193 420 1 SM
193 420 1 SM
I Wayan Sudana
Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar
Ringkasan Eksekutif
Tari Baris Gede adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang
dipentaskan saat upacara ritual keagamaan Hindu di hampir semua desa-desa di
Kabupaten Bangli. Tari Baris Gede perlu dilestarikan karena tari tradisional ini
hanya dipentaskan saat ada ritual keagamaan, kebanyakan ditarikan oleh para lelaki
sepuh sehingga tidak banyak ada regenerasi penari, dan jarang ada pembinaan tari ini
untuk anak-anak. Disamping perlunya anak-anak muda yang berkompetensi menari
dan melatihkan tari ini ke generasi selanjutnya, buku panduan pelatihan Tari Baris
Gede merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk menjamin pelaksanaan
pelestarian seni tari ini berlangsung dengan baik. Kegiatan pembinaan Tari Baris
Gede di Pesraman Gurukula telah berhasil melatihkan sekelompok remaja pria yang
mampu menarikan Tari Baris Gede dengan sangat baik dan sebuah buku pedoman
pelatihan Tari Baris Gede yang sangat sederhana yang dapat dipergunakan oleh para
penari atau pelatih tari generasi selanjutnya. Keberhasilan kegiatan ini adalah awal
bagi pelestarian seni tari tradisional Bali. Pembinaan yang lebih intensif dan
sistematis perlu dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, instansi non
pemerintah maupun oleh masyarakat secara mandiri.
Kata-kata kunci: Tari Baris Gede, pembinaan, tradisional, pelestarian
Executive Summary
A. PENDAHULUAN
B. SUMBER INSPIRASI
Tari Baris Gede adalah salah satu kesenian tradisional ritual keagamaan yang
perlu dilestarikan, tidak saja regenerasi penari tetapi juga dokumentasi ragam gerak
dan ragam busana tari tersebut.
C. METODE
D. KARYA UTAMA
Karya utama dari kegiatan ini adalah (1) kompetensi sekelompok remaja
putra dari Pesraman Gurukula dalam menarikan Tari Baris Gede, yang selanjutnya
para penari ini diharapkan sebagai duta pelestari seni tari sakral (tradisional), dan (2)
panduan pelatihan Tari Baris Gede, yang dihimpun dari berbagai sumber(1-5) dan
telah melalui ujiterap dalam kegiatan-kegiatan pembinaan Tari Baris Gede di
Pesaraman Gurukula.
Panduan gerak Tari Baris Gede disusun berdasarkan eksistensinya saat ini
dan hasil telaah literatur berkaitan dengan tari baris dan tari ritual(1-5) serta setelah
melalui hasil ujiterapdapat dijelaskan berturut-turut sebagai berikut.
1. Bagian Pepeson
a. Bagian ini dimulai dari agem kanan,
dengan gerakan berjalan pelan langkah
kaki kiri dan kaki kanan, tangan kanan
memegang tombak dipundak kanan
miring ke belakang, tangan kiri
metayungan, pandangan ke depan
ekspresi mata mendelik. Gerakan ini
dilakukan berulang-ulang, diakhiri
dengan gerakan ngangkab, mundur
kaki kiri dan kaki kanan secara
bergantian dan tanjek kiri (agem Sekelompok penari berjalan pelan
kanan) dengan tombak di pundak kanan.
2. Bagian Pengawak
a. Dari agem kanan, gerakan piles kiri
disertai ucapan ih…..(digetarkan),
ngelier kiri, kipekan ke depan,
manggutan angkat kaki kiri disertai
ucapan air…., taruh kaki kiri, ngangkab
tanjek kanan. Dorong dan langkahkan
kaki kanan dan kiri ke pojok kanan
depan, dorong dan langkahkan kaki kiri
dan kanan ke pojok kiri depan, mundur
kanan dan kiri, maju kaki kiri dan
kanan, piles kiri angkat kaki kiri, taruh Penari dalam posisi berhadap-
kaki kiri dibelakang dan ngelier, hadapan, pada bagian pengawak.
ngangkab kipekan ke depan mendelik,
tanjek kanan (agem kiri)
27
I Wayan Sudana, Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 2(2), 2011, 22-34
E. ULASAN KARYA
disediakan secara gratis, mereka berada jauh dari orang tua. Meskipun demikian
tidak menyurutkan semangat mereka di dalam mengikuti setiap kegiatan yang telah
direncanakan. Selama tiga bulan kegiatan pengabdian di Pesraman Gurukula ini,
peserta anak didik dapat mengikuti kegiatan dengan baik dalam pembinaan Tari
Baris Gede. Hanya dengan bermodalkan semangat dan disiplin tinggi, mereka
berhasil menarikan Tari Baris Gede yang dipentaskan saat ada ritual keagamaan di
Pesraman Gurukula maupun di pura desa setempat.
