Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diera globalisasi dengan kemajuan teknologi komputer dan

komunikasi saat ini banyak menciptakan perubahan-perubahan pada dunia,

Salah satunya menciptakan persaingan antar perusahaan yang sangat ketat.

Persaingan ini terjadi tidak hanya pada perusahaan yang bergerak di satu

sektor yang sama, tetapi juga terjadi pada perusahaan yang bergerak di

sektor yang berbeda pula. Perusahaan yang memiliki asset tinggi saja tidak

cukup menjamin sebuah perusahaan untuk tetap bertahan. Perusahaan dinilai

dari bagaimana cara perusahaan mampu menghasilkan laba,

mempertahankan nilai investasi dan juga mengatasi pengeluaran yang terjadi

di perusahaan dengan memperhatikan laporan keuangan perusahaan.

Modal usaha sangat diperlukan dalam membangun dan

melangsungkan suatu usaha. Modal usaha dalam suatu perusahaan agar

mampu membangun dan melangsungkan suatu usahanya, melalui pasar

modal juga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kegiatan

ekonomi perusahaan. Menurut Polak (dalam Riyanto, 2010:18), modal

adalah sebagai suatu kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal.

Dengan demikian modal adalah yang terdapat dalam neraca sebelah kredit.

Adapaun yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah barang-barang

yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan. Jadi yang terdapat

dalam neraca sebelah debit.

1
2

Pasar modal adalah sarana bagi para investor dalam menyalurkan

dananya di berbagai sektor investasi dalam bentuk surat-surat berharga.

Salah satunya adalah saham. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah

memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus

dihadapinya. Jadi, semua investasi mempunyai tujuan utama yaitu

mendapatkan return. Return merupakan faktor yang memotivasi investor

dalam berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian dalam

menanggung risiko atas investasi yang dilakukan.

Return saham adalah variabel terikat dalam penelitian ini. Return akan

memberikan model estimasi yang tepat dibandingkan dengan harga saham

disebabkan sifat harga saham yang relatif dimana harga saham yang tinggi

belum tentu mencerminkan kinerja saham yang lebih baik dibandingkan

harga saham yang lebih rendah. Return saham diperoleh dari tingkat

pendapatan yang diperoleh dengan mengurangkan harga penutupan saham

sekarang dengan harga penutupan saham sebelumnya dibagi dengan harga

penutupan saham tahun sebelumnya. Return saham menunjukkan prestasi

emiten, sedangkan kinerja emiten mempengaruhi pergerakan return saham.

Investor dalam menilai kemampuan dan kinerja perusahaan untuk

menjalankan usahanya memerlukan informasi sebagai dasar pengambilan

keputusan investasi yang melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang

lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan no.1 (PSAK)

terdiri dari komponen-komponen berikut ini : (a) laporan posisi keuangan

(neraca) pada akhir periode; (b) laporan laba rugi komprehensif selama
3

periode; (c) laporan perubahan equitas selama periode; (d) laporan arus kas

selama periode; (e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan

kebijakan penting dan informasi penjelasan lain; dan (f) laporan posisi

keuangan komparatif (IAI:2009).

Parameter kinerja perusahaan yang menjadi perhatian investor dan

kreditor yaitu laba dan arus kas. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

no.2 paragraf 3, (2015) bahwa jika digunakan dalam kaitannya dengan

laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi

yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva

bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas)

dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu kas dalam rangka

adaptasi dengan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan

memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan

membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan (future cash flows)

dari berbagai perusahaan.informasi tersebut juga meningkatkan daya

banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat

meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda

terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas yang

berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode.

Menurut PSAK no.2 revisi 2009 mendefinisikan arus kas yaitu arus kas

yang berasal dari operasi merupakan indikator utama untuk menentukan


4

apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar

deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber

pendanaan dari luar.

Penelitian ini menggunakan arus kas operasi dikarenakan secara

teoritis semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi

tingkat kepercayaan investor pada perusahaan dan semakin besar nilai

expected return saham. Begitu juga sebaliknya jika semakin rendah arus kas

operasional perusahaan maka semakin rendah tingkat kepercayaan investor

pada perusahaan dan semakin kecil nilai expected return saham .

Penelitian ini juga menambahkan variabel ukuran perusahaan sebagai

variabel bebas dengan alasan para investor sebelum menanamkan modalnya

menganalisis dengan mempertimbangkan besar kecilnya perusahaan.

Menurut Riyanto (2010:343) ukuran perusahaan adalah besar kecilnya

perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan dan nilai total

aktiva. Sedangkan menurut Sujoko dan Ugi Soebiantoro (2010:255) ukuran

perusahaan adalah ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan diukur dengan

menggunakan total aset dan kapitalisasi pasar (market capitalization).

Market capitalization mendeskripsikan tentang nilai kekayaan perusahaan

saat ini yang didasarkan atas jumlah saham yang beredar dan harga per

lembar saham tersebut. Seperti halnya yang biasa terjadi yaitu size effect
5

dimana perusahaan dengan ukuran kecil cenderung mempunyai return yang

lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran yang lebih

besar.

