Anda di halaman 1dari 5

Tanda-Tanda Kedewasaan Seorang Pemimpin

Oleh Zainun Mu'tadin, SPsi., MSi.

Istilah adult berasal dari bahasa latin yang diambil dari kata adultus berarti telah tumbuh
menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa (Hurlock, 1992). Oleh
karena itu seorang yang disebut dewasa adalah individu yang telah siap menerima kedudukan
dalam masyarakat. Sedangkan kedewasaan atau kematangan adalah suatu keadaan bergerak
maju ke arah kesempurnaan. Kedewasaan bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi
merupakan suatu keadaan menjadi.... (a state of becoming).
Meski tidak ada seorangpun yang sanggup untuk bertindak dan bereaksi terhadap semua situasi
dan semua aspek-aspek kehidupan, dengan kedewasaan yang penuh. Tapi bagaimanapun juga,
dalam dunia kerja seorang pimpinan akan dituntut untuk menangani permasalahan-
permasalahan secara lebih dewasa. Oleh karena itu, ia setidaknya harus memiliki beberapa ciri
yang menunjukkan kedewasaan tersebut. Kesuksesan dan kegagalan seseorang untuk
memimpin dan mengarahkan bawahannya akan sangat tergantung pada kedewasaan sikap dan
tindakan yang akan diambilnya. Bagaimana bentuk kedewasaan yang dituntut untuk dimiliki
tersebut? Dibawah ini akan diungkapkan beberapa kualitas yang seharusnya dimiliki seorang
pimpinan agar ia dianggap dapat bersikap dewasa. Setiap kualitas yang satu menjadi kewajiban
untuk mencapai kualitas yang lainnya, dan menjadi bagian dari diri sang pemimpin dalam
menunaikan tugas sebagai seorang yang dianggap sudah dewasa penuh.

Adapun ciri-ciri kedewasaan yang harus dimiliki oleh sorang pemimpin adalah sebagai berikut:

Menghargai Orang Lain


Seorang pimpinan yang baik harus bekerja bersama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa ia
harus bekerja dengan kekuatan- kekuatan, kelemahan-kelemahan, kesanggupan, dan
kekurangan-kekurangan dari orang lain itu. Jika dia dewasa, dia akan menghargai perbedaan
yang ada tersebut dan tidak akan mencoba untuk membentuk orang lain agar sesuai dengan
keinginannya sendiri dan tidak memperalat bawahan untuk kepentingannya sendiri. Ia sanggup
untuk menerima kenyataan yang ada, bahwa setiap orang memiliki andil terhadap hasil akhir
suatu pekerjaan yang dikerjakan secara bersama-sama (teamwork).
Hal ini bukan berarti bahwa seorang pemimpin yang dewasa mempunyai hati yang lemah. Ia
menerima orang lain, bukan berarti memanjakan mereka untuk selamanya termasuk jika
kekurangan mereka (bawahan) akan mengganggu dan mempengaruhi tujuan secara
keseluruhan. Seorang pimpinan yang dewasa harus mampu memberhentikan atau memecat
seseorang yang tidak lagi memberikan sumbangan terhadap kemajuan atau kebaikan organisasi.
Hal ini penting sebab merupakan suatu ketidakadilan bagi perusahaan dan orang lain jika orang
yang tidak lagi mampu memberikan kontribusi masih tetap dipertahankan.

Sabar
Pemimpin yang dewasa dapat belajar menerima kenyataan bahwa untuk beberapa permasalahan
memang tidak ada penyelesaian atau pemecahan yang mudah. Ia tidak akan dengan mudah
menerima pemecahan masalah pertama yang disarankan. Ia akan menghargai fakta dan akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi sebelum memberi saran pemecahan. Bukan saja ia
bersedia sabar, tetapi ia tahu benar perlunya beberapa alternatif untuk mengambil suatu
keputusan dalam pemecahan masalah.

