Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Ringkasan Kasus

Victoria Chemicals adalah pesaing utama dalam industri kimia di seluruh dunia. Ini
adalah perusahaan yang produksi utamanya polypropylene, polimer yang digunakan
dalam berbagai produk termasuk serat karpet, kemasan, dan suku cadang
kendaraan bermotor. James Fawn, wakil presiden eksekutif Intermediate
Chemicals Group (ICG) Victoria Chemicals, berencana bertemu dengan
analis keuangannya, John Camperdown, untuk meninjau dua proposal
pengeluaran modal. Anggaran modal perusahaan akan diajukan ke dewan direksi
untuk disetujui pada awal Februari 2008, dan setiap proyek yang diajukan Fawn
untuk ICG harus diteruskan ke CEO Victoria Chemicals segera untuk di review.
Fawn tidak dapat menerima kedua proyek tersebut, dia hanya bisa mensponsori
satu proposal saja untuk persetujuan dewan direksi. Kebijakan perusahaan
adalah mengevaluasi proyek berdasarkan empat kriteria:

(1) nilai bersih sekarang (NPV) yang dihitung dengan biaya modal yang sesuai,
(2) tingkat pengembalian internal (IRR),
(3) pengembalian, dan
(4) pertumbuhan pada laba per saham

Proposal dari Merseyside, Liverpool

Proyek untuk pabrik Merseyside memerlukan peningkatan fasilitas dan


proses produksi yang ada. Berdasarkan jenis proyek dan studi teknik, potensi
manfaat proyek cukup dipastikan. Camperdown telah menunjukkan bahwa memo
terakhir Morris dalam proyek itu hanya tiga halaman saja. Fawn bertanya-
tanya apakah memo ini akan memuaskan pertanyaannya yang tersisa atau
tidak? Liverpool ingin meningkatkan fasilitas dan proses produksi yang ada. Namun
tidak jelas apa bentuk investasinya dan apa fasilitasnya ? Dia tidak mempunyai data
– data yang rinci dan jelas.

Proyek Rotterdam

Proposal Elizabeth Eustace terdiri dari dokumen 90 halaman penuh dengan skema
yang sangat rinci, analisis strategis, dan proyeksi keuangan. Analisis
dasar arus kas discounted cash flow (DCF) disajikan dalam gambar 1.
Menunjukkan bahwa proyek memiliki NPV dari (poundsterling Inggris) GBP15.5
juta dan IRR sebesar 18,0%. Menghitung skenario terburuk, yang
menganggap pengurangan volume Merseyside sama dengan kenaikan
volume Rotterdam, NPV adalah GBP12.45 juta. Pada intinya proposal Eustache
meminta pengeluaran sebesar GBP 10,5juta selama 3 tahun untuk mengubah jalur
polemarasi pabrik dari seperangkata teknologi. Yang gunanya ialah untuk
menginstal teknologi yang lebih canggih lagi. Perbaruan teknologi dari seluruh
polimerasi itu ialah sebuah computer analog atau digital. Selain itu juga ingin
memodernisasi kan pipa yang dikenal sebagai alat pengambil gas dari kilang
untuk memproduksi propylene. Konsultan tersebut juga memperkirakan
bahwa jalannya proyek adalah GBP40 juta dalam 15 tahun.

Eustace diharapkan dapat mewujudkan manfaat dari investasi ini (yaitu,


peningkatan 7% dalam output) secara bertahap dari waktu ke waktu. Dia
menganjurkan program bertahap investasi untuk meminimalkan gangguan terhadap
operasi pabrik. Fawn ingat bahwa factor strategis yang mengacu pada Eustace
berkaitan dengan “peningkatan biaya dan pengeluaran yang jelas yang diharapkan
dari sistem yang baru” , dan juga sebagai keuntungan menjadi produsen utama
Eropa pertama yang menerapkan teknologi baru ini.

I.2
Rumusan Masalah
1.
Proyek mana yang harus dipilih oleh Victoria Chemicals?
2.
Manakah kriteria yang harus dilihat sebagai aspek yang paling penting dalam
memilih
proyek?
BAB II
PEMBAHASAN
II.I
Analisis Kasus
Pada analisis kasus ini akan membahas metode IRR dan NPV.
IRR
(
internal rate of return
)
merupakan Metode
untuk membuat peringkat investasi
dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan
mencari
tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk
proyek yang
diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto
yang
membuat NPV sama dengan nol.
Metode ini juga memperhitungkan nilai waktu dari uang,
sehingga aruskas yang diterima telah di diskontokan atas dasar biaya modal /
tingkat bunga.
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan
IRR dengan
tingkat bunga yang di isyaratkan (RRR). Apabila IRR lebih besar dari tingkat bunga
yang di
isyaratkan maka proyek tersebut di terima. Tetapi sebaliknya, jika IRR lebih kecil
dari tingkat
bunga yang di isyaratkan, maka proyek tersebut di tolak.
Kelebihan dari Metode Internal Rate of Return ( IRR ) :

Digunakan untuk menentukan tingkat bunga ( try & eror ) yang menyebabkan NPV
sama
dengan nol

