DISUSUN OLEH :
DIVA RIVERA ( 7192444008 )
EKA SAFITRI ( 7192144001 )
MEISITA RIZKI ANGGREINI LUBIS ( 7192444012 )
SILVIA NOVA RAMADANI ( 7193144012 )
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain
dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Penembangan Manusia (Human
Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan dan
manunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Diantara 174
negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1998), ke-99 (1997), ke-105 (1998) dan
ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah
Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki
daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di
dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai
follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut
bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan
karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan
karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan
terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa
Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia
terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik
pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya
dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber
daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan diberbagai jenjang pendidikan, baik
pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu
pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan
keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa
dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan
dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata
juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years
Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat
pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas rekayasa ide Filsafat
Pendidikan dan juga mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan di
Indoensia.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai sumber literasi bagi para pembaca dan sebagai
solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia.
BAB II
BERITA KASUS
Di bawah ini akan kami paparkan tiga kasus pendidikan setipe yang terjadi di Indonesia
mengenai pembullian siswa terhadap gurunya.
A. Kasus Pendidikan I
Murid "Bullying" Gurunya Sendiri di Jakarta
Kompas.com-26/03/2019,
11:07WIB.
Penulis:TatangGuritno
Editor : Egidius Patnistik
JAKARTA, KOMPAS.com
Kasus bullying atau perundungan yang dilakukan siswa terhadap gurunya di sekolah
terjadi lagi Jumat (22/3/2019) pekan lalu di Jakarta. Akun @lambe_turah di Instagram
mengunggah sebuah video sekumpulan siswa yang mengelilingi seorang guru perempuan sambil
berjoged. Dari hasil penelusuran Kompas.com, kejadian tersebut terjadi di SMP Maha Prajna,
Cilincing, Jakarta Utara. Menurut Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara Momon
Sulaeman, kejadian tersebut dilakukan siswa kelas IX kepada guru pengajar Pendidikan
Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ).
Belum diketahui bagaimana kronologi dan alasan adanya aksi tersebut. Namun Momon
menyebutkan, pihaknya akan mengintensifkan pembinaan pada instansi sekolah terkait
pendidikan karakter anak. Ini Kata Sudin Pendidikan Jakut "Kami akan mengintensifkan
pembinaan kepada yayasan, kepala sekolah, guru dan siswa. Ini berkaitan dengan karakter,
sekolah harus menumbuhkan karakter-karakter baik dan menghilangkan karakter buruk,"
katanya, Senin kemarin. Momon menambahkan selain sekolah, orang tua juga harus bertanggung
jawab dalam pertumbuhan pendidikan karakter anak.
"Biasakan berperilaku baik terhadap siapapun termasuk guru. Sebab prestasi akademik,
olahraga, dan seni tidak akan berarti jika memiliki perilaku tercela," pesan Momon.
B. Kasus Pendidikan II
Viral Siswa Bully Guru Perempuan di SMP Jakut, Disdik Beri Pembinaan
Jakarta - Video siswa SMP mem-bully guru viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di
sebuah sekolahdiCilincingJakartaUtara. Rekaman video yang beredar itu berdurasi 30 detik. Di
dalam kelas, sebagian murid laki-laki tampak mengitari gurunya sambil bernyanyi dan berjoged.
Sang guru terlihat hanya terdiam. Sementara para murid terus bernyanyi dan berjoged. Bahkan,
salah satu siswa terlihat naik ke atas meja guru.
Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara, Momon Sulaeman menjelaskan, peristiwa
itu terjadi di SMP swasta Maha Prajna, Cilincing, Jakarta Utara. Dinas Pendidikan sudah
menangani kasus tersebut dan melakukan pembinaan terhadap siswa, orang tua murid, sekaligus
pihaksekolah.
"Kami sudah menangani secara arif video viral tersebut. Video tersebut terjadi Jumat
22/3/2019 di SMP Swasta Maha Prajna Cilincing menjelang pergantian pelajaran dari pelajaran
olahraga ke PLKJ," kata Momon, saat dimintai konfrimasi, Selasa (26/3/2019).
Sudin Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara, kata Momon, sudah memberikan
pemahaman kepada siswa, orang tua murid, hingga pihak sekolah soal pembinaan karakter.
Momon juga mengatakan, murid dan pihak sekolah sudah berkomitmen untuk melakukan
pembinaan di sekolah dan menjamin tidak ada lagi aksi bullying di lingkungan sekolah.
