WAKTU
DOSEN
SUB TOPIK
REFERENSI
PENDAHULUAN
Berbagai metode untuk mendeteksi pertumbuhan janin seperti palpasi abdomen,
mengukur tinggi simfisis-fundal, biometri USG, taksiran berat janin USG dan
pemeriksaan Doppler digunakan sebagai panduan untuk menentukan apakah
pertumbuhan janin terhambat atau tidak. Pengkajian keadaan janin pada handout ini
akan dibahas tentang NST (non stress test) dan amniosentesis.
PENGKAJIAN FETAL
A. Pengkajian fetal
Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
c. Patofisiologi
Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu
simpatis dan parasimpatis. Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung
janin normal terjadi bila oksigenasi jantung normal. Bila cadangan plasenta
untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka stres intrinsik (gerakan janin) akan
menghasilkan akselerasi bunyi jantung janin, dan stres ekstrinsik (kontraksi
rahim) tidak akan mengakibatkan deselerasi.
d. Cara Melakukan
Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak
boleh diberikan sedativa.
Prosedur pelaksanaan :
1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri
2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3) Dipasang kardio dan tokodinamometer
4) Frekuensi jantung janin dicatat
5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30
menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan
dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan
dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil
NST secara individual
e. Indikasi
Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta
f. Komplikasi
Hipertensi ortostatik
g. Cara Membaca
Pembacaan hasil :
a. Reaktif, bila :
1. Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
3. Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan
atau lebih dalam 20 menit
4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega” pada NST
yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1
minggu kemudian
5. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang
tiap hari, tipe yang lain diulang setiap minggu
c. Sinusoidal, bila :
1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal
2) Tidak ada gerakan janin
3) Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru
janin matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan
isoimunisasi-RH
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik
sampai 1 minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga
pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko
seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan atau oligohidramnion hasil NST
yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1
minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 minggu).
Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah <30%,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan
yang mempunyai nilai prediksi positif yang lebih tinggi (Doppler-USG).
2. Amniocentesis
Tes ini diutamakan untuk wanita hamil yang berisiko tinggi, yaitu :
Risiko Amniosintesis
Pemeriksaan
Amniosentesis dini
1. Pemeriksaan dilakukan antara usia gestasi 11 sampai 14 minggu.
2. Cairan yang diambil lebih sedikit 1 mL per setiap minggu gestasi.
3. Risiko keguguran dan komplikasi lebih tinggi.
EVALUASI
1. Manfaat pemeriksaan amniosintesis, kecuali:
a. Mengetahui kelainan bawaan (Syndrome down,dll)
b. Mengetahui perkiraan persalinan
c. Mengetahui tingkat kematangan paru janin.
d. Mengetahui ada tidaknya infeksi cairan amnion.
Jawab B
2. Amniosentesis dini dilakukan pada usia gestasi:
a. 4-6 minggu
b. 6-8 minggu
c. 8-10 minggu
d. 11-14 minggu
Jawab D
3. Yang menjadi risiko amniosentesis, kecuali::
a. Kebocoran atau infeksi terhadap air ketuban
b. Jarum menyentuh bayi
c. Kelahiran prematur
d. Kelahiran aterm
Jawab D
4. Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya
dengan gerakan / aktivitas janin, dengan menggunakan alat:
a. EKG
b. KTG
c. USG
d. Rontgen
Jawab B
5. Amniosentesis pada trimester 2 dilakukan pada usia kehamilan:
a. 12-14 minggu
b. 14-18 minggu
c. 18-22 minggu
d. 15-20 mingg
Jawab D