IRR memiliki safety margin

IRR dapat segera dibandingkan dengan cost of capital
Kelemahan Metode Internal Rate of Return ( IRR ) :

IRR tidak dapat mengatasi fenomena multiple IRR dan konflik rangking project

Teknik dengan perhitungan IRR relatif sulit untuk di tentukan karena untuk
mendapatkan
nilai yang akan di hitung di perlukan suatu trial dan eror hingga pada akhirnya
diperoleh
tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol

IRR bisa menghasilkan banyak angka

IRR mengasumsikan IRR itu sendiri

Kriteria IRR melanggar prinsip penambahan nilai ( menurut Copeland et al dalam
bukunya Financial Theory and Corporate Policy,2005 )
Sedangkan
NPV ( Net Present Value)
adalah analisis manfaat financial yang
digunakan untuk mengukur layak atau tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat
dari nilai
sekarang arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang
dari jumlah
investasi yang di keluarkan.
Metode ini menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang
sekarang lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang,
karena
adanya factor bunga. Metode NPV merupakan metode yang dipakai untuk menilai
usulan
proyek investasi yang mempertimbang kan nilai waktu dari uang (
time value of money
)
sehingga aruskas yang dipakai adalah aruskas yang telah di diskontokan atas dasa
rbiaya
modal (
cost of capital
) perusahaan atau tingkat bunga atau tingkat pengembalian yang
disyaratkan (
required rate of return
). Net present value ini biasanya digunakan untuk menilai
suatu investasi, maka seharusnya bagi perusahaan yaitu menerima net present
value yang
memiliki nilai positif. Tetapi sebaliknya, jika net present value bernilai negatif,
perusahaan
harus menolak investasi tersebut.

Kelebihan Metode Net Present Value ( NPV ) :



NPV dapat mengatasi fenomena multiple IRR dan conflict rangking project

NPV selalu memberikan satu angka

Tingkat return reinvestasi yang digunakan dalam NPV adalah tingkat diskontonya

Menggunakan konsep nilai waktu dari uang

NPV proyek bertanda positif maka sebagaian dana untuk menutup modal yang
digunakan
dan sisanya di berikan pada pemegang saham

Meperhitungkan semua arus kas masuk yang ada

Dapat mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat meningkatkan nilai
perusahaan
atau tidak

Mempertimbangkan resiko dari arus kas masa depan untuk pengembalian modal
investasi
Kelemahan
Metode Net Present Value ( NPV )
:

NPV tidak memiliki safety margin

Harus menentukan terlebih dahulu Required rate of return atau perhitungan cost of
capital nya

Hasil dari metode ini digambarkan dalam bentuk nilai mata yang di investasikan
bukan
dalam presentase
Victoria Chemicals merupakan salah satu perusahaan industri kimia terbesar di
Eropa
yang memproduksi Polypropylene dan polimer. James Fawn, wakil
eksekutif Victoria
Chemical mendapat 2 proposal pengajuan dari Manajer pabrik Rotterdam
(Eustache) dan
Manajer pabrik Liverpool (Morris). Proposal proyek investasi Rotterdam yaitu proyek
dalam
rangka pengadaan komputer analog/digital dan pipa polypropylene. Kemudian,
proposal
proyek investasi Metrsyside yaitu peningkatan fasilitas proses produksi.
Proposal Elizabeth
Eustace terdiri dari dokumen 90 halaman penuh dengan skema yang sangat rinci,
analisis
strategis, dan proyeksi keuangan
Proyek Rotterdam memiliki NPV GBP15.5 juta dan IRR
sebesar 18,0%. Proposal Eustace meminta pengeluaran sebesar GBP10.5 juta
selama tiga
tahun. Harapannya investasti pada proyek Rotterdam dapat meningkatkan output
sebesar 7%.
Fawn ingat bahwa faktor strategis yang mengacu pada Eustace
berkaitan dengan

peningkatan biaya dan pengeluaran yang jelas yang diharapkan dari sistem yang
baru”
,
dan juga sebagai keuntungan menjadi produsen utama Eropa pertama yang
menerapkan
teknologi baru ini. Eustace berpendapat:

