1. Bahan Pahat Bubut


Bahan pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat,yaitu:
 Tahan panas agar ketajaman sisi potong tidak mudah aus pada suhu tinggi akibat gesekan
 Ulet sisi potong tidak mudah patah
 Keras agar dapat menyayat benda kerja
 Ekonomis sehingga dalam perawatan mudah dan pangadaannya murah
Bahan yang memenuhi persyaratan untuk membuat pahat bubut, yaitu:
 Baja karbon tinggi: baja yang mempunyai kandungan karbon 0,5 % sampai 1.5 %. Pahat ini
digunakan untuk membubut bahan benda kerja yang lunak.
 Baja kecepatan tinggi: baja yang mengandung karbon, kromium,vanadium dan molydenum
 Paduan cor bukan besi: bahan yang mengandung wolfram 12-15 %, cobalt 40-50 %, chrome
15- 35 % ditambah karbon 1-4 %.
 Carbide: pahat bubut carbide mengandung wolfram-carbide dan cobalt dengan persentase
berkisar 94 % wolfram-carbide dn 6 % cobalt. Pahat ini cocok untuk membubut besi cor.
 Intan: Biasa digunakan untuk finishing pada mesin-mesin khusus. Tahan sampai suhu 900oC.
 Ceramic: bahan ini dicampur dengan srbuk aluminium-oksida , titanium, magnesium, dan
chrome dengan pengikat keramik. Bahan ini mempunyai kekuatan tekanan tinggi tetapi agak
rapuh.

2. Bentuk pahat bubut dan fungsinya:


 Pahat ISO 1(Staight Shank Tool)
Biasa digunakan pada proses roughing memanjang
 Pahat ISO 2(Bent shank tool)
Untuk proses roughing memanjang dan juga bias untuk membuka muka(fancing) dan
membuat Chamfer
 Pahat ISO 3(Offset corner cutting tool)
Untuk proses finishing memanjang dan facing dari arah dalam menuju luar
 Pahat ISO 4(Board edge tool)
Untuk memebuat undercut yang lebar dan juga untuk finshing memanjang dengan kedalaman
pemakanan yang kecil
 Pahat ISO 5(Offset face turning tool)
Untuk proses facing dari arah luar menuju kedalam
 Pahat ISO 6(Offset side cutting turning tool)
Untuk proses finishing memanjang dan proses facing tetapi pahat harus miring sedikit untuk
facing kearah luar
 Pahat ISO 7(parting tool)
Untuk membuat undercut,memotong ataupun untuk finshing memanjang
 Pahat ISO 8(Boring tool)
Untuk boring dengan lubang tembus
 Pahat ISO 9(Corner boring tool)
Digunakan untuk proses boring, dengan lubang tidak tembus

3. Bentuk Mata Pahat Bubut


Bentuk –bentuk mata bubut harus disesuaikan dengan fungsi pengerjaannya, diantaranya:
 Pahat potong
 Pahat alur
 Pahat lurus kanan
 Pahat lurus kiri
 Pahat bengkok kiri
 Pahat bengkok kanan
 Pahat sisi kiri
 Pahat sisi kanan
 Pahat bubut dalam
 Pahat kerong
 Pahat profil
4. Sudut Mata Pahat Bubut
Pahat bubut dalam perdagangan dapat berupa batangan dengan penampang bujur sangkar,
segi empat, bulat, atau bentuk-bentuk lain.
Pada saat mengasah pahat bubut kita harus memperhatikan sudut mata pahatnya:
 Sudut tatal
 Sudut bebas sisi
 Sudut bebas muka
 Sudut bebas mata potong