Menurut Tandelilin (2010: 26), pasar modal merupakan pertemuan

antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan

demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk

memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu

tahun, seperti saham dan obligasi.

Return saham juga menunjukkan nilai dari suatu perusahaan. Nilai

perusahaan merupakan indeks yang tepat bagi investor untuk mengetahui

efektivitas perusahaan. Penelitian ini menambahkan nilai perusahaan sebagai

variabel intervening yang menghubungan antara arus kas dan ukuran

terhadap return saham. Nilai perusahaan merupakan persepsi para investor

dan calon investor atas kinerja perusahaan yang tercermin dari perubahan

harga saham. Kinerja perusahaan yang baik akan dinilai baik oleh pasar

sehingga permintaan saham akan meningkat diikuti dengan peningkatan

harga saham. Maka dari itu perlunya memaksimalkan tujuan perusahaan

melalui peningkatan kemakmuran para pemegang saham. Sehingga

peningkatan harga saham akan mempengaruhi capital gain sebagai unsur

return saham.
6

LQ45 adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan termasuk dalam 45 saham-saham yang memiliki likuiditas

tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental

perusahaan yang baik. Pada periode 2014-2018 hanya ada 26 sampel

perusahaan LQ45 yang tercatat dalam 5 tahun ini. Kinerja IHSG dari

perusahaan yang tercatat mengalami fluktuatif, sepanjang tahun indeks

LQ45 sudah memberikan return sebesar 22,33%. Namun, Pada tahun 2014

kinerja IHSG ditutup pada posisi 5.226,95 dengan return 22,29%, tahun

2015 kinerja IHSG ditutup pada posisi 4.593,01, tahun 2016 mengalami

kenaikan yang ditutup pada posisi 5.296,71 dengan return 15,32%, tahun

2017 kinerja IHSG ditutup pada posisi 6.355,65 dengan return 19,99% dan

pada tahun 2018 kinerja IHSG menjadi yang terburuk dalam 3 tahun terakhir

pada posisi 6.194,50 dengan return 0,06%.

Tingkat PER IHSG dan pertumbuhan laba yang melambat secara

berkelanjutan berisiko dapat mengakibatkan perlambatan kenaikan IHSG

atau bahkan penurunan IHSG. Hal ini juga berpengaruh pada investor jika

IHSG semakin melambat maka dapat menyebabkan pasar modal dapat

ditinggalkan oleh investor maupun investor asing karena tingkat keuntungan

atau return yang didapat juga menurun.

Dalam penelitian Dewi Rahmawati (2018) yang berjudul “Pengaruh

Akuntansi, Arus Kas Operasi. Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham”, disimpulkan bahwa adanya

pengaruh arus kas operasi dan ukuran perusahaan terhadap return saham.
7

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rezza Winar Nugroho

(2018) yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh

terhadap return saham.

Dalam penelitian Septy Kurnia Fidhayatin (2012) yang berjudul

“Analisis Nilai Perusahaan, Kinerja Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh

Perusahaan Terhadap Return Saham, menyebutkan adanya pengaruh antara

nilai perusahaan terhadap return saham. Penelitian Fauzia Marwah Noor

(2015) yang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Profitabilitas dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan” menyimpulkan bahwa

adanya pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai. Namun hal ini

bertolak belakang dengan penelitian Amalia Dewi Rahmawati yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara ukuran perusahan terhadap

nilai perusahaan.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas, maka judul dari penelitian ini

adalah “PENGARUH ARUS KAS DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP RETURN SAHAM MELALUI NILAI PERUSAHAAN

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PERUSAHAAN LQ 45

TAHUN 2014 – 2018”


8

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atsa, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh arus kas terhadap return saham ?

2. Apakah ada pengaruh arus kas terhadap nilai perusahaan ?

3. Apakah ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap return saham ?

4. Apakah ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan ?

5. Apakah ada pengaruh nilai perusahaan terhadap return saham ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai perumusan masalah di atas, maka tujuan dari

dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan mendekripsikan pengaruh arus kas

terhadap return saham.

2. Untuk menganalisis dan mendekripsikan pengaruh arus kas

terhadap nilai perusahaan.

3. Untuk menganalisis dan mendekripsikan pengaruh ukuran

perusahaan terhadap return saham

4. Untuk menganalisis dan mendekripsikan pengaruh ukuran

perusahaan terhadap nilai perusahaan.

5. Untuk menganalisis dan mendekripsikan pengaruh nilai perusahaan

terhadap return saham.


9

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut :

Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan, serta meningkatkan

pengetahuan dan wawasan bagi pengembangan ilmu akuntansi

terutama terkait Pengaruh Arus Kas dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Return Saham Melalui Nilai Perusahaan.

Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan

teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan dunia kerja

nyata, mengetahui lebih dalam tentang analisis laporan keuangan

dan penentuan return saham.

2. Bagi Perusahaan

Dapat menjadikan solusi bagi perusahan mengenai masalah-

masalah yang terjadi dan menjadi solusi pengambilan keputusan

mengenai kebijakan baru yang akan dibuat.

3. Bagi Universitas

Dapat menjadi tambahan referensi sehingga dapat dijadikan bahan

acuan atau referensi penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai