TINJAUAN PUSTAKA
penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Jenny dkk, 2012).
orang lain tetapi tidak membuat kontak. Isolasi sosial merupakan proses
menyebabkan kecemasan pada diri sendiri dengan cara menarik diri secara fsik
disebabkan perasaan tidak berharga yang bisa dialami klien dengan latar belakang
kebersihan diri. Klien semakin tenggelam dalam perjalinan dan tingkah masa lalu
serta tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut
Menurut purba dkk, 2008 terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
a. Faktor Perkembangan
individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat
Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak
a. Masa Bayi
akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang mendasar. Hal ini sangat
percaya pada masa ini akan mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan
b. Masa Kanak-Kanak
dikontrol, hal ini dapat membuat anak frustasi. Kasih sayang yang tulus, aturan
harus dapat memberikan pengarahan terhadap tingkah laku yang diadopsi dari
dirinya, maupun sistem nilai yang harus diterapkan pada anak, karena pada saat
ini anak mulai masuk sekolah dimana ia harus belajar cara berhubungan,
intim dengan teman sejenis, yang mana hubungan ini akan mempengaruhi
berkembang menjadi hubungan dengan lawan jenis. Pada masa ini hubungan
dengan orang tua. Konflik akan terjadi apabila remaja tidak dapat
perasaan orang lain serta peka terhadap kebutuhan orang lain. Individu siap
yang interdependen antara orang tua dengan anak. Individu akan mengalami
Pada masa ini individu akan mengalami kehilangan, baik kehilangan fisik,
kehilangan orang tua, pasangan hidup, teman, maupun pekerjaan atupun peran.
- Sikap bermusuhan/hostilitas
mengungkapkan pendapatnya.
anak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang tegur sapa,
- Double bind (dua pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan yang
d. Faktor Biologis
otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak
orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena
ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat
- Faktor endokrin: Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada pasien
psikotik.
psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel- sel
otak.
d. Stresor Psikologis
orang lain, klien merasa tidak aman berada dengan orang lain, klien
mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain, klien merasa
dan membuat keputusan, klien merasa tidak berguna, klien tidak yakin dapat
ditemukan data objektif meliputi tidak memiliki teman dekat, menarik diri,
pikirannya sendiri, tidak ada kontak mata, tampak sedih dan afek tumpul
(Keliat,2010)
Selain itu terdapat beberapa tanda dan gejala objektif dari isolasi sosial
menurut (Dalami dkk, 2008) yaitu apatis, ekspresi wajah sedih, afek tumpul,
menghindar dari orang lain, klien tampak memisahkan diri dari orang lain,
melakukan kegiatan sehari-hari, meniru posisi janin pada saat lahir, retensi
urine dan feses, masukan makanan dan minuman terganggu, tidak atau
a. Psikofarmakologis
Obat-obatan yang lazim digunakan pada gejala isolasi sosial yang merupakan
Tabel 2.2 Jenis obat yang umum digunakan pada pasien isolasi sosial
Kelas kimia Nama generik(dagang) Dosis harian
Asetofenazin (Tidal)
60-120 mg
Klopromazin (Thorazin)
30-800 mg
Flufenazin (Prolixine,permiti)
1-40 mg
Mesoridazin (serentil)
30-400 mg
Perfenazin (Trilafon)
12-64 mg
Fenotiazin Proklorperazin (compazin)
15-150 mg
Promazin (sparine)
40-1200 mg
Tiodazin (mellaril)
150-800 mg
Trifluopertazin (stelazine)
2-40 mg
Trifluopromazine (vesprin)
60-150 mg
Kloprotiksen (tarctan) 75-600 mg
Tiokssanten Tiotiksen(navane) 8-30 mg
1. Tujuan keperawatan
2. Penatalaksanaan keperawatan
membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini karena keluargalah yang
isolasi sosial.
a. Komunikasi Fungsional.
pesan, baik tingkat instruksi maupun isi dan juga kesesuaian antara tingkat
keluarga menuntut bahwa maksud dan arti dari pengirim yang dikirim lewat
suatu pemahaman terhadap arti dari pesan itu mirip dengan pengirim.
satu sama lain ceria dan spontan tentunya akan lebih menyenangkan.
b. Komunikasi Disfungsional.
pesan yang tidak jelas/tidak langsung atau ketidaksepadanan antara tingkat isi
dan perintah dari pesan. Aspek tidak langsung dari komunikasi disfungsional
dibelokkan dan menuju orang lain dalam keluarga (tidak langsung). Jika
disfungsional adalah terdapatnya rasa harga diri rendah pada keluarga dan
pada diri sendiri, tidak dapat toleransi terhadap perbedaan, tidak dapat
memahami pikiran, perasaan, dan perilaku dari anggota keluarga yang lain.