5. Pemasangan pahat bubut


Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga
tenaga ni tergantung dari daya tahan benda kerja dan penampang chip.
Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt) , terjadilah getaran yang
kuat di antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Oleh karena itu pahat
harus dipegang dengan kuat dan aman.
Jika pahat dipasang, misalnya di atas atau di bawah center, maka besarmya sudut bebas
dan sudut buang akan berubah.
Pemasangan diatas center,maka :
Getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari pahat dengan benda kerja menjadi lebih
besar,sehingga chip yang lebih tebal pun dapat dihilangkan dengan mudah. Pemasangan
pahat di atas center kira-kira sampai dengan 2% dari diameter benda kerja.
Pemasanangan di bawah center,maka :
Getaran di antara permukaan bebas dan permukaan potong menjadi lebih kecil,chip sukar
dihilangkan. Karena gaya atau tenaga potong, pahat tidak boleh dipasang terlalu menonjol
karena pahat dapat bengkok. Oleh karena itu penonjolan pahat harus sesuai dengan batas
yang diijinkan.

3.3 Sistem Pencekaman

Untuk memegang benda kerja yang akan dikerjakan dalam mesin bubut diperlukan
alat pencekam yang kokoh. Alat ini dipasang pada spindle utama dengan beberapa metode,
antara laindengan spindle bentuk berulir, dengan pasak melintang, dengan pasangan mur dan
baut.

1. Pencekaman denagan chuck

Macam-macam chuck:
 Three jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris atau bidang persegi kelipatan
tiga yang simetri.
 Four jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris atau bidang bersegi kelipatan
empat yang simetri.
Menurut gerakan rahang dari chuck maka dibedakan yaitu:
 Universal chuck, dimana rahang-rahang dari chuck dapat bergerak maju/mundur secara
bersamaan.
 Independet chuck, dimana rahang-rahang dari chuck bergerak maju / mundur secara sendiri-
sendiri. Keuntungannya yaitu bias mencekam benda kerja yang mempunyai bentuk tidak
teratur,eksentrik dan lebih kuat.

2. Pemasangan benda kerja pada cekam

 Outside grip untuk mencekam benda berdiameter besar.


 Inside grip untuk pencekaman benda kerja dengan memberikan gaya pada diameter dalam.
 Outside grip untuk pencekaman benda kerja berdiameter kecil.

3. 4 Parameter-Parameter Pemotongan Logam Dalam Pemesinan Bubut dan Perhitungan


Putaran Mesin
1. Kecepatan Potong

Cutting speed atau kecepatan potong adalah kecepatan potong pada putaran utama.
Bila benda kerja berputar satu kali, panjang yang dilalui oleh pahat sama dengan keliling
benda kerja.
Kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Bila kecepatan potong rendah
akan memakan waktu dalam dalam mengerjakannya. Bila kecepatan terlalu tinggi pahat akan
kehilangan kekerasan (karena panas),cepat rusak atau tumpul. Oleh sebab itu kecepatan
potong harus ditentukan sesuai dengan tabel.

2. Rumus

Kecepatan potong ialah panjang potongan dalam m/min (meter per menit), maka
rumusnya adalah :
V= π .d .n (m/min)
1000

Keterangan : V = Kecepatan potong


d = Diameter benda kerja
n = Putaran benda kerja

3. Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut)


Kedalaman pemotongan adalah dalamnya masuk alat potong menuju sumbu sumbu
benda. Dalam proses pembubutan depth of cut dapat diukur dengan menggunakan persamaan:

Kedalaman pemotongan diukur tegaklurus terhadap sumbu benda kerja.


4. Waktu Pemesinan (Machining Time)
Waktu pemesinan adalah banyaknya waktu nyata yang dibutuhkan untuk
mengerjakan (membentuk atau memotong) suatu benda kerja. Waktu pemesina dihitung
dengan menggunakan persamaan:

Tm =

Dimana:
L = panjang total yang akan dibubut
I = jumlah pemotongan
n = rpm
s = Total Feed (mm/put.)

3.5 Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Dapat Dilakukan Dengan Mesin Bubut

3.5.1 Membubut Tirus

Untuk membuat tirus luar maupun dalam caranya sama yaitu dengan
menggunakan cara-cara sebagai berikut :
 Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang besar, tidak dapat
dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus : Membuat tirus dengan eratan atas

Dimana :
D = diameter besar
d = diameter kecil
p = panjang tirus

Gambar Membuat tirus dengan eretan atas

Setelah diketahui Tg a, maka besarnya sudut x dilihat pada daftar berikut ini:
Tabel 1.1 Pembuatan sudut tirus
X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg
1 20 11 194 21 383 31 600 41 869 51 1234 61 1804 71 2904 81 6313
2 38 12 212 22 404 32 624 42 900 52 1279 62 1880 72 3077 82 7115
3 52i 13 230 23 424 33 649 43 932 53 1327 63 1962 73 3270 83 8114
4 70 14 249 24 445 34 674 44 965 54 1378 64 2050 74 3487 84 9814
5 87 15 267 25 466 35 700 45 1000 55 1428 65 2144 75 4010 85 1143
6 105 16 286 26 487 36 726 46 1035 56 1482 66 2246 76 4331 86 1430
7 122 17 305 27 509 37 753 47 1072 57 1540 67 2355 77 4704 87 J
8 140 18 324 28 531 38 781 48 1110 58 1600 68 2475 78 5144 88 2863
908
9 158 19 344 29 554 39 809 49 7750 59 1664 69 2605 79 5144 89 5729
10 178 20 364 30 577 40 839 50 1191 60 1732 70 2747 80 5671 90

Keterangan :
Angka Tg didalam table untuk :
X no 1 - 84 dalam per 1000 (/1000)
X no 85 - 89 dalam per 100 (/100)
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus luar dengan sudut
kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:

P = panjang seluruh kerjaan


p = panjang tirus
D = diameter besar
d = diameter kecil
X = penggeseran dari kepala lepas

 Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut kecil, dapat dilakukan
dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan rumus seperti cara pertama.

Gambar Pembuatan tirus dengan menggunakan tapperaltachments

3.5.2 Membubut Ulir


Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metrik dengan sudut 60° dan
ulir withworth 55°), segi empat dan trapesium (sudut ulir 29°). Cara membubut ulir segitiga
adalah sebagai berikut:
1. Bubutlah diameter ulir.
2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari dalamnya ulir.
3. Pinggulah ujung dari benda kerja.
4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat dan pasanglah pahat ulir.
5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat.
6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja.
7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi dengan senter dan lurus dengan
benda kerja.
8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai dengan banyaknya ulir yang
akan dibuat.
9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda.
10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja tersentuh.
11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan.
12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada eretan lintang dan
tidak merubah kedudukannya.

Gambar Urutan pembuatan ulir

13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju untuk penyayatan.
14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh bergerak.
15. Jalankan mesin.
16. Masukkan tua penghubung transporter pada waktu salah satu angka pada penunjuk ulir
bertepatan dengan angka 0.
17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang sehingga pahat bebas
dari benda kerja.
18. Kembalikan eretan.
19. Hentikan mesin.
20. Periksalah jarak ulir dengan mal ulir yang sesuai dengan jumlah gangnya.
21. Kembalikan ujung pahat pada kedudukan semula dengan memutar eretan lintang sehingga
angka 0 segaris dengan angka 0 pada cincin pembagi.
22. Majukan pahat ulir untuk penambahan penyayatan sebanyak 3 garis dengan memutar eretan
atas.
23. Kembalikan cincin pembagi pada angka 0 segaris dengan angka 0.
24. Jalankan mesin.
25. Hubungkan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada saat angka semula berhadap
dengan angka 0.
26. Lepaskan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada alur pembebas sambil eretan lintang
kebelakang.
27. Kembalikan eretan lintang pada kedudukan semula dengan tangan.
28. Lakukan berulang-ulang seperti yang diterangkan dalam no. 21 s/d 27 sampai selesai.

Catatan :
Dengan memajukan pahat ulir oleh eretan lintang, maka mengurangi gesekan pahat.
Untuk penghalusan pembuatan ulir, eretan lintang kita gerakan cukup dengan menambah 1
garis dari cincin pembagi dari kedudukan semula dan eretan atas tidak dirubah kedudukannya,
sehingga penyayatan seluruh bidang dari ulir mendapat gesekan yang kecil. Lakukan hal ini 2
sampai 3 kali dengan menambah penyayatan sehingga hasil dari ulir akan bagus. Setiap
memulai pembubutan harus menggunakan lonccng (thread dial) yaitu pada saat akan
memulai pembubutan, jarum dengan angka yang telah ditentukan harus tepat bertemu,
langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai ulir, handle dilepas.

Bentuk-bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan dalam proses membubut dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar9
Jenis-
jenispengerjaan dengan mesin bubut

1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan
yang halus dan rata.

2. Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan


sepanjang garis sumbunya. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau dengan
permulaan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing.

3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat ulir.

4. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja berbentukkonis. Dalam
pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu memutar eretan atas
(perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock), dan menggunakan perlengkapan
tirus (tapper atachment).

5. Pembubutan drillng, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill), sehingga
akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari
pekerjaan boring (bubut dalam).

6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar
lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.
7. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk
membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat khusus
(kartel).

III. 6 Aspek-Aspek Keselamatan Kerja dalam Proses Pembubutan

Keselamatan kerja dalam bekerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan
pada saat melaksanakan suatu pekerjaan. Keselamatan kerja tersebut harus menyangkut aspek
keselamatan kerja yang terkait dengan manusia (operator/pekerja), mesin, dan alat.
Sehubungan dengan sebelum kita melakukan suatu pekerjaan, harus diperhatikan instruksi-
instruksi yang terkait dengan keselamatan kerja. Instruksi-instruksi Standar Keselamatan
Kerja dalam proses pembubutan Ada beberapa instruksi standar keselamatan kerja terkait
dengan proses pembubutan, diantaranya adalah:
1. Baca dulu instruksi manual sebelum mengoperasikan mesin

2. Upayakan tempat kerja tetap bersih dengan penerangan yang memadai

3. Gunakan selalu kaca mata pelindung seriap saat bekerja dengan mesin

4. Hindari pengoperasian mesin pada lingkungan yang berbahaya,

5. Yakinkan bahwa switch dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan mesin dengan
sumber listrik

6. Pertahankan kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter),

7. Tetapkan batas aman untuk pengunjung

8. Ketika membersihkan mesin, upayakan mesin dalam keadaan mati, akan lebih baik jika
hubungan dengan sumber listrik diputus.

9. Gunakan selalu alat dan perlengkapan yang ditentukan.

11. Gunakan selalu alat yang benar


BAB IV

PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan

1. Bubut merupakan suatu istilah yang sering didengar di dunia ketehnikan khususnya bidang
mekanik pabrikasi. Yaitu suatu proses pembentukan benda kerja dengan cara pengikisan
menggunakan alat dalam hal ini disebut pisau sehingga bisa menghasilkan benda kerja yang
diinginkan.
2. Mesin Bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris..
3. Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui cara kerja dan
operasi mesin bubut.
4. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
menggunakan dan membutuhkan.

4. 2 Saran

1. Sebuah makalah harus mempunyai tampilan yang menarik agar


pembaca merasa nyaman dan berencana untuk kembali membaca
makalah tersebut.
2. Kelengkapan tentang informasi yang ada membuat masyarakat lebih jauh mengenal tentang
mesin bubut. Sehingga nantinya masyarakat tertarik untuk mengetahui bahkan tertarik untuk
mempelajari tentang mesin ini.
17

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. Bambang Sugiantoro. "Mesin Perkakas Bengkel”. Erlangga ;


1998. Jakarta.
www. Google.com. “pdfdatabase.com/index.php?q=www.about-mesin
bubut+com”
www. Wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai