Anda di halaman 1dari 13

MATERI II

PERCOBAAN BERHINGGA

TEORI PERCOBAAN SAMPEL:

 Tujuan mengukur x agar mendapatkan nilai benar xO.


 Agar tercapai, dilakukan percobaan tak hingga kali.
 Karena tidak mungkin, percobaan dilakukan berhingga.
 Hasil nilai benar XO hanya pendekatan saja.
 Pengukuran hingga dilakukan n kali, n adalah bilangan yang cukup besar (sekitar 10 kali ke
atas).
 Kumpulan n pengukuran disebut sampel seluruh semesta (sampel besaran x).
 Semakin besar n, semakin mendekati grafik distribusi Gauss.

21 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si


NILAI TERBAIK:

1. Nilai Rata-rata Sampel

x1 + x2 + ⋯ xn ∑ xi
x̅ = = (2 − 1)
n n

2. Median adalahsuatu nilai yang terletak dalam deretan nilai xi yang telah diurutkan dari
kecil ke besar, sehingga jumlah pengukuran yang bernilai lebih besar dari padanya sama
dengan jumlah pengukuran yang bernilai lebih kecil.

3. Modus, nilai yang paling sering diperoleh dari sampel.

4. Besaran x yang memenuhi hukum distribusi Gauss, nilai terbaiknya adalah 𝑋̅.
Pemilihan ini sesuai dengan asas kuadrat terkecilyaitu:
“ Nilai terbaik suatu besaran di antara sekumpulan nilai adalah nilai yang sedemikian rupa
hingga jumlah penyimpangan nilai lain terhadapnya, setelah masing-masing dikuadratkan
adalah sekecil-kecilnya”.
22 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si
Bukti:
Misal, sampel hasil pengukuran adalah x1 , x2 , … , xp , … , xn .
∑(xi − xt )2 =minimum untuk xt tertentu. Apakah xt itu?
Perhatikan:
∑(xi − xt )2 = ∑[(xi − x̅) + (x̅ − xt )]2

∑(xi − xt )2 = ∑[(xi − x̅)2 + (x̅ − xt )2 + 2(x̅ − xt )(xi − x̅)]

Karena ∑(xi − x̅) = 0, maka:

∑(xi − xt )2 = ∑[(xi − x̅)2 + (x̅ − xt )2 ]

akan minimum ketika xt = x̅.

23 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si


Jadi terbaik sebagai nilai penduga nilai benar xO adalah rata-rata sampel x̅.

KETIDAKPASTIAN∆𝑥
1. Simpangan xi terhadap nilai benar xO : δ = xi − xO

2. Rata-rata simpangan : ∑ δi ∑(xi − xO )


δ̅ = = =0
n n

3. Agar tidak nol, maka harus dimutlakkan : ∑|xi − xO |


|δ̅| = ∑|δi | =
n

4. Variasi φ : ∑ δi 2 ∑(xi − xO )2
φ= =
n n

5. Simpangan baku semesta :


∑(xi − XO )2
σ = √φ = √
n

 Simpangan baku sering digunakan untuk menyatakan ketidakpastian yang ada pada xi .
 Simpangan baku ini untuk percobaan takteringga.
24 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si
SIMPANGAN BAKU UNTUK PERCOBAAN TERHINGGA
 Untuk percobaan yang terhingga, simpangan baku sampel pendekatan 𝑆𝑛 atau 𝑆𝑛−1 .
 Definisi simpangan baku sampel:
1. Simpangan baku sampel bias :
∑(xi − x̅)2
Sn = √ (2 − 2a)
n

2. Simpangan baku sampel tak bias :


∑(xi − x̅)2
(Cocok sebagai penggati 𝜎, bila Sn−1 =√ (2 − 2b)
jumlah anggota sampel (jumlah n−1
pengukuran) tidak terlalu besar
(kurang dari 10).

 Simpangan baku sampel tak bias sering


∑(xi − XO )2 ∑ xi 2 − nx̅ 2
ditulis dalam bentuk: Sn−1 =√ =√
n−1 n−1
Jadi:

25 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si


n ∑ xi 2 − (∑ xi )2
Sn−1 =√ (2 − 3)
n(n − 1)

HUBUNGAN 𝝈 pada distribusi normal(Gambar 2.1):

68%

x  x x 
Gambar 2.1: Hubungan 𝜎 pada distribusi normal

 Tanpak 𝜎 diganti 𝑆𝑛−1 , 𝑋𝑂 diganti 𝑥̅ , dan 𝑛 diganti (𝑛 − 1).


 Jika 𝑛 = 1, maka 𝑆𝑛−1 menjadi tidak berarti. Artinya jika pengukuran dilakukan sekali,
maka hasilnya itu adalah nilai rata-rata dan tidak ada simpangan (simpangan nol).
 𝜎: berarti:

26 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si


1. Terdapat peluang sebesar 68% bahwa satu kali pengukuran menghasilkan nilai x
yang terdapat dalam selang antara xO − σ dan xO + σ, atau
2. Terdapat peluang sebesar 68% bahwa satu kali pengukuran menghasilkan nilai xO
yang terdapat dalam selang antara x − σ dan x + σ
 Kedua pernyataan akan berguna bila xO diganti x̅, dan σ diganti Sn−1 .
KETIDAKPASTIAN RATA-RATA SAMPEL:
Agar lebih baik, maka digunakan ketidakpastian rata-rata sampel 𝑆𝑥̅ , yaitu:

Sn−1 1 n ∑ xi 2 − (∑ xi )2
Sx̅ = = √ (2 − 4)
√n n (n − 1)

Sx̅ : disebut simpangan baku rata-rata sampel.

