Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Pembentukan PNS yang mampu melaksanakan tugas dan perannya
sebagai pelayan masyarakat secara profesional yang dilakukan didasarkan
pada nilai-nilai dasar profesi PNS dilaksanakan melalui jalur pendidikan dan
pelatihan dasar. Pelatihan dasar CPNS telah mengalami inovasi dalam
penyelenggaraannya yang memungkinkan peserta mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS melalui kegiatan pembelajaran di
kelas dan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut pada unit kerja
masing-masing. Aktualisasi kelima nilai dasar profesi PNS disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta visi dan misi unit kerja.
Apoteker adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian
pada unit pelayanan kesehatan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang. Tugas pokok apoteker adalah melaksanakan pekerjaan
kefarmasian yang meliputi penyiapan rencana kerja kefarmasian, pengelolaan
perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik.
Selama bekerja di Puskesmas Cigemblong, penulis menemukan lima
isu yang perlu diidentifikasi. Kelima isu tersebut adalah belum optimalnya
pelayanan pengobatan tuberkulosis di puskesmas, belum optimalnya
pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Cigemblong, belum optimalnya
pelayanan obat racikan di ruang pelayanan farmasi Puskesmas Cigemblong,
belum optimalnya cara penyimpanan sediaan farmasi di ruang pelayanan
farmasi Puskesmas Cigemblong dan belum optimalnya pengadaan obat di
Puskesmas Cigemblong.
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Sampai saat ini, TB merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian
dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shorcourse
chemotherapy) telah diterapkan di banyak negara sejak 1995. Pengobatan
yang lama dan masalah efek samping yang ditimbulkan selama pengobatan
merupakan salah satu penyebab pasien putus obat. Hal yang dikhawatirkan
dari kejadian putus obat adalah pasien menjadi resisten terhadap OAT. Untuk
mencegah putus obat tersebut, diperlukan keterlibatan banyak pihak dari
keluarga pasien maupun petugas kesehatan untuk mendukung pasien dalam
mengkonsumsi obat. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan pelayanan
pengobatan TB di Puskesmas Cigemblong.

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas Cigemblong
ditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan Prinsip ASN meliputi
Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government. Sebagai
pelayan publik isu-isu tersebut sangat mempengaruhi sehingga perlu
dianalisis penyebabnya dan ditemukan solusi untuk menanganinya.
Berdasarkan pengamatan penulis selama bekerja di Puskesmas
Cigemblong selama dua minggu ditemukan beberapa isu yang berkembang di
ruang pelayanan farmasi. Telah dipetakan beberapa isu antara lain :
a. Belum optimalnya pelayanan pengobatan TB di Puskesmas Cigemblong
b. Belum optimalnya pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Cigemblong
c. Belum optimalnya pelayanan obat racikan di ruang pelayanan farmasi
Puskesmas Cigemblong
d. Belum optimalnya cara penyimpanan sediaan farmasi di ruang pelayanan
farmasi Puskesmas Cigemblong
e. Belum optimalnya pengadaan obat di Puskesmas Cigemblong
Belum optimalnya pelayanan pengobatan TB di Puskesmas Cigemblong
menunjukkan kurangnya penerapan pelayanan publik. Isu ini terjadi karena
kurang adanya peran dari tenaga kefarmasian terutama apoteker dalam
pengobatan TB. Pasien hanya mendapatkan obat tanpa diberikan pengetahuan
mengenai obat tersebut. Sehingga perlu adanya peran apoteker dalam
pengobatan TB. Selain untuk memberikan pengetahuan tentang obat kepada
pasien, juga memantau penggunaan obat untuk menghindari adanya kejadian
putus obat.
Belum optimalnya pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Cigemblong
mencerminkan bahwa pelayanan publik yang ada masih perlu ditingkatkan.
Pekerjaan kefarmasian di Puskesmas tidak hanya sebatas pengelolaan sediaan
farmasi mulai dari perencanaan, permintaan obat ke Instalasi Farmasi
Kabupaten, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan
penarikan. Namun, sekarang ini pelayanan kefarmasian sudah mulai bergeser
dari drug oriented ke patient oriented. Sehingga diperlukan adanya peran
serta apoteker dalam pelayanan farmasi klinis seperti pelayanan informasi
obat, konseling, dan home care.
Belum optimalnya pelayanan obat racikan di ruang pelayanan farmasi
Puskesmas Cigemblong menunjukkan bahwa pelayanan publik masih perlu
ditingkatkan. Pelayanan obat racikan memang membutuhkan waktu yang
lama dibandingkan pelayanan obat non racikan. Untuk itu perlu adanya
inovasi dalam meningkatkan pelayanan. Seperti dibuatnya formula khusus
untuk obat racikan batuk pilek anak.
Belum optimalnya cara penyimpanan sediaan farmasi di ruang pelayanan
farmasi Puskesmas Cigemblong hal ini menunjukkan adanya kurangnya
penerapan manajemen ASN di ruang pelayanan farmasi di Puskesmas
Cigemblong. Isu ini terjadi karena kurangnya perhatian sumber daya manusia
yang ada di ruang pelayanan farmasi dalam menyimpan obat. Ditemukannya
obat yang telah kadaluarsa bercampur dengan obat yang belum kadaluarsa
juga menunjukkan kurangnya perhatian petugas pelayanan farmasi terhadap
pengelolaan obat di ruang farmasi. Sehingga perlu diberikan pengetahuan
mengenai cara penyimpanan obat yang benar serta pengelolaan obat yang
benar untuk menjaga kualitas obat dan pelayanan.
Belum optimalnya pengadaan obat di Puskesmas Cigemblong
menunjukkan masih kurangnya fungsi Whole of Government dimana sebuah
institusi tidak dapat berfungsi secara maksimal tanpa kolaborasi dan kerjasama
dengan institusi lain. Pengadaan obat yang kurang optimal dapat
menyebabkan terjadinya kekosongan obat sehingga pelayanan yang diberikan
menjadi kurang baik. Sehingga perlu dilakukannya perbaikan dalam hal ini
kerjasama dengan pedagang farmasi untuk obat-obat yang tidak dapat
diperoleh dari Instalasi Farmasi Kabupaten.

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

No. Identifikasi Isu Prinsip Kondisi Saat Kondisi yang


ASN Ini Diharapkan
1 2 3 4 5
1. Belum Pelayanan Belum adanya Adanya peran
optimalnya publik peran apoteker apoteker dalam
pelayanan dalam pengobatan TB
pengobatan TB di pelayanan untuk
Puskesmas pengobatan TB meningkatkan
Cigemblong sehingga dapat pelayanan
menimbulkan
gejala putus
obat yang dapat
mengakibatkan
pasien resisten
terhadap obat
2. Belum Pelayanan Pelayanan Adanya pelayanan
optimalnya publik farmasi klinik informasi obat
pelayanan yang ada hanya Adanya
farmasi klinik di pengkajian dan konseling obat
Puskesmas pelayanan resep Adanya home
Cigemblong care untuk pasien
yang
menggunakan
obat rutin
seperti pada
pasien TB
3. Belum Pelayanan Pelayanan obat Adanya formula
optimalnya publik racikan yang khusus untuk
pelayanan obat lama sehingga pasien batuk pilek
racikan di ruang pasien anak
pelayanan menunggu dalam
farmasi waktu yang lama
Puskesmas
Cigemblong
4. Belum Manajemen Ditemukannya Penyimpanan
optimalnya cara ASN obat yang telah obat secara benar
penyimpanan kadaluarsa sesuai standar
sediaan farmasi bercampur untuk menjaga
di ruang dengan obat kualitas
pelayanan yang tidak pelayanan
farmasi kadaluarsa
Puskesmas sehingga dapat
Cigemblong menimbulkan
keluhan dari
pasien apabila
mendapatkan
obat yang telah
kadaluarsa.
5. Belum Whole of Masih adanya Adanya kerja
optimalnya Goverment kekosongan obat sama dengan
pengadaan obat karena dari pedagang besar
di Puskesmas instalasi farmasi farmasi untuk
Cigemblong kabupaten memenuhi
kosong kebutuhan obat di
Puskesmas
Cigemblong

2. Penetapan Isu
a. Penetapan kualitas isu Menggunakan Metode APKL
Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan
pendekatan Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu. Berikut beberapa isu di
Puskesmas Cigemblong yang ditetapkan menggunakan APKL.

Tabel 1.2 Tabel Penetapan Isu dengan APKL

Indikator Keterangan
No Identifikasi Isu
A P K L
1 Belum optimalnya
pelayanan pengobatan
5 4 5 5 19
TB di Puskesmas
Cigemblong
2 Belum optimalnya
pelayanan farmasi
4 4 4 5 17
klinik di Puskesmas
Cigemblong
3 Belum optimalnya
pelayanan obat racikan
di ruang pelayanan 3 3 4 4 14
farmasi Puskesmas
Cigemblong
4 Belum optimalnya cara
penyimpanan sediaan
farmasi di ruang 3 3 3 4 13
pelayanan farmasi
Puskesmas Cigemblong
5 Belum optimalnya
pengadaan obat di
Puskesmas Cigemblong 3 3 3 3 12

Berdasarkan tabel 1.2 analisis isu strategis, ditemukan tiga isu utama yang
memenuhi syarat, yaitu sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pelayanan pengobatan TB di Puskesmas Cigemblong
2. Belum optimalnya pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Cigemblong
3. Belum optimalnya pelayanan obat racikan di ruang pelayanan farmasi Puskesmas
Cigemblong
Dari ketiga isu tersebut, kemudian diteapkan isu paling prioritas dengan
menggunakan analisis USG.

b. Penetapan kualitas isu menggunakan analisis USG


Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindak lanjuti menggunakan Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Analisis penetapan USG dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 1.3 Penetapan Isu USG

Indikator
No Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 Belum optimalnya
pelayanan pengobatan
5 5 5 15 I
TB di Puskesmas
Cigemblong
2 Belum optimalnya
pelayanan farmasi
4 4 4 12 II
klinik di Puskesmas
Cigemblong
3 Belum optimalnya
pelayanan obat
racikan di
4 4 3 11 III
ruang pelayanan
farmasi Puskesmas
Cigemblong
Dari ketiga isu tersebut, ditetapkan isu paling prioritas yakni “Belum
optimalnya pelayanan pengobatan TB di Puskesmas Cigemblong” dengan
perolehan skor USG 15.

3. Rumusan Masalah
Dari tabel 1.3 Analisis isu strategis, menunjukkan validasi isu dengan
menggunakan analisa USG. Dari analisa didapatkan core issue yakni belum
optimalnya pelayanan pengobatan TB di Puskesmas Cigemblong. Dari isu
tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui habituasi adalah :
a. Kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan pengobatan TB di Puskesmas Cigemblong?
b. Bagaimana Nilai-nilai Dasar PNS (ANEKA) dapat diimplementasikan
selama kegiatan aktualisasi melalui habituasi di Puskesmas
Cigemblong?
Gagasan pemecahan isu pada Puskesmas Cigemblong adalah “Upaya
Peningkatan Pelayanan Pengobatan TB di Puskesmas Cigemblong Kabupaten
Lebak”.
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai ANEKA
2. Mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN ke dalam setiap kegiatan
yang dilakukan di satuan kerja.
3. Meningkatkan pelayanan pengobatan tuberkulosis di Puskesmas
Cigemblong.

D. Manfaat
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan perannya
dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan nilai- nilai dasar
ASN yang telah didapakan selama mengkuti inclass Diklat Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi keterkaitan prinsip
Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan whole of Government.
Berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Negara, Nilai tersebut dijabarkan secara lebih spesifik:
1) Akuntabilitas Tanggung Jawab, Jujur, Kejelasan, Target,
Netral, mendahulukan Kepentingan Publik,
Adil, Transparan, Konsisten, dan Partisipatif.
2) Nasionalisme 45 butir Pancasila
3) Etika Publik Jujur, Bertanggungjawab, Integritas Tinggi,
Cermat, Disiplin, Hormat, Sopan, Santun,
Taat Pada Peraturan, Taat Pada Perintah, dan
Menjaga Rahasia.
4) Komitmen Mutu Efektivitas, Efisiensi, Inovasi, dan
Berorientasi mutu.
5) Anti Korupsi Jujur, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja
Keras, Sederhana, Mandiri, Adil, Berani,
peduli.
2. Bagi satuan kerja
Dapat memberikan manfaat kepada pasien tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Cigemblong mengenai pelayanan pengobatan tuberkulosis
yang optimal.
3. Bagi Stakeholder
Membangun kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam rangka
mendukung terwujudnya Lebak Sehat.

Anda mungkin juga menyukai