Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA


DI RUANG SERUNI RSUD KABUPATEN JOMBANG

Disusun untuk memenuhi tugas

Stase Keperawatan Anak

Disusun oleh :
Kelompok 13

1. Mufid Asadullah 191104032


2. Nisa’ul Ilmi C.A 191104038
3. Novita Anggun P.S 191104039
4. Sinta Meidiasari 191104048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES PEMKAB JOMBANG
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA

A. JUDUL
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Gizi Buruk Pada Balita

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien
dapat mengerti dan memahami tentang gizi buruk pada balita.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat :
a. Mengerti dan mampu menyebutkan pengertian gizi buruk
b. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang penyebab gizi buruk
c. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang tanda-tanda gizi buruk
d. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali akibat gizi burukpada balita
e. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali penatalaksanaan gizi buruk
f. Mengerti dan mampu mendemonstrasikan kembali tentang cara membantu
meningkatkan selera makan balita

C. TEMPAT
Paviliun Seruni RSUD Jombang

D. WAKTU
Sabtu, 28 September 2019/Pukul 08.00-selesai

E. SASARAN
Keluarga pasien Paviliun Seruni RSUD Jombang

F. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Alat demonstrasi

H. PEMBAGIAN KELOMPOK
1. Ketua : Mufid Asadullah
2. Moderator : Mufid Asadullah
3. Penyaji : Sinta Meidiasari
4. Demonstrator : Novita Anggun P.S
5. Fasilitator : Nisa’ul Ilmi C.A
6. Observer : Nisa’ul Ilmi C.A

I. RENCANA PELAKSANAAN
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan : 5 menit
1) Memberi Salam
2) Perkenalan
3) Mengingatkan kontrak
4) Menjelaskan maksud dan tujuan
2. Pemberian materi: 10 menit
1) Pemantauan status gizi pada balita
2) Penyebab gizi buruk
3) Akibat gizi buruk
4) Penanganan gizi buruk
3. Demonstrasi 10 menit
4. Penutup : 5 menit
1) Diskusi dan Tanya jawab
2) Menyimpulkan seluruh materi
3) Mengevaluasi peserta
4) Mengakhiri kontrak
5) Memberi salam penutup
J. SETTING TEMPAT
Keterangan gambar:

1 1. Penyaji
3 4
2. Peserta
3. Moderator
2
4. Demonstrator
5. Fasilitator
5 6
6. Observer

K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktural :
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan yaitu :
 Leaflet
 Bahan demonstrasi
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan leaflet dengan ringkas,
menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.
c. Persiapan Peserta
Penyuluhan mengenai pencegahan gizi buruk pada balita. Peserta telah
diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses :
Peserta mengikuti acara pembelajaran kesehatan dari awal sampai selesai dan aktif
selama proses pembelajaran kesehatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil :
a. Sebanyak 60% peserta mampu mengungkapkan kembali pengertian gizi buruk.
b. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 8 penyebab gizi buruk.
c. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 7 tanda dan gejala gizi buruk.
d. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 5 akibat gizi buruk .
e. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan penatalaksanaan gizi buruk.
f. Salah satu peserta mampu mendemonstrasikan kembali cara membantu
meningkatkan selera makan balita.
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN GIZI BURUK

Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan


nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata.
Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Status gizi buruk
dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk karena kekurangan protein (disebut
kwashiorkor), karena kekurangan karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan
kekurangan kedua-duanya. Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah
lima tahun) dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Zat gizi
yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Gizi buruk (severe
malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi,
kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun (Nency, 2005).

Anak balita (bawah lima tahun) sehat atau kurang gizi dapat diketahui dari
pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia minimal 2 tahun (baduta).
Apabila pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut suatu
standar organisasi kesehatan dunia, dia bergizi baik. Kalau sedikit dibawah standar
disebut bergizi kurang yang bersifat kronis. Apabila jauh dibawah standar dikatakan
bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk adalah salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat
berat atau akut (Pardede, J, 2006).

B. PENYEBAB GIZI BURUK


Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Menurut
UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu :

Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah
makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan
karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.

Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh
rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan
secara baik.

Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu:


1. Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat
2. Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak
3. Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk
pada balita, yaitu:

1. Keluarga miskin
2. Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak
3. Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran
pernapasan dan diare.