Kesimpulan:
1. Pengukuran tunggal memberi hasil yang patut diragukan.
2. Pengulangan pengukuran memberikan tiga macam keuntungan, yaitu:
a. 𝑥O diganti x̅
b. σ diganti Sn−1 , dan
c. Ketidakpastian pada x̅ adalah Sx̅ , yang lebih kecil dari Sn−1 .
27 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si
3. Hasil pengukuran n kali dilaporkan sebagai berikut:
x = x̅ ± ∆x
dengan:
∑ xi 1 n ∑ xi 2 − (∑ xi )2
x̅ = dan ∆x = Sx̅ = √
n n (n − 1)

Contoh permasalahan:Data p dianggap sebagai sampel semesta yang bersifat Gauss. Tentukan nilai
terbaik dan ketidakpastiannya. Data p = 10,1; 10,2; 10,0; 10,0; 9,8; 10,3; 9,7; 10,0.
PENYELESAIAN:
(a) Buat tabel, seperti Tabel (2.1) dengan kolom sesuai kebutuhan:
Tabel 2.1:
No xi xi 2 (b) Nilai terbaik:
1 10,1 102,01 ∑ xi 100.0
x̅ = = = 10,00
2 10,2 104,01 n 10
3 10,0 100,00
(c) Nilai ketidakpastian:
4 10,0 100,00
5 9,8 96,04
6 10,1 102,01

28 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si


7 9,8 96,04
1 n ∑ xi 2 − (∑ xi )2
8 10,3 106,09 ∆x = √
9 9,7 94,09 n (n − 1)
10 10,0 100,0 atau
Jml 100,0 1000,32 1 (10 × 1000,32) − (100)2
∆x = √ = 0,06
10 (10 − 1)

Jadi
x = 10,00 ± 0,06

PENGUKURAN TUNGGAL
 Pengukuran yang tidak bisa diulang.
Penyebab, memang tidak bisa diulang, misalnya mengukur kecepatan mobil yang lewat.
 Alat ukur yang digunakan terlalu kasar.
Misalnya, tebal buku yang diukur menggunakan penggaris biasa (panjangnya 30 cm),
walaupun diukur ulang, akan mendapatkan hasil yang sama.
 Pengganti nilai benar xO adalah x, hasil dari pengukuran tunggal.

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN TUNGGAL


 Pengukuran tunggal hasilnya tidak terlalu dipercaya.
29 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si
 Ketidakpastian ditentukan oleh skala alat ukur yang dipakai.
1. Setiap alat ukur memiliki hitungan terkecil (least count), yaitu nilai antara dua gores
bertetangga.
2. Misal pada penggaris 30 cm, secara fisik hitungan terkecil tidak kurang dari 1 mm,
karena mata manusia agak sukar dapat melihat jarak kurang dari itu.
3. Keadaan menjadi lebih buruk lagi, jika ujung benda yang diukur tidak tegas batasnya,
atau jarum penunjuk kurang tajam.
4. Pengukuran tidak dapat menbaca nilai yang lebih kecil dari hitungan terkeci secara pasti,
sehinga hasilnya berupa taksiran.

Contoh: Hasil pengukuran panjang sebuah benda dalam Gambar (2-2):

Gambar (2-2
a. Karena skala terkecil 0,1 cm (1mm), maka
: ∆x = 1 (0,1 cm) = 0,05 cm
ketidakpastiannya 2
b. Jadi hasil pengukuran : x = (1,2 ± 0,05) cm.

30 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si


c. Dengan demikian, nilai benar xO : 1,15 cm sd 1,25 cm.

100%

x  x x  x
Gambar 2.3: Pengukuran tunggal dan jaminannya.

SKALA NONIUS
Nonius berarti tambahan skala yang berfungsi untuk menambah ketepatan pengukuran.

Cara kerja:
Secara umum:
1
6 7 “Hitungan terkecil dengan nonius = × hitungan terkecil
n
tanpa nonius”.
0 5 10 n: jumlah bagian yang ada pada skala nonius.
31 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si
Nonius
Gambar 2.4

Misal, hitungan terkecil tanpa nonius = 1 mm = 0,1 cm. Jumlah skala pada nonius = 10,
sehingga hitungan terkecil dengan nonius:

1
× 0,1 cm = 0,01 cm
10

Contoh permasalahan: Tentukan hail pengukuran dalam Gambar (2.4).


PENYELEESAIAN:
(a) Dalam Gambar (2.4) skala nonius berimpit dengan skala utama = 1, maka hasil
pengukuran tunggal:x = 6,0 cm + 0,01 cm = 6,01 cm.

(b) Ketidakpastian pengukuran:


1
∆x = × hitungan terkecil alat yang dipakai
2
atau

32 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si


1
∆x = × 0,01 cm = 0,005
2

Hasil pengukuran:
x = 6,01 cm ± 0,005 cm

33 MATERI FISIKA EKSPERIMEN 1 Drs. WAHYUDI, M.Si

Anda mungkin juga menyukai