PENDAHULUAN
bronkiolus dan paru-paru. Organ- organ pernapasan tersebut merupakan salah satu
organ vital bagi kehidupan manusia yang bertugas sebagai tempat pertukaran
merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh,
merupakan kebutuhan fisiologis yang sangat mendasar dan utama bagi manusia
Manusia dalam keadaan normal tidak dapat bertahan hidup tanpa oksigen
lebih dari 4-5 menit (Barbara Kozier, 2004). Udara sangat penting bagi manusia,
Itulah peranan penting paru-paru. Organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini
memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya udara
yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Hal ini
2004).
parenkim paru dan dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk
meninges, ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer & Bare, 2002). Penelitian Yoga
(2007) yang juga menyatakan bahwa TB tidak hanya menyerang paru, tetapi juga
1
dapat menyerang organ tubuh yang lain seperti kulit (TB kulit), tulang (TB
tulang), otak dan saraf (TB otak dan saraf), mata (TB mata), dan lain-lain. TB
Gejala yang biasanya muncul adalah demam, batuk darah, Batuk yang
biasanya berlangsung lama dan produktif yang berdurasi lebih dari 3 minggu
(Price dan Wilson, 2005). Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak
ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam, dan lain-lain. Gejala ini hilang timbul secara tidak teratur juga, gejala yang
biasanya muncul juga adalah sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada
penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian
paru-paru (Amin dan Bahar, 2006). Ketika seseorang mengalami gejala- gejala
di dunia. Menurut WHO pada tahun 2014, 9,6 juta jiwa terjangkit penyakit
penyakit Tuberkulosis dan 1,5 juta jiwa diantaranya meninggal karna penyakit
tersebut. Hampir 95% kasus kematian akibat penyakit Tuberkulosis (TBC) berada
banyak di temukan pada dewasa, namun juga pada anak – anak. Bersumber yang
sama dari WHO, sekitar 1 juta anak-anak terkena penyakit TBC dan 140.000
tertinggi di dunia di kutib dari TBC Indonesia adalah sekitar 690.000 pada tahun
2011 dan di perkirakan jumlah kematian akibat TBC adalah 64.000 kematian. Dan
2
kasus yang lebih serius saat ini adalah Multidrug-resistan TB (MDR TB). Secara
dokter sedunia.com)
jumlah kasus pada pasien TB tahun 2009 ternotifikasi 294.731 kasus sedangkan
pada tahun 2014 jumlah kasus menjadi 324.539. berdasarkan prevalensi pasien TB
1999 sampai dengan tahun 2013 dari 7% menjadi 13% indikator ini cenderung
menurun dari tahun 2013 menjadi 10% sampai tahun 2014. Pada tahun 2015
indikator ini kembali meningkat menjadi 14%. Angka notifikasi kasus (case
notificasion rate/CNR) pada tahun 2015 untuk semua kasus sebesar 125 per
100.000 penduduk. Bahkan penemuan data kasus TB MDR dari tahun 2015
suspec TB MDR terkonfirmasi 15.300 sedangkan kasus BTA (+) 1.860 kasus.
Dari upaya penemuan kasus berdasarkan Provinsi dengan CNR Sulawesi Tengah
jumlah kasus TB Paru klinis sebanyak 2.992 orang, jumlah kasus BTA (+) yang
di temukan sebesar 305 orang, sedangkan yang di obati sebanyak 305 orang.
sekitar 190 orang, 13 orang meninggal karna penyakit tersebut (Rekam medik
2017). Karena itu, disadari atau tidak penyakit Tuberkulosi paru adalah salah satu
3
jenis penyakit yang termasuk dalam kategori wabah bahkan jika penyakit tersebut
tidak mendapatkan penanganan yang efektif akan berakibat terjadinya carrier bagi
pasien dan paling ironisnya akan menjadi sumber penularan terhadap orang sehat
lainnya.
Peran perawat dalam hal ini merupakan bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat-
kiat keperawatan berbentuk bio, psiko, sosio dan spiritual yang komperhensif
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
2004).
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada studi
4
1.4 Tujuan Penulisan
aspek bio, psiko, sosiol dan spiritual pada pasien dengan Tuberkulosis Paru
(TBC)
a. Masyrakat
Membudayakan pengelolaan pasien Tuberkulosis Parudalam
Tuberkulosis Paru.
c. Peneliti
5
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset