Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Saat ini Penyakit Menular Seksual (PMS) makin marak menjangkiti banyak
penduduk di Dunia, khusunya Amerika Serikat dan Kanada. Namun, tidak jarang pula
penduduk di Indonesia terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual tersebut. PMS
sangat berbahaya, karena tak sebatas menimbulkan efek pada organ kelamin semata,
namun juga dapat menimbulkan masalah lain pada beberapa alat indera seperti kulit,
mata, dan lidah (pada mulut). Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan
dalam bidang kesehatan seksual.
Penyakit kelamin adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh kuman yang
biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit kelamin kebanyakan sudah bisa
disembuhkan, namun masih juga ada penyakit yang belum bisa disembuhkan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut anda perlu lebih sering membaca tips, sehingga anda dapat
mencegahnya sebelum penyakit itu datang.
Penularan peyakit kelamin ini sangat cepat dan bisa tidak disadari oleh penderita.
Penyakit kelamin mudah menyerang pada golongan orang yang mempunyai perilaku seks
bebas, baik pada pria maupun wanita. Misalnya penjaja seks (PSK), wanita atau laki-laki
yang sering bergonti-ganti teman kencan, laki-laki hidung belang dan sebagainya.

Banyak orang yang belum tahu ancaman penyakit ini apalagi ditambah kurang
sadarnya menjaga kebersihan kelamin, prilaku seks bebas dan juga masalah prostitusi
mempercepat perkembangan penyakit kelamin yang bisa mengancam kesehatan, bukan
hanya penderita tapi juga kesehatan keluarga dan masyarakat lainnya. Ancamannya
cukup serius seperti kemandulan, sumbatan kemaluan, impotensi, keguguran, bayi lahir
cacat, hamil diluar kandungan, kanker mulut rahim (cerviks) bahkan kematian.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah yang berjudul “Penyakit pada alat
reproduksi manusia (Kurang sadarnya pelajar pada alat reproduksi)” sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana ciri-ciri orang yang terinfeksi HIV/AIDS?
1.2.2 Bagaimana cara penularan Penyakit Menular Seksual (PMS)?
1.2.3 Bagaimana cara pengobatan pada penyakit reproduksi?
1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan dalam makalah yang berjudul “Penyakit pada alat
reproduksi manusia (Kurang sadarnya pelajar pada alat reproduksi)” sebagai berikut;
Penulisan makalah ini tak semata-mata dibuat untuk memenuhi tugas yang telah Guru
Pengajar berikan, namun juga diperuntukan agar para pembaca dapat mengetahui lebih
banyak lagi tentang banyak hal yang berhubungan dengan Penyakit Menular Seksual
(PMS), serta masalah yang ditimbulakn pada organ tubuh lain, termasuk lat indera,
sehingga pencegahan terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan oleh para pembaca
1.4 Bahasan Masalah

Adapun bahasan masalah dalam makalah yang berjudul “Penyakit pada alat
reproduksi manusia (Kurang sadarnya pelajar pada alat reproduksi)” hanya akan
membahas tentang penyakit pada alat reproduksi manusia lengkap dengan pencegahan,
cara penularannya, maupun cara penanganannya.
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian penyakit pada sistem reproduksi manusia

Penyakit kelamin merupakan suatu infeksi atau penyakit yang dapat ditularkan
melalui kontak seksual, baik oral, anal, maupun vaginal. Penyakit kelamin menyerang
laat kelamin, namun gejalanya dapat timbul dan menyerang organ tubuh lainnya, seperti
otak, hati, jantung, dan alat indera. Umumnya penyakit kelamin berbahaya bagi organ-
organ reproduksi, dan harus segera diobati.
Diperkirakan 1 dari 3 orang di seluruh dunia pernah mengidap PMS. Separuhnya
terjadinya di Asia. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karenanya. Pada tahun
2002, WHO melaporkan bahwa terdapat lebih dari 11 juta kasus baru penyakit kelamin
khusus untuk jenis sifilys, klamidia, dan gonore saja. Dari jumlah itu, 3 juta lebih terjadi
di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

2.2 Macam-macam penyakit pada system reproduksi manusia

1. Gonorrhoea (GO)
Penyakit Gonorrhoea disebabkan oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae. Gejala
penyakit ini adalah rasa sakit dan keluar nana pada saat kencing pada laki-laki, serta
keputihan berwarna kuning dan hijau pada wanita. Penyakit ini dapat menyebabkan
kebutaan pada bayi baru lahir. ( Zubaidah, Siti. 2015. 36)
Gejala Gonorrhoea
Sekitar 10 persen pria yang terinfeksi dan 50 persen dari wanita yang terinfeksi
tidak mengalami gejala sehingga banyak penderita gonore menularkannya kepada
pasangan mereka tanpa disadari.
Biasanya lebih mudah untuk mengenali gejala gonore pada pria dibandingkan wanita
karena gejala awal pada wanita mungkin sangat ringan atau tidak begitu jelas sehingga
sering keliru dianggap sebagai infeksi vagina atau infeksi saluran kemih. Infeksi akan
menjalar ke organ panggul wanita jika tidak segera diobati dan bisa menyebabkan
pendarahan pada vagina, sakit pada perut bagian bawah, demam, dan sakit saat
melakukan hubungan seksual.
Gejala gonore yang sering muncul, baik pada pria maupun wanita, di antaranya
adalah saat buang air kecil akan terasa sakit atau perih dan keluarnya cairan kental
berwarna kuning atau hijau dari vagina atau penis. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal
dengan sebutan ‘kencing nanah’.

2. Sifilis ( Raja Singa )

Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema


pallidum. Gejala awal penyakit ini adalah luka pada tempat masuknya bakteri kedalam
tubuh, biasanya pada daerah sekitar kelamin. Penyakit ini menyebar dan menyerang
organ-organ tubuh lain-lainnya kemudian menimbulkan kerusakan pada organ tersebut.
Pengobatan Sifilis

Penisilin cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer dan
sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik lain
yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap penisilin.
Satu suntikan penisilin bisa menghentikan perkembangan penyakit jika Anda
terinfeksi kurang dari satu tahun. Untuk infeksi yang lebih dari satu tahun, Anda mungkin
perlu penambahan dosis. Pengobatan biasanya diberikan selama kurang lebih 14 hari, tapi
bisa berjalan lebih lama pada beberapa kasus.Untuk sifilis tersier, pengobatan memakan
waktu lebih lama dan antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk
menghentikan infeksi tapi tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan sifilis
tersier. Sifilis pada kehamilan juga diobati dengan antibiotik. Obat-obatan antibiotik tidak
memiliki pengaruh pada bayi.
Pada awam pengobatan antibiotik dimulai, beberapa penderita sifilis bisa
merasakan reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi ini muncul akibat tersebarnya racun dari
sel-sel bakteri yang dibunuh oleh obat-obatan antibiotik. Gejala yang muncul berupa
demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot dan persendian. Ini bukan kondisi yang serius,
biasanya hanya bertahan selama satu hari. Parasetamol bisa digunakan untuk mengatasi
rasa sakit, tapi jika gejala memburuk, segera hubungi dokter.
Bagi wanita, beberapa obat-obatan antibiotik untuk sifilis bisa mengganggu
metode kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Alat
kontrasepsi lainnya seperti kondom bisa digunakan saat sedang menjalani pengobatan
antibiotik.

