Anda di halaman 1dari 23

OBSERVASI ALAT-ALAT, FUNGSI, DAN CARA KERJA ALAT BADAN

METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG) DI


KARANG PLOSO MALANG

LAPORAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ilmu Pengetahuan Bumi (IPB)
Yang dibina oleh Bapak Burhan Indriawan

Oleh :
Kelompok 8 offering: N
Ely Fitriani (130322615541)
Muchlis Fajar Hidayat (130322615549)
Thathit Suprayogi (130322615519)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
NOVEMBER 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Sejarah BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) ............. 3
Sejarah Singkat Stasiun Klimatologi Karangploso ..................................... 4
Tujuan ............................................................................................................. 5
Waktu pelaksanaan ........................................................................................ 5
Lokasi praktikum .......................................................................................... 5
PEMBAHASAN
Gun Bellani. .................................................................................................... 6
Lysimeter ......................................................................................................... 6
Pengukuran Suhu Tanah ............................................................................... 7
Campbell Stokes ............................................................................................. 9
Penakar Hujan Jenis Tipping Bucket ........................................................... 9
Penakar Hujan Jenis Hellman ..................................................................... 11
High Volume Air Sampler (HV Sampler) ..................................................... 12
Automatic Rain Sampler ................................................................................. 13
Sangkar Meteo ................................................................................................ 14
Alat Pengukur Temperatur Maximum dan Minimum............................... 14
Alat Pengukur Temperatur Bola Basah dan Bola Kering ......................... 15
Alat Pengukur Temperatur dan Kelembaban Udara ................................. 15
Piche Evaporimeter ........................................................................................ 16
Actinograph .................................................................................................... 17
Anemometer 10 meter .................................................................................... 17
Anemometer Cup Counter ........................................................................... 18
Panci Penguapan (Pan Evaporation)............................................................. 19
Automatic Weather Station (AWS) ............................................................... 20
PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................... 23
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... 24

2
PENDAHULUAN

Sejarah BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)


Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun
1841 diawalai dengan pengamatan yang dilakukan secara Perorangan oleh Dr.
Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang
sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia
Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en
Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi
dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan
sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan
magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor.
Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan
komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn pemasangan
komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan
reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder.
Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama
instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah
menjadi dua. Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan
Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan
Angkatan Udara.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh
Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche
Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang
dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di
Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara
Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah
menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan
dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk

3
sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological
Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi
Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi
Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada
tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di
bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah
menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah
Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan
Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi
setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980
statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan
Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun
2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Sejarah Singkat Stasiun Klimatologi Karangploso


Stasiun Klimatologi Karangploso mulai dibangun sejak tahun 1985 - 1986 oleh
BMKG Pusat Jakarta dan mulai beroperasional penuh pada tahun 1988 dan hanya
beranggotakan 3 orang pegawai. Stasiun Klimatologi Karangploso pertama kali
dikepalai oleh Bapak Ir. Bambang Winarno (alm) dari tahun 1987 - 2004 dengan
Kepala Tata Usaha pada waktu itu Bapak Edi Waluyo dan Kepala Kelompok
Teknisi dijabat oleh bapak Ir Joko Prabowo.
Pegawai mula-mula di stasiun Klimatologi Karangploso hanya berjumlah 3
(tiga orang) antara lain :
1. Bapak Rodiman (1987- )
2. Ibu Sumarsih (1987 - sekarang)
3. Bapak Bambang Winarno (1987 - 2004)
Kemudian menyusul pegawai lagi Bapak Yudo Purnomo pada tahun 1988,
selang kemudian disusul oleh bapak Bapak Joko Prabowo pada tahun yang sama,
kemudian disusul bapak Sarimin bulan Agustus pada tahun 1988 yang merupakan

4
pindahan dari Stasiun Klimatologi Pondok Betung, lalu kemudian datang Bapak
Haryono yang merupakan pindahan dari Biak Irian Jaya (sekarang Papua).
Stasiun Klimatologi ini pada awalnya hanya mengoperasikan 2 buah alat antara
lain :
1. Sangkar Meteorologi
2. Penakar Hujan Observasi

Tujuan :
1. Untuk mengetahui pemanfaatan iklim.
2. Untuk mengetahui unsur cuaca dan iklim.
3. Untuk mengetahui macam-macam alat pengukur tiap unsur dan cara
penggunaannya.

Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum ini adalah pada Sabtu tanggal 12 Oktober 2015.

Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk praktikum adalah Kantor BMKG
Karangploso Malang.

5
PEMBAHASAN
Gun Bellani
Gun bellani merupakan alat nonrecording. Adapun fungsi dari alat ini adalah
untuk mengukur jumlah radisi harian matahari yang jatuh dipermukaan bumi. Data
yang dihasilkan berupa jumlah radiasi matahari yang dinyatakan dalam satuan
gram, Cal / cm2 /jam. Pada pengamatan Agroklimat Gun bellani diamatai jam 07.00
waktu setempat.

Bagian alat Gun Bellani:


1. Bola kaca
2. Bola tembaga hitam (Blackned
copper sphere)
3. Tabung buret
4. Aquades
5. Tempat alat (housing).

Gambar 1. Gun Bellani


Cara Kerja Alat:
Selama terjadi pancaran radiasi oleh matahari, terjadi penyerapan
kalor oleh bola tembaga hitam. Panas hasil serapan tersebut digunakan
untuk menguapkan aquades yang terdapat didalamnya. Uap air yang
dihasilkan masuk dalam receiver. Karena terjadi perbedaan suhu antara bola
tembaga hitam dengan tabung buret, uap air akan mengembun dan akhirnya
mengumpul dalam dasar receiver. Pengamatan dilakukan dengan mencatat
sisa air yang terdapat pada dasar receiver setelah dibalik dan mencatat
jumlah air yang terkumpul pada dasar receiver setelah terjadi pengembunan
selama 24 jam.

Lysimeter
Fungsi : untuk mengukur jumlah evapotranspirasi pada sebidang tanah
bervegetasi secara langsung. Alat ini terdiri dari 4 bejana dengan volume 1x1x1,2m
yang ditanam dalam tanah dihubungkan dengan kran, dan permukaan tanah
diatasnya ditanami dengan tumbuhan tertentu.

6
Cara kerja alat :
Lysimeter jam 07.00 WIB disiram merata sejumlah 8 liter air, pada
jam 07.00 WIB hari berikutnya (24 jam) diukur kembali melalui kran-kran.
Jumlah air yang diukur selama 24 jam tadi merupakan hasil dari
evapotranspirasi.

Gambar 2. Lysimeter

Pengukuran Suhu Tanah

Gambar 3. Pengukuran suhu tanah 0, 5, 10, 20 dan 30 cm


Pengamatan suhu tanah sebetulnya dilakukan pada kedalaman 0 cm, 5 cm,
10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm dan 100 cm. Dipasang membujur Utara-Selatan dengan
jarak 0.5 sampai dengan 1 m antara dengan lainnya (kecuali ada standar khusus
yang 0 sampai dengan 20 cm). Gunanya agar bayangan tidak saling mengenai satu
dengan lainnya. Pengukuran dilakukan pada tanah tertutup rumput dan pada

7
permukaan tanah terbuka. Cara pembacaan termometer tanah tidak berbeda dengan
pembacaan pada termometer bola kering. Pengukuran suhu tanah pada lapisan atas
perlu dilakukan lebih intensif (lebih sering) dari pada interval kedalaman yang lebih
dalam, karena fluktuasi suhu tanah lebih besar dan perubahan suhu yang
berlangsung lebih cepat pada lapisan atas tanah tersebut. Dengan pertimbangan ini
World Meteorogical Organization (WMO) merekomendasikan pengukuran tanah
pada kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100 cm.
Pengamatan suhu tanah pada kedalaman 5, 10 dan 20 cm dilakukan tiga kali
sehari, sedangkan yang 50 dan 100 cm dilakukan satu kali pada sore hari. Hal yang
perlu diperhatikan adalah harus diusahakan agar membaca thermometer dengan
cepat dan cermat sehingga menghindarkan kesalahan paralaks. Untuk kedalaman 5
sampai 30 cm biasanya dipakai termometer yang bisa dibaca dari luar, sedangkan
untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm biasanya dipakai termometer air raksa yang
dimasukkan dalam tabung yang kuat.
Fluktuasi suhu tanah bergantung pada kedalaman tanah. Karena pola
tingkah laku perambatan panas tersebut, maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi pada
permukaan dan akan semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman. Suhu tanah
maksimum pada permukaan tanah akan tercapai pada saat intensitas radiasi
matahari mencapai maksimum, tetapi untuk lapisan yang lebih dalam, suhu
maksimum tercapai beberapa waktu kemudian. Semakin lama untuk lapisan tanah
yang lebih dalam. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan waktu untuk perpindahan
panas dari permukaan ke lapisan-lapisan tanah tersebut.

Gambar 4. Termometer tanah kedalaman 50 cm dan 100 cm


Cara membaca termometer pada kedalaman 50 cm dan 100 cm :

8
1. Buka tutup tabung besi
2. Tarik tabung gelas yang terikat pada rantai dengan hati-hati
3. Pegang ujung gelas yang terikat dengan rantai
4. Baca termometer sampai persepuluhan derajat dengan cepat dan
cermat
5. Waktu membaca usahakan membelakangi matahari, untuk
menghindari pengaruh sinar
6. Matahari terhadap ketelitian pembacaan.
7. Kembalikan termometer ke tempat semula dengan hati-hati.
Suhu tanah berpengaruh terhadap proses-proses metabolisme dalam tanah,
seperti mineralisasi, respirasi mikroorganisme dan akar serta penyerapan air dan
hara oleh tanaman. Laju fluks panas ke dalam tanah ditentukan gradien suhu dan
konduktivitas tanah yang nilai dipengaruhi oleh lengas dan bahan organik.

Campbell Stokes

Gambar 5. Campbell stokes


Cambell stoke yaitu untuk mengetahui lamanya penyinaran matahari dalam
satuan jam/persen, lamanya penyinaran yaitu 12 jam. Sinar matahar yang ditangkap
oleh bola kaca yang sifatnya mengumpulkan sinar ketitik api yang tepat pada kertas
pias. Maka kertas itu akan terbakar apabila terajadi penerimaan radiasi sinar
matahari, dari berkas-berkas yang terbakar ini dapat ditentukan berapa lama
matahari bersinar pada hari tersebut.

Penakar Hujan Jenis Tipping Bucket


Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak
dapat mencatat sendiri. Fungsi : untuk mengukur curah hujan

9
Komponen-komponen alat:
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.
 Bak tempat penampungan air hujan.
 Kaki yang berbentuk tabung silinder.
 Gelas penakar hujan

Cara Kerja :
Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong besar
dan corong kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas.
Jika air yang tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah
berat, sehingga dapat menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung
dari letak ember tersebut. Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut
bergerak turun naik. Penahan ember mempunyai dua buah tangkai yang
berhubungan dengan roda bergigi. Gerakan turun naik penahan ember
menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula dan bentuknya yang khusus
dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda berbentuk jantung. Roda yang
berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang menghubungkan kedua
pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu bersinggungan
dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan menyebabkan
kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda.

