PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tanah (bahasa Yuyangi: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak
bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Ahli pertanian menyebutkan bahwa tanah merupakan medium tempat tumbuhnya
tumbuhan dan tanaman yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Mulainya
usaha pertanian selalu dengan campur tangan manusia terhadap lahan untuk
memperoleh hasil dari lahan tersebut. Pertanian kuno hanya menerapkan satu atau dua
usaha, yaitu pemungutan hasil atau peyangaman dan pemungutan hasil (Hasan Basri,
2008).
Tanah adalah sumber daya yang perlu dipertahankan kesuburannya agarr tetap
menghasilkan hasil yang maksimal tanpa merusak tanah. Pemakaian tanah untuk
pertanian dan perkebuyang secara terus-menerus dan membagi buta dapat membuat
tanah menjadi tidak subur atau tandus. Beberapa penyebab ketidak kesuburan tanah
ialah pencemaran tanah oleh limbah buangan, pestisida, tanaman monoton dan lain-lain
(Alqamari, 2014)
Kemajuan dibidang teknologi sejak hipotesa Aristoteles, yang menyebutkan bahwa
tanaman mendapat makayang dari tanah. Namun teori-teori pokok dari hara tanaman
baru ditemukan pada abad ke-19. Penemuan teori itu membuka kesempatan untuk
memikirkan perayang tanah. Awal pengerjaan lahan yang merupakan kelanjutan dan
penerapan teori pokok tentang hara mengharuskan pengerjaan lahan Apa dampak
pengolahan tanah?untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh
produksi yang tinggi. Anggapan dan teori ini didasari oleh konsep bahwa tanaman akan
masuk ke dalam tanah, sehingga dapat menerap tanah lebih banyak. Oleh karena itu
tanah perlu digemburkan (Hasan Basri, 2008).
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pengolahan tanah?
2. Bagaimana langkah-langkah pengolahan tanah?
3. Apa saja macam-macam dari Pengolahan Tanah ?
4. Apa dampak dari pengolahan Tanah?
1.3.Tujuan
1. Mengetahui sistem pengolahan tanah.
2. Mengetahui langkah-langkah pengolahan tanah.
3. Mengetahui macam – macam dari pengolahan tanah
4. Mengetahui dampak dari pengolahan tanah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem pengolahan tanah terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan seberapa
banyak residu tanaman yang diangkat dari lahan pertanian. Di Amerika Serikat sejak tahun 1997,
sistem pengolahan tanah konservasi semakin banyak digunakan karena menghemat banyak waktu,
energi, tenaga kerja, dan biaya. Selain itu, pengolahan tanah konservasi berarti semakin sedikit
mesin pertanian yang bergerak di atas lahan pertanian sehingga mencegah pemadatan tanah. Namun
semakin sedikit tanah yang dibalikkan, semakin sedikit pula cahaya matahari dan udara yang
menyentuh tanah bagian dalam, sehingga menghambat penanaman di awal musim semi karena
Manfaat keberadaan residu tanaman di lahan pertanian adalah mencegah erosi karena
memperlambat aliran air permukaan, dan mampu menjadi kompos alami karena terdekomposisi
selama masa penanaman. Pengolahan tanah rotasi hanya mengolah tanah secara periodik, yaitu
Pembersihan areal ialah pembersihan galengan sawah dari semua hal yang
mengganggu. Pembersihan dilakukan terhadap pepohoyang, semak-semak, alang-alang
atau tumbuhan lainnya yang berpotensi menganggu tumbuhnya tanaman yang akan
dibudidayakan. Agar lebih bermanfaat rerumputan yang sudah dibersihkan tadi bisa
dimanfaatkan lebih lanjut. Rerumputan dan residu jerami bisa dimanfaatkan sebagai
pakan ternak , kompos, atau bahan bakar. Galengan sawah pada tanah pertanian
memiliki fungsi yang penting. Galengan sawah berfungsi buat menahan air selama
mengolah tanah agar tak mengalir keluar petakan. Fungsi lainnya berhubungan dengan
pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi.
Setelah dibersihkan dari rerumputan dan tanaman, tanah diperbaiki dan dibuat lebih
tinggi. Selain memperbaiki tanah, pembersihan juga bertujuan memperlancar arus air
dan menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke petak sawah. Pembersihan
tanah pertanian bisa dilakukan dengan tangan , cangkul, atau linggis.
2. Pembajakan
Membajak juga melakukan pembalikan tanah dengan cangkul, garu, waluku, atau
traktor. Pembalikan dilakukan dengan kedalaman 30-50 cm bergantung dari jenis tanah.
Setelah dibalik tanah diratakan sampai halus agar bisa ditanami dengan baik. Dari
proses ini diharapkan terjadi proses mineralisasi bahan-bahan organik sehingga tanah
menjadi gembur kembali. Membajak tanah pertanian sebenarnya memiliki arti krusial
bagi petani. Membajak membuat petani mengerti bagaimana menghasilkan produksi
yang baik. Hasil produksi yang baik seharusnya didapatkan oleh petani setelah proses
pembajakan. Pembajakan tanah ialah fase yang paling menghabiskan tenaga petani.
Hampir empat puluh persen biaya produksi terserap pada fase ini.
Kondisi tanah pertanian Indonesia dengan tiga kali panen tiap tahunnya membuat
tanah pertanian kehilangan unsur-unsur organiknya. Akhirnya tanah menjadi tandus
dan bisa memengaruhi hasil produksi pertanian. Maka sebenarnya tanah sebagai media
tanam harus disiapkan dengan baik, dari sinilah sebenarnya peran kita sangat
dibutuhkan untuk terus meningkatkan produksi petani dengan berbagai ilmu yang telah
didapat dalam belajar.
3. Penggaruan
Penggaruan dan pembajakan tanah sebenarnya dua kegiatan yang memiliki kaitan
erat. Penggaruan atau penggemburan dilakukan dua tahap. Termin pertama dengan cara
menghancurkan gumpalan tanah menjadi struktur remah. Dari bentuk remah struktur
tanah akan menjadi halus dan merata. Jarak antara pembajakan dan penggaruan termin
1 berkisar 1 atau 2 minggu . Penggaruan termin dua bertujuan buat melumatkan tanah,
sehingga semua tanah melumpur dan tanah menjadi halus. Tanah bisa dikatakan halus
ketika menginjakkan kaki ke dalam lumpur terdapat kubangan bekas kaki dan lumpur
akan saling mengisi.
1. Laba Teknis
2. Laba Ekonomis
Biaya yang dikorbankan lebih rendah sehingga bisa meningkatkan laba petani.
Penelitian di Pulau Jawa menyebutkan bahwa biaya pengolahan per hektar dengan
traktor lebih murah dibanding menggunakan tenaga manusia dan hewan.
3. Laba Waktu
Dengan donasi mesin tentunya pengolahan tanah akan lebih cepat. Dari sini proses
budidaya tanaman tentu akan lebih cepat . Untuk tanaman yang berumur pendek, residu
waktu bisa digunakan buat melakukan budidaya lagi.
Pengolahan tanah pertanian harus dilakukan dengan seksama, agar hasil pertanian pun
maksimal.
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pada umumnya petani melakukan pengolahan tanah dengan langkah-langkah
yaitu Land Clearing(Membersihkan Areal), pembajakan, penggaruan.
Dalam pengolahan tanah terdapat dampak positif dan negatifnya. Dampak
positifnya yaitu meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang
memungkinkan tanah mendapatkan aerasi udara, membantu mencapuradukkan residu
tanaman, materi organik tanah, dan nutrisi menjadi lebih merata, membunuh gulma
secara mekanis, mengeringkan tanah sebelum peyangaman benih. Sedangkan dampak
negatif dari pengolahan tanah yaitu mengeringkan tanah sebelum peyangaman benih.
Hal ini merupakan dampak yang negatif pada wilayah beriklim kering. Tanah akan
kehilangan banyak nutrisi seperti nitrogen dan kemampuannya dalam menyimpan air,
mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan erosi tanah, pembajakan
mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga mempercepat erosi. Dengan
laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air permukaan yang
membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada periode peyangaman
sebelumnya, mengurangi kadar organik tanah, mengurangi jumlah organisme tanah
bermanfaat seperti mikroba, cacing tanah, semut, dan sebagainya, menghancurkan
agregat tanah, risiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak serta
residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang organisme dan
serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu produksi, juga
mengundang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Syifa. 2012. Pengolahan Lahan Pertanian. http://www.binasyifa.com.
Abdullah. 2003. Tujuan Pengolahan
tanah. https://mgmpagrominapacitan.wordpress.com
SISTEM PENGOLAHAN TANAH
KELOMPOK 4 :
1. Andre Alexander S.
2. Sinta Sulvia Ningtyas 1806541069
3. I Gusti Ngurah Darma C. 1806541086
4. Stefania Desyani Dergong 1806541097
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
AGROEKOTEKNOLOGI
2018