Penuh Daya Tahan


Semua mahluk hidup pasti pernah mengalami sakit, kesulitan dan kekecewaan. Begitupun
dengan seorang pemimpin tidak akan pernah luput dari permasalahan seperti itu. Biarpun
demikian seorang pemimpin yang dewasa akan bangkit lagi dan sehat lagi setelah diterpa
kemalangan yang bertubi-tubi dengan harapan dan daya tahan yang dimilikinya. Ia akan
berusaha jujur dan tidak akan berpura-pura semua keadaan baik-baik saja. Ia menerima
kenyataan bahwa rasa sakit harus dipikul, kesalahan-kesalahan diperbaiki dan ia tidak akan
membuang waktu untuk menyesali dan meratapi kesalahan yang sudah berlalu. Kegagalan akan
meremukan dan menghancurkan orang yang lemah, sedangkan seorang dengan kepribadian
dewasa akan mengambilnya sebagai pelajaran dari pengalaman yang sangat berharga.

Sanggup Mengambil Keputusan


Orang yang dewasa, disamping kesabaran dan ketabahannya untuk mencari pemecahan
masalah, juga harus mampu untuk mengambil suatu keputusan, walaupun hanya menggunakan
data atau informasi yang sangat minim, kurang lengkap atau masih kabur. Setelah menimbang
fakta yang ada, ia akan segera menyadari bahwa dalam suatu waktu suatu tidakan harus segera
diambil. Dengan menyadarkan dirinya terhadap keyakinan dirinya dan terhadap orang-orang
disekitarnya ia harus sanggup untuk mengambil dan memikul resiko yang sudah diperhitungkan
olehnya.
Peter Drucker pernah menyatakan bahwa masa depan tidak pernah ada kepastian, tetapi hanya
ada kemungkinan-kemungkinan. Seorang pemimpin yang dewasa harus belajar menerima hal
ini. Ia harus mampu untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan perkiraan-perkiraan
atau kemungkinan-kemungkinan terbaik yang dapat diperoleh, sebab ia tahu jika menunggu
untuk memperoleh kepastian yang menyeluruh maka keputusan yang diambil mungkin sudah
terlambat.

Menyenangi Pekerjaan
Seseorang yang memiliki emosi yang sehat atau memiliki kepribadian dewasa akan mengetahui
bagaimana menikmati pekerjaannya. Apapun jenis pekerjaannya seseorang yang dianggap
dewasa akan jarang bermalas-malasan. Ia mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
melakukan tugas dengan baik dan ia merasa bangga melaksanakan tugas tersebut. Para
pemimpin yang dewasa akan memperoleh kepuasan dalam menangani suatu pekerjaan dan
tidak menggagap pekerjaan sebagai beban hidup.
Bagi seorang yang berkepribadian dewasa pekerjaan sangat perlu untuk kelangsungan hidupnya
sebagai seorang individu. Pekerjaan merupakan jalan bagi dirinya untuk mengungkapkan dirinya
(aktualisasi diri). Dengan bekerja dirinya akan merasa terjamin untuk tidak berkubang dengan
kecemasan-kecemasan dan permasalahan-permasalahan dirinya sendiri.

Menerima Tanggung Jawab


Orang yang tidak dewasa akan mengeluh dan menyesal tentang kegagalan yang mereka alami.
Mereka akan merasa bahwa kegagalan yang mereka alami merupakan kesalahan orang lain dan
nasib baik sedang menjauhi mereka. Untuk menghindari kegagalan, mereka cenderung untuk
tidak menerima tanggung jawab. Sebaliknya bagi mereka yang berkepribadian dewasa segala
kesuksesan dan kegagalan merupakan tanggungjawab diri sendiri. Mereka menyadari bahwa
setiap orang memerlukan ketabahan dan kekuatan serta tempat berlindung pada saat-saat sulit,
dan yang bertanggung jawab untuk menangani hal tersebut adalah diri sendiri
Percaya pada orang lain/kekuatan lain seperti dukun, pimpinan, nasib baik, dll, untuk
memecahkan masalah merupakan suatu tanda ketidakdewasaan. Kepercayaan terhadap
kekuatan diri sendiri dan berani menerima tanggung jawab dalam kehidupan sangat penting
untuk menimbulkan rasa aman dan kebahagiaan.
Percaya Pada Diri Sendiri
Seorang pimpinan yang dewasa akan menyambut baik partisipasi orang lain, walaupun
menyangkut pengambilan keputusan yang sulit. Hal tersebut terjadi karena mereka sangat yakin
dan percaya terhadap kemampuan mereka sendiri sehingga tidak ada rasa takut untuk
berkompetisi. Mereka akan mudah melihat dan mengenal bahwa orang lain yang memiliki ide-ide
dan fikiran yang berharga. Bagi mereka kekuatan orang lain hanya akan menjadi ancaman bagi
orang yang tidak merasa aman, dan yang tidak ada kepercayaan terhadap dirinya sendiri.
Seorang pimpinan yang dewasa akan memperoleh kepuasan berdasarkan prestasi yang
dilakukan oleh bawahannya. Ia akan merasa bangga dalam keyakinan dan kesadaran bahwa
bawahannya adalah tanggung jawabnya. Sebaliknya bagi seorang pimpinan yang tidak dewasa
akan merasa sebagai suatu hal yang pahit dan menyakitkan apabila diberikan situasi yang
serupa.

