Anda di halaman 1dari 2

Keputusan Dilematis Pasca Kampus, Antara Rencana Pribadi dengan Orang Tua

Ratna Nur Mustika Sanusi

Sebagai mahasiswa tingkat akhir pilihan-pilihan dilematis pasca kampus mulai muncul. Seperti
pilihan mengikuti rencana pribadi atau mengikuti arahan orang tua. Seiring bertambahnya
kedewasaan mahasiswa tingkat akhir sudah mulai merencanakan hidupnya sendiri untuk masa
depan. Ia mempertimbangkan berbagai hal, sesuai dengan kebutuhan dan mimpi-mimpinyanya.
Namun, di sisi lain ia juga berdiri di atas arahan kedua orang tuanya. Orang tua juga memiliki
rencana untuk kehidupan anaknya di masa depan. Tentu dengan harapan-harapan menjadi lebih
baik. Kemudian kemungkinan yang terjadi adalah rencana antara kedua pihak sama atau ternyata
saling berlawanan.

Jika rencana kedua pihak sama itu tidak akan menjadi masalah terhadap keputusan yang akan
diambil. Justru akan lebih mudah untuk memutuskan pilihan-pilihan pasca kampus nantinya.
Tapi jika rencana kedua pihak berlawanan, bisa jadi memunculkan masalah. Lalu, sebagai
mahasiswa kita harus bagaimana?

Ada mahasiswa-mahasiswa yang merencanakan studi lanjut ke jenjang S2, tetapi orang
tuanya justru menginginkan untuk bekerja. Sebaliknya, ada mahasiswa-mahasiswa yang
memilih merencanakan bekerja, tetapi orang tuanya menginginkan untuk studi lanjut ke
jenjang S2. Apakah kedua kemungkinan tersebut salah? Tentu tidak. Pasti ada alasan kenapa
masing-masing memiliki perencanaan yang berbeda.

Pada kemungkinan pertama, saat mahasiswa merencanakan studi lanjut ke jenjang S2 ia


mempertimbangkan kebutuhan akan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam serta
peluang karir yang lebih terbuka. Tetapi di saat bersamaan, orang tua memiliki pertimbangan
lain. Seperti kemampuan finansial, kebutuhan keluarga dan kesempatan.

Pada kemungkinan kedua subjek yang mempertimbangkan dibalik. Saat mahasiswa


merencanakan untuk berkarir terlebih dahulu, biasanya ia mempertimbangkan akan
mendapatkan pengalaman yang akan didapatkan selama ia bekerja. Menurutnya pengalaman
ini akan bermanfaat besar pada karir-karir setelahnya dan ia menginginkan mandiri secara
finansial. Tetapi di saat yang sama orang tua memiliki pertimbangan yang berbeda. Orang tua
melihat dengan bertambahnya ilmu akan menambah peluang karir di masa depan. Meskipun
antara anak dan orang tua memiliki pertimbangan yang berbeda, bukan berarti harus
memaksakan salah satu diantaranya.

Mempetimbangkan alasan dari masing-masing pihak sangat diperlukan komunikasi yang


baik, karena kehidupan pasca kampus perlu dipertimbangkan dengan matang. Tanpa adanya
komunikasi yang biak akan sulit untuk menentukan sebuah keputusan. Sedangkan keputusan
yang diambil akan berpengaruh pada banyak aspek di masa pasca kampus.
Masalah-masalah yang dikhawatirkan oleh kedua pihak, bisa dicari solusinya bersama-sama.
Solusi yang dipilih disesuaikan sesuai kondisi yang terjadi. Tidak ada rumus pasti untuk
urusan seperti ini. Sedangkan latar belakang dari setiap rencana, baik itu oleh mahasiswa atau
orang tuanya yang membawa pada kebaikan dijadikan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan. Sehingga keputusan yang diambil adalah yang terbaik yang mengakomodir semua
rencana dari kedua pihak.

Anda mungkin juga menyukai