Orang Jepang, dan sekarang Amerika, memanfaatkan fenomena kurva belajar
secara
agresif. Untungnya, mereka bukan pemain utama polypropylene Eropa, setidaknya
untuk
saat ini. Ini merupakan kesempatan sekali bagi Victoria Chemicals untuk melompati
persaingannya melalui eksploitasi teknologi baru”.
Setelah menganalisis kasus diatas maka opsi terbaik yaitu memilih proyek
Rotterdam
untuk dijalankan dan diinvestasikan oleh perusahaan Victoria Chemical . Dengan
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan seperti: Analisis skenario, analisis keuangan, data, dan
informasi
pabrik Rotterdam sangat jelas. Sehingga dapat mengurangi spekulasi dan kerugian
pada
investasi, berinvestasi pada teknologi baru di Rotterdam, maka dapat membuka
peluang
Victoria Chemical untuk menjadi perusahaan kimia terbesar di Eropa melalu
teknologi baru,
proyek Rotterdam memiliki NPV yang pasti sehingga memberikan
kepastian untuk
memperoleh manfaat dari proyek investasi. Sedangkan mersyside tidak memiliki
npv yang
jelas, Proyek Rotterdam lebih jelas dalam investasinya yaitu pada proyek teknologi
baru
berupa komputer analog dan pipa gas
polypropylene
sedangkan proyek Mersyside masih
belum pasti karena mereka masih menunggu dan melihat di masa yang akan
datang.
Kriteria yang digunakan ialah berdasarkan NPVnya pada proposal tersebut. Pada
kasus ini NPV Rotterdam sebesar GBP 15,5juta sedangkan NPV pada Liverpool
NPV sebesar
10,45% IRR pada proyek Rotterdam 18% dan DCF 15,5. Sedangkan pada
merseyside IRR
sebesar 24%, DCF 12,45 memang Liverpool memilki selisih yang lebih besar.
Namun dalam
proyek ini kita memilih proyek Rotterdam sehingga kita menggunakan kriteria NPV
karena
memiliki NPV yang positif dan pasti serta sesuai dengan kriteria proyek yang
memerlukan
tingkat kepastian yang tinggi. Maka NPV lah yang paling kompleks karena dapat
mengurangi
ketidakpastian. Untuk mendapatkan pasokan gas propilena di Merseyside,
diperlukan kontrak
masuk 15 tahun dengan pemasok lokal. Meskipun kontrak akan menelan biaya
GBP0.4 juta
per tahun, ia akan meniadakan kebutuhan untuk membangun jaringan pipa yang
diusulkan
untuk Rotterdam, yang menghasilkan investasi di Merseyside sebesar GBP7,0 juta
yang
tersebar selama tiga tahun.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menganalisis kasus diatas kami menyimpulkan bahwa proyek Rotterdam
adalah opsi terbaik yang harus diterima oleh perusahaan Victoria Chemical dan
dewan direksi
untuk dijalankan dan diinvestasikan. Dengan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan di
bawah ini :
1.
Analisis skenario, analisis keuangan, data, dan informasi pabrik Rotterdam sangat
jelas.
Sehingga dapat mengurangi spekulasi dan kerugian pada investasi. Seperti kutipan
dari
Jeffrey Palliser, ketua komite eksekutif:
“Bisnis kita adalah bahan kimia, bukan lahan
spekulasi. Cukup membeli menjalankan proyek dengan tujuan menjualnya kembali
untuk keuntungan yang membawa kita melampaui keahlian kita. Siapa yang tahu
kapan kita bisa menjualnya, dan berapa harganya?”.
2.
Jika berinvestasi pada teknologi baru di Rotterdam, maka dapat membuka peluang
Victoria Chemical untuk menjadi perusahaan kimia terbesar di Eropa melalu
teknologi
baru. Seperti kutipan dari Eustace: “
Ini merupakan kesempatan sekali bagi Victoria
Chemicals untuk melompati persaingannya melalui eksploitasi teknologi baru”
3.
Investasi pada Mersyside tidak mempengaruhi peningkatan output sebesar 7%
karena
di Mersyside kapasitas produksi sudah maximum yaitu mencapai 267.500 ton. Maka
lebih baik melakukan investasi di Rotterdam agar bisa memaksimumkan output
yang
masih memiliki kapasitas.
4.
Proyek Rotterdam memiliki NPV yang lebih besar dari Merseyside. Pada pemilihan
ini
berdasar pada NPV karena NPV memiliki kelebihan yaitu
apat mengetahui apakah
investasi yang dilakukan dapat meningkatkan nilai perusahaan atau tidak serta
untuk
Menggunakan konsep nilai waktu dari uang.
5.
Dalam penilaian perusahaan terhadap proyek, NPV merupakan aspek yang paling
baik
karena NPV mengasumsikan reinvestasi pada biaya modal dan
memberikan
pertimbangan eksplisit untuk nilai dari uang serta metoda yang baik untuk
menevaluasi
proyek karena menilai semua biaya yang terlibat.
6.
Proyek Rotterdam lebih jelas dalam investasinya yaitu pada proyek teknologi baru
berupa komputer analog dan pipa gas
polypropylene
sedangkan proyek Mersyside
masih belum pasti karena mereka masih menunggu dan melihat di masa yang akan
datang. Sperti kutipan manajer Mersyside Liverpool, Lucy Morris : dia lebih suka
"menunggu dan melihat"
sebelum mengupgrade teknologi di pabriknya. Ini adalah cara
berpikir konservatif dan tidak berani mengambil resiko.
Rekomendasi
1.
Jika perusahaan Victoria Chemical ingin menjadi perusahaan kimia terbesar di
dunia
maka harus berani mengambil resiko investasi dalam bidang teknologi.
2.
Jika perusahaan tidak ingin menjalankan investasi yang berspekulasi
maka
perusahaan harus memilih dan memiliki proposal invesatsi yang jelas dan rinci
meliputi laporan keuangan, analisis skenario, dll.

Anda mungkin juga menyukai