3. Herpes Simplex Genitalis

Penyakit herpes simplex genitalis disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II,
yang menyerang kulit di daerah genitalia luar, anus, dan vagina. Gejala penyakit ini
berupa gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin pada daerah
tersebut timbul beberapa lepuh kecil-kecil,selanjutnya lepuh menjadi pecah dan
menimbulkan luka. Kemudian penyakit herpes sulit sekali sembuh dan sering kambuh
setelah beberapa bulan maupun tahun.
Penyakit ini dapat dideteksi dari luka dingin di sekitar mulut. Herpes genital
disebabkan dua jenis virus herpes, yakni HSV-1 dan HSV-2 (jangan, keliru
membedakannya dengan human papillomavirus, atau HPV, yang menyebabkan kutil
pada kelamin).
Seperti dikutip situs askmen.com, sebanyak 45 juta orang Amerika berusia 12
tahun atau lebih tua menderita herpes genital, dan sebanyak 80-90 persen di antaranya
gagal mengenali gejala-gejala atau tidak memperlihatkan gejala-gejalanya sama sekali.
Herpes dapat menyebar melalui hubungan seksual, baik secara langsung (termasuk
oral) dan melalui air liur (berciuman) dengan individu yang terinfeksi. Virus ini bisa
menyebar bahkan ketika tidak ada gejala yang terlihat, meskipun penularan lebih
mungkin terjadi bila ada gejalanya.
HSV-1 biasanya menyebabkan luka di mulut, tetapi bisa juga menyebabkan herpes
genital. Ini berarti, seseorang dapat tertular herpes genital dari seks oral yang diberikan
seseorang dengan luka dingin di mulutnya (meskipun tidak umum terjadi). Sementara itu,
HSV-2 hanya menyebabkan herpes genital.
Saat ini, tidak ada obat untuk herpes genital atau pun oral. Kedua kondisi itu lebih
rentan muncul atau kambuh selama masa stres atau ketika sistem kekebalan tubuh
terganggu. Pengobatan hanya bisa digunakan untuk mengontrol gejalanya.

Penyebab Herpes Simplex Genitalis

1. Disebabkan oleh virus, dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan.

2. Gejala timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita
penyakit ini.

3. Gejala awal muncul seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan
berair.

4. Dalam 5 sampai 10 hari gejala hilang.

5. Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi sesuatu saat, dan kadang-kadang
sering.

6. Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di dalam
vagina

4. HIV/AIDS
Penyakit Hiv Atau Aids Merupakan (Acquired Immune Deficiency
Syndrome)atau syndrome penurunan kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit
HIV atau AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi memiliki sistem
kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang dan sangat sulit
untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS berakhir dengan kematian, karena
hingga saat ini penyakit AIDS belum ada obatnya.
Gejala-gejala penyakit dari orang yang menderita AIDS adalah rasa lelah yang
berkepanjangan, sesak nafas, dan batuk yang berkepanjangan, pembesaran kelenjar (di
leher, ketiak, dan lipat paha) tanpa sebab yang jelas, bercak-bercak puti atau luka di
mulut, mencret, lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas, sering demam disertai
dengan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas, berat badan menurun secara
menyolok, bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit).

Cara-cara Penularanya
Ø Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan seksual dengan orang yang
terinfeksi virus HIV
Ø Memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV
Ø Menerima tranfusi darah darah yang tercemar HIV
Ø Ibu hamil yang terinfeksi HIV akan menularkan ke bayi dalam kandunganya

Cara Mengatasinya/Pengobatannya
Sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan HIV/AIDS yang tuntas. Saat ini,
yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan
tubuhnya.

5. Keputihan
Keputihan yaitu penyakit kelamin yang terjadi pada perempuan dengan ciri-ciri
terdapat cairan berwarna putih kekuning-kuningan atau putih keabu-abuan pada vagina.
Cairan tersebut bersifat encer atau kental, dan berbau tidak sedap dan dapat menyebabkan
rasa gatal pada vagina. Bagian ini dapat diakibatkan infeksi jamur Candida
albicans, bakteri, virus, dan parasit. Penyakit ini dapat terjadi apabila kebersihan vagina
dan sekitarnya kurang dijaga dengan baik.
Pencegahan terhadap penyakit keputihan dapat dilakukan dengan berbagai cara
yang pada intinya adalah selalu menjaga kebersihan diri, termasuk di sekitar
vagina. Namun tidak disarankan untuk membilas vagina dengan cairan-cairan yang dapat
mengganggu keseimbangan pH vagina. Jika Anda tidak sedang menderita keputihan,
sebaiknya membersihkan daerah vagina dan sekitarnya dengan air bersih saja. Jangan
dengan sabun.