menawar atau negosiasi secara efektif merupakan hal yang sulit, karena
bisa kehilangan sekecil apa pun yang mereka berikan. Anggota keluarga yang
berpusat pada diri sendiri dan tidak dapat mengenal toleransi perbedaan juga
tidak dapat mengenal efek dari pikiran, perasaan dan perilaku mereka sendiri
terhadap anggota keluarga yang lain. Mereka juga tidak memahami pikiran,
sumber keluarga yang ada dan mengembangkan perilaku serta sumber baru yang
akan memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak peristiwa hidup penuh
stres. Respons atau perilaku koping keluarga adalah tindakan atau kognisi khusus
yang dilakukan keluarga saat beradaptasi terhadap stress. Strategi keluarga dapat
Strategi koping keluarga terbagi atas dua yaitu strategi koping keluarga
internal atau intrafamilial (dalam keluarga) dan strategi koping eksternal atau
a. Strategi hubungan.
lingkungan.
b. Strategi kognitif.
c. Strategi komunikasi.
dengan perasaan, kejujuran, pesan yang jelas dan menggunakan humor dan
tawa karena dengan humor dan tawa dapat membantu memperbaiki sikap
a. Strategi komunitas.
dengan komunitas.
c. Strategi spiritual.
boleh jadi secara fisik dan psikososial saling berpisah. Perpisahan ini mencakup
keluarga dapat mengakibatkan cedera berat bagi anggota keluarga yang lain.
Kekerasan dalam rumah tangga sering terkait dengan tekanan sosial dalam
keluarga. Keluarga yang mengalami kekerasan sering kali adalah keluarga yang
keluarga, juga dapat menjadi sumber problem bagi anggota keluarga yang
isolasi sosial yang dialami oleh klien, keluarga dapat memutuskan tindakan
terhadap masalah yang berhubungan dengan isolasi sosial yang diderita klien,
keluarga dapat merawat klien isolasi sosial di rumah, keluarga mengetahui cara
dengan penderita isolasi sosial perlu mengetahui dan menyadari keadaan diri
sebaiknya diambil agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Banyak
keluarga yang berpendapat bahwa penderita boleh berhenti minum obat (berobat)
pengobatan medis, penderita isolasi sosial mesti diobati secara bertahap dan
dilakukan secara bertahap dengan dosis yang semakin lama semakin menurun.
Kalau pemberian obat terputus di tengah jalan, mau tidak mau pemberian obat
harus dilakukan lagi dari awal. Hal ini jelas keliru, terapi bagi penderita gangguan
jiwa bukan hanya pemberian obat dan rehabilitasi medik, namun diperlukan peran
isolasi sosial jika klien melatih pasien berinteraksi dengan orang lain seperti
jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain, berikan contoh cara
berbicara dengan orang lain, beri kesempatan kepada klien mempraktekkan cara
berinteraksi dengan orang lain yang dialkukan secara berhadapan dengan orang
lain, bantu klien berinteraksi dengan satu orang teman atau anggota keluarga lalu
atau lebih, dan beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi dan siap mendengarkan
kepada klien yaitu keluarga membuat jadwal kegiatan rutin di rumah, seperti
klien untuk tidak berdiam diri saja. Maka dengan jadwal tersebut akan membantu
memutuskan isolasi sosial pada klien, pemberian obat secara rutin kepada klien
yaitu penggunaan obat-obatan untuk klien isolasi sosial, sehingga perlu diketahui
keluarga cara tepat pemberian obat seperi klien yang benar, obat yang benar, dosis
yang benar, cara pemberian yang benar, dan waktu yang benar (Purba dkk, 2008)
biaya pelayanan kesehatan mempunyai arti sejumlah dana yang perlu disediakan
di rumah sakit untuk klien yang bergantung pada teknologi medis dan yang
bekerja paruh waktu untuk tinggal di rumah dalam merawat anggota keluarga
yang sakit. Pengeluaran belanja dan hilangnya penghasilan dapat menjadi beban
isolasi sosial menimbulkan dampak yang besar bagi keluarga, yaitu dampak
ekonomi yang ditimbulkan berupa hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah
bagi penderita maupun keluarga yang harus merawat serta tingginya biaya
rumah lebih murah dibandingkan jika penderita harus dirawat di rumah sakit,
sebab tingginya biaya pengobatan selama di rumah sakit dapat menjadi beban
a. Faktor Fisik.
dua orang.
b. Faktor Psikis.
keluarga.
tampak pada tingkat sosial ekonomi keluarga. Keluarga dengan tingkat sosial
ekonominya rendah.
d. Faktor Budaya.
Faktor budaya baik dari segi keyakinan suatu keluarga terhadap fungsi