Anda di halaman 1dari 4

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada tahun 2013, cakupan KB aktif secara nasional sebesar

75,88%. Data menunjukkan bahwa ada 8.500.247 Pasangan Usia

Subur (PUS) yang merupakan peserta KB baru dan hampir

separuhnya (48,56%) menggunakan metode kontrasepsi suntikan,

IUD (7,75%), MOW (1,52%), MOP (0,25%), kondom (6,09%), implant

(9,23%), dan pil (26,6%) (BKKBN, 2013).

Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah

terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula

bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak beredar berbagai

macam alat kontrasepsi. Macammacam metode kontrasepsi tersebut

adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode

operatif untuk wanita (MOW), metode operatif untuk pria (MOP), dan

kontrasepsi pil. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu

aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang

merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur keinginan, tidak

mengganggu hubungan seksual, harganya murah dan dapat diterima

oleh pasangan suami istri (BKKBN, 2006).

1
2

Menurut WHO, dewasa ini hampir 380 juta pasangan

menjalankan keluarga berencana dan 66 –75 juta diantaranya,

terutama di Negara berkembang, menggunakan kontrasepsi

hormonal. Kontrasepsi hormonal yang digunakan untuk mencegah

terjadi kehamilan dapat memiliki pengaruh positif maupun negatif

terhadap berbagai organ tubuh, baik organ genitalia maupun non

genitalia (Baziad, 2008).

Berdasarkan survey studi pendahuluan yang telah dilakukan

oleh peneliti tahun 2015 tepatnya dipuskesmas Depok Sleman

Yogyakarta terdapat data tahun 2014 sampai bulan Januari 2015

jumlah akseptor KB aktif sebanyak 634 jiwa, yang meliputi kontrasepsi

suntik 374 akseptor yang patuh sebanyak 290 akseptor dan yang

tidak patuh sebanyak 84 akseptor, IUD 237 akseptor, Pil KB

24,Kondom 1 akseptor .

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari UPT Puskesmas

Cendana Putih Tredapat 192 ibu akseptor Kb suntik pada tahun

2017, terdapat 170 ibu akseptor KB suntik pada tahun 2018 dan

terdapat 102 ibu akseptor KB suntik dari bulan januari – agustus tahun

2019.

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi pada bulan

september 2019 di UPT Puskesmas Cendana Putih, ada bebrapa

akseptor KB suntik 3 bulan yang tidak tepat waktu dalam penyuntikan


3

sehingga ada beberapa orang yang mengalami kehamilan yang tidak

direncanakan

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan jadwal penyuntikan

ulang di UPT Puskesmas Cendana Putih.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan jadwal penyuntikan

ulang di RB An Nissa Surakarta.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor tentang

kontrasepsi suntik 3 bulan

b. Untuk mengetahui kepatuhan jadwal penyuntikan ulang pada

akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan.

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Peneliti

terutama untuk menambah wawasan dalam hal mengetahui


4

hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan jadwal suntik

ulang pada akseptor Kb suntik 3 buan

2. Manfaat Ilmiah

Diharapkan dapat memberikan informasi secara objektif

tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan jadwal

suntik ulang pada akseptor Kb suntuk

3. Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu

kebijakan pada dinas Kesehata Profinsi Sulawesi Selatan maupun

pihak UPT Puskesmas Cendana Putih dalam menyusun

perencanaan pelaksanaan dan evaluasi program.

4. Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam

penerapan proses manajemen asuhan kebidanan dan sebagai

acuan rekan – rekan mahasiswi kebidanan dalam melakukan

penyusunan .

Anda mungkin juga menyukai