Cairan antiseptik pembilas vagina sebaiknya digunakan apabila perlu saja, yaitu
ketika Anda merasakan mulai terjadi keputihan yang abnormal atau jika disarankan
dokter.Hindari pakaian dalam yang ketat atau bahan yang tidak menyerap
keringat, sebaiknya gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan biasakan ganti
setiap hari. Hindari duduk pada toilet umum jika tidak sangat terpaksa. Keputihan dapat
menular, antara lain melalui hubungan seksual, melalui perlengkapan mandi seperti
handuk atau melalui bibir kloset. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang baik dan
benar yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Cucilah dengan
air bersih setiap kali Anda buang air kecil dan pada saat mandi. Begitu pula penggantian
sanitary napkins (pembalut wanita) pada waktunya selama masa menstruasi akan banyak
menolong agar terjaga kebersihan alat kelamin.

6. Epididimitis
Penyakit ini terjadi pada laki-laki. Epididimitis adalah peradangan pada saluran
epididymis yang disebabkan oleh infeksi atau terkena penyakit menular seksual. Penyakit
iniditandai dengan rasa nyeri disertai pembekakan pada salah satu testis. Salah satu
penyebab terjadinya penyakit ini adalah pergaulan bebas.
Gejala umum epididimitis dapat dikenali sebagai berikut :
1. Demam, badan menggigil.
2. Rasa nyeri pada testis dan skrotum, daerah paha dan pangkal paha juga terasa
nyeri.
3. Prevalensi pembengkakan testis, disertai nyeri dan bernanah, terasa jika ada
perasaan empiema fluktuasi.
4. Kemerahan kulit skrotum dan skrotum hidrokel.
Selain epididimitis yang disebabkan oleh peradangan pada epididimis, epididimitis
kronis lainnya adalah epididimitis akut non-spesifik yang disebabkan oleh pengobatan
yang tidak memadai. Selain itu, epididimitis akut non-spesifik juga bisa disebabkan oleh
jamur, bakteri spirochete, serta infeksi parasit yang disebabkan testis fosfor lokal atau
sistemik. Radiasi radioisotop juga bisa menyebabkan peradangan testis dan kerusakan
testis.

7. Klamidia
Klamidia termasuk salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) pada manusia.
Penyakit ini merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia. Istilah
infeksi klamidia juga mengacu pada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis
bakteriChlamydiaceae. Sebagai contoh, bakteri C trachomatis hanya ditemukan pada
manusia. Bakteri ini dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral.
Selama persalinan, seorang ibu yang mengalami infeksi klamidia juga berpotensi untuk
menularkan infeksi tersebut kepada bayinya.
Pada umumnya pada sebagian besar wanita yang mengidap klamidia pada awalnya
tidak merasakan gejala yang berarti sehingga mereka tidak mengetahui kalau dirinya
terinfeksi klamidia. Jika seorang wanita terinfeksi klamidia, kemungkinan besar dia pun
akan mengalami penyakit radang panggul yang bisa berujung pada kemandulan.

Tanda-Tanda
1. Biasanya tidak terlihat gejala-gejala awal sehingga sebagian besar wanita yang
mengidap klamidia tidak menyadari kalau dirinya telah terinfeksi.
2. Kadang-kadang gejala yang terasa adalah timbul rasa panas seperti terbakar pada
panggul.
Penyebab
1. Sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.
2. Hubungan seksual yang tidak aman.
3. Terinfeksi oleh bakteri C. Trachomatis.
Pencegahan
1. Setia pada pasangan dengan tidak berganti-ganti pasangan.
2. Menggunakan alat pengaman ketika berhubungan seksual tidak aman.

8. Trikomoniasis
Trikomoniasis, suatu tipe dari vaginitis, umumnya adalah sebuah Penyakit
Menular Seksual (PMS). Karena adanya kebiasaan penentuan jenis penyakit dan
pengobatan oleh klien sendiri dan diagnosis oleh petugas kesehatan tanpa menggunakan
pemeriksaan yang memadai, beberapa orang dengan trikomoniasis tidak
terdiagnosis. Penentuan jenis penyakit sendiri dapat terjadi karena terdapatnya obat-obat
yang dijual bebas. Gejala dan tanda trikomoniasis tidak begitu spesifik, dan penegakan
diagnosis memebutuhkan pemeriksaan laboratorium sederhana seperti sediaan basah (wet
mount).
Trikomoniasis dapat menyebabkan seseorang kehilangan hari kerjanya karena
adanya rasa yang tidak enak yang disebabkannya, sehingga infeksi ini seharusnya tidak
diabaikan begitu saja. Adanya kejadian infeksi gabungan dengan PMS lain penting untuk
diperhatikan pada saat membuat diagnosis trikomoniasis. Trikomoniasis merupakan
masalah bagi penderitanya karena gejala dan kemungkinan komplikasi yang
disebabkannya.
Pada gadis-gadis sebelum usia pubertas, dinding vagina yang sehat tipis dan
hypoestrogenic, dengan pH lebih besar dari 4,7, pemeriksaan dengan pembiakan (kultur)
akan menunjukkan beberapa mikroorganisma. Setelah gadis menjadi dewasa, dinding
vagina menebal dan laktobasilus menjadi mikroorganisma yang dominan, PH vagina
menurun hingga kurang dari 4,5.
Laktobasilus penting untuk melindungi vagina dari infeksi, dan laktobasilus adalah
flora dari vagina yang dominan (walaupun bukan merupakan stau-satunya flora
vagina). Masa inkubasi sebelum timbulnya gejala setelah adanya infeksi bervariasi
antara 3-28 hari. Selama terjadinya infeksi protozoa Trichomonas vaginalis, trikomonas
yang bergerak-gerak (jerky motile trichomonads) dapat dilihat dari pemeriksaan dengan
sediaan basah. PH vagina naik, sebagaimana halnya dengan jumlah lekosit
polymorphonuclear (PMN). Lekosit PMN merupakan mekanisme pertahanan utama dari
pejamu (host/manuasia), dan mereka merespon terhadap adanya substansi kimiawi yang
dikeluarkan trichomonas. T vaginalis merusak sel epitel dengan cara kontak langsung dan
dengan cara mengeluarkan substansi sitotoksik. T vaginalis juga menempel pada protein
plasma pejamu, sehingga mencegah pengenalan oleh mekanisme alternatif yang ada di
pejamu dan proteinase pejamu terhadap masuknya T vaginalis.

2.3 Upaya Pencegahan terjadinya Penyakit Sistem Reproduksi pada Manusia


Dan berikut ini beberapa tips untuk menjaga dan merawat alat kelamin kita agar tetap
bersih dan sehat:
1. Setelah buang air kecil atau besar

Usahakan untuk selalu mencuci bagian luar alat kelamin dengan air dan sabun.
Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan bukan sebaliknya.
Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup hanya
membersihkan dengan air bersih.

2. Kebersihan pakaian dalam

Sepatutnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali
untuk menjaga kebersihan. Selain itu pilihlah bahan celana dalam yang dapat mudah
menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari untuk
saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri, karena
setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.

3. Menggunakan toilet umum

Siramlah sebelum menggunakan (flushing), hal ini untuk mencegah penularan jika
ada pengguna lainnya adalah penderita penyakit kelamin. Sebaiknya gunakan selalu air
yang keluar melalui keran atau tissu dan hindari penggunaan dari bak/ember, karena
menurut penelitian air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida
albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina).

4. Merawat rambut yang tumbuh di sekitar alat kelamin

Hindari membersihkan bulu di daerah kemaluan dengan cara mencabut karena


akan ada lubang pada bekas bulu kemaluan tersebut dan menjadi jalan masuk bakteri,
kuman, dan jamur. Selanjutnya dapat menimbulkan iritasi dan penyakit kulit. Perawatan
bulu itu disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan, dengan gunting atau
dicukur tetapi sebelumnya menggunakan busa sabun terlebih dahulu dan menggunakan
alat cukur khusus yang lembut, dan sudah dibersihkan dengan sabun dan air panas. Perlu
diketahui setelah menggunakan simpan dalam tempat yang bersih dan kering, jangan di
tempat yang lembab dan jangan menggunakannya secara bergantian bahkan dengan
suami/isteri. Rambut-rambut tersebut berfungsi untuk kesehatan alat kelamin, yaitu
berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik yang melawan bakteri jahat serta
menghalangi masuknya benda asing kecil ke dalam vagina, menjaga alat kelamin tetap
hangat dan merupakan bantalan ketika berhubungan seksual dan melindungi dari
gesekan. Sehingga perlu rajin menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur.

5. Pemakaian pantyliner

Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan digunakan setiap hari, sebaiknya Pantyliner


hanya digunakan ketika keputihan. Akan lebih baik jika membawa celana dalam
pengganti daripada menggunakan pantyliner tiap hari.

6. Hindari menggunakan celana dalam dan celana jeans yang sangat ketat

Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah
selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat
menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan teriritasi.
Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran darah yang tidak lancar
dan membuat penis serta testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu,
keringat dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
7. Hindari untuk menggunakan minyak wangi/parfum atau bedak menggunakan ke
vagina

Vagina memiliki tingkat keasaman sendiri yang sebaiknya tidak dirusak oleh
masuknya cairan-cairan yang mengandung bahan-bahan kimia yang tidak cocok untuk
kultur di permukaan atau di dalam vagina. Jika alat kelamin Anda terasa berbau tidak
enak, Anda harus memperbaiki cara Anda merawat dan membersihkannya, dan tentunya
bukan dengan cara menyemprotkan parfum.

8. Jangan malas mengganti pembalut

Bagi para wanita yang sedang menstruasi/haid untuk tidak malas mengganti
pembalut karena ketika menstruasi kuman-kuman mudah untuk masuk dan pembalut
yang telah ada gumpalan darah merupakan tempat berkembangnya jamur dan bakteri.
Usahakan untuk mengganti setiap 4 jam sekali, 2-3 kali sehari atau sudah merasa tidak
nyaman. Jangan lupa bersihkan vagina sebelumnya ketika mengganti pembalut.

9. Hindari prilaku seks bebas

Tidak melakukan Hubungan seksual dengan yang bukan pasangan yang sah.
Kalau terpaksa melakukannya, gunakan kondom. Berganti-ganti pasangan membuat
Anda rentan pada penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Bila pasangan sah nya
menderita penyakit kelamin, pergunakanlah kondom dan segeralah berobat bersama ke
dokter.

10. Pemeriksaan rutin

Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Ciri-ciri Orang terinfeksi HIV/AIDS
Ø Flu dan diare setelah si penderita terinfeksi beberapa minggu
Ø Setelah 5-6 tahun terinfeksi si penderita akan mengalami:
· Timbul diare berulang
· Penurunan berat badan secara mendadak
· Sering sariawan di mulut
· Terjadi pembekakan di daerah kelenjar getah bening
3.2 Cara penularan Penyakit Menular Sesksual (PMS)
Penyakit kelamin disebabkan oleh virus, bakteri sampai arthropoda. Beberapa penyakit
kelamin yang disebabkan oleh virus adalah AIDS, Herpes, dan Genital Warts.
Penanganan terhadap penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus masih belum
ditemukan standar baku. Namun gejala yang menyertai penyakit itu bosa ditangani.
Adapun gonore, klamidia, dan sifilys adalah contoh penyakit kelamin yang disebabkan
oleh bakteri. Oleh karena itu penanganannya bisa menggunakan antibiotik.
Manusia diketahui tidak dapat membangun antibodi terhadap bebrapa penyakit
kelaminsehingga tidak ada peluang bagi pelaku hubungan seksual untuk tidak terjangkit
penyakit kelamin apabila berhubungan seksual dengan pasangan yang telah terjangkit
penyakit seksual. Suatu hal yang umum adalah tidak munculnya gejala penyakit kelamin
pada tahap awal atau bahakn tidak muncul gejala sama sekali. Tahu-tahu sudah parah dan
merusak jaringan tubuh. Itu sebabnya harus sering cek kesehatan jikaanda memiliki
resiko penyakit kelamin.

3.3 Cara pengobatan pada penyakit reproduksi

Antibiotik digunakan jika infeksi dicurigai. Perlakuan pilihan adalah azithromycin


dan cefixime untuk mengobati gonorrhoeae dan klamidia. Fluoroquinolones digunakan
jika terjadi perlawanan gonorrhoeae. Doxycycline mungkin digunakan sebagai alternatif
untuk azithromycin. Untuk kasus yang disebabkan oleh organisme enterik (seperti E.
coli), ofloksasin atau levofloxacin direkomendasikan. Pada anak-anak, floroquinolones
dan doksisiklin sebaiknya dihindari. Bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih
sering menjadi penyebab epididimitis pada anak, kotrimoksasol atau penisilin yang
cocok (misalnya, sefaleksin) dapat digunakan. Jika ada penyakit menular seksual,
pasangannya juga harus dirawat. Perawatan di rumah seperti kompres dingin diterapkan
secara teratur untuk skrotum yang dapat mengurangi rasa sakit. Obat penghilang rasa
sakit atau obat anti-inflamasi sering diperlukan. Rawat Inap diindikasikan untuk kasus
yang parah, dan check-up dapat memastikan infeksi telah dibersihkan. Operasi jarang
diperlukan, kecuali, misalnya, dalam kasus langka di mana sebuah bentuk abses.
BAB IV
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
Bagi para remaja lebih peduli terhadap diri, masa depan, orang tua, masyarakat, dan
bangsa, dan turut menyelamatkan sesama remaja dari virus-virus yang dapat
mengakibatkan penyakit berkembang. Dan lebih menjauhi hal hal yang dapat
menyebabkan penyakit pada alat reproduksi manusia. Kita seharusnya kenal tentang
penyakit-penyakit tersebut, karena dengan demikian, kita mampu melakukan tindakan-
tindakan pengamanan untuk diri kita sendiri, keluarga, dan orang lain, terhadap
kemungkinan tertular virus-virus yang dapat mengakibatkan penyakit berkembang.

2.4 Kritik dan Saran


Saran penulis pada para pembaca agar mereka lebih mengenal penyakit pada system
reproduksi manusia lebih dalam dan mengetahui cara pencegahannya. Apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan maupun dalam tata cara penyajian kata-kata yang ada didalam
makalah ini diharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang padat dan jelas agar,
saya dapat memahami apa yang kurang didalam makalah ini.
Penulis juga menyarakan kepada beberapa pihak yaitu:
1) Peran orang tua yang sangat penting kepada putra putrinya agar terhindar dari berbagai
penyakit yang berbahaya dan memberi pengetahuan maupun himbauan agar terhindar
dari pergaulan bebas.
2) Pelajar yang seharusnya menghindari pergaulan bebas maupun seks bebas.
3) Pihak sekolah harus lebih menegaskan kepada siswa siswinya, dan juga memberikan
pengarahan ataupun pembelajaran tentang pergaulan bebas.
Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini orang tua, pelajar, maupun masyarakat
sadar akan bahayanya penyakit pada alat reproduksi manusia.

Anda mungkin juga menyukai