"Kami dari Sudin Pendidikan Wilayah 2 Jakut. Pihak Yayasan, Kepala sekolah, guru,
orang tua dan siswa telah diberikan pemahaman pentingnya pembinaan karakter dan kehati-
hatian dalan bermedia sosial. Semua pihak telah menyadari kekeliruannya dan berjanji tidak
akan mengulang lagi," paparnya.
B. Responden Masyarakat
Menururt beberapa informasi atau pendapat yang kami terima dari masyarakat bahwa
mereka pun geram melihat aksi siswa yang berpendidikan tetapi layaknya tidak berpendidikan.
Ini kata salah seorang masyarakat:
"Bagaimanapun hubungan guru dan siswa harus dijaga dengan baik. Sehingga jangan
sampai, kalau ada candaan pun dia ada batasannya, jangan sampai keblablasan," ujar ibu rumah
tangga
masyarakat mengatakan seorang guru tak dilarang bercanda dengan anak murid. Namun
para pengajar tidak boleh lupa untuk menjaga wibawanya. Menurut masyarakat wibawa guru
untuk memberikan keteladanan kepada para siswa. "Ada saatnya bercanda, ada saatnya seorang
guru menunjukan otoritasnya sebagai orang yang dipatuhi, disegani, dan harus dijadikan teladan
oleh siswanya," ujar salah satu guru.
Lalu bagaimana solusi atas permasalahan tersebut? Berikut ini kami paparkan solusinya.
1. Peran orang tua yang aktif memantau kegiatan anak di luar rumah. Orang tua harus
memberikan perhatian yang membuat anak nyaman.
2. Libatkan wali kelas dan guru BK dalam menangani permasalahan anak. Terkadang,
dalam benak kita, BK menjadi hal yang menyeramkan. Padahal fungsi BK adalah
menyeimbangkan psikologi siswa di sekolah.
3. Guru harus introspeksi dalam mengajar di dalam kelas. Guru harus introspeksi supaya
bisa tampil berwibawa disegani oleh siswa itu juga mutlak.
4. Berikan punishment yang tepat bagi siswa.
5. Guru harus selalu menanamkan pentingnya religi bagi anak didik guna untuk
meningkatkan iman dan takwa mereka
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dimana
tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan membuat seseorang
merasa tidak nyaman. Diperlukan pemahaman filsafat pendidikan mengenai moral individu,
yang menekankan pada alasan mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang
berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk.
Dengan adanya pemahaman moral yang tinggi, siswa akan memikirkan dahulu perbuatan
yang akan dilakukan sehingga tidak akan melakukan menyakiti atau melakukan bullying kepada
temannya.
B. Saran
Jadi saran kami mengenai masalah kasus pendidikan jika dihubungkan dengan filsafat
pendidkan sebagai sistem adalah, bahwa orang tua lebih memantau bagaimana keadaan anak.
Sesibuk apapun orangtua untuk tetap menyempatka bertanya tentang keadaan anak disekolah
bagaimana, dan harus selalu menyikapi tingkah laku anak dengan baik-baik. Karena apabila
orang tua terlalu keras kepada anak, hanya akan mencetak anak yang berkeribadian keras seperti
apa yang dilakukan oleh orangtua mereka. Dan sebaiknya orang tua menjalin kerjasama dengan
pihak sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal tanpa adanya tindakan
bullying antar pelajar di sekolah
Untuk pihak sekolah hendaknya, pihak sekolah proaktif dengan membuat program
pengajaran keterampilan sosial, problemsolving, manajemen konflik, dan pendidikan
karakter. Hendaknya guru memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di dalam maupun
di luar kelas; dan perlu kerjasama yang harmonis antara guru BK, guru-guru mata pelajaran,
serta staf dan karyawan sekolah.
D. Referensi
Sumber Online
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/elnihandayani/masalah-pendidikan-
di-indonesia-dan-solusinya_551fe289813311186e9de629(diakses pada Minggu, 8 September
2019 pukul 22:10 WIB)
https://www.google.com/amp/s/meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-
pendidikan-di-indonesia/amp (diakses pada Minggu, 8 September 2019 pukul 22:55 WIB)
https://www.google.com/amp/s/www.brilio.net/amp/duh/3-kasus-kekerasan-di-dunia-
pendidikan-awal-2019-terbaru-di-atkp-190206l.html (diakses pada Minggu, 8 September 2019
pukul 23:15 WIB
LAMPIRAN
1. Diva Rivera mewawancarai salah satu siswa SMP Jabal Noor – Medan
2. Eka Safitri mewawancarai salah satu masyarakat