C. TANDA DAN GEJALA GIZI BURUK

Tanda dan gejala gizi buruk pada umumnya adalah:

1. Kelelahan dan kekurangan energy


2. Pusing
3. System kekebalan tubuh yang rendah
4. Kulit kering dan bersisik
5. Gusi mudah berdarah
6. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
7. Berat badan kurang
8. Pertumbuhan yang lambat
9. Kelemahan otot
10. Perut kembung
11. Tulang mudah patah
12. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh

D. AKIBAT GIZI BURUK

a) Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu.

b) Terjadinya penurunan daya tahan tubuh.

c) Anak menjadi mudah terserang penyakit.

d) Perkembangan intelektual terganggu.

e) Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan


(Soetjiningsih, 1998)

E. PENATALAKSANAAN GIZI BURUK

Nutrisi adalah proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat
makanan.
Triguna makanan adalah:
 Mengandung zat tenaga; karbohidrat, makanan pokok (nasi, jangung, sagu dan lain-
lain).
 Mengandung zar pembangun; protein, lauk-pauk (daging, telur, tempe tahu, ikan laut,
dan lain-lain)
 Mengandung zat pengatur; vitamin dan mineral (sayur dan buah)

Cara menghidangkan makanan bagi keluarga penderita gizi kurang:

 Sajikan hidangan makanan sehari-hari berdasarkan triguna makanan.


 Berikan makanan secara beragam dan penyajian yang unik.
 Berikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
 Berikan makanan yang mudah dicerna.
 Gunakan garam beryodium.

Jenis makanan usia 1-2 tahun

 Berikan nasi yang ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging/wortel/bayam/kacang


hijau.
 Berikan makanan tersebut 3 kali sehari.
 Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau, pisang,
biskuit dan buah.
 Penuhi gizi seimbang
 Membuat variasi menu sesuai dengan kesukaan anak

Menu sehari-hari

 Pagi : nasi, sayur, sop, ikan/ayam.


 Siang : nasi, sayur, bayam, 1 potong tahu/tempe, dan buah.
 Sore/malam: nasi, 1 butir telur, sayur.

Berikut jumlah rata-rata kebutuhan nutrisi balita yang dibutuhkan setiap harinya
berdasarkan Piramida Panduan Makanan pada balita usia 2-3 tahun :
Biji padi-padian

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 3 ons (85 gram).
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 4-5 ons (110-140 gram).
 Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 potong roti, 1 gelas takar
sereal siap saji, atau 1/2 gelas takar nasi telah matang.

Sayuran

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas takar.
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas takar.
 Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikannya bisa menggunakan gelas
takar. Sajikan sayuran yang telah halus, dipotong hingga kecil dan dimasak sampai
matang untuk mencegah anak tersedak.

Buah-buahan

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas takar.
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas takar.
 Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikan jumlahnya gunakan gelas
takar. Pisang dengan panjang 20-23 cm sama dengan 1 gelas takar.

Susu

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 gelas (400 ml).
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 2 gelas (400 ml).
 Contoh makanan dan cara penyajian: 1 gelas sama dengan seperti 1 gelas susu, 1 1/2
ons (45 gram) keju alami, atau 2 ons (60 gram) keju yang sudah diproses.

Daging dan kacang-kacangan

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 ons (65 gram).
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 3-4 ons (85-115 gram).
 Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 ons (300 gram) daging
ayam atau ikan, 1/4 gelas takar kacang-kacangan matang atau 1 butir telur (Sutomo,
2008).
F. CARA MEMBANTU MENINGKATKAN SELERA MAKAN ANAK

Cara meningkatkan selera makan anak:


1. Atur jadwal makan
Balita belum memiliki nafsu makan yang kuat. Oleh karena itu, mereka enggan
makan sebanyak tiga kali dalam sehari. Agar balita tetap memperoleh asupan gizinya
yang cukup, orang tua sebaiknya mengatur jadwal makannya.
2. Atur porsi makan dengan porsi kecil tapi sering dengan kandungan gizi tinggi
Agar aktivitas makan menjadi kebiasaan bagi balita, balita perlu diberi makan dengan
porsi kecil tapi sering namun mengandung gizi tinggi.
3. Makan dengan piring berwarna cerah, unik, dan menarik
4. Buat makanan yang unik, menarik, dan bervariasi
Orang tua perlu menyajikan makanan secara unik dan menghiasnya agar balita
tertarik untuk makan. Jangan terus-menerus memberi jenis makanan yang sama pada
balita. Mengubah menu makan setiap hari dapat meningkatkan nafsu makan balita.
5. Tambah makanan selingan yang sehat
Menambah makanan selingan dengan bahan yang bergizi diantara makanan utama
dapat meningkatkan porsi makan balita, sehingga akan meningkatkan status gizinya.
6. Batasi minum di sela-sela waktu makan
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun
bila anak anda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk
makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.
7. Upayakan ada waktu makan bersama, misal dengan keluarga atau teman sebaya
Makan bersama dapat menyebabkan munculnya minat makan anak bila melihat
sekelilingnya juga melakukan aktivitas yang sama. (Farida, 2009).
8. Berikan pujian pada anak bila mau mengunyah dan menelan makanannya dengan
baik.
9. Libatkan anak dalam menyiapkan makanan
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk membantu menyiapkan meja makan.
10. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
11. Siasati makanan yang tidak disukai anak dengan mencampurkannya pada makanan
kesukaan anak dalam tekstur yang kecil sehingga tidak terlihat oleh anak, namun tetap
memenuhi kebutuhan gizi.
Cara menyiapkan makanan yang unik dan menarik untuk anak:

1. Menggunakan tempat makan berwarna atau bermotif lucu, atau tokoh kartun/binatang
kesukaan anak.
2. Membuat bentuk makanan yang unik, seperti wajah tersenyum, tokoh kartun atau
binatang yang disukai anak.
3. Menghidangkan buah-buahan dengan membentuk seperti sate, atau binatang lucu.
4. Membuat bentuk makanan yang bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Khomsan, 2009. Status Gizi Balita. (online). (http://medicastore.com. diakses pada 9
Juli 2013).
BKKBN. 2003. Materi Dasar Promosi: Menyiapkan Balita Yang Sehat Dan Berkualitas.
Jakarta
Depkes RI. 2000. Perawatan Bayi Dan Balita. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
Farida, M. 2009. Tips Cara Menghadapi Bayi atau Balita yang Susah Makan, (online),
(http://manajubelz..com/2010/12/tips-cara-menghadapi-bayi-atau-balita.html#axzz21JksgJps,
diakses 9 Juli 2013).
Ilham. 2009. Gizi Kurang, (online), (http://healthreference-ilham..com/2009/03/gizi-
kurang.html, diakses 9 Juli 2013).
Ramadhani, A. 2010. Nutrisi pada Balita, (online),
(http://keperawatandankesehatan..com/2010/09/nutrisi-pada-balita.html, diakses 9 Juli 2013).
Soetjiningsih. 1998.Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.
Sutomo, Budi. 2008. Makanan Untuk Balita. Jakarta : PT. Primamedia Pustaka
Lampiran
A. Pengertian Gizi Buruk C. Penyebab Gizi Buruk  Perkembangan intelegensi (IQ)
Gizi buruk adalah keadaan tubuh  Pemberian makanan yang kurang anak terhambat
mengalami yang kekurangan zat gizi bermutu  Meninggal dalam usia dini
dan dapat menyebabkan daya tahan  Pemberian makanan pada anak E. Cara Perawatan Anak dengan Gizi
tubuh menurun. yang kurang memenuhi syarat gizi Buruk

 Ibu kurang tahu cara terbaik o Memberi makan tiga sampai empat
B. Tanda – Tanda Gizi Buruk memberi makan pada anak kali sehari
 Berat badan menurun  Rendahnya penghasilan keluarga o Makanan untuk anak tidak
 Otot mengecil menggunakan bumbu perangsang
 Ujung tangan dan kaki terasa o Bentuk makanan lunak
dingin o ASI tetap di berikan pada anak usia
 Perut membuncit <2 tahun
 Kulit kering dan keriput o Memvariasikan makanan sehari-
 Pertumbuhan lambat hari
 Feses encer

D. Akibat Gizi Buruk


 Tumbuh kembang anak menjadi
terhambat
 Penurunan daya tahan tubuh pada
anak F. Cara Pencegahan Gizi Buruk Pada
 Anak menjadi mudah terkena Anak

penyakit  Memberi makanan gizi seimbang


dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Penimbangan secara teratur ke PENCEGAHAN GIZI
fasilitas pelayanan kesehatan G. Cara Pengolahan Makanan
BURUK PADA
( posyandu/ puskesmas)  Mengolah sayuran : dicuci dan di

 Kalau anak sakit segera dibawa ke potong kemudian dimasak sampai BALITA
fasilitas pelayanan kesehatan matang tetapi tidak sampai layu

 Keluarga memberikan perhatian  Pemberian garam beryodium

pada tumbuh kembang anak diberikan setelah sayur masak dan


di biarkan sebentar hingga uap
makanan berkurang atau hilang

Oleh :
Kelompok 13

5. Mufid Asadullah 191104032


6. Nisa’ul Ilmi C.A 191104038
7. Novita Anggun P.S 191104039
8. Sinta Meidiasari 191104048

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES PEMKAB JOMBANG
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai