Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pernapasan manusia terdiri dari hidung, faring, trakea, bronkus,

bronkiolus dan paru-paru. Organ- organ pernapasan tersebut merupakan salah satu

organ vital bagi kehidupan manusia yang bertugas sebagai tempat pertukaran

oksigen yang di butuhkan manusia dan mengeluarkan karbon dioksida yang

merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh,

sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi. Kebutuhan oksigen

merupakan kebutuhan fisiologis yang sangat mendasar dan utama bagi manusia

(Scanlon & Sanders, 2007).

Manusia dalam keadaan normal tidak dapat bertahan hidup tanpa oksigen

lebih dari 4-5 menit (Barbara Kozier, 2004). Udara sangat penting bagi manusia,

tidak menghirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan kematian.

Itulah peranan penting paru-paru. Organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini

memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya udara

yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Hal ini

dapat menyebabkan beberapa organ pernapasan manusia dapat mengalami

gangguan. Gangguan ini biasanya berupa kelainan atau penyakit seperti

Emfisema, Asma, Infuenza, Kanker paru-paru dan Tuberkulosis (Barbara Kozier,

2004).

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang

parenkim paru dan dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk

meninges, ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer & Bare, 2002). Penelitian Yoga

(2007) yang juga menyatakan bahwa TB tidak hanya menyerang paru, tetapi juga

1
dapat menyerang organ tubuh yang lain seperti kulit (TB kulit), tulang (TB

tulang), otak dan saraf (TB otak dan saraf), mata (TB mata), dan lain-lain. TB

terutama menyerang organ paru-paru sebanyak 80% (PPTI, 2012). Tuberkulosis

disebabkan oleh kuman TB yaitu mycobacterium tuberculosis (Kemenkes, 2011).

Gejala yang biasanya muncul adalah demam, batuk darah, Batuk yang

biasanya berlangsung lama dan produktif yang berdurasi lebih dari 3 minggu

(Price dan Wilson, 2005). Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak

ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat

malam, dan lain-lain. Gejala ini hilang timbul secara tidak teratur juga, gejala yang

biasanya muncul juga adalah sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada

penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian

paru-paru (Amin dan Bahar, 2006). Ketika seseorang mengalami gejala- gejala

TB, perlu di diantisipasi agar penularan tidak terjadi.

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksius terbanyak penyebab kematian

di dunia. Menurut WHO pada tahun 2014, 9,6 juta jiwa terjangkit penyakit

penyakit Tuberkulosis dan 1,5 juta jiwa diantaranya meninggal karna penyakit

tersebut. Hampir 95% kasus kematian akibat penyakit Tuberkulosis (TBC) berada

di Negara berpendapatan menengah kebawah. Tuberkulosis bukan hanya

banyak di temukan pada dewasa, namun juga pada anak – anak. Bersumber yang

sama dari WHO, sekitar 1 juta anak-anak terkena penyakit TBC dan 140.000

diantara meninggal akibatnya.

Indonesia menempati peringkat keempat di antara Negara-negara TBC

tertinggi di dunia di kutib dari TBC Indonesia adalah sekitar 690.000 pada tahun

2011 dan di perkirakan jumlah kematian akibat TBC adalah 64.000 kematian. Dan

2
kasus yang lebih serius saat ini adalah Multidrug-resistan TB (MDR TB). Secara

global di seluruh dunia, kasus MDR TB mencapai 480.000 orang. (www.hari

dokter sedunia.com)

Surveylance Departemen Kesehatan Republik Indonesia, menunjukan

jumlah kasus pada pasien TB tahun 2009 ternotifikasi 294.731 kasus sedangkan

pada tahun 2014 jumlah kasus menjadi 324.539. berdasarkan prevalensi pasien TB

Paru Terkonfirmasi Bakteriologis mengalami peningkatan signifikan dari tahun

1999 sampai dengan tahun 2013 dari 7% menjadi 13% indikator ini cenderung

menurun dari tahun 2013 menjadi 10% sampai tahun 2014. Pada tahun 2015

indikator ini kembali meningkat menjadi 14%. Angka notifikasi kasus (case

notificasion rate/CNR) pada tahun 2015 untuk semua kasus sebesar 125 per

100.000 penduduk. Bahkan penemuan data kasus TB MDR dari tahun 2015

suspec TB MDR terkonfirmasi 15.300 sedangkan kasus BTA (+) 1.860 kasus.

Dari upaya penemuan kasus berdasarkan Provinsi dengan CNR Sulawesi Tengah

berjumlah 130 penderita ( Kemenkes RI 2016)

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai menyebutkan pada tahun 2013

jumlah kasus TB Paru klinis sebanyak 2.992 orang, jumlah kasus BTA (+) yang

di temukan sebesar 305 orang, sedangkan yang di obati sebanyak 305 orang.

Jumlah penderita tertinggi di laporkan di Puskesmas Kampung Baru : 481 orang

Suspect TB paru dan BTA (+) 52 orang (Dinas Kesehatan, 2013).

Dari data yang di peroleh di Rumah Sakit Umum Luwuk Kabupaten

Banggai, jumlah pasien penderita Tuberkulosis Paru pada bulan januari-juli

sekitar 190 orang, 13 orang meninggal karna penyakit tersebut (Rekam medik

2017). Karena itu, disadari atau tidak penyakit Tuberkulosi paru adalah salah satu

3
jenis penyakit yang termasuk dalam kategori wabah bahkan jika penyakit tersebut

tidak mendapatkan penanganan yang efektif akan berakibat terjadinya carrier bagi

pasien dan paling ironisnya akan menjadi sumber penularan terhadap orang sehat

lainnya.

Peran perawat dalam hal ini merupakan bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat-

kiat keperawatan berbentuk bio, psiko, sosio dan spiritual yang komperhensif

ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia (lokakarya nasional 1983, Kusnanto

2004).

Dari uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil

kasus yang berjudul Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberkulosis

Paru Dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruangan Mawar Rumah Sakit

Daerah Umum Luwuk.

1.2 Batasan Karateristik

Masalah studi kasus ini di batasi pada Gambaran Asuhan Keperawatan

Pasien Tuberkulosis Paru Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruangan

Mawar Rumah Sakit umum Luwuk

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada studi

kasus ini yaitu Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan Pasien

Tuberkulosis Paru Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruangan Mawar

Rumah Sakit Umum Luwuk?

4
1.4 Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan umum


Melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif yang meliputi

aspek bio, psiko, sosiol dan spiritual pada pasien dengan Tuberkulosis Paru

(TBC)

1.4.2 Tujuan khusus


a. Melakukan pengkajian status kesehatan pada pasien dengan

masalah Tuberkulosis Paru (TBC) secara komprehensif melalui

pendekatan proses keperawatan.


b. Menetapkan diagnosis keperawatan yang muncul pada pasien

dengan masalah Tuberkulosis paru (TBC)


c. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan sesuai dengan

diagnosa yang muncul pada pasien dengan Tuberkulosis Paru (TBC)


d. Melaksanakan tindakan Keperawatan yang telah di susun terhadap

pasien dengan Tuberkulosis Paru (TBC)


e. Melakukan evaluasi implementasi yang telah di lakukan pada

pasien Tuberkulosis paru (TBC)

1.5 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi :

a. Masyrakat
Membudayakan pengelolaan pasien Tuberkulosis Parudalam

pemenuhan kebutuhan Oksigenasi

b. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan:


Menambahkan keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada Pasien

Tuberkulosis Paru.
c. Peneliti

5
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan

kebutuhan Oksigenasi, pada Pasien Tuberkulosis Paru.

Anda mungkin juga menyukai