PENDAHULUAN
c. Bagi Perusahaan
I-4
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan
penelitian, manfaat kerja praktik, batasan penelitian, jadwal, tempat dan jenis
kegiatan kerja praktik, serta sistematika penelitian
BAB VI PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari penelitian tersebut dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Bab ini memberikan informasi mengenai dari mana saja bahan yang didapat
selama penelitian.
LAMPIRAN
Lampiran berisi hal-hal yang berhubungan dengan laporan yang sekiranya perlu
dilampirkan pada bagian akhir laporan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pelabuhan
2.1.1 Definisi Pelabuhan
Definisi suatu pelabuhan menurut Fair (2012:1) yakni “port is a place
which regularly provides accommodations for the transfer of passangers
and/or goods to and from water carriers”. Pelabuhan pada umumnya
terletak di perbatasan antara laut dengan daratan, atau terletak di sungai atau
danau. Pelabuhan menurut Fair terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) perairan
atau kolam yang menyediakan tempat berlindung; (2) fasilitas waterfront
seperti tambatan, dermaga, gudang atau fasilitas pelayanan penumpang,
muatan, bahan bakar, bahan pasokan untuk kapal; (3) peralatan apung
seperti kapal-kapal penolong dan alat angkat di perairan.
Definisi tentang pelabuhan dirumuskan juga oleh Branch (2012:2)
sebagai berikut: “A port is a terminal and area within which vessels load or
discharge cargo whether at berths, anchorages, buoys, or the like, and shall
also include the usual places where vessels wait for their turn or are ordered
or obliged to wait for their turn no matter the distance from that area.
…Usually it has an interface with other forms of transport and in so doin
provides connecting services; or it is the left hand side of the ship/aircraft
when facing forward.”
Definisi tersebut menambahkan lokasi perairan (anchorage area)
tempat kapal menunggu gilirannya bertambat untuk bongkar muat sebagai
bagian dari fasilitas pelabuhan. Biasanya pelabuhan mempunyai antarmuka
(interface) sebagai layanan penghubung antar jenis alat transportasi.
Hopkins (2012:2) juga berpandangan bahwa area “parkir” sementara
bagi kapal yang menunggu giliran untuk dimuat dan/atau di bongkar adalah
bagian dari pelabuhan tanpa terpengaruh oleh jarak antara lokasi labuh
jangkar tersebut dengan tempat bertambat.
II-2
1. Jasa Labuh
Jasa labuh adalah jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat berlabuh
dengan aman menunggu pelayanan berikut seperti tambat, bongkar muat
atau menunggu pelayanan lainnya (docking, pengurusan dokumen dan
lain-lain). Fungsi dari jasa ini adalah untuk menghindari kemungkinan
bertabrakan dengan kapal lain yang sedang berlabuh, memastikan
II-6
kedalaman air agar kapal tidak kandas, dan tidak menunggu alur
pelayaran.
2. Jasa Pandu
Jasa pandu adalah jasa pemanduan kapal sewaktu memasuki alur
pelayaran menuju dermaga atau kolam pelabuhan untuk berlabuh. Fungsi
dari jasa ini adalah untuk menjaga keselamatan kapal, penumpang dan
muatannya ketika memasuki alur pelabuhan.
4. Jasa Tambat
Jasa tambat adalah jasa yang diberikan untuk kapal bertambat pada
tambatan dan secara teknis dalam kondisi yang aman, untuk dapat
melakukan bongkar muat dengan lancar dan aman. Fungsi dari jasa ini
adalah untuk menghindari inefisiensi karena penggunaan tambatan tidak
optimal.
Layanan barang (kargo) terdiri dari jasa dermaga umum, dermaga khusus,
jasa lapangan, dan jasa gudang. Jasa tersebut merupakan jasa yang
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Namun dalam
pelaksanaannya, bekerja sama dengan anak-anak perusahaan, PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) menjalankan pelayanan terpadu dan
menyediakan pelayanan bongkar muat mulai dari kapal hingga penyerahan
ke pemilik barang.
40'-0" 8'-0" 8'-6" 39'-5 45/64" 7'-8 19/32" 7'-9 57/64" 67,200 lb 8,820 lb 58,380 lb 7'-8 1/8" 7'-5 3/4"
40' Steel Dry
Container
12.192 m 2.438 m 2.591 m 12.032 m 2.352 m 2.385 m 30,480 kg 4,000 kg 26,480 kg 2.343 m 2.280 m
40'-0" 8'-0" 9'-6" 39'-5 45/64" 7'-8 19/32" 8'-9 15/16" 67,200 lb 9,260 lb 57,940 lb 7'-8 1/8" 8'-5 49/64"
45' Hi- Cube
Steel Dry
Container 12.192 m 2.438 m 2.896 m 12.032 m 2.352 m 2.69 m 30,480 kg 4,200 kg 26,280 kg 2.343 m 2.585 m
III-1
III-2
Studi Lapangan
Melakukan studi lapangan saat kerja praktik di bagian Operasional PT.
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Lembar, diperolehlah permasalahan
yaitu terjadi penumpukan Peti Kemas di Container Yard yang dapat
mempengaruhi kegiatan Operasional di lapangan dan juga dapat mengakibatkan
komplain dari konsumen.
Studi Pustaka
Bagian ini berisi tentang teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-
laporan yang ada dalam Laporan Kerja Praktik ini.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi yang
sebenarnya berdasarkan fakta-fakta maupun teori yang menyangkut dengan
permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini terdapat masalah penumpukan peti
kemas pada Container Yard yang dapat menghambat kegiatan operasional di
lapangan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian diperoleh dari identifikasi masalah yang sudah ditentukan,
yaitu memperoleh solusi untuk mengatasi penumpukan peti kemas yang ada di
CY.
Pengumpulan Data
Berikut adalah flowchart pengumpulan data penelitian
III-3
(Sumber: www.pelindo.co.id)
PT. Pelindo III (persero), atau lebih dikenal dengan sebutan Pelindo 3
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
dalam jasa layanan operator terminal pelabuhan. Perusahaan dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan III
Menjadi PerusahaanPerseroan (Persero). Peraturan tersebut ditandatangani
oleh Presiden Ke-2 Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 19 Oktober
1991. Selanjutnya pembentukan Pelindo 3 dituangkan dalam Akta Notaris
Imas Fatimah, S.H., Nomor : 5, tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana telah
mengalami beberapa kali perubahan hingga perubahan terakhir dalam Akta
Notaris Yatiningsih, S.H, M.H., Nomor: 72, tanggal 10 Juli 2015.Sebagai
operator terminal pelabuhan, Pelindo 3 mengelola 43 pelabuhan dengan 16
kantor cabang yang tersebar di tujuh propinsi di Indonesia meliputi Jawa
Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
II-1
Keberadaan Pelindo 3 tak lepas dari wilayah Indonesia yang terbentuk
atas jajaran pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke. Sebagai jembatan
penghubung antar pulau maupun antar negara, peranan pelabuhan sangat
penting dalam keberlangsungan dan kelancaran arus distibusi logistik.
Pelayanan terbaik dan maksimal merupakan komitmen Pelindo 3 untuk
mejaga kelancaran arus logistik nasional. Komitmen itu tertuang dalam visi
perusahaan Berkomitmen Memacu Integrasi Logistik dengan Layanan Jasa
Pelabuhan yang Prima. Mendukung visi tersebut, Pelindo 3 menetapkan
strategi-strategi yang dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP) yang dievaluasi setiap 4 (empat) tahun sekali.
Tahun 1960
Cikal bakal Pelindo 3 bermula pada tahun 1960 saat pemerintah mengeluarkan
Nomor 115 – 122 Tahun 1961 dimana masing-masing peraturan tersebut berisi
Tahun 1983
(sembilan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara
Tahun 1991-Sekarang
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Selatan. Perubahan status menjadi perusahaan perseroan
1992. Tanggal pencatatan itulah yang kini dijadikan sebagai hari jadi PT.
Sejarah PT Pelindo III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut
ini:
menjadi Perseroan pada tahun 1992 dan tertuang dalam Akta Notaris
III (Persero) sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP). PT. Pelindo III (Persero)
Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta
menetapkan visi dan misi perusahaan. Visi perusahaan Pelindo III yang
juga regional / global. Oleh karena itu ditetapkan Visi Perusahaan yaitu
2015-2017. Oleh karena itu, dalam review RJPP 2015-2019 ini Perusahaan
menetapkan Visi dan Misi baru, Visi Perusahaan sampai dengan tahun 2019
yaitu:
VISI
MISI
Secara garis besar layanan-layanan yang ada di PT. Pelindo III Cabang
Lembar terdiri dari :
1. Layanan kapal.
2. Layanan barang.
3. Layanan Penumpang.
4. Layanan Bongkar Muat.
5. Layanan Peti Kemas.
A. Prosedur Layanan Jasa Kapal
(Sumber: Google)
(Sumber: Google)
(Sumber: Google)
4.1.1 Struktur Organisasi
CEO REGIONAL
BALINUSRA
Manager General
Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager Badas
Pelayanan
Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan
Terminal
Penumpang Petikemas Terminal Terminal Terminal Terminal
Group A
General
Manager Manager Manager
Manager
Pelayanan Pelayanan Waingapu
Pelayanan
Terminal Non
Terminal
Group B Petikemas
General
Manager Manager
Pelayanan Kalabahi
Terminal
Group C
General
Manager Manager Ende-
Pelayanan Ippi
Terminal
Group D
General Manager
Erry Ardiyanto
Staff
Teknik
Staff
Staff IT
b. Fasilitas dan Layout container yard pada PT. Pelindo III Cabang Lembar
Berikut merupakan data dari fasilitas dan alat pada terminal peti kemas PT.
Pelindo III Cabang Lembar.
Gambar 4. 7 Peta dan Layout Terminal Cargo PT. Pelindo III (Persero) Cabang
Lembar
Dari gambar layout pada Gambar 4. Diatas didapatkan data kemampuan dari
container yard terminal peti kemas PT. Pelindo III Cabang Lembar adalah
sebagai berikut:
Volume Kapasitas
Container Yard
(m2) (TEUs)
CY 1 4500 420
CY 2 5020 484
CY 3 3750 568
CY 4 2205 264
CY 5 8600 820
TOTAL 24075 2556
Kemudian data equipment yang dimiliki oleh PT. Pelindo III Cabang lembar
untuk membantu operasional di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Fix Crane (35 Ton) dua unit
2. Terminal penumpang dengan luas 420 m2
3. Forklift (7 Ton) satu unit
4. Reach Stacker (45 Ton) dua unit
5. Gudang dengan luas 720 m2
6. Head Truck 20” 6 unit
7. Head Truck 40” 2 unit
4.4 Pengolahan Data
4.4.1 Rich Picture Diagram
Full Block
Gate in Receiving
Muat
Empty Block
Nama Pelayaran
Bulan
Tanto (TEUs) Meratus (TEUs) Mentari (TEUs)
Januari 411 522 134
Februari 557 418 326
Maret 531 545 194
April 816 419 283
Mei 727 436 196
Juni 512 428 225
Juli 1051 135 678
Agustus 660 396 662
TOTAL 5265 3299 2698
2. Setelah didapatkan hasil total data throughput dari tiga agen pelayaran
kemudian masuk kedalam aplikasi minitab maka tampilan awalnya
seperti gambar berikut.
3. Kemudian masukan data seperti gambar berikut.
CY 01 178
CY 02 167
CY 03 322
CY 04 362
Presentase
CY Pelayaran PersentaseJumlah Kelas
Jarak
CY 02 Meratus A
CY 01 Mentari B
CY 03
Tanto C
CY 04
Jarak
Nama Jumlah
CY Usulan Jarak Tempuh
Container Container
Truk
5.1 Analisis
Setelah dilakukan pengolahan data, kemudian dilakukan analisis terhadap hasil
yang telah didapatkan yaitu tata letak penempatan barang dengan kebijakan
penyimpanan class based storage.
Sebelum dilakukan pengklasifikasian kelas, dilakukan perhitungan
jarak tempuh Truk dari Dermaga menuju ke Container Yard dengan asumsi
Truk bergerak dari dermaga menuju empat Container Yard secara acak
membawa container milik masing-masing pelayaran, dan didapatkan jumlah
total jarak tempuh truk sejumlah 2897664 m.
Selanjutnya dengan metode class based storage didapat bahwa lokasi
Container Yard dikelompokkan ke dalam tiga kelas sesuai dengan hukum
Pareto. Dimana kelas A sebesar 46,8% untuk container Meratus Line, dan
167m untuk jarak CY 02 dari Dermaga. Sementara kelas B dengan Persentase
sebesar 29,3% untuk container Mentari Line, dan 178m untuk jarak CY 01 dari
Dermaga. Dan yang terakhir kelas C dengan persentase sebesar 24% untuk
container Tanto Line, dan masing-masing 322m dan 362m untuk jarak CY 03,
dan CY 04.
Kemudian dibuatlah usulan lokasi penempukkan container berdasarkan
nama container dan jarak CY dari dermaga berdasarkan pada Tabel 4. Container
Meratus Line ditempatkan pada CY 02, kemudian container Mentari Line
ditempatkan pada CY 01, dan terakhir container Tanto Intim Line ditempatkan
pada CY 03 atau CY 04, dengan total jarak tempuh Truk dari Dermaga menuju
CY sebesar 2389193 m.
5.2 Pembahasan
Dengan melihat Rich Picture Diagram pada pengolahan data diketahui masih
ada masalah pada saat kegiatan delivery, dimana pengeluaran container
II-1
membuthkan waktu cukup lama, ketika container yang akan di angkut susah
untuk ditemukan, karena adanya perbedaan pada sistem dan manifest yang ada.
Hal tersebut dapat mengganggu kegiatan operasional di lapangan peti kemas
PT. PELINDO III Cabang Lembar karena Tallyman harus berputar-putar
mencari container tersebut. Solusi yang diusulkan untuk hal tersebut adalah
pengelompokkan penumpukan petikemas sesuai dengan nama container untuk
masing-masing CY.
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan untuk
rumusan masalah pada penelitian ini bahwa tata letak yang baik untuk kegiatan
penumpukan peti kemas pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Lembar adalah di kelompokkan berdasarkan nama container dan jarak terdekat
CY dari dermaga. Penentuan tersebut dibuktikan pada Pengolahan Data yang
dilakukan di BAB 4.
6.2 Saran
Saran selanjutnya untuk penelitian berikutnya, alangkah baiknya jika
dimuat beberapa saran sebagai berikut :
II-1
1. Dilakukan analisis yang lebih mendalam apabila dilakukan tahap implementasi
sehingga faktor yang tidak diperhitungkan dapat sesuai dengan perbaikan yang
dilakukan.
2. Pada penelitian selanjutnya dapat dibuat simulasi mengenai hasil dari perbaikan
tata letak.