Memiliki Rasa Humor


Tertawa adalah sehat. Orang yang dewasa atau matang setuju dengan ucapan itu. Namun
demikian orang yang dewasa tidak akan membuat orang tertawa dengan cara merugikan atau
melukai perasaan orang lain. Mereka juga tidak akan tertawa jika orang lain dalam keadaan
susah atau terluka perasaannya.
Orang yang sehat emosinya akan selalu mengingat bahwa humor itu harus baik sifatnya dan
menyebarkan kebahagiaan bagi yang mendengarkannya. Orang yang dewasa akan
menggunakan humor bukan sebagai alat pemukul atau menjatuhkan orang lain, tetapi sebagai
alat untuk melicinkan suasana dan mengendorkan ketegangan.

Memiliki Kepribadian yang Utuh


Orang yang dewasa, bukanlah orang yang membuang-buang dan menyia-nyiakan energinya
dengan memakai dan menggerakkan seluruh energinya ke berbagai arah yang tidak menentu,
bahkan sering bertentangan arah. Pada umumnya mereka adalah orang yang teratur dan sudah
terorganisir serta dapat menangani problemnya dengan efektif. Mereka bukan orang yang
mudah beralih perhatian atau menyimpang dari rencana oleh karena keinginan-keinginan yang
muncul dengan tiba-tiba, tetapi mereka dapat dengan mudah beralih dari kegiatan yang satu ke
kegiatan yang lain tanpa kebingunagan dan kekacauan.

Seimbang
Seorang pemimpin yang dewasa akan hidup dalam suatu kehidupan yang seimbang. Ia merasa
bangga menjadi bagian dari perusahaan dan tahu persis posisi dan peranannya di dalam
perusahaan. Ia pintar menempatkan diri sehingga tidak menyulitkan dirinya dan perusahaan. Ia
sanggup untuk bekerja keras dan selalu siap mengatasi tekanan yang diterimanya serta dapat
menikmati masa senggangnya dengan baik.

Menerima Diri Sendiri


Para pemimpin yang efektif mempunyai pandangan dan penilaian yang baik terhadap kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Pada kenyataannya hal ini sangat
menentukan kesuksesan seorang pemimpin. Namun hanya pemimpin yang memiliki kedewasaan
yang dapat memilih dan mengumpulkan pembantu-pembantu dan orang-orang dekatnya untuk
saling menutupi kekurangan dan kelemahan. Karena ia dapat melihat dan menilai diri sendiri
dengan baik secara objektif dan realistis, maka ia akan sanggup untuk menggunakan kelebihan
dan bakatnya secara efektif. Ia juga akan terbebas dari rasa frustrasi yang mungkin timbul
karena kegagalan mencapai suatu hal yang diluar kemampuan dirinya.

Memiliki Prinsip yang Kuat


Banyak pemimpin yang sungguh-sungguh melihat perusahaan sebagai suatu mahluk hidup yang
harus dijaga dan dipelihara. Mereka memandang dirinya sebagai pengawal bagi keselamatan dan
kebaikan perusahaan. Mereka menganggap dirinya berperan sebagai pengasuh dan pelindung
perusahaan yang kemudian meneruskan dan menyerahkan pengawalan dan fungsi mengasuh
tersebut kepada penerusnya.
Hal tersebut pula yang menjelaskan mengapa pemimpin tidak akan segan-segan untuk bersikap
keras dan tegas dalam menghadapi orang lain bila menyangkut keselamatan dan kelangsungan
hidup perusahaan. Mereka memegang teguh prinsip-prinsip yang telah ditanamkan dalam
perusahaan dan tidak akan kenal kata menyerah jika dihadapkan paa soal hidup matinya
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai