KOJI
KOJI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Mikrobiologi Industri yang
Diampu oleh Dra. M. G. Isworo Rukmi, M. Kes.
Disusun Oleh:
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fermentasi merupakan proses perubahan senyawa organik komplek menjadi lebih
sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Fermentasi pada dunia mikrobiologi
industry memiliki arti yaitu setiap proses yang menghasilkan produk dari pembiakan
mikroorganisme. Suprihatin (2010) berpendapat bahwa proses fermentasi membutuhkan
bantuan mikroorganisme yang akan mengeluarkan metabolitnya yang dapat
menguraikan senyawa kompleks. Produk atau biomassa sel hasil fermentasi bermanfaat
bagi kehidupan manusia, contohnya seperti etanol, asam citrat, antibiotik dan lain-lain.
Fermentasi juga sering digunakan untuk menghasilkan bahan pangan. Contoh hasil
olahan bahan makanan yang menggunakan proses fermentasi seperti kecap, tempe, keju,
yoghurt, dan banyak lainnya. Jepang merupakan salah satu negara yang terdapat banyak
olahan makanan yang berasal dari proses fermentasi, seperti natto, sake, dan koji.
Salah satu makanan fermentasi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Koji.
Koji merupakan salah satu makanan dari Jepang yang diproduksi melalui proses
fermentasi. Koji biasa digunakan sebagai bumbu dapur serbaguna atau juga sebagai
bahan campuran dalam pembuatan miso. Koji berasal dari beras yang difermentasi
menggunakan bantuan mikroorganisme. Menurut Rananingrum (2018) beras yang telah
dikukus dan ditumbuhi spora jamur (ragi tempe) dan kemudian diinkubasi selama tiga
hari. Beras yang digunakan dalam pembuatan koji berbeda dengan beras biasa, yaitu
menggunakan varietas beras yang berkadar protein rendah.
B. Tujuan
1. Mengetahi proses pembuatan koji.
2. Mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan koji.
3. Mengetahui media yang digunakan dalam menumbuhkan mikroba dalam pembuatan
koji.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Mikroba
Menurut Ratnaningrum (2018), dalam jurnal yang berjudul “The production of corn
kernel miso based on rice-koji fermented by Aspergillus oryzae and Rhizopus oligosporus”
digunakan mikroba berupa fungi jenis Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus.
2.2.1 Aspergillus oryzae
Aspergillus oryzae dikenal sebagai kapang yang paling banyak
menghasilkan enzim yaitu α–amilase, α –galaktosidase, glutaminase, proteinase, dan
β–glukosidase. Aspergillus oryzae juga banyak digunakan dalam industri kecap.
Pada fermentasi kapang dalam pembuatan kecap, Aspergillus oryzae tumbuh secara
vegetatif dengan menggunakan nutrien yang mempunyai berat molekul rendah
serta membebaskan beberapa enzim yaitu protease, amilase, invertase, dan selulase.
Dari beberapa enzim ini yang paling penting adalah enzim protease dan amilase.
Kedua enzim ini akan merombak protein dan karbohidrat menjadi senyawa yang
lebih sederhana yaitu asam amino dan glukosa. Selain itu, Aspergillus oryzae
dimanfaatkan dalam pembuatan koji dan derivatnya, sake, shoyu, dan miso.
Proses fermentasinya tidak menghasilkan aflatoxin. Aspergillus oryzae bukan
mikroba patogen (Widayat, 2005).
2.2.2 Rhizopus oligosporus
Rhizopus oligosporus koloni berwarna putih abu-abu, dan mencapai tinggi sekitar
1 mm. Sporangiofor dapat tunggal atau berkelompok hingga 4, berwarna subhialin
hingga kecoklatan, muncul berlawanan arah dengan rhizoid yang sangat pendek,
berdinding halus atau agak kasar, panjang hingga 1000 μm dan berdiameter 10-18 μm.
sporangia berbentuk bulat, berwarna hitam kecoklatan pada saat matang, dan
berdiameter 100-180 μm. kolumela berbentuk bulat hingga semi bulat dengan bentuk
apofise menyerupai corong. Sporangiaspora berbentuk bulat, elips, atau tidak teratur,
memiliki panjang 7-10 mm, membentuk massa berwarna kecoklatan, bila tunggal
berwarna subhialin, dan berdinding halus. Khlamidiospora banyak, dapat tunggal atau
membentuk rantai pendek, tidak berwarna, mengandung butir-butir granular, terdapat
pada daerah hifa dan sporangiofor, berbentuk bulat elips atau silindris dan berukuran 7-
30 μm atau (2-45) x (7-35) μm. spesies ini memiliki suhu pertumbuhan optimum 30°-
35°C, minimum 12°C, dan maksimum 42°C (Gandjar, 2006). Beberapa sifat penting
dari Rhizopus oligosporus antara lain meliputi aktivitas enzimatiknya, kemampuan
menghasilkan antibiotika, biosintesa vitamin-vitamin B, kebutuhannya akan senyawa
sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan spora, dan penetrasi miselia jamur tempe
ke dalam jaringan biji kedelai (Sine, 2018).
3.1 Koji merupakan salah satu makanan yang berasal dari Jepang berupa beras berkadar protein
rendah yang di fermentasikan dengan bantuan mikroorganisme dan digunakan sebagai
bumbu dapur serbaguna atau bahan pembuat miso. Proses pembuatan Koji, yaitu dilakukan
dengan menggunakan Batch Process merupakan proses fermentasi dengan cara memasukan
media dan inokulum secara bersamaan ke dalam bioreactor dan pengambilan produk
dilakukan pada akhir fermentasi.
3.2 Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan Koji adalah dari golongan kapang, yaitu
Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus.
3.3 Media yang digunakan dalam pembuatan Koji adalah PDA (Potato Dextrose Agar) dengan
komposisi 200 g kentang, 15 g agar-agar, dan 20 g dextrose dalam 1 L air.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Ratnaningrum, Diah, Thelma Agustina B., Tri Darsini, dan Panji Cahya M. 2018. Produksi
kernel jagung Sup Kedelai Jepang berdasarkan beras koji difermentasi oleh Aspergillus
oryzae dan Rhizopus oligosporus. Jurnal Tropis Keanekaragaman Hayati dan
Bioteknologi Vol. 3: 8-17.
Sine, Yuni dan Endang S. Soetarto. 2018. Isolasi dan Identifikasi Kapang Rhizopus pada Tempe
Gude (Cajanus cajan L.). Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering. 3 (4): 67-68.
Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. Surabaya: UNESA Press
Uruilal, C. 2012. Pemanfaatan Kompos Ela Sagu, Sekam dan Dedak sebagai Media Perbanyakan
Agens Hayati Trichoderma harzianum Rifai. Agrologia. 1(1): 21-30.
Widayat dan H. Satriadi. 2005. Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Bahan Baku Pembuatan
Kecap dengan Kapang Aspergillus oryzae. Reaktor. 9(2): 94-99.
LAMPIRAN