Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini
masih banyak kekurangan. Baik isi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu
kritik, saran dan pendapat pembaca sangat kami harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan serta memperluas wawasan bagi penulis dan para pembaca
umum nya.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
Daftar isi............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
Rumusan Masalah............................................................................................. 4
Manfaat .............................................................................................................. 5
Pendapat ............................................................................................................ 14
Diskusi ................................................................................................................ 14
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................................... 15
Ucapan ............................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Telah banyak kita ketahui di negara kita ini, telah sering terjadi konflik
dan bencana, yang tanpa kita sadari itu hakikatnya adalah timbul dari ulah atau
perbuatan dari tangan-tangan manusia yang tidak ber akhlak.
Sehingga dampak keburukannya tidak hanya di rasakan oleh pelakunya saja, tetapi
juga berdampak kepada manusia atau bahkan kepada makhluk hidup yang lainnya.
1.1Rumusan Masalah
4
1.3 Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah tentang akhlak / norma ini adalah untuk
mengingatkan kembali kepada kita semua khususnya bagi penulis betapa penting nya
akhlak / norma. yang belakangan ini sudah banyak di lupakan atau di tinggalkan
karena beberapa hal yang mempengaruhinya. Diantaranya yaitu derasnya
Modernisasi dan Globalisasi yang mau tidak mau harus kita ikuti bersama untuk
perkembangan jalannya kehidupan di dunia saat ini.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kata akhlak berasal dari bahasa arab yang sudah diindonesiakan yang juga
diartikan dengan istilah perangai atau kesopanan. Kata “akhlak” adalah jamak dari
kata “khulqun” yang secara etimologis mempunyai arti tabi’at (al sajiyyat), watak (al
thab) budi pekerti, kebijaksanaan, agama (al din) menurut para ahli akhlak adalah
suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-
perbuatandengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran ( secara spontan ),
pertimbangan atau penelitian. Akhlak biasa disebut juga dengan dorongan jiwa
manusia berupa perbuatan yang baik dan buruk.
- Ibnu Athir dalam Annihayah menerangkan bahwa “pada hakikatnya khuluq ialah
gambaran batin manusia yang paling tepat (yaitu jiwa dan sifat), sedangkan khalqun
merupakan gambaran bentuk luarnya ( raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya
tubuhnya dan lain sebagainya)”
-Barmawy umary berpendapat bahwa penggunaan kata akhlak seakar dengan kata
khaliq ( Allah pencipta ) dimaksudkan agar terjadi hubungan baik antara manusia
sebagai mahkluk dengan Allah sebagai khaliq-nya, dan antara manusia sebagai
makhluk dan makhluk-makhluk yang lainnya.
Dalam islam telah dijelaskan mengenai akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Hal
itu tercantum dalam Al-Quran dan juga hadits Nabi SAW. Yang pada akhirnya kedua
hal tersebut dijadikan sebagai sumber ilmu akhlak dalam islam. Namun demikian,
Islam tidak menafikan adanya standar lain selain al-Quran dan Sunnah untuk
menentukan baik dan buruk akhlak manusia.
Standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah akal dan
nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Dengan hati nuraninya, manusia
dapat menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar
kepada manusia berupa tauhid.[10]
Allah Swt. Berfirman yang Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani
6
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".” (QS. al-A’raf
[7]: 172).
Dalam ayat yang lain Allah Swt. Berfirman yang artinya : “Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. al-
Rum [30]: 30)
Para ahli berbeda pendapat, namun intinya sama yaitu tentang prilaku
manusia. Pendapat-pendapat ahli tersebut dihimpun sebagai berikut :
1. Abdul hamid mengatakan akhlak ialah ilmu tentang keutamaan yang harus
dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi degan kebaikan, tentang
keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya kosong ( bersih ) dari segala
keburukan.
3. Ahmad Amin mengatakan bahwa bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan
buruk .contohnya apabila kebiasaan member suatu yang baik, maka disebut akhlakul
karimah dan bila perbuatan itu tidak baik disebut akhlakul madzmumah.
Beberapa istilah tentang akhlak, moral, etika dan juga budi pekertisering
disinonimkan antar istilah yang satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya
semua mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberi orientasi sebagai petunjuk
kehidupan manusia.
7
1. Akhlak terhadap Tuhan
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang diberikan kesempurnaan dan kelebihan
dibanding makhluk lainnya.Manusia diberikan akal untuk berpikir, perasaan dan
nafsu, maka sepantasnyalah mempunyai akhlak yang baik terhadap Allah.
Allah telah banyak memberikan kenikmatan yang tidak ada bandingannya dan
kenikmatan dari Allah tidak akan dapat terhitung. Sesuai dengan firman Allah:
ٌ َُّللاَ لَغَف
ور َر ِحي ٌم َوإِ ْن تَعُدُّوا نِ ْع َمةَ ه
ُ َّْللاِ ََل تُح
صوهَا ۗ إِ هن ه
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang." .(QS. An-Nahl: 18)[20]
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Allah sebagai khalik.
Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani.Jasmani merupakan badan
kasar yang kelihatan, sedangkan rohani ialah badan halus yang bersifat abstrak seperti
akal, hati dan sebagainya.
Adapun kewajiban manusia dalam hubungannya dengan kebutuhan batin atau rohani,
terkait dengan unsure akal dan hati.Kewajiban manusia terhadap aspek rohani bagi
8
dirinya sendiri dapat dikatakan lebih berat karena sifatnya yang abstrak.Namun
demikian, kebutuhan dalam bidang ini dapat dianggap sebagai kebutuhan yang
esensial. Mengabaikan kebutuhan ini memang tidak akan menyebabkan kematian,
tetapi pasti akan menyebabkan kehinaan dan kemstaan.
Manusia juga berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan hati yang merupakan sumber
rasa. Hati yang tentram akan menciptakan rasa aman dan bahagia. Sebaliknya, hati
yang hampa dan tidak terbina akan menghasilkan rasa gundah, marah, dan tersiksa.
Manusia yang mengabaikan kebutuhan hati akan kehilangan rasa yang
menghancurkan jati dirinya. Rasa kasih saying, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas,
dan rasa berani, pada kenyataannya merupakan kebutuhan nuramah yang wajib
dipenuhi oleh setiap manusia . Dalam Al-qur an surah al-Fajr 27-30 ditegaskan:
Manusia adalah makhluk sosial yang kehidupannya tidak dapat diisolasikan secara
permanen dari sesamanya.Kelahiran manusia di muka bumi ini dimungkinkan dari
kedua orang tuanya yang kemudian menjadi lingkungan pertamanya di
dunia.Perkembangan manusia kemudian tergantung pada interaksi dengan kelompok
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.Pada akhirnya, manusia menempati posisi
dan memerankan tugas tertentu.Dalam kaitan ini, maka kewajiban manusia dengan
sesama harus dipenuhi sehingga tercipta kondisi yang harmonis dan dinamis yang
menjamin kelangsungan hidupnya. Dalam Al-qur’an surat Ali Imran ayat 112, Allah
berfirman:
ت َعلَ ْي ِه ُم
ْ َّللاِ َوض ُِر َبب ِمنَ ه ٍ ضَ َاس َوبَا ُءوا بِغ ِ َّللاِ َو َح ْب ٍل ِمنَ النه ت َعلَ ْي ِه ُم الذِِّلهةُ أَيْنَ َما ث ُ ِقفُوا إِ هَل بِ َح ْب ٍل ِمنَ ه ْ َض ُِرب
ٰ ٰ
ِ ْال َم ْس َكنَةُ ۚ ذَلِكَ بِأَنه ُه ْم كَانُوا يَ ْكفُ ُرونَ بِآيَا
َص ْوا َوكَانُوا يَ ْعتَدُون ٍ ِّ َّللاِ َويَ ْقتُلُونَ ْاْل َ ْن ِبيَا َء ِبغَي ِْر َح
َ ق ۚ ذَلِكَ بِ َما َع ت ه
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia".[26]
9
Dari ayat diatas menjelaskan bahwa manusia tidak bisa lepas dari ikatan (agama)
Allah dalam hal menjalankan perintah Allah dan meningggalkan larangan-Nya yang
termasuk dalam etika (akhlak) terhadap Allah, dan manusia juga tidak bisa terhindar
dari urusan kemanusiaan, karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan
antar sesamanya.
Islam memerintahkan manusia untuk memenuhi hak-hak pribadinya dan berlaku adil
terhadap dirinya sendiri, dalam memenuhi hak-hak pribadinya juga tidak boleh
merugikan hak-hak orang lain.
Islam mengimbangi hak-hak pribadi, hak-hak orang lain dan hak masyarakat
sehingga tidak timbul pertentangan. Semuanya harus bekerja sama dalam
mengembangkan hukum-hukum Allah. Akhlak terhadap manusia merupakan sikap
seseorang terhadap orang lain.
Sebagai seorang anak, wajib berbakti kepada orang tua, setelah takwa kepada
Allah. Orang tua telah bersusah payah memelihara, mengasuh, mendidik sehingga
menjadi orang yang berguna dan berbahagia. Karena itu anak wajib mentaatinya,
menjunjung tinggi titahnya, mencintai mereka dengan ikhlas, berbuat baik kepada
mereka, lebih-lebih bila usia mereka telah lanjut, jangan berkata keras dan kasar
kepada mereka.[27]
سانًا ۚۚ إِ هما يَ ْبلُغ هَن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أَ َحد ُ ُه َما أَ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما
َ ْض ٰى َربُّكَ أ َ هَل ت َ ْعبُد ُوا إِ هَل إِيهاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِح
َ ََوق
ف َو ََل تَ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَل ك َِري ًماٍ ِّ ُ أ
Di dunia ini tidak seorang pun yang menyamai kedudukan orang tua. Tidak
ada satu usaha dan pembalsan yang dapat menyamai jasa kedua orang tua terhadap
10
anaknya. Perbuatan yang harus dilakukan seorang anak terhadap orang tua menurut
Al-qur an sebagai benkut :
2. Mendoakan keduanya
Apabila kedua orang tuanya telah tiada, seorang anak masih berkewajiban
berbakti kepadanya, yaitu dengan cara:
Anak adalah amanah yang dititipkan Allah kepada orang tuanya. Sebagai
amanah, orang tua berkewajiban untuk memelihara dan mendidiknya agar ia menjadi
orang yang baik dan berguna dikemudian hari.[30]
11
3. Mengkhitankannya
5. Memberi nafkah
12
Dalam hal ini ada beberapa kewajiban yang harus diperhatikan oleh masing-
masing, antara lain[35]:
Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan
mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat
dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan
kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan
baik. Allan berfirman:
Dalam ajaran Islam akhlak terhadap alam seisinya dikaitkan dengan tugas manusia
sebagai khalifah di muka bumi. Manusia bertugas memakmurkan, menjaga dan
melestarikan bumi ini untuk kebutuhannya. Akhlak manusia terhadap alam bukan
hanya semata-mata untuk kepentingan alam, tetapi jauh dari
13
BAB III
Para ahli berbeda pendapat, namun intinya sama yaitu tentang prilaku
manusia. Pendapat-pendapat ahli tersebut dihimpun sebagai berikut :
3. Ahmad Amin mengatakan bahwa bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan
buruk .contohnya apabila kebiasaan member suatu yang baik, maka disebut akhlakul
karimah dan bila perbuatan itu tidak baik disebut akhlakul madzmumah.
14
BAB IV
A. Kesimpulan.
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara
spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur
paksaan. ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna
untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat
kebaikan dan menghindarkan keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat dengan
etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.
B. Saran.
Mempelajari ilmu akhlak merupakan sesuatu yang sangat mudah. Dalam artian, kita
dapat memahami ruang lingkup, definisi dan juga sumber keilmuan tersebut. namun
hal yang harus dilakukan bukan hanya saja mempelajari ilmu akhlak tersebut,
melainkan untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
15
Daftar pustaka
Zahruddin AR, M. dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, PT. Raja
GrafindoPersada, Jakarta 2004, Hal. 1
Departemen Agama RI, Mushaf al-Qur’an dan Terjemahannya, Edisi Tahun 2012, al-
Huda. Jakarta,2012. Hal.565
Manan Idris, DKK. Reorientasi Pendidikan Islam , Hilal Pustaka: Pasuruan 2006 Hal.
107
Taufik Abdullah DKK,Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, PT Ichtiar Baru van Hoeve,
Cetakan kedua, Jakarta, 2003, Hal. 326.
16