Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system,
fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kaum remaja Indonesia saat ini
mengalami lingkungan sosial yang sangat berbeda daripada orangtuanya. Dewasa ini, kaum
remaja lebih bebas mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan bahasa
khusus antara grupnya. Sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks ternyata lebih
liberal daripada orang tuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan mengembangkan hubungan
lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan seks.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional
ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul
akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika
si ibu mengandung bayinya.
2. Masalah Aborsi
Adapun solusi dan strategi yang ditawarkan dan kedepannya bisa diterapkan untuk
permasalahan kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai berikut:
d) Menggalang kerja sama dengan semua stakeholder baik pemerintah, swasta, LSM,
organisasi profesi serta organisasi kemasyarakatan berdasarkan prinsip kemitraan
dalam penyelenggaraan program dan pembinaan remaja.
2) Kehamilan dan melahirkan: usia ideal untuk hamil, bahaya hamil pada
usia muda, berbagai aspek kehamilan tak diinginkan (KTD) dan abortus.
g) Memperbaiki komunikasi antar orang tua dan anak. Empowering keluarga untuk
meningkatkan ketahanan non fisik menghadapi arus globalisasi dengan cara
memperkuat sistem agama, nilai dan norma di dalam keluarga merupakan
alternatif utama. Keluarga bertugas mempertebal iman remaja dan pemuda
dengan meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama, norma, budi pekerti dan
sopan santun
3. Kanker serviks
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim.
Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim.
Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina). Kanker ini
99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher
rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini
bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.
Solusi/Pencegahannya:
b) Rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif
secara seksual
c) Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara
seksual
4. Keputihan
Masalah yang perlu diwaspadai adalah apakah keputihan tersebut normal atau ada status
kelainan/penyakit.
a) Vaginitis atropik, timbal pada usia lanjut (menopause), biasanya disertai rasa
nyeri akibat kurangnya hormon estrogen.
b) Obat – obatan seperti : antibiótica, obat kontrasepsi yang mengandung estrogen.
d) Adanya benda asing seperti adanya benang, kas tampon atau benda lain yang
secara sengaja/tidak sengaja ada di jalan lahir (vagina).
Solusi :
Menanganinya:
a) Berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau bidan mana kontrasepsi yang cocok
bagi dirinya
b) Pemasangan alat kontrasepsi tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
terlatih dan profesional
2. Anggapan keliru mengenai cara-cara pencegahan kehamilan meskipun dewasa ini telah
tersedia berbagai pilihan alat kontrasepsi, dan dengan tingkat keberhasilan yang beragam,
tidak sedikit orang yang masih keliru dalam memahami tentang cara pencegahan
kehamilan secara benar sehingga timbul mitos-mitos.
Menanganinya:
b) Petugas kesehatan terutama bidan juga harus bisa mengubah dan menghapus pola
pikir masyarakat tentang mitos-mitos.