F. KESIMPULAN
Kegiatan pembinaan seni tari berdampak pada peserta didik dapat yang
mampu mempertunjukkan Tari Baris Gede akan menggugah semangat masyarakat di
dalam melestarikan tari tradisional; tersebut dalam mementaskannya setiap ada
upacara Agama Hindu di Bali.
Manfaat yang dirasakan dari kegiatan ini adalah bagi:
1. Peserta Pembinaan
Para siswa di Yayasan Pesraman Gurukula Bangli ini pada umumnya berasal
dari keluarga kurang mampu. Mereka berasal dari seluruh Kabupaten di Bali, bahkan
ada juga yang berasal dari luar Bali. Sementara ini Yayasan Pesraman Gurukula
Bangli hanya baru menampung siswa pria saja. Meskipun demikian siswa putri yang
berasal dari luar Bali (berbasis Hindu Jawa) dan melanjutkan studi di SMA maupun
SMK mendapat perhatian khusus dari pengurus Yayasan dan ditampung di asrama
Gurukula. Mereka semua baik yang berasal dari Bali maupun luar Bali tinggal di
asrama Yayasan, makan, tidur, pendidikan, buku-buku, dan lain-lain semuanya
ditanggung oleh Yayasan Gurukula secara gratis. Semua kegiatan kelas baik itu Intra
kurikuler maupun ekstra kurikuler (bidang pengembangan diri) dapat diikuti dengan
disiplin yang tinggi dan bertanggung jawab. Meskipun mereka berasal dari latar
belakang kemampuan yang sangat berbeda, dalam memberikan pelatihan tari
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dalam kegiatan pelatihan diusahakan
diberikan ragam gerak yang sederhana dan dengan mudah diikuti oleh anak didik.
Yang paling penting dapat membangun semangat anak didik untuk bisa menghargai
keseniannya sendiri sebagai warisan para leluhur.
34
I Wayan Sudana, Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 2(2), 2011, 22-34
2. Pembina Tari
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat sangat dibutuhkan oleh para
Pembina atau Para Dosen, karena melalui kegitan ini mereka dapat mendarma
bhaktikan bidang ilmunya kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu
dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mengemban tiga kegiatan yaitu, Pengajaran,
Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Penyampaian materi dengan
memakai metode yang tepat sasaran dan mudah dipahami oleh siswa, dan pada
akhirnya dapat meningkat motivasi, keterampilan para siswa dalam pelestarian
kesenian Bali di masa mendatang.
3. Masyarakat Sekitar
Pada setiap kegiatan pembinaan seni, faktor penentu dalam keberhasilannya
selain peserta dan pembinan adalah masyarakat pendukungnya, termasuk juga orang
tua dan keluarga sebagai pendorong dalam peningkatan minat anak didik dalam
pelestarian kesenian khususnya seni tari serta ikut secara tidak langsung memberi
penilaian terhadap keberhasilan suatu pembinaan seni itu sendiri.
H. DAFTAR PUSTAKA
(1) Bandem, I Made. 1975/1976. Barong di Bali ditinjau dari Segi Ritual dan
Perkembangannya sebagai Seni Pertunjukan, Denpasar; Proyek Sasana Budaya
Bali.
(2) Bandem, I Made dan Frederik Eugene deboer. 1981. Kaja and Kelod: Balinese
Dance in Transition, Kuala Lumpur: Oxford University Press.
(3) Bandem, I Made 1991. Tari-Tarian Bali Dalam Agama Hindu. Denpasar:
Parisada Hindu Dharma.
(4) Dibia, I Wayan. 1985. Mengenal Tari-Tarian Bali Sebelum Abad XX.
Denpasar: Akademi Seni Tari Indonenesia.
(5) Dibia, I Wayan.1992. Prembon: Sebuah Dramatari dan Konsep Olah Seni.
Jakarta : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
I. PERSANTUNAN