Gambar 6. Penakar Hujan Jenis Tipping Bucket

10
Penakar Hujan Jenis Hellman
Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk
mengukur curah hujan. Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat
penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri. Pengamatan dengan
menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca
dalam keadaan baik/hari sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang
terkumpul dalam bentuk garis vertikal yang tercatat pada kertas pias. Alat ini
memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-
kerusakan yang sering terjadi pada alat ini.
Pemasangan alat ini sama seperti penakar hujan lainnya, bertujuan
mendapatkan data jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat
tertentu. Jenis penakar hujan ini berbentuk silinder dengan tingi 115 cm serta luas
permukaan corong 200 cm² serta berat alat ini ± 14 Kg. Seluruh bagian luar alat ini
dicat warna hijau muda atau abu-abu. Pada bagian depan alat ini terdapat sebuah
pintu dalam keadaan tertutup. Apabila pintu dalam keadaan terbuka, maka bagian-
baian alat ini akan terlihat seperti dibawah ini:

Gambar 7. Penakar Hujan Jenis Hellman


Adapun bagian-bagian alat hujan ini adalah:
1. Bibir atau mulut corong
2. Lebar corong
3. Tempat kunci atau gembok
4. Tangki pelampung
5. Silinder jam tempat meletakkan pias

11
6. Tangki pena
7. Tabung tempat pelampung
8. Pelampung
9. Pintu penakar hujan
10. Alat penyimpan data
11. Alat pengatur tinggi rendah selang gelas (siphon)
12. Selang gelas
13. Tempat kunci atau gembok
14. Panci pengumpul air hujan bervolume
Cara Kerja Alat:
Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul
dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta
tangkainya terangkat atau naik keatas. Pada tangkai pelampung terdapat
tongkat pena yang gerakannya selalu mengikuti tangkai pelampung Gerakkan
pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat
berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat
dilihat pada lengkungan selang gelas), pena akan mencapai tempat teratas pada
pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas,
maka berdasarkan sistem siphon otomatis (sistem selang air), air dalam tabung
akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung. Bersamaan dengan
keluarnya air, tangkai pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias
merupakan garis lurus vertikal. Jika hujan masih terus-menerus turun, maka
pelampung akan naik kembali seperti diatas. Dengan demikian jumlah curah
hujan dapat dihitung atau ditentukan dengan menghitung garis-garis vertikal.

High Volume Air Sampler (HV Sampler)


Fungsi : untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter).
Cara Kerja :
Udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui
kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan
menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya
dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di

12
samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat
konsentrasi debu tersebut.

Gambar 8. High Volume Air Sampler (HV Sampler)

Automatic Rain Sampler


Automatic Rain Sampler adalah peralatan yang digunakan untuk mengambil
sampel air hujan Wet dan Dry.
Fungsi: untuk mengambil sampel air hujan yang akan diukur konsentrasi
kimia Air Hujan.
Cara Kerja:
Jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan trigger kepada sistem
kontrol untuk membuka tutup tempat penampungan air yang digerakkan oleh
motor listrik, selama hujan penutup tersebut tetap terbuka kemudian setelah
hujan berhenti maka penutup akan bergerak ke posisi semula. Sehingga air
hujan yang di tempat penampungan tak terkena kotoran lain karena tertutup
rapat.

Gambar 9. Automatic Rain Sampler

13
Sangkar Meteo
Sangkar meteo merupakan bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari
kayu yang berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf, termometer
maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan termometer bola
basah. Sangkar meteo berventilasi dobel jalusi, yang gunanya mengalirkan udara
masuk dan keluar, Sangkar meteo juga dicat putih agar memantulkan cahaya yang
merupakan konvensi dari WMO (World Meteorological Organisation). Pintu pada
sangkar meteo posisinya harus dipasang utara - selatan. Dibawah sangkar meteo
tidak boleh di cor karena dapat mengganggu hasil pengamatan.

Gambar 10. Sangkar meteo.

Alat Pengukur Temperatur Maximum dan Minimum


Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum; sebagai alat
ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola
dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum; sebagai alat ukur
suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada ujungya
berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala suhu
turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka benda
penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu pengamatan.

Gambar 11. Termometer maksimum Gambar 12. Termometer minimum

14
Alat Pengukur Temperatur Bola Basah dan Bola Kering
Alat ini disebut Psychrometer terdiri dari 2 buah Thermometer air raksa yaitu
Thermometer bola kering dan Thermometer bola basah. Thermometer bola basah
adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan
yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunnya suhu. Perbedaan
suhu yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan tabel
diperoleh harga kelembaban udara dan suhu titik embun.

Gambar 13. Psychrometer.

Alat Pengukur Temperatur dan Kelembaban Udara (Thermohygrograph)


Gabungan Thermograph dan Hygrograph dinamakan Thermohygrograph.
Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara
otomatis. Dengan menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian
dibagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu (bagian atas kertas) dan pengukur
kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan sebuah sensor, maka
grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat peka terhadap
suhu sekitar, dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan menyusut jika
suhu rendah.

Gambar 14. Thermohygrograph

15
Bagian-bagian dari alat Thermohygrograph:
 Bola gelas
 Lensa cembung mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api
 Tempat menyisipkan kertas pias
 Pengatur kertas pias
 Penunjuk yang menyatakan lintang pada waktu alat di setel
 Tiga buah sekrup menyetel kedudukan horisontal.
Cara Kerja :
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan
(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar
matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini
dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas
dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan
sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi
matahari.
Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan
bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari
bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak
pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-
putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan
waktu dari bagian- bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh
lamanya penyinaran matahari.

Piche Evaporimeter
Digunakan sebagai pengukur penguapan secara relatif, tidak
dapat mengukur langsung evaporasi yang sesungguhnya terjadi.Pipa
gelas terdapat skala yang menyatakan volume air dalam cm3 atau
persepuluhannya
 Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori
banyak sehingga mudah menerap air. Kertas ini dipasang
dimulut pipa terbuka.

Gambar 15. Evaporimeter


16
 Dipasang digantung di dalam sangkar meteorologi bersama dengan
thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan minimum

Actinograph
Alat ini untuk mengukur intensitas radiasi matahari total yang jatuh pada
bidang horizontal.
 Terletak kearah Timur-Barat dengan jendela terlihat kearah Utara-Selatan.
 Terdapat pena untuk mencatat intensitas radiasi matahari secara mekanis.
 Satuan K Cal/cm2 (Langley).

Keterangan : Kertas pias diganti setiap hari.


 Setiap kotak kecil = 12 kalori,
 Perhitungan total 1 hari dihitung jumlah kotak Kecil.
 Alat ini menggunakan sensor bimetal.

Gambar 16. Actinograph

Anemometer 10 meter
Anemograf merupakan salah satu jenis anemometer dengan tinggi 10 meter.
Fungsi dari alat ini digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin
Komponen-komponen alat :
 Tiga buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin.
 Angka counter di bawah tiga mangkok yang mencatat perputaran mangkok
tersebut.
 Tiang pipa besi setinggi ( ½ m, 2 m, 10 m) dari permukaan tanah, untuk
memasang alat tersebut.
Cara kerja:

17
Angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan
angin akan ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada alat. Anemometer
berupa baling-baling yang as nya dihubungkan dengan dinamo penghasil arus
listrik. Apa bila angin bertiup baling-baling akan berputar dan memutar dinamo
dan akan diperoleh arus listrik.

Gambar 17. Anemometer 10 meter


Anemometer Cup Counter
Cup counter merupakan salah satu jenis anemometer dengan tinggi 50
centimeter. Fungsi: untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode
tertentu.

Gambar 17. Anemometer Cup Counter


Komponen-komponen alat Anemometer cup Counter:
a. 3 buah mangkok
Cara membacanya:
Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu
tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter
saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi
dengan periode waktu pengamatan.

18
Panci Penguapan (Pan Evaporasi)
Pengamatan penguapan air menggunakan alat penguapan yang terdiri dari:
1) Bejana atau panci tempat air dengan diameter 127 Cm.
2) Thermometer apung untuk mengukur suhu air.
3) Hook Gauge stell well untuk mengukur tinggi air dalam panci.
4) Kayu penopang untuk penyangga panci sehingga tidak bersentuhan dengan
tanah karena tanah menngandung panas yang akan menambah penguapan.
5) Cup counter anemometer untuk mengukur kecepatan angin rata-rata di
permukaan air.
Pengamatan dilaksanakan setiap jam 07.00 WIB. Selisih tinggi air sekarang
dengan tinggi air kemarin merupakan jumlah air yang hilang karena menguap
dengan kondisi: suhu air rata-rata seperti yang ditunjukan thermometer apung,
kecepatan angin rata-rata di permukaan air seperti yang ditunjukan Cup Counter
Anemometer.
Fungsi: Untuk mengetahui besarnya penguapan radiasi langsung dari
matahari.
Cara kerja alat:
Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas rongga 5
cm pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam keadaan tenang di
dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya, maka
tabung pengaman didekaatkan ke panci dengan maksud agar permukaan air
tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol
diputar sambil melihat ujung panci dari hungging di dalam tabung
pengaman. Skrup pengontrol yaitu berada di atas penyangga hugging
berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan skala. Jika sikrup itu diputar
kembali ke kanan maka tiang skala turun angka yang dibaca adalah angka
yang terdapat tegak lurus demngan sekrup pengontrol. Adapun skala yang
tertera pada skala adalah angka (1) sampai (100). Sedangkan termometer
yang berada di atas permukaan air adalah termometer maksimum dan
termometer minimum. Termometer ini terletak di atas pelampung sehingga
mempunyai perahu, pada kedua termometer ini baik maksimum maupun
minimum berada di tengah atau anntara kedua sisi pengukuran termometer

19
maksimum. Termometer minimum yang kecil setelah di tengah dan berguna
sebagai alat pengukur suhu atau temmperatur minimum air panci.
Sedangkan termometer maksimum besar berguna untuk mengukur suhu
max air dalam panci.
Rumusnya yaitu : Thermometer maksimum - termometer minimum

Gambar 18. Alat alat evaporasi


AWS (Automatic Weather Stations)
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau
sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta
di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi
dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan
bagian-bagian lainnya.
Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan
kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net
radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup
power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor
tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-
masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode)
Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present
weather ) dengan mudah.
Secara umum AWS dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu
A. SENSOR

20
Sensor yang digunakan pada AWS secara umum dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok sensor, yaitu :
Primary Sensors
a) Air Temperature
b) Precipitation
Secondary Sensors
a) Wind Speed
b) Global Solar Radiation
c) Ground Surface (Skin) Temperature
d) Solar panels & Wind power (optional)
e) Extended Range Operating Envelopes
Gambar 19. AWS
B. DATA LOGGER
C. KOMPUTER (sistem perekam dan sistem monitor)
D. DISPLAY (optional)
E. Tiang untuk Dudukan Sensor dan Data Logger
F. Penangkal Petir

Gambar 20. Diagram kerja AWS

21
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membuat laporan ini kami bisa menyimpulkan bahwa alat-alat yang
ada di BMKG antara lain Sangkar meteo berfungsi untuk menyimpan alat
termohigrograf, termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola
kering dan termometer bola basah. Cambell stoke untuk mengetahui lamanya
penyinaran matahari, Gun Bellani untuk mengukur jumlah radisi harian matahari,
Actinograph untuk mengukur intensitas radiasi matahari total, Anemograf
digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin, Cup counter untuk mengukur
kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu, Automatic Rain Sampler untuk
mengambil sampel air hujan yang akan diukur konsentrasi kimia Air Hujan, Pan
Evaporasi untuk mengetahui besarnya penguapan radiasi langsung dari matahari,
Lysimeter digunakan untuk mengukur jumlah evapotranspirasi pada sebidang tanah
bervegetasi secara langsung, thermometer tanah gundul yang berfungsi sebagai
pengukur suhu pada tanah gundul, serta thermometer tanah berumput yang
berfungsi sebagai pengukur suhu pada tanah yang berumput.

22
DAFTAR RUJUKAN

Badan Meteorologi dan Klimatologi Karangploso Malang. 2015.


http://www.staklimkarangploso.info/. (diakses 17 November 2015)

23

Anda